Analisis Pola Sidik Jari Tangan dan Jumlah Sulur Serta Besar Sudut ATD Penderita Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah Jambi



dokumen-dokumen yang mirip
DERMATOGLIFI UJUNG JARI DAN TELAPAK TANGAN PENDERITA TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA SAWAHLUNTO. Oleh: Oktarina, Meliya Wati dan Rina Widiana

DERMATOGLIFI UJUNG JARI DAN TELAPAK TANGAN PENDERITA HEMOFILIA DI SUMATERA BARAT. Oleh:

DERMATOGLIFI UJUNG JARI DAN TELAPAK TANGAN PADA PENDERITA ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD) JURNAL FITRI HAYUNI NIM.

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi dan komplikasinya adalah salah satu penyebab kematian nomor satusecara global

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III Metode Penelitian

VARIASI POLA SIDIK JARI MAHASISWA BERBAGAI SUKU BANGSA DI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA MADIUN

DERMATOGLIFI UJUNG JARI DAN TELAPAK TANGAN PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG DI RUMAH SAKIT DR. M. DJAMIL PADANG JURNAL

POLA SIDIK JARI ANAK-ANAK SINDROM DOWN DI SLB BAKHTI KENCANA DAN ANAK-ANAK NORMAL DI SD BUDI MULIA DUA YOGYAKARTA

EKSPLORASI POLA SIDIK JARI DAN SUDUT AXIAL TRIRADIUS DIGITAL (ATD) PADA ANAK RETARDASI MENTAL DI PALEMBANG

POLA KHAS YANG DITEMUKAN PADA SIDIK JARI DAN TELAPAK TANGAN PADA ANAK-ANAK TUNA NETRA DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. baik masih hidup ataupun telah mati, dari yang masih utuh dan belum mengalami

HUBUNGAN POLA DERMATOGLIFI DENGAN HIPERTENSI ESSENSIAL

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

Variasi Sidik Palmar dan Phalanx Distal pada Penderita Kanker Payudara di Surabaya

Jumlah Sulur sebagai Penanda Diabetes Mellitus Tipe-2 Etnis Minangkabau. Ridge count as Type-2 diabetes mellitus marker in Minangkabau Ethnic

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DERMATOGLIFI UJUNG JARI DAN TELAPAK TANGAN BERDASARKAN GOLONGAN DARAH SISTEM ABO PADA MAHASISWA BIOLOGI BERSUKU MINANG DI STKIP PGRI SUMATRA BARAT

Dermatoglifi tipe pola dan jumlah sulur ujung jari tangan beberapa strata pendidikan masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah

PEWARISAN SIFAT YANG DIKENDALIKAN GEN MAJEMUK (POLIGEN): PENENTUAN SIDIK JARI TANGAN LAPORAN PRAKTIKUM

Perbedaan Pola Sidik Jari Anak-Anak Sindrom Down dan Anak- Anak Normal di Purwokerto

RIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

VARIASI POLA SIDIK JARI MAHASISWA BERBAGAI SUKU BANGSA DI KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENATALAKSANAAN DIET JANTUNG DAN STATUS GIZI PASIEN PENDERITA HIPERTENSI KOMPLIKASI PENYAKIT JANTUNG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM BANDUNG MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

Gambaran dermatoglifi pada penderita sindrom down di Banjarmasin dan Martapura Kalimantan Selatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu diteliti dan diatasi (Suyono, 2005). Namun tidak demikian

ABSTRAK

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH:

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif. Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menular yang akan meningkat jumlahnya dimasa datang. Diabetes sudah merupakan

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA. Alel Ganda Pada Golongan Darah dan Rambut pada Jari Tangan Manusia

KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS GUNDIH WILAYAH SURABAYA PUSAT LUCAS SUCIPTO

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

OBSERVATIONS TENDRIL FINGERS PATTERN AND PALMS IN CHILDREN WITH ADHD (ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER) IN PADANG CITY

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB 1 PENDAHULUAN. darah disebabkan tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pasien. Rumah sakit sebagai institusi. pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang bermutu kepada

