BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kelemahan dari masyarakat Indonesia adalah minimnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pondok pesantren adalah suatu wadah pendidikan keagamaan yang

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. Edukatif (Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis), (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm Cemerlang, 2009), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Menurut Usman

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena seorang manusia tanpa disiplin yang kuat akan merusak sendisendi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beradaptasi dengan baik terhadap kegiatan-kegiatan dan peraturan yang berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang. Sebagai bukti shahihnya, berbagai kasus kejahatahan sosialtindakan

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia yang cerdas dan berkarakter. Pendidikan sebagai proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan terjemahan dari istilah teaching adalam merupakan kegiatan dari

BAB I PENDAHULUAN. negara maka semakin besar peluang kemajuan yang akan dicapai. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. (punishment) sebagai ganjaran atau balasan terhadap ketidakpatuhan agar

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan secara teoritis maupun hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB V PEMBAHASAN. siswa melalui ekstrakurikuler marching band di MTa Al-Ma arif. pada jam latihan marching band maupun pada jam pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhlaq merupakan suatu praktik dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka Progressif, 1997), hlm Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya:

BAB V PEMBAHASAN. A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masayarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dan siswi di SD Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen sangat tertib. melihat rata-rata siswa SD Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. dan mengandung sangsi terhadap pelanggarnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan. Dalam ajaran Islam, pendidikan adalah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah isu sepanjang zaman. Pendidikan adalah sebuah proses

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, bertanggung jawab, dan bermanfaat bagi kehidupannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah dikenalkan pada aturan maka akan berperilaku tidak disiplin

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karakter manusia pada dasarnya sudah dijamin oleh Allah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dapat diartikan usaha sadar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

BAB IV ANALISIS PERSEPSI REMAJA TERHADAP URGENSI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KELUARGA DI DESA PEGUNDAN KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan ta zir dalam meningkatkan kedisiplinan santri di Pondok. Pesantren Ma hadul Ilmi wal Amal (MIA) Tulungagung.

saaaaaaaa1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I ini dipaparkan tentang : a. Konteks Penelitian, b. Fokus

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK DI MADRASAH DINIYAH AWWALIYAH MIFTAHUSSSALAFIYAH LANJI PATEBON KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. semua orang, terutama menjadi guru maupun lingkungan masyarakat. Karena

BAB VI PENUTUP. Pada bab ini akan dikemukakan mengenai A) Kesimpulan; B) Implikasi; dan C) Saran.

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Amzah, 2007), hlm Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. antara ilmu pengetahuan duniwi dengan tuntunan-tuntunan amal ukhrowi. Islam mewajibkan kepadanya untuk menuntut ilmu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah merupakan suatu kegiatan atau usaha yang di lakukan kaum

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh,

BAB I PENDAHULUAN. juga mempunyai sifat membangun dalam kehidupan manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah keterbatasan dari teori awal adalah ambiguitas tentang proses pengaruh. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENGARUH TATA TERTIB DAN BIMBINGAN WALI KELAS TERHADAP PENEGAKAN KEDISIPLINAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti

BAB I PENDAHULUAN. biometrik fingerprint akan mengurangi masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Dalam merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Peran tersebut menjadi hal yang biasa mengingat pendidikan merupakan. untuk memajukan mutu dan kualitas pendidikan di negeri ini.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan lainnya yang harus dikembangkan melalui masa pendidikan. pendidikan formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah

PENDAHULUAN. Sejak zaman penjajahan Belanda dan Jepang, pondok pesantren merupakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu kelemahan dari masyarakat Indonesia adalah minimnya budaya disiplin, padahal disiplin itu merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan. Berbagai macam kegiatan seseorang bahkan pekerjaan seseorang harus mengedepankan kedisiplinan. Walaupun disiplin itu sangat berat dilaksanakan, akan tetapi sebisa mungkin seseorang itu harus disiplin. Kedisiplinan dapat diartikan sebagai sikap mental untuk mau mentaati peraturan dan mau bertindak sesuai dengan peraturan tersebut, serta tindakannya dilaksanakan atas dasar kesadaran diri sendiri atau sukarela, maksudnya tidak berat untuk melakukannya. Kedisiplinan perlu ditanamkan sejak dini agar kelak dapat menjadi sebuah kebiasaan. Kedisiplinan selalu menjadi hal yang banyak dibicarakan oleh banyak orang, baik itu disiplin dalam keluarga, masyarakat, sekolah mupun pondok pesantren. kedisiplinan dalam suatu lembaga, entah itu sekolah, pondok pesantren maupun di kantor sangat diperlukan karena disiplin sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang. Seperti yang telah dijelaskan, bahwasanya disiplin tidak hanya ditemukan di sekolah atau lembaga lain yang memberlakukan disiplin saja, akan tetapi disiplin itu pertama kali dilaksanakan adalah di rumah, dengan peranan orang tua dalam mendidik kedisiplinan, sebab disiplin akan menjadi tanggung jawab orang tua. 1

2 Moch. Sochib berpendapat, Pribadi yang memiliki dasar dan mampu mengembangkan disiplin diri berarti memiliki keteraturan diri berdasarkan acuan nilai moral. 1 Orang yang mempunyai sikap disiplin maka dia mempunyai keteraturan dalam kehidupannya. Dia akan mengetahui mana yang sebaiknya dikerjakan dan mana yang sebaiknya ditinggalkan. Orang tersebut akan memiliki keteraturan diri baik dari segi agama, pergaulan dan sebagainya. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa kedisiplinan itu perlu tertanam pada diri seseorang agar orang tersebut mempunyai keteraturan hidup. Menurut pendapat Thomas Gordon bahwa Disiplin (peraturan) ini dilakukan karena semua orang tua dan guru mengakui akan pentingnya bahwa di dalam tumbuh kembangnya anak membutuhkan batasan-batasan tertentu. 2 Menurut penulis batasan tersebut yang nantinya akan membawa seseorang (anak) kepada kedisiplinan dalam sesuatu, dengan batasan tersebut seseorag dididik untuk meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh orang tua, guru maupun lembaga yang menaunginya. Dalam hal mendisiplinkan anak ketika di rumah, orang tua mempunyai peranan yang penting dalam hal ini. Orang tua harus berupaya untuk mendisiplinkan diri anak yang berhubungan dengan dirinya sendiri, orang lain serta lingkungannya. A. Tafsir berpendapat, Dalam mendidik anak orang tua memberikan arahan dan bimbingan secara kontinue dan konsisten. Karena dengan pendidikan yang dilakukan dengan kontinue dan 1 Moch. Sochib, Pola Asuh Orang Tua, (Jakarta: Rinneka Cipta, 1998), hal. 2. 2 Thomas gordon, mengajar anak berdisiplin diri, dirumah dan di sekolah, (jakarta: pt. Gramedia pustaka utama, 1996), hal. 10.

3 konsisten diharapkan anak dapat terlatih dan terbiasa sehingga anak akan menjadi disiplin. 3 Tujuan ditanamkannya disiplin sejak dini tidak lain agar kelak menjadi suatu kebiasaan sehingga mempunyai keteraturan hidup. Secara umum kedisiplinan itu mutlak dibutuhkan dalam kehidupan seharihari, selain itu Islam pun juga menganjurkan untuk berlaku disiplin kepada umatnya. Sejalan dengan kedisiplinan, Islam menganjurkan pemeluknya untuk berlaku disiplin, yakni taat terhadap peraturan maupun ketentuan Allah SWT. Disiplin dalam hal ini bukan hanya patuh terhadap aturan tapi juga patuh atau disiplin terhadap waktu. Penulis mengambil contoh yakni shalat, di dalam shalat seseorang di tuntut untuk tepat waktu, jika shalat tidak sesuai waktunya maka shalat tersebut dianggap tidak sah. Dalam puasa juga demikian, jika pada saat berpuasa melanggar apa yang diperintahkan, seperti makan dan minum maka puasa tersebut dianggap tidak sah. Dari kedua kegiatan tersebut sudah terlihat jika dalam Islam mengajarkan kepada umatnya untuk berlaku disiplin. Kegiatan tersebut termasuk sebagian kecil, masih banyak kegiatan atau aktivitas keagamaan lain yang menganjurkan seseorang untuk berdisiplin. Demi memperkuat bahwa Islam mengajarkan atau menganjurkan pemeluknya untuk berdisiplin, maka penulis mengutip salah satu ayat yang menjelaskan hal tersebut yakni pada surat Huud ayat 112: hal. 24. 3 A. Tafsir, Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: Mimbar Pustaka, 2004),

4 Artinya: Maka tetaplah engkau (Muhammad)(di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu (juga) orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Huud: 11 ayat 112). 4 Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa disiplin bukan hanya tepat waktu saja, tetapi juga patuh pada peraturan-peraturan yang ada. Melaksanakan apa yang menjadi perintah-nya dan meninggalkan apa yang menjadi larangan- Nya. Selain itu seseorang dianjurkan untuk melakukan perbuatan amar ma ruf nahi munkar secara teratur dan terus menerus walaupun hanya sedikit. Berkaitan dengan pondok pesantren, pada hakikatnya pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan keagamaan yang memerankan fungsi sebagai institusi sosial. Sebagai institusi sosial, maka pondok pesantren memiliki dan menjadi pedoman etika serta moralitas masyarakat. 5 Sejak awal pertumbuhannya, fungsi utama pondok pesantren antara lain: (1) menyiapkan santri mendalami dan menguasai ilmu agama, (2) dakwah menyebarkan agama Islam dan (3) benteng pertahanan umat. Di dalam pondok pesantren, kedisiplinan santri merupakan faktor penting dalam mendukung keberhasilan pendidikan pesantren. Menanamkan kedisiplinan kepada para peserta didik (santri) bukanlah suatu hal yang 4 Kementerian Agama RI, Cordova Al-Quran & Terjemah, (Bandung: Syaamil Quran, 2012), hal. 234. 5 A. Halim, dkk, Manajemen Pesantren, (Yogyakarta: LkiS Printing Cemerlang, 2009), hal. 78.

