BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pendapat sangatlah kurang. Seseorang tidak akan pernah mendapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. melalui generalisasi dan berfikir abstrak. Konsep merupakan prinsip dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Matematika merupakan wahana yang dapat digunakan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ine Riani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memperjelas suatu keadaan atau masalah. saat kita berada di rumah, di sekolah, di pasar, dan dilain tempat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang secara pesat sehingga cara berpikir

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang mempunyai peran penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarah Inayah, 2013

42. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia manapun di planet bumi ini. Untuk menciptakan SDM yang

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan mampu menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mempunyai peran penting

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan ide-ide.pembelajaran

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsep-konsep sehingga siswa terampil untuk berfikir rasional. Hal ini

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembelajaran matematika bertujuan untuk melatih pola

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG LUAS SEGITIGA MELALUI PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BENDA RIIL

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai

43. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini pendidikan di Indonesia sudah mulai berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk. diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat bantu, maupun sebagai ilmu (bagi ilmiyawan) sebagai pembimbing

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT)

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi kepada orang lain. Komunikasi merupakan bagian. dalam matematika dan pendidikan matematika.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berfikir logis, kritis dan kreatif (Wulan, 2011:1). Selain itu tujuan. memanfaatkan informasi yang telah diperoleh.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara global semakin

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. baik, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa akan terwujud.

I. PENDAHULUAN. didiknya. Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal dan bahkan sadar atau

BAB II Kajian Pustaka

A. PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan di Indonesia sesungguhnya sudah mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Penguasaan hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik. Bloom(dalam Nana Sudjana,1989:22)secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. 8

9 Dalam pembelajaran, harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan proses aktif dari si pembelajar dalam membangun penetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Pembelajaran aktif adalah proses belajar yang menumbuhkan dinamika belajar bagi peserta didik. Dinamika untuk mengartikulasikan dunia idenya dan mengkonfrontir ide itu dengan dunia realitas yang dihadapinya. (Suprijono,2009:10). Berdasarkan uraian pengertian hasil belajar, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dalam penelitian ini adalah bukti keberhasilan usaha seseorang yang dicapai dalam bentuk nilai (angka) atau huruf sebagai hasil tes yang nampak dalam perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor adalah sebagai berikut: 1. Aspek kognitif a. Siswa dapat menunjukkan letak bilangan bulat garis bilangan. b. Siswa akan memahami materi penjumlahan dan pengurangn bilangan bulat.

10 c. Siswa dapat melakukan penjumlahan bilangan bulat positif. d. Siswa dapat melakukan penjumlahan bilangan bulat negatif. e. Siswa dapat melakukan pengurangan bilangan bulat positif. f. Siswa dapat melakukan pengurangan bilangan bulat negatif. 2. Aspek afektif a. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru tentang penjumahan dan pengurangan bilangan bulat. b. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru atau teman. 3. Aspek psikomotor. a. Siswa akan terampil membuat dan menggunakan alat peraga pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. 2. Metode Demonstrasi Menurut Djamarah dan Zain (2006:90) metode demonstrasi adalah cara menyajikan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.

11 a. Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, diantaranya : 1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan. 2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. 3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran. Disamping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya : 1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus

12 beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak. 2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah. 3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional. Disamping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. b. Langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi Agar pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dapat menjadikan siswa lebih aktif dan pembelajaran lebih efektif maka harus memperhatikan langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi. Menurut Sanjaya (2010:153-154) 1) Tahap persiapan Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan: a). Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.

13 b). Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan. c). Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi alat peraga yang akan dipakai, yaitu balok garis bilangan. 2) Tahap Pelaksanaan a) Langkah pembukaan Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya : (1) Aturlah tempat duduk yan memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan. (2) Kemukakan tujuan yang harus dicapai oleh siswa. (3) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi. b) Langkah pelaksanaan demonstrasi (1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpkir, misalnya melalui pertanyaan-

14 pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi. (2) Guru menjelaskan atau menunjukkan cara penggunaan alat peraga balok garis bilangan. (3) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan. (4) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa. (5) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. c) Langkah mengakhiri demonstrasi Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa

15 melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya. 3. Alat Peraga Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2010:163) mengemukakan bahwa media pelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Balok garis bilangan merupakan alat peraga matematika yang digunakan untuk menjelaskan materi operasi bilangan bulat. Bilangan bulat adalah gabungan dari bilangan positif, dengan bilangan-bilangan negatif serta bilangan nol. ( Karso:2005) a. Spesifikasi Alat Peraga Balok Garis Bilangan Alat peraga ini digunakan untuk menjelaskan tentang materi operasi bilangan bulat dengan pendekatan konsep. Untuk proses penjumlahan dengan maju, sedangkan pengurangan dengar mundur. Bilangan bulat positif ditunjukkan oleh gerakan ke sebelah kanan, sedangkan bilangan bulat negative ditunjukkan oleh gerakan ke sebelah kiri. Ini selalu dimulai dari titik nol. Alat peraga ini terbuat dari triplek atau kertas karton. Kertasnya dibuat memanjang dan bagian atasnya digambar garis bilangan dengan kotak-kotak menyerupai balok.