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PERAWATAN KAKI PADA DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

DIABETES UNTUK AWAM. Desember 2012

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora caulis) TERHADAP GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI ALOKSAN

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan sindrom metabolik yang ditandai dengan

ABSTRAK. Fenny Mariady, Pembimbing I : dr. Christine Sugiarto, SpPK Pembimbing II : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes

EFEK EKSTRAK ETANOL ALSTONIA SCHOLARIS (KULIT KAYU PULAI) TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI UPT PUSKESMAS PASUNDAN KOTA BANDUNG PERIODE

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR OBSERVASI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG

ABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes Pembimbing II: Ellya R.D, dr., M.Kes

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK GULA PUTIH, ASPARTAM, BROWN SUGAR, GULA AREN, DAN STEVIA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung

Undur-Undur Darat (Myrmeleon sp.) sebagai Obat Alternatif Diabetes Melitus

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang

Riset Informasi Kesehatan, Vol. 6 No.1 Juni 2017

ANALISA HASIL PERBANDINGAN IDENTIFIKASI CORE POINT PADA SIDIK JARI MENGGUNAKAN METODE DIRECTION OF CURVATURE DAN POINCARE INDEX

ABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura Procumbens Back ) SEBAGAI ANTIDIABETIK ALTERNATIF PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

PENGARUH EKSTRAK ETANOL BUAH PARE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Variasi Pola Sidik Jari pada Populasi Jawa dan Papua. Fanani Hidayati.

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

VARIASI POLA SIDIK JARI SOROH BRAHMANA SIWA DI BALI VARIATION OF FINGERPRINT PATTERNS BRAHMANA SIVA CLAN IN BALI

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK RUMUS SIDIK JARI PADA BENTUK SIDIK JARI JENIS WHORL

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).

Transkripsi:

Siburian, Anggereini dan Hayati., Pola sidik jari Analisis Pola Sidik Jari Tangan dan Jumlah Sulur Serta Besar Sudut ATD Penderita Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah Jambi (Hand Fingerprint Pattern Analysis and Number of Ridge and Big Angle Of Atd Penderita Diabetes Mellitus In Rsud Jambi) Jodion SIBURIAN ), Evita ANGGREINI ) dan S.F. HAYATI 3),,3) Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi. Jl Jambi Muara Bulian Km 5 Mendalo Darat, Jambi. ABSTRACT. The number of Diabetes Mellitus(DM) patient in Indonesia tends to increase over the years that put the country in the forth largest number of DM patient in the world. DM becomes one of the main death-causing diseases in Indonesia. Dermatoglyph is a technique that can be employed to help diagnose diseases caused by genetic disorder, including early detection for DM. The research aims to reveal the comparison between the DM patients and non DM Patients in terms of finger print pattern, finger ridge number, and ATD angle. The research was undertaken in the Jambi Provincial public hospital by observing 50 DM patients. The collected data were analyzed using Chi Square and t-student tests. The results show that DM patients and non-patients perform difference finger print pattern frequency (X :0,8). DM patient tend to have higher arch pattern that that of non-patients. However, the finger ridge number and ATD angle do not indicate any different between DM patients and non-patients. Keyword: finger print pattern, finger ridge number, ATD angle, diabetes mellitus ABSTRAK. Di Indonesia Penderita penyakit Diabetes Mellitus(DM) cenderung meningkat, bahkan sudah menempati posisi keempat di Dunia. Penyakit DM menjadi salah satu penyebab utama kematian di Indonesia. Dermatoglifi dapat dimanfaatkan untuk membantu pendeteksian penyakit yang ditimbulkan oleh kelainan genetik, termasuk untuk pendeteksian secara dini terhadap penyakit DM. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola sidik jari, jumlah sulur dan besar sudut atd telapak tangan penderita DM dibandingkan dengan yang normal. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jambi dengan menggunakan sampel sebanyak 50 orang. Data yang diperoleh dianalisis dengan Uji Chi-Square dan Uji t-student. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan frequensi pada pola ujung jari tangan yaitu pada pola arch dengan nilai X sebesar 0,8 antara penderita DM dengan yang normal. Sedangkan untuk jumlah sulur dan besar sudut atd tidak terdapat perbedaan. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tipe pola arch lebih banyak dijumpai pada penderita DM dibandingkan normal. Untuk jumlah sulur dan besar sudut atd tidak terdapat perbedaan. Kata Kunci : pola sidik jari, sulur dan sudut atd, diabetes mellitus PENDAHULUAN Pada tahun 880 Fauld (seorang ahli anatomi manusia) menyatakan bahwa pola yang ada dibagian bawah jari tangan, akan menjadi hal yang penting dalam mengidentifikasi dan menyelidiki tindak kejahatan. Sejak itu, pola sidik jari banyak digunakan dalam dunia kepolisian (Aguswidodo, 005: ). Pola sidik jari terbentuk sebelum lahir dan terjadi ketika masih di dalam rahim. Untuk setiap manusia identitas (dermatoglifi) yang terbentuk di bawah lapisan kulit atau dermal papilae, pola dasarnya tidak berubah, selama lapisan papilae masih berada dikulit dan sidik jari akan selalu

