BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan populasi manusia yang sangat pesat dan pembangunan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB I PENDAHULUAN. beton, minimal dalam pekerjaan pondasi. Semakin meluasnya penggunaan beton

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

BAB I PENDAHULUAN. bidang konstruksi, pemakaian beton yang cukup besar memerlukan usaha-usaha

BAB I PENDAHULUAN. artinya jika dicampur dengan air dalam jumlah tertentu akan mengikat bahanbahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada tahun 2010 hingga 2014 kabupaten karo dilanda bencana meletusnya

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

BAB I PENDAHULUAN. perancangan maupun inovasi material yang digunakan. konstruksi juga selalu dikembangkan. Beton ringan atau lightweight concrete

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar berat bangunan dapat dikurangi yang berdampak pada efisiensi

Laksmi Irianti dan Eddy Purwanto 2. Abstrak

ANALISIS KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM PADI DAN BESTMITTEL. Tugas Akhir

Rahmadsyah Yazid Putra 1, Nursyamsi 2. ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Persiapan : - Studi literatur - Survey ke Ready Mix CV. Jati Kencana Beton

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

BAB I PENDAHULUAN. dibidang konstruksi. Dalam bidang konstruksi, material konstruksi yang paling disukai dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

PEMANFAATAN TANAH TULAKAN SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEMEN PADA CAMPURAN BETON. Tugas Akhir

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian M. Sando Herawan, 2014 Pengaruh Penambahan Abu Sekam Padi (Rice Husk Ash) Pada Pervious Concrete

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi unsur utama bangunan. Kelebihan beton antara lain memiliki kuat tekan

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesejahteraan dan pengetahuan masyarakat telah mendorong

Scanned by CamScanner

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB III LANDASAN TEORI

Desember 2012 JURNAL TUGAS AKHIR. REANATA KADIMA GINTING ( )

III. METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan akan konstruksi, seperti jalan dan jembatan, perumahan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

PENGARUH BAHAN KIMIA TAMBAHAN TERHADAP IKATAN AWAL DAN SLUMP BETON

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. penelitian ini merupakan hasil limbah olahan besi-besi bekas produksi dari PT. Inti General Yaja

BAB I PENDAHULUAN. beton (concrete). Beton merupakan bahan gabungan dari material-material

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND POZZOLAN

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

PERBANDINGAN KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG ANTARA YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN SEMEN PORTLAND TIPE I TUGAS AKHIR.

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT KASAR MENGGUNAKAN PECAHAN KERAMIK PADA BETON

III. METODE PENELITIAN. Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

LIMBAH CANGKANG KERANG SEBAGAI SUBTITUSI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH GRADASI BUTIRAN BATU PECAH TERHADAP KEKUATAN BETON ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dan benda uji balok beton dengan panjang

STUDI BETON BERKEKUATAN TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE) DENGAN MIX DESIGN MENGGUNAKAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan populasi manusia yang sangat pesat dan pembangunan yang terus berkembang harus diikuti dengan perkembangan teknologi infrastruktur yang memegang peranan yang sangat penting. Seiring dengan munculnya isu pemanasan (global warming) dan hadirnya penerapan konsep pembangunan hijau (green building), dalam bidang rekayasa bahan material terus diupayakan berbagai inovasi ramah lingkungan dengan mengadakan penelitian yang intensif terutama untuk komponen struktur. Semen portland (portland cement) merupakan salah satu material komponen struktur yang populer dan merupakan kebutuhan yang paling besar di bidang konstruksi dan penggunaannya sebagai material komponen struktur yang berkelanjutan menjadi tujuan penting pada saat ini. 1 Keberadaan kegiatan produksi semen pada suatu daerah selain memberikan banyak manfaat terutama di bidang konstruksi, juga menjadi ancaman ekologis yang serius. Hal ini dapat dilihat mulai dari proses pengambilan bahan baku (eksplorasi terus-menerus), proses produksi serta dampak polusi yang ditimbulkan. Terbatasnya ketersediaan batu kapur sebagai bahan baku pembuatan semen portland merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui dan jika pengambilannya dilakukan secara terus-menerus maka keberadaan bahan baku tersebut akan habis pada masa mendatang. Produksi semen yang meningkat berkontribusi terhadap meningkatnya polusi udara yang berakibat terhadap pemanasan global. Menurut International Energy Authority: World Energy 1

Outlook, produksi semen portland adalah penyumbang CO 2 sebesar 7% dari keseluruhan CO 2 yang dihasilkan oleh berbagai sumber. 2 Oleh karena itu, perlu dipikirkan dan dikaji bahan baku alternatif agar produksi semen di masa mendatang masih tetap ada dan proses produksinya lebih ramah terhadap lingkungan. Upaya penelitian yang telah dilakukan terhadap bahan substitusi semen dengan pemanfaatan limbah industri semakin berkembang. Penelitian tidak hanya dilakukan oleh perusahaan produksi semen melainkan juga para akademisi di perguruan tinggi. Beberapa hasil penelitian telah menemukan bahwa limbah industri seperti abu cangkang kerang dan abu cangkang kelapa sawit dapat dijadikan sebagai material pozzolan dalam beton. Penelitian terus dilakukan dan dikembangkan untuk upaya pemanfaatan limbah industri dan rumah tangga yang jumlahnya cukup melimpah dan mungkin menjadi penyebab pencemaran lingkungan. Beberapa penelitian mengenai pemakaian abu cangkang kerang dan abu cangkang kelapa sawit sebagai bahan substitusi semen terhadap teknologi beton diharapkan dapat memperbaiki sifat beton terutama kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas, memberikan nilai tambah bagi limbah ini di bidang konstruksi serta dapat mereduksi pencemaran lingkungan. Semen merupakan bahan ikat yang penting dan banyak digunakan dalam pembangunan fisik di sektor konstruksi sipil. Jika ditambah air semen akan menjadi pasta semen. Jika ditambah agregat halus, pasta semen akan menjadi mortar yang jika digabungkan dengan agregat kasar akan menjadi campuran beton segar yang setelah mengeras akan menjadi beton keras (concrete). Pada 2

umumnya, beton mengandung rongga udara sekitar 1-2%, pasta semen (semen dan air) sekitar 25-40%, dan agregat (agregat halus dan agregat kasar) sekitar 60-75%. 3 Salah satu permasalahan yang muncul adalah bagaimana pengaruh abu cangkang kerang dan abu cangkang kelapa sawit sebagai bahan substitusi semen dalam campuran beton terhadap pengikat dan kuat tekan beton. Pengikat (set) adalah perubahan bentuk dari bentuk cair menjadi bentuk padat, tetapi masih belum mempunyai kekuatan. Pengikat ini terjadi akibat reaksi hidrasi yang terjadi pada permukaan semen, terutama butir trikalsium aluminat. Dengan penambahan gypsum, waktu pengikat dapat diatur karena gypsum memodifikasi hidrasi awal. Pengerasan (hardening) adalah pertumbuhan kekuatan dari beton atau mortar setelah bentuknya menjadi padat. Semen bila dicampur dengan air akan menghasilkan pasta yang plastis dan lecak (workable). Namun setelah selang beberapa waktu, pasta akan mulai menjadi kaku dan sukar dikerjakan. Inilah yang disebut pengikat awal (initial set). Selanjutnya pasta akan meningkat kekakuannya sehingga didapatkan padatan yang utuh. Ini disebut pengikat akhir (final set). Proses selanjutnya hingga pasta mempunyai kekuatan, disebut pengerasan (hardening). Pada umumnya waktu pengikat awal minimum adalah 45 menit, sedangkan waktu pengikat akhir adalah 6-10 jam. 4 Pemakaian abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit sebagai bahan substitusi pada semen juga dapat mempengaruhi waktu pengikat. Jika bahan tersebut membantu memperlambat waktu pengikat (setting time) sehingga campuran akan tetap mudah dikerjakan (workable) untuk waktu yang 3

lebih lama maka bahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan retarder sedangkan jika bahan tersebut mempercepat waktu pengikat maka bahan dapat digunakan sebagai bahan accelerator. Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan. Beton harus dirancang proporsi campurannya agar menghasilkan suatu kuat tekan rata-rata yang diisyaratkan. Pada tahap pelaksanaan konstruksi, beton yang telah yang telah dirancang campurannya harus diproduksi sedemikian rupa sehingga memperkecil frekuensi terjadinya beton dengan kuat tekan yang lebih rendah dari kekuatan tekan beton seperti yang telah dipersyaratkan. 3 Dengan demikian, pemakaian abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit sebagai bahan substitusi semen perlu diteliti berapa lama waktu yang dibutuhkan campuran semen tersebut mengalami pengikat awal (initial set) dan berapa lama pengikat akhir (final set) dengan menggunakan alat vicat berdasarkan SNI-03-6827-2002 dan berapa kekuatan tekan beton yang dihasilkan dengan menggunakan alat compression machine berdasarkan SNI 03-1974-1990. 1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu: 1. Bagaimana pengaruh dan perbandingan antara substitusi abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit dengan beberapa variasi campuran terhadap waktu ikat pasta semen? 2. Apakah substitusi abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa 4

sawit pada campuran semen dapat memperlambat atau mempercepat waktu ikat semen? 3. Apakah abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit dapat dijadikan sebagai bahan retarder atau accelerator pada campuran semen? 4. Bagaimana pengaruh dan perbandingan antara substitusi abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit dengan beberapa variasi campuran terhadap kuat tekan beton? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan membandingkan antara pengaruh substitusi abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit dengan beberapa variasi campuran terhadap waktu ikat pasta semen. 2. Untuk mengetahui sifat dari abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit pada campuran semen sebagai bahan retarder atau bahan accelerator. 3. Untuk mengetahui pengaruh dan perbandingan antara substitusi abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit dengan beberapa variasi campuran terhadap kuat tekan beton. 1.4 Batasan Masalah Dalam penelitian yang dilakukan, ada beberapa lingkup masalah yang dibatasi, yaitu karakteristik bahan sebagai benda uji dan metode pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut : 5

1.4.1 Pengujian Waktu Ikat Semen 1. Benda uji yang digunakan adalah berupa campuran pasta semen dengan atau tanpa substitusi abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit. Variasi substitusi untuk masing masing-masing abu cangkang kerang dan abu cangkang kelapa sawit 10%, 20%, dan 30% dari berat semen. 2. Semen yang digunakan adalah semen Tipe I. 3. Faktor Air Semen (FAS) yang digunakan adalah sebesar 0.4. 4. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian waktu ikat semen portland dengan menggunakan alat vicat berdasarkan metode SNI-03-6827-2002. Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan waktu ikat awal dan waktu ikat akhir dari campuran semen. 1.4.2 Pengujian Kuat Tekan Beton 1. Mutu beton yang direncanakan adalah f c 20 MPa. 2. Benda uji menggunakan bahan campuran dengan atau tanpa substitusi abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit. Variasi substitusi untuk masing masing-masing abu cangkang kerang dan abu cangkang kelapa sawit 10%, 20%, dan 30% dari berat semen. 3. Benda uji yang digunakan adalah silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, 6

Gambar 1.1 Benda Uji Silinder 4. Perawatan beton dengan cara perendaman di air. 5. Pengujian kuat tekan beton menggunakan metode pengujian kuat tekan beton berdasarkan SNI 03-1974-1990 dengan menggunakan alat compression machine dilakukan pada umur 28 hari untuk semua variasi. Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan kuat tekan beton rata-rata dari benda uji silinder beton. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental di laboratorium dengan melakukan pengujian waktu ikat pasta semen dan pengujian kuat tekan beton. Pengujian waktu ikat pasta semen menggunakan metode pengujian waktu ikat awal semen portland berdasarkan SNI-03-6827-2002 dengan menggunakan alat vicat yang sesuai dengan Standard ASTM C-91-82. Pengujian kuat tekan beton menggunakan metode pengujian kuat tekan beton berdasarkan SNI 03-1974-1990 dengan menggunakan alat compression machine. 7

1.6 Pengujian 1.6.1 Pengujian Waktu Ikat Semen 1. Persiapan Benda Uji Abu cangkang kerang dan abu cangkang kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan substitusi semen harus lewat ayakan No.200 sehingga dapat digunakan dalam campuran benda uji. Benda uji yang digunakan adalah semen Tipe I untuk masingmasing variasi campuran dengan atau tanpa substitusi abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit di mana total campuran adalah 300 gram. 1. Campuran semen normal Benda uji untuk campuran pasta semen normal terdiri dari 3 buah. 2. Campuran semen dengan abu cangkang kerang Benda uji sebanyak 3 buah untuk bahan substitusi abu cangkang kerang, untuk tiap variasi 10%, 20%, dan 30% dari berat semen. 3. Campuran semen dengan abu cangkang kelapa sawit Benda uji sebanyak 3 buah untuk bahan substitusi abu cangkang kelapa sawit, untuk tiap variasi 10%, 20%, dan 30% dari berat semen. Penggunaan air pada campuran semen disesuaikan dengan Faktor Air Semen (FAS) yang telah ditentukan yaitu sebesar 0.4. Untuk tiap benda uji memakai air sebanyak 120 gram. 8

2. Pengujian Pengujian waktu ikat pasta semen menggunakan metode pengujian waktu ikat awal semen portland berdasarkan SNI-03-6827-2002 dengan menggunakan alat vicat yang sesuai dengan Standard ASTM C-91-82. Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan waktu ikat awal dan waktu ikat akhir dari campuran semen. Sumber : URL: http://dosen.itats.ac.id/feri/files/2013/01/sni-03-6827-2002.pdf Gambar 1.2 Alat Vicat dan Cetakan Benda Uji Tabel 1.1 Data Persiapan Campuran Semen Tipe I FAS 0.4 Berat Campuran 300 gram Tabel 1.2 Persiapan Campuran Pasta Semen Benda Berat Semen FAS Air Uji 3 300 0.4 120 9

% Abu Tabel 1.3 Persiapan Campuran Pasta Semen dengan Variasi Substitusi Abu Cangkang Kerang Benda Uji Berat Campuran Berat Semen Berat Abu FAS Air 10 3 300 270 30 0.4 120 20 3 300 240 60 0.4 120 30 3 300 210 90 0.4 120 % Abu Tabel 1.4 Persiapan Campuran Pasta Semen dengan Variasi Substitusi Abu Cangkang Kelapa Sawit Benda Uji Berat Campuran Berat Semen Berat Abu FAS Air 10 3 300 270 30 0.4 120 20 3 300 240 60 0.4 120 30 3 300 210 90 0.4 120 Total jumlah benda uji yang digunakan untuk pengujian waktu ikat semen sebanyak 21 buah untuk benda uji dengan atau tanpa substitusi abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit terhadap semen. 1.6.2 Pengujian Kuat Tekan Beton 1. Persiapan Benda Uji 1. Penyediaan bahan penyusun beton : semen, bahan substitusi semen (abu cangkang kerang dan abu cangkang kelapa sawit), batu pecah, dan pasir. 2. Pemeriksaan bahan campuran beton. Analisa ayakan agregat halus dan agregat kasar Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi agregat halus dan agregat kasar. 10

Pemeriksaan berat isi pada agregat halus dan agregat kasar. Pemeriksaan kadar lumpur (pencucian agregat kasar dan agregat halus lewat ayakan No.200). Pemeriksaan kandungan organik (colorimetric test) pada agregat halus. Mix design (perancangan campuran) Penimbangan/penakaran bahan penyusun beton berdasarkan uji karakteristik f c 20 MPa. 2. Pengujian Pengujian kuat tekan beton menggunakan metode pengujian kuat tekan beton berdasarkan SNI 03-1974-1990 dengan menggunakan alat compression machine dilakukan pada umur 28 hari untuk semua variasi. Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan kuat tekan beton rata-rata dari benda uji silinder beton. Sumber : URL : http://203.21.74.28/pdimage/10/1068810_compressionmachine2000kn.jpg Gambar 1.3 Compression Machine 11

Tabel 1.5 Persiapan Campuran Beton dengan Variasi Substitusi Abu Cangkang Kerang dan Abu Cangkang Kelapa Sawit Variasi Substitusi Jumlah Benda Uji Jenis Campuran Terhadap Semen (%) Silinder Beton Normal 0 6 Jenis Campuran Beton; Abu Cangkang Kerang Beton; Abu Cangkang Kelapa Sawit Variasi Substitusi Terhadap Semen (%) Jumlah Benda Uji Silinder 10 6 20 6 30 6 10 6 20 6 30 6 Total Benda Uji 42 Total jumlah benda uji yang digunakan untuk pengujian kuat tekan beton sebanyak 42 buah untuk tiap variasi substitusi abu terhadap semen. Pengujian kuat tekan beton dengan atau tanpa substitusi dengan abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit. 1.7 Manfaat Penelitian Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat bagi perkembangan teknologi beton, antara lain sebagai berikut : 1. Dari hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bahwa penggunaan limbah abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit sebagai bahan campuran beton merupakan suatu pilihan (choice) yang patut dipertimbangkan untuk mendapatkan/merubah sifat beton tertentu sesuai yang diinginkan. 2. Mengetahui pengaruh dan perbandingan antara variasi substitusi abu cangkang kerang dan abu cangkang kelapa sawit terhadap waktu ikat pasta semen. 12

3. Dapat menentukan sifat dari substitusi abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit bersifat bahan retarder atau accelerator dalam campuran pasta semen. 4. Sebagai bahan pertimbangan penggunaan abu cangkang kerang dan abu cangkang kelapa sawit sebagai bahan substitusi semen dalam campuran beton dan dapat meminimalkan penggunaan semen dalam campuran beton. 5. Menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya yang akan membahas masalah penggunaan abu cangkang kerang maupun abu cangkang kelapa sawit dengan mengombinasikan dengan bahan tambahan polimer untuk beton mutu tinggi. 6. Dengan pemanfaatan abu cangkang kerang dan abu cangkang kelapa sawit sebagai bahan substitusi semen terhadap teknologi beton diharapkan dapat memperbaiki sifat beton terutama kuat tekan dan memberikan nilai tambah bagi limbah ini di bidang konstruksi serta dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah cangkang kerang dan cangkang kelapa sawit. 13