BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan menulis seseorang akan mampu mengungkapkan segala pikiran dan

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari bahasa saja, tetapi juga mempelajari sastra. Menurut Lukens

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sugono, 2011: 159). Pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari kegiatan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. bahan yang harus diajarkan kepada siswa selain keterampilan berbahasa lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

BAB I PENDAHULUAN. dalam menimba berbagai ilmu. Banyak ilmu dan keterampilan diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. baik itu puisi maupun prosa (cerita pendek dan novel). Pemilihan sumber bacaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mariah Ulfah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat tepat bagi individu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kemampuan berbahasa pada siswa. Dari pengajaran sastra, siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sadar dapat mengembangkan aspek potensial dalam dirinya terhadap. sehingga Allah meninggikan kedudukannya beberapa derajat.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara,

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendengarkan, berbicara/ bercerita, membaca, dan menulis/mengarang.

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengimplementasikan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupannya di dunia. Pendidikan bahasa Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengungkapkan ide, gagasan kepada orang lain, karena bahasa sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, pendapat, dan perasaan yang bahasanya bersifat produktif-aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PEMANDANGAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VIII SMP N 9 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 20

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi saat ini berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi. Salah satu bidang yang mendapatkan dampak cukup berarti dengan perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan. Perkembangan ini akan mempermudah siswa dalam mencari dan mendapatkan informasi yang tidak lagi terbatas, yaitu media sebagai sarana penyedian ide, gagasan, dan materi pendidikan. Sudjana (2007:14), menyatakan bahwa kondisi pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tujuan pengajaran yang jelas, bahan pengajaran yang memadai, metode pengajaran yang tepat, dan cara penilaian yang baik. Bahan ajar adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari kurikulum. Hal tersebut merupakan suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. Metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yaitu metode mengajar dan media pembelajaran, sebagai alat bantu mengajar, di mana media pembelajaran ini merupakan salah satu lingkungan belajar yang dikondisikan oleh guru. Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar dapat membantu guru memperkaya wawasan siswa. Berbagai 1

2 bentuk dan jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru akan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi siswa. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, rangsangan kegiatan belajar, pengaruh psikologis terhadap siswa, membantu keefektifan proses pembelajaran, dan penyampaian pesan dan isi pelajaran. Mulyasa (2009:161), menyatakan bahwa guru kreatif, profesional, dan menyenangkan harus memiliki berbagai konsep dan cara untuk mendongkrak kualitas pembelajaran. Langkah untuk mendongkrak kualitas pembelajaran antara lain dengan mengembangkan kecerdasan emosi, mengembangkan kreatifitas dalam pembelajaran, mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang, membangkitkan nafsu belajar, memecahkan masalah, mendayagunakan sumber belajar, dan melibatkan masyarakat dalam pembelajaran. Sesuai dengan pendapat di atas ada satu hal yang menarik yaitu mendayagunakan sumber dan media belajar. Sumber dan media belajar memang seharusnya dibuat semenarik mungkin dan lebih variatif, hal ini untuk meningkatkan kualitas dari mutu pembelajaran itu sendiri. Salah satu sumber belajar yang sangat sedikit disentuh adalah sumber belajar yang memanfaatkan media elektronik atau komputer. Hal ini tidak terlepas dari minimnya penguasaan guru-guru terhadap media ini, disebabkan pula kerena adanya beberapa sekolah di tanah air kita yang belum memiliki alat tersebut dengan berbagai alasan, tidak ada dana, tidak ada tenaga yang mampu mengoperasikan dan lain-lain. Sebagai akibatnya kegiatan pembelajaran berlangsung dengan memanfaatkan sumber belajar yang itu- itu saja, yaitu buku. Kondisi ini memaksa siswa belajar dengan situasi yang monoton dari hari ke hari.

3 Salah satu ciri dari pelaksanaan proses pembelajaran yang berkualitas adalah dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran. Di zaman yang serba canggih seperti kondisi saat ini, komputer sudah bukan merupakan barang yang langka dan mewah. Media komputer sebagai pengolah informasi sudah selayaknyalah digunakan dan dimanfaatkan dengan maksimal yaitu sebagai media pembelajaran bagi siswa. Pembelajaran berbasis web atau E-Learning inilah yang merupakan suatu aplikasi teknologi untuk sebuah proses pendidikan. Pembelajaran berbasis web ini menawarkan banyak kemudahan bagi peserta didik, yaitu kecepatan, tidak terbatasnya tempat dan waktu, dan untuk memperoleh atau mengakses informasi yang dibutuhkan. Pembelajaran berbasis web bukan sekedar meletakkan materi belajar pada web untuk kemudian diakses di internet, web ini juga bukan digunakan sebagai media alternatif pengganti kertas untuk menyimpan berbagai informasi. Web digunakan untuk mendapatkan sisi unggul yang tidak dimiliki media kertas ataupun media lainnya. Oleh karena itu, E-Learning merupakan inovasi yang sangat tepat untuk dikembangkan di sekolah saat ini sesuai dengan perkembangan teknologi dan perkembangan informasi yang sangat pesat. Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat materi yang digunakan dalam media E-Learning tentang menulis puisi. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia pada tanggal 8 April 2013 kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 80. Kondisi tersebut disebabkan, karena kurangnya media pembelajaran yang digunakan dan pada umumnya teks sastra ini jarang diajarkan secara tuntas oleh guru di sekolah. Hal tersebut disebabkan karena

4 sebagian besar, guru bahasa Indonesia di sekolah kurang menguasai tentang sastra, sehingga standar kompetensi dan kompetensi dasar tentang sastra diajarkan hanya sebagai formalitas. Keadaan tersebut cukup menggugah peneliti untuk mengangkat kembali pengajaran satra yang ada di sekolah, agar nantinya para siswa dapat mengerti dengan jelas tentang sastra dan manfaat mempelajari sastra. Puisi sebagai bagian dari karya sastra memiliki unsur keindahan yang terwujud dalam penggunaan diksi, gaya bahasa, ataupun persajakannya. Pembelajaran puisi diajarkan sesuai dengan empat komponen keterampilan berbahasa dan sastra, yang terdiri atas (a) berbicara, (b) menyimak, (c) membaca, dan (d) menulis. Keterampilan menulis merupakan salah satu komponen ruang lingkup kemampuan berbahasa dan sastra. Di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) menulis puisi merupakan bagian dari apresiasi puisi dengan maksud agar siswa dapat menuangkan ide pikiran, perasaan, yang dimilikinya ke dalam sebuah tulisan. Keterampilan menulis dianggap sulit oleh siswa karena melibatkan proses pikir dan perasaan yang dituangkan dalam kata-kata sehingga membentuk satu kesatuan kalimat yang utuh. Selain itu, penulisan puisi dalam proses pembelajaran di sekolah kurang melibatkan siswa menjadi penulis yang aktif. Proses pembelajaran menulis puisi merupakan kegiatan yang seharusnya berkelanjutan. Menulis bukan suatu bakat bawaan siswa, melainkan proses latihan yang terus menerus. Pada hakikatnya pembelajaran menulis puisi diarahkan untuk memperkuat kepekaan perasaan siswa. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka dapat meningkatkan minat terhadap karya sastra, karena dengan mempelajari sastra, siswa diharapkan dapat mendapatkan berbagai manfaat dari kehidupannya.

5 Ada beberapa penelitian terdahulu yang sejenis dengan maksud untuk mendukung penelitian ini agar lebih memberikan kontribusi dalam mengkaji penelitian pengembangan bahan ajar untuk menulis puisi siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Yovie Mellia Andriana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul penelitian Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Media Kartu Mimpi Bergambar Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Magelang Tahun ajaran 2010/2011. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan media kartu mimpi gambar serta mampu memberikan ketertarikan dan motivasi tinggi dalam proses pembelajaran menulis puisi di kelas. Peneliti lainnya adalah Linda Endang Kusmiarti Mahasiswa Jurusan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas Muhammadiyah Malang. Peneliti mengambil judul Pengembangan Media Interaktif pada Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP Fatahillah Malang Tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah memudahkan siswa mengembangkan imajinasi dalam mengikuti proses pembelajaran menulis puisi di kelas Dari kedua penelitian terdahulu, dijelaskan perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya, peneliti lebih memfokuskan penelitiannya dalam meningkatkan proses pembelajaran menulis puisi dengan memanfaatkan media atau metode yang sudah ada dan hanya di gunakan di dalam kelas. Sedangkan dalam penelitian ini, fokus utama adalah

6 memudahkan siswa mengembangkan ide dalam pembelajaran menulis puisi di luar kelas melalui pengembangan media E-Learning yang dapat menarik minat siswa. Selain itu dalam media E-Learning ini juga ada banyak pilihan desain materi yang dapat dipilih siswa sesuai keinginan mereka, sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti mengambil judul penelitian Pengembangan Media E-Learning dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Malang. 1.2 Fokus Masalah Fokus masalah digunakan sebagai batasan penelitian agar lebih jelas sehingga permasalahan atau topik yang dikaji dapat dipahami oleh pembaca. Fungsi lain dari fokus masalah ini untuk menjelaskan topik yang dikaji dan topik yang tidak dikaji peneliti. Adapun fokus masalah dalam penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut: (1) Media pembelajaran difokuskan pada pengembangan media E-Learning. (2) Materi yang dirancang difokuskan pada materi menulis puisi. 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian, atau sebagai pertanyaan yang lengkap dan terinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah (Rosidi, 2005:68).

7 Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah penyusunan media E-Learning dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Malang? (2) Bagaimanakah penerapan media E-Learning dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Malang? (3) Bagaimanakah keberhasilan siswa setelah penerapan media E-Learning dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Malang? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah pernyataan yang menunjukkan suatu jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang konsisten dengan perumusan masalah. Pada dasarnya tujuan penelitian memberikan penjelasan tentang sesuatu yang diperoleh setelah penelitian dilakukan (Mulyasa, 2009:103). Tujuan penelitian ini dibagi menjadi dua macam yaitu tujuan umum dan tujuan khusus (1) Tujuan Umum Tujuan umum yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengembangkan media E-Learning dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Malang pada tahun pelajaran 2012/2013. (2) Tujuan Khusus Tujuan khusus menyatakan tujuan penelitian secara operasional yang mengacu pada sub-sub pertanyaan penelitian. Sesuai rumusan masalah di atas, tujuan khusus penelitian ini adalah: (a) Mendeskripsikan penyusunan media E-Learning dalam pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Malang

8 (b) Mendeskripsikan penerapan media E-Learning dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Malang. (c) Mendeskripsikan peningkatan keberhasilan siswa setelah penerapan media E- Learning dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Malang. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah mengembangkan pengetahuan, serta implikasi bagi penelitian lebih lanjut dan penyempurnaan pelaksanaan pendidikan (Mulyasa, 2009:104). Manfaat penelitian ini dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1.5.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan deskripsi dan pemahaman yang jelas tentang menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat sebagai pembelajaran sastra di sekolah dan menambah literatur penelitian di bidang pendidikan, yaitu pengembangan terhadap suatu media pembelajaran. 1.5.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis merupakan manfaat yang ingin dicapai peneliti dilihat dari sudut pandang pemanfaatan penelitian secara praktik yang meliputi manfaat bagi siswa, bagi guru, dan bagi peneliti selanjutnya.

9 Di bawah ini dijelaskan manfaat praktis, sebagai berikut: (1) Manfaat bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kemudahan dan pemahaman terhadap materi menulis puisi melalui media E-Learning dan meningkatkan motivasi pembelajaran menulis puisi. (2) Manfaat bagi Guru Penelitian tentang pengembangan media E-Learning diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan membantu guru dalam memberikan materi ajar menulis puisi dengan lengkap dan menarik. (3) Manfaat bagi Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan untuk penelitianpenelitian selanjutnya, agar lebih memperkaya bahan ajar yang kreatif, variatif, dan inovatif khususnya di bidang penelitian pengembangan media pembelajaran. 1.6 Penegasan Istilah Ada beberapa istilah yang perlu untuk didefinisikan secara operasional, agar pembaca dalam memahami istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini memiliki persepsi dan pemahaman yang sama atau sejalan. Adapun istilah-istilah tersebut antara lain: (1) Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, dan konseptual dalam bidang tertentu. (2) Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Sadiman, 2010:6).

10 (3) E-Learning adalah pembelajaran yang menggunakan media elektronik, khususnya perangkat komputer (Effendi, 2005:6). (4) Pembelajaran menulis puisi merupakan suatu ide penyampaian gagasan, pikiran, perasaan melalui suatu lambang ke dalam sebuah tulisan yang dapat dinikmati pembaca dengan memahami bahasa dan lambang tersebut (Tarigan, 2008:22). (5) Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang mengungkapkan imajinasi pengarang melalui penggunaan kata yang indah dan terjadi pemadatan kata (Pradopo, 2010:11).