16 b. Penggunaan Alat Peraga Adapun cara penggunaan alat peraga balok garis bilangan sebagai berikut: 1). Bila orang-orangan dilangkahkan maju, berarti menambah. 2). Bila orang-orangan dilangkahkan mundur, berarti mengurangi. 3). Bagian depan orang-orangan dapat menghadap ke bilangan positif atau negatif disesuaikan dengan bilangan yang akan dioperasikan. Negatif (- ) Positif ( + ) c. Penjumlahan bilangan bulat 1) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif 5 + 2 =..... Petunjuk peragaan: a) Pasang orang-orangan pada angka nol, orang-orangan harus menghadap ke bilangan positif.

17 b) Orang-orangan langkahkan maju sebanyak lima kotak. c) Langkahkan maju lagi sebanyak dua kotak. d) Kedudukan terakhir orang-orangan adalah hasil dari 5 + 2. 2) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif (-2) + (-4) =..... Petunjuk peragaan: a. Pasang orang-orangan tepat pada angka nol, dan orang-orangan harus menghadap ke bilangan negatif. b. Orang-orangan langkahkan maju sebanyak dua kotak. c. Langkahkan maju sebanyak empat kali. d. Kedudukan terakhir orang-orangan adalah hasil dari (-2) + (-4).

18 3) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif (-8) + 3 =..... Petunjuk peragaan: a. Pasang orang-orangan tepat pada angka nol, dan orang-orangan harus menghadap ke bilangan negatif. b. Orang-orangan langkahkan maju sebanyak delapan kotak. c. Langkahkan maju sebanyak tiga kotak. d. Kedudukan terakhir orang-orangan adalah hasil dari (-8) + 2.

19 4) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif 5 + (-3) =..... Petunjuk peragaan: a. Pasang orang-orangan tepat pada angka nol, dan orang-orangan harus menghadap ke bilangan positif. b. Orang-orangan langkahkan maju sebanyak lima kotak. c. Kemudian orang-orangan dihadapkan ke bilangan negatif, selanjutnya langkahkan maju sebanyak tiga kotak. d. Kedudukan terakhir orang-orangan adalah hasil dari 5 + (-3). d Pengurangan bilangan bulat 1) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif 7 2 =.....

20 Petunjuk peragaan: a. Pasang orang-orangan tepat pada angka nol, dan orang-orangan harus menghadap ke bilangan positif. b. Orang-orangan langkahkan maju sebanyak tujuh kotak. c. Langkahkan orang-orangan mundur sebanyak sembilan kotak. d. Kedudukan terakhir orang-orangan adalah hasil dari 7 2. e. Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif (-5) (-3) =..... Petunjuk peragaan:

21 a. Pasang orang-orangan tepat pada angka nol, dan orang-orangan harus menghadap ke bilangan negatif. b. Orang-orangan langkahkan maju sebanyak lima kotak. c. Langkahkan orang-orangan mundur sebanyak tiga kotak. d. Kedudukan terakhir orang-orangan adalah hasil dari (-5) (-3). 2). Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif 8 (-5) =.... Petunjuk peragaan: a. Pasang orang-orangan tepat pada angka nol, dan orang-orangan harus menghadap ke bilangan positif. b. Orang-orangan langkahkan maju sebanyak delapan kotak. c. Kemudian orang-orangan dihadapkan ke bilangan negatif, selanjutnya langkahkan mundur lima kotak.

22 d. Kedudukan terakhir orang-orangan adalah hasil dari 8 - (-5). 3). Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif (-3) 4 =..... Petunjuk peragaan: a. Pasang orang-orangan tepat pada angka nol, dan orang-orangan harus menghadap ke bilangan negatif. b. Orang-orangan langkahkan maju sebanyak tiga kotak. c. Kemudian Orang-orangan dihadapkan ke bilangan positif, selanjutnya langkahkan mundur sebanyak empat kotak. d. Kedudukan terakhir orang-orangan adalah hasil dari (-3) 4.

23 4. Matematika Matematika suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri dan tidak merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam. Matematika tidak hanya merupakan media untuk pernyataan keilmuan dan rumus-rumus, tetapi juga untuk pernyataan hasil pemikiran dan proses berpikir. Matematika merupakan alat dan bahasa dasar banyak ilmu. Dengan matematika, ilmu menjadi sederhana, jelas, dan mudah dikembangkan. Matematika sering diterapkan dalam menyelesaikan masalah-masalah pada disiplin ilmu lainya, baik pada ilmu pengetahuan alam seperti astronomi, fisika, kimia, teknik, maupun ilmu sosial seperti ekonomi, demografi, dan asuransi. (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1990:198).

24 Menurut Russel dalam Uno (2009:108) mendefinisikan matematika sebagai suatu studi yang dimulaidari pengkajian bagian-bagian yang sangat dikenal manuju arah yang tak dikenal. Arah yang dikenal itu tersusun baik (konstruktif), secara bertahap menuju arah yang rumit (kompleks) dari bilangan bulat ke bilangan pecahan, bilangan riil ke bilangan kompleks, dari penjumlahan dan perkalian ke diferensial dan integral, menuju mtematika yang lebih tinggi. Sedangkan menurut Uno (2009:109) matematika sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis yang unsur-unsur logikanya dan intuisi, analisis, dan konstruksi, generalis dan individualitas, dan mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri dan analisis. Adapun pendapat menurut Suwangsih dan Tiurlina (2006:3) Matematika terbentuk dari pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah secara analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk konsep-konsep matematika supaya konsep-konsep matematika yang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka digunakan bahasa matematika atau notasi matematika yang bernilai global (universal). Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena itu logika adalah dasar terbentuknya matematika.

25 Pada Sekolah Dasar mata pelajaran matematika menyangkut aspek bilangan, geometri dan pengukuran, pengolahan data. Menurut KTSP mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1). Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2). Menggunakan penalaran pada pola sifat, melakukan manipilasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3). Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4). Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5). Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dlam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. ( Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

26 Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud matematika dalam penelitian ini adalah ilmu pengetahuan yang terorganisir dan menegaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika, yang dapat dipelajari dengan logika, dan dapat digunakan dalam kehidupan seharihari. B. Hasil Penelitian yang relevan Menurut penelitian yang dilakukan oleh Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fajar Heru Sancoko (2009), diketahui bahwa: 1. Metode demonstrasi dapat meningkatkan keberanian bertanya siswa kelas VIII D SMP Negeri 3 Ajibarang. Melalui alat peraga yang digunakan dalam metode demonstrasi, dapat meningkatkan komponen ketrampilan bertanya sehingga keberanian siswa meningkat. Dari hasil angket keberanian bertanya kepada siswa pad siklus I dengan rata-rata skor 25,18 dengan criteria keberanian bertanya tinggi pada siklus II dengan rata-rata skor 33,16 dengan criteria keberanian bertanya sangat tinggi. 2. Dengan meningkatnya keberanian bertanya siswa kelas VIII D SMP Negeri 3 Ajibarang melalui metode demonstrasi maka ketuntasan belajar matematikanya juga meningkat. Dari hasil tes evaluasi pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 63,59 denagn ketuntasan belajar 72,09% dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas 74,94% ketuntasan belajar 86,04%.

27 Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Budiarto (2006) diketahui bahwa: Pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dengan peragaan neraca bilangan dapat meningkatkan prestasi belajar metematika pada pokok bahasan operasi bilangan. Hal ini ditandai denagn mningkatnya rata-rata kelas sebesar 65,2 dengan ketuntasan belajar 60% untuk siklus II diperoleh rata-rata sebesar 68 dengan ketuntasan belajar 92% dan untuk siklus II diperole rata-rata sebesar 77,6 dengan ketuntasan belajar 84%. C. Kerangka berfikir Metode Demonstrasi Akan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kondisi awal Guru belum menggunakan metode demonstrasi Hasil belajar siswa rendah Tindakan Guru menggunakan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran Hasil belajar siswa meningkat Kondisi akhir Hasil belajar meningkat

28 Dari bagan tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut : Tinggi rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika mencerminkan tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus dapat memilih metode pembelajaran dan alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan diberikan kepada siswa. Pada kondisi awal, diketahui bahwa guru belum menggunakan metode demonstrasi. Maka hasil belajar matematika siswa masih rendah. Kemudian guru menggunakan metode demonstrasi dan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Sehingga pada kondisi akhir diduga melalui metode demonstrasi hasil belajar siswa meningkat. Hal ini karena metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan menggunakan peraga untuk memperjelas suatu pengertian. dengan memanfaatkan alat peraga, siswa akan lebih tertarik untuk mendengarkan materi yang akan diajarkan, dan menjadi lebih paham dengan apa yang diajarkan. Pemahaman pada materi pembelajaran akan lebih meningkat sehingga menyebabkan hasil belajar siswa meningkat. Metode demonstrasi lebih menekankan pada partisipasi aktif antara guru dan siswa sebab metode ini dilaksanakan secara langsung oleh siswa. Dalam pelaksanaan langkah kelima yaitu memberikan kesempatan aktif pada siswa.

29 Dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif inilah siswa dapat ikut aktif dalam pembelajaran, sehingga keaktifan siswa akan meningkat. D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan latar belakang dan kerangka berfikir, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika aspek kognitif siswa di kelas IV A SD Negeri 4 Teluk. 2. Melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika aspek afektif siswa kelas IV A SD Negeri 4 Teluk. 3. Melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika aspek psikomotor kelas IV A SD Negeri 4 Teluk.