5 mudah. Kesemuanya diperlukan motivasi dan juga dukungan dari setiap materi pelajaran yang berhubungan dengan kedisiplinan santri. Salah satu misi dari berdirinya pondok pesantren adalah menanamkan kedisiplinan sejak dini. Dalam menanamkan kedisiplinan, banyak hal yang dilakukan pondok pesantren agar santri-santrinya dapat menjalankan tata tertib dengan baik, meskipun pada awalnya harus melalui paksaan. Sehingga upaya untuk menciptakan anak yang sholih, seorang pendidik tidak cukup hanya memberikan prinsip saja, karena yang lebih penting bagi anak didik (santri) adalah adanya seorang figur yang dapat memberikan keteladanan dalam menerapkan prinsip tersebut, figur yang dimaksud yakni para Kyai dan para ustadz yang mengabdi di pondok tersebut. Berkaitan dengan berbagai fenomena tentang kedisiplinan, penulis menemukan suatu lembaga yang menekankan kepada anak didiknya tentang pentingnya kedisiplinan, lembaga tersebut adalah pondok modern Darul Hikmah Tawangsari, Kedungwaru, Tulungagung. Pondok modern Darul Hikmah adalah salah satu lembaga yang konsisten dalam meningkatkan kedisiplinan pada santrinya, karena pondok tersebut termasuk pondok modern yang artinya adalah pondok yang sangat ketat dengan peraturan, bagi siapa saja santri yang melanggar peraturan maka akan mendapatkan sanksi. Termasuk dalam aktivitas keagamaanya, para santri dituntut untuk berdisiplin. Pondok pesantren Darul Hikmah ini juga memiliki lembaga pendidikan yang bersifat formal yaitu Madrasah Tsanawiyah (Mts) dan Madrasah Aliyah (MA) jadi mereka (para santri) yang tinggal di pondok

6 maka wajib bersekolah formal di lembaga yang telah disediakan oleh pondok pesantren. Jadi para santri dan santriwati dilarang keluar dari pondok kecuali atas seizin dari pengurus. Pondok modern Darul Hikmah dalam masalah aktivitas keagamaan sangat ditekankan, seperti halnya shalat berjamaah. Santri wajib mengikuti shalat berjamaah sebanyak lima waktu, dari mulai subuh sampai dengan isya. Jika ada santri yang tidak ikut shalat berjamaah maka pengurus akan memberikan sanksi sesuai dengan kesalahan yang diperbuat oleh santri tersebut. Menurut penulis jika santri dalam melaksanakan aktivitas keagamaan dilakukan secara tertib, maka hal tersebut akan menumbuhkan sikap kedisiplinan dalam diri santri. dalam hal ini, ustadz mempunyai peranan penting untuk meningkatkan kedisiplinan santri. maka dari itu para ustadz menggunakan berbagai metode untuk meningkatkan kedisiplinan santrisantrinya untuk mengikuti aktivittas keagamaan dengan tertib. Dari fenomena tersebut, maka peneliti mengambil judul tentang Penerapan Metode oleh Ustadz untuk Meningkatkan Kedisiplinan Santri dalam Aktivitas Keagamaan Di Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari dengan tujuan untuk meneliti bagaimana penerapan metode yang dilaksanakan ustadz untuk meningkatkan kedisiplinan santri-santrinya dalam mengikuti aktivitas keagamaan.

7 B. Fokus Penelitian Berdasarkan paparan pada konteks penelitian, maka peneliti dapat menyusun fokus penelitian seperti dibawah ini: 1. Bagaimana metode ustadz untuk meningkatkan kedisiplinan santri dalam aktivitas keagamaan di pondok modern Darul Hikmah Tawangsari? C. Tujuan Penelitian Dari fokus penelitian tersebut, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan metode ustadz untuk meningkatkan kedisiplinan santri dalam aktivitas keagamaan di pondok modern Darul Hikmah Tawangsari. D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian pada skripsi ini terbagi menjadi dua, yaitu secara teoritis dan secara praktis. 1. Secara Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian ilmu pengetahuan yang tetap di pondok pesantren dalam hal mendisiplinkan santri terutama melalui kegiatan keagamaan. b. Untuk menambah referensi, khususnya bagi seluruh elemen masyarakat baik pelajar maupun non pelajar yang membaca penulisan skripsi ini.

8 2. Secara Praktis a. Bagi penulis Penelitian ini menjadi sebuah pengalaman sekaligus sebagai referensi untuk mengetahui cara meningkatkan kedisiplinan santri melalui kegiatan keagamaan, yang kelak akan dapat diaplikasikan di suatu lembaga tertentu untuk peningkatan kedisiplinannya. b. Bagi lembaga Agar lembaga dapat mengetahui cara peningkatan kedisiplinan, terlebih peningkatan kedisiplinan melalui kegiatan keagamaan. c. Bagi santri Dapat menambah pengetahuan santri dalam meningkatkan kualitas kedisiplinan diri (self discipline). d. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyusunan desain penelitian lanjutan yang relevan dengan pendekatan yang variatif. E. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi interpretasi yang berbeda-beda dan tidak mengalami kekaburan dalam memahami skripsi ini, maka peneliti akan menjelaskan istilah-istilah dalam judul:

9 1. Penegasan Konseptual a. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 6 b. Ustadz adalah kata bahasa Indonesia yang bermakna pendidik. Kata ini diserap dari bahasa Arab dari kata, pelafalan dan makna yang sama yaitu guru atau pengajar. Dalam bahasa Indonesia, kata ini lebih merujuk kepada guru, pengajar atau orang yang dihormati dalam bidang Islam. 7 c. Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Secara etimologi, kata disiplin berasal dari bahasa latin, yaitu disciplina dan discipulus yang berarti perintah dan murid. Jadi, disiplin adalah perintah yang diberikan oleh orang tua kepada anak atau guru kepada murid. Perintah tersebut diberikan kepada anak atau murid agar ia melakukan apa yang diinginkan oleh orang tua dan guru. 8 d. Aktivitas Keagamaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan bidang keagamaan yang ada dalam kehidupan masyarakat dalam melaksanakan dan menjalankan ajaran Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. 9 e. Pondok Modern biasa disebut juga dengan pondok khalafi. Pondok pesantren sejenis ini telah memasukkan pelajaran-pelajaran umum 6 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (jakarta: Rinneka Cipta, 2002), hal. 46. 7 Wikipedia bahasa Indonesia, Ustadz dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/ustadz diakses 12 april 2016. 8 Novan Ardy Wiyani, Bina Karakter Anak Usia Dini: Panduan Orangtua & Guru dalam Membentuk Kemandirian & Kedisiplinan Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 41. 9 Jalaluddin, pengantar ilmu jiwa agama, (jakarta: kalam mulia, 1993), hal. 56.

10 dalam madrasah dengan sistem klasikal dan membuka sekolahsekolah umum di lingkungan pondok pesantren. 10 2. Penegasan Operasional Berdasarkan penegasan konseptual di atas, maka secara operasional, yang dimaksud dengan Penerapan Metode oleh Ustadz untuk Meningkatkan Kedisiplinan Santri dalam Aktivitas Keagamaan di Pondok Modern Darul Hikmah Tawangsari adalah penggunaan metode yang dilakukan ustadz untuk meningkatkan kedisiplinan pada santri dengan tujuan agar santri dapat disiplin terhadap aktivitas-aktivitas keagamaan di pondok modern Darul Hikmah. Kegiatan tersebut kemudian diteliti melalui paradigma penelitian kualitatif dengan metode wawancara-mendalam terhadap orang-orang kunci dan metode observasi-partisipan terhadap peristiwa dan dokumen terkait yang menghasilkan data tertulis sebagai terdapat dalam ringkasan data yang kemudian dianalisis dengan metode induksi. F. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini, maka penulis memandang perlu mengemukakan sistematika penulisan skripsi. Skripsi ini terbagi menjadi enam bab, dengan rincian sebagai berikut: Bab I Pendahuluan terdiri dari: Konteks Penelitian, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, dan Sistematika Pembahasan. 10 Mujammil Qomar, Pesantren dari Transformasi Metodologi menuju Demokratisasi Institusi, (Jakarta: Erlangga, 2003), hal. 17.

11 Bab II Kajian Pustaka terdiri dari: Diskripsi Teori, Penelitian Terdahulu, Paradigma Penelitian. Bab III Metode Penelitian terdiri dari: Rancangan Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Analisa Data, Pengecekan Keabsahan Temuan, Tahap-tahap Penelitian. Bab IV Hasil Penelitian terdiri dari: Deskripsi Data, Temuan Penelitian, Analisis Data. Bab V Pembahasan Bab VI Penutup terdiri dari: Kesimpulan dan Saran.