Biospecies, Volume No., Juni 00, hlm - 7 ada. Dermatoglifi merupakan suatu manifestasi genetik yang dikendalikan oleh polygenic, dimana pola dasarnya tidak akan berubah selama hayatnya. Perubahan hanya terjadi pada ukuran sulur, yang berlangsung sejalan dengan perkembangan tangan dan kaki (Soekarto dalam Sikumbang, 998). Variasi pola dermatoglifi satu spesies berbeda dengan spesies lain dan menunjukkan kekhasan pada setiap spesies tersebut. Menurut Utami (005:) Diabetes Mellitus (DM) merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya hormon insulin. Insulin merupakan suatu polipeptida, sehingga disebut juga protein. Dalam keadaan normal bila kadar glukosa darah naik, maka insulin akan dikeluarkan dari kelenjar pankreas dan masuk kedalam aliran darah. Apabila tubuh kekurangan insulin atau terjadi penurunan efektivitas insulin seperti yang kerap terjadi pada orang gemuk, maka sebagian glukosa darah tidak dapat masuk ke dalam jaringan tubuh. Akibatnya glukosa darah tetap tinggi. Diabetes mellitus disebabkan berkurangnya produksi dan ketersediaan insulin dalam tubuh atau terjadinya gangguan fungsi insulin yang sebenarnya berjumlah cukup. Diabetes mellitus adalah penyakit poligenik yang pemunculannya baru akan terlihat apabila gen penyebab diabetes yang diperoleh dari kedua orang tuanya telah melewati ambang kritis. Anggota keluarga penderita DM memiliki kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga yang tidak menderita DM (Mursyidi, 985: 7). Para ahli kesehatan menyebutkan sebagian besar diabetisi memiliki riwayat keluarga diabetisi juga. DM merupakan penyakit yang terpaut kromosom tubuh. Dengan demikian, ada kemungkinan, bahwa kecenderungan diabetisi dapat dideteksi secara dini melalui studi dermatoglifi. Oleh karena itu dilakukan studi yang bertujuan untuk menganalisis pola sidik jari tangan, jumlah sulur dan besar sudut atd penderita diabetes mellitus di RSUD Jambi. BAHAN DAN METODE Penelitian dan pengambilan sampel Diabetes Mellitus dilaksanakan di RSUD Jambi dan yang berdasarkan rekomendasi Dokter, serta untuk kelompok normal diambil sampel dilokasi kampus dan tempat tinggal. Hasil penelitian diamati di Laboratorium UPMIPA UNJA. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita Diabetes Mellitus (baik rawat jalan maupun rawat inap) di Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi periode Oktober 007 dan yang berdasarkan rekomendasi Dokter. Sampel penelitian ini adalah 50 orang penderita Diabetes Mellitus yang dirawat jalan maupun rawat inap di Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi dan yang berdasarkan rekomendasi Dokter yang diambil secara acak. Untuk pembandingnya diambil kelompok normal sebanyak 50 orang secara acak. Alat yang digunakan untuk mengambil sidik jari dan sidik telapak tangan adalah lap tangan, tissue, bantalan tinta, kartu rekaman sidik jari. Alat yang digunakan untuk pencatatan dan pengukuran data adalah kaca pembesar, pensil, busur derajat dan penggaris. Bahan yang digunakan adalah sabun tangan dan tinta stensil. Adapun parameter yang diteliti yaitu : tipe pola sulur dari kesepuluh ujung jari tangan, jumlah sulur ujung jari tangan dan besar sudut atd pada telapak tangan. Pengambilan sidik jari dan sidik telapak tangan dilakukan pada saat dokter memberikan datadata pasien yang mengidap DM dengan cara meminta kesediaan pasien untuk diambil sidik jarinya. Apabila pasien bersedia maka langsung dilakukan pengambilan sidik jari dan telapak tangan. Sebelum pengambilan sidik jari, terlebih dahulu pada bagian kiri atas kartu rekaman sidik jari diisi nomor urut, nama pasien, usia dan tanggal pengambilan sampel. Kedua belah tangan yang akan direkam sidik jarinya dibersihkan dahulu dengan kain lap sampai kering, bila kotor harus dicuci terlebih dahulu dengan sabun dan dikeringkan dengan kain lap (hal ini dilakukan agar rekaman jelas terlihat dan mudah dibaca). Untuk perekaman sidik jari tangan digunakan kertas A4. Kertas ini diletakkan pada sisi meja didepan pasien yang akan diambil sidik jarinya. Ujung jari tangan orang tersebut kemudian ditekankan dan digulingkan pada bantalan bertinta kemudian digulingkan diatas kartu rekaman sidik jari dari arah kanan kekiri atau sebaliknya, dimulai dari jari tangan pertama (ibu jari) kanan sampai (kelingking) kanan, begitu juga untuk tangan kiri. Sedangkan untuk pengambilan sidik telapak tangan dilakukan dengan cara menekan telapak tangan keatas bantalan bertinta, selanjutnya telapak tangan yang bertinta diletakkan dan ditekan di atas kartu rekaman sidik jari. Hasil rekaman sidik jari, dibawa ke laboratorium untuk diamati menggunakan kaca pembesar. 3

Siburian, Anggereini dan Hayati., Pola sidik jari Penghitungan jumlah total sulur dilakukan dengan menentukan garis yang ditarik dari titik triradius hingga kepusat pola. Penghitungan jumlah sulur tidak termasuk titik triradius dan pusat pola. Pada pola Whorl, karena terdapat dua titik triradius, maka sulur di hitung untuk kedua sisi, akan tetapi jumlah sulur yang diperhitungkan dalam menentukan jumlah sulur total adalah pada sisi yang terbanyak. Untuk pola Loop, karena hanya terdapat satu titik triradius, maka hanya ada satu sisi yang akan di hitung jumlah sulurnya, sedangkan untuk pola Arch, tidak memiliki core dan hitungan garis antara delta dan core sehingga jumlah sulurnya adalah 0. Jumlah total sulur (Total Ridge Count) merupakan penjumlahan sulur dari ke-0 jari tangan. Sudut atd merupakan sudut yang terbentuk antara titik a, titik t dan titik d. Sudut atd dibuat dengan menghubungkan titik triradius a, titik triradius t dan titik triradius d. Kadangkala ada telapak tangan yang memiliki lebih dari satu titik t. Untuk hal seperti itu biasanya diambil titik t yang lebih rendah letaknya pada telapak tangan. Setelah dilakukan pengamatan, selanjutnya data dianalisis secara statistik. Untuk frekwensi pola pada ujung jari dianalisis dengan uji kesesuaian Chi-square (Mursyidi, 985: 70) dengan rumus : χ = Σ ( 0 E) E Keterangan : O = Observed (frekwensi hasil pengamatan) E = Expected (frekwensi harapan) Apabila nilai χ hitung > χ tabel p 0,05 maka dinyatakan terdapat perbedaan pola sidik jari sebaliknya bila χ hitung < χ tabel p 0,05 maka dinyatakan tidak terdapat perbedaan pola sidik jari yang signifikan. Kemudian untuk jumlah sulur dan sudut atd di analisis dengan uji t- student, dengan rumus : t' = (Sudjana, 996: 4) x s n x s + n Apabila t' tabel < t' hitung, artinya terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok dalam hal jumlah sulur dan besar sudut atd. Keterangan : X = rata-rata (penderita Diabetes mellitus) X = rata-rata (kelompok normal) s = Standar deviasi kelompok penderita Diabetes Mellitus s = Standar deviasi kelompok normal n = Jumlah sampel penderita Diabetes mellitus n = Jumlah sampel kelompok normal HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pola sidik jari tangan, jumlah sulur dan besar sudut atd penderita Diabetes mellitus dan kelompok normal dapat dilihat pada tabel-tabel berikut. Berdasarkan Tabel. terlihat bahwa pada kelompok penderita DM terdapat perbedaan yang nyata pada pola Arch dibanding kelompok Normal. Pola Arch pada kelompok penderita DM berjumlah 7 sedangkan pada kelompok Normal ada. Sedangkan pola Whorl dan pola Loop pada kelompok DM dengan Normal tidak jauh berbeda. Berdasarkan Tabel. pada tangan kanan, terlihat bahwa pada kelompok penderita DM terdapat perbedaan yang nyata pada pola Arch dibanding kelompok Normal. Pola Arch pada kelompok penderita DM berjumlah 0 sedangkan pada kelompok Normal ada. Sedangkan pola Whorl dan pola Loop pada kelompok DM dengan Normal tidak jauh berbeda. Demikian juga pada tangan Kiri, bahwa pada kelompok penderita DM terdapat perbedaan yang nyata pada pola Arch dibanding kelompok Normal. Pola Arch pada kelompok penderita DM berjumlah 7 sedangkan pada kelompok Normal ada. Sedangkan pola Whorl dan pola Loop pada kelompok DM dengan Normal tidak jauh berbeda Banyaknya jumlah sulur rata-rata untuk penderita Diabetes mellitus 3,4 tidak berbeda nyata dengan kelompok normal yang berjumlah 5,38 dengan rata-rata jumlah sulur pada tangan kanan adalah 60,7 juga tidak berbeda nyata dibandingkan dengan rata-rata pada kelompok normal yaitu 58,70. Begitu juga untuk tangan kiri diperoleh rata-rata 6,4 juga tidak berbeda 4

Biospecies, Volume No., Juni 00, hlm - 7 nyata dibandingkan dengan kelompok normal dengan rata-rata 56,68. Sementara besar sudut atd rata-rata untuk tangan kanan penderita Diabetes mellitus adalah 4,05 tidak berbeda nyata dengan kelompok normal yaitu 39,83. Untuk tangan kiri penderita Diabetes mellitus adalah 4,08 juga tidak berbeda nyata dengan kelompok normal yaitu 39,49. Dengan demikian besar sudut atd pada penderita DM tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kelompok normal. Demikian juga untuk tangan kiri 4,08 tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kelompok normal. Tabel. Frekwensi pola sidik jari serta uji Chi Square kelompok penderita diabetes mellitus dengan kelompok normal. Kelompok N Tipe Pola Whorl Loop Arch Total X DM 50 6 3 7 500 Normal 50 85 33 500 3,66 Total 00 346 65 9 000 Tabel. Frekwensi pola sidik jari serta uji Chi square tangan kanan dan tangan kiri penderita diabetes mellitus dengan kelompok normal. Tangan Kelompok N Tipe Pola Whorl Loop Arch Total X Kanan Kiri DM 50 79 6 0 50 Normal 50 9 57 50 Total 00 7 38 500 DM 50 8 5 7 50 Normal 50 93 56 50 Total 00 75 307 8 500 8,40 4,995 Tabel 3. Perbandingan rata-rata jumlah sulur dan besar sudut atd antara penderita diabetes mellitus dengan kelompok normal. Tangan Jumlah sulur Besar sudut atd Diabetes Mellitus Normal Diabetes Mellitus Normal Kanan dan Kiri 3,4 5,38 8,3 79,3 Kanan 60,7 58,70 4,05 39,83 Kiri 6,4 56,68 4,08 39,49 5

Siburian, Anggereini dan Hayati., Pola sidik jari Berdasarkan hasill penelitian pada Tabel, terlihat adanya kecenderungan peningkatan pola arch pada kelompok DM dibandingkan kelompok normal. Dalam hal ini dari 500 tipe pola pada penderita DM dijumpai 7 tipe pola arch, sedangkan pada kelompok normal diperoleh tipe pola arch dari 500 tipe pola. Begitu juga pada Tabel untuk tangan kanan dan tangan kiri secara keseluruhan, maupun untuk tangan kanan dan tangan kiri saja antara penderita DM dengan kelompok normal. Peningkatan tipe pola arch ini terjadi karena gen-gen penentu DM terpaut pada kromosom yang sama dengan gen-gen penentu pola ujung jari yaitu pada kromosom no (kromosom dimana informasi genetik disimpan dalam inti sel), sehingga apabila gen-gen penentu Diabetes mellitus berpautan dengan gen penentu pola arch, mengakibatkan terekspresinya pola arch yang lebih banyak dibandingkan pola-pola lain pada penderita DM. Jika dibandingkan ketiga pola sidik jari, maka pola loop lebih banyak ditemukan pada penderita DM (3 pola) mendominasi pola whorl (6 pola) dan pola arch (7 pola). Pola penderita DM, pada tangan kanan maupun tangan kiri pola loop lebih banyak ditemukan pada jari kelingking masing-masing sebanyak 40 pola loop, pola whorl lebih banyak ditemukan pada jari jempol 5 (kanan) dan 4 (kiri)., sedangkan untuk pola arch lebih terekspresikan pada jari telunjuk yaitu 6 (kiri) dan 4 (kanan). Hal ini bisa dijadikan penanda dalam pendeteksian penyakit Diabetes mellitus lebih dini. Pada kelompok normal ditemukan pola arch yang terekspresi pada jari telunjuk dan tengah, untuk pola loop dan whorl tersebar merata. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah sulur rata-rata penderita DM adalah 3,4 lebih besar dibandingkan dengan jumlah sulur rata-rata kelompok normal yaitu 5,38. Jjumlah sulur rata-rata pada tangan kiri penderita DM 56,68, tangan kanan 58,70 dan pada kelompok normal untuk tangan kiri 6,4 dan tangan kanan 60,7. Setelah dilakukan uji statistik dengan t-test, diperoleh hasil t- hitung <t- tabel (untuk tangan kiri,68 dan tangan kanan 0,487, dengan t- tabel,0). Nilai t- hitung yang lebih kecil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna dalam jumlah sulur pada kedua kelompok. Untuk besar sudut atd pada telapak tangan, besar sudut atd rata-rata pada kelompok Diabetes Mellitus adalah 4,05 untuk tangan kanan dan 4,08 untuk tangan kiri. Untuk kelompok kontrol 39,83 pada tangan kanan dan 39,49 pada tangan kiri. Jadi besar sudut atd penderita Diabetes Mellitus lebih besar dibandingkan dengan kelompok normal, namun perbedaan ini tidak bermakna setelah dilakukan analisis statistik dengan uji t student, dimana t hitung lebih kecil dari t tabel baik antara tangan kanan penderita Diabetes Mellitus dengan tangan kanan kelompok normal yaitu,58 dengan t tabel,0. Untuk tangan kiri penderita Diabetes Mellitus dan kelompok normal sebesar,584 dengan t tabel,0 ini berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok dalam hal besar sudut atd. Hal ini bisa saja terjadi dengan adanya perbedaan ras pada sampel yang diteliti. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sikumbang untuk penderita Thalassemia yaitu tidak ada perbedaan yang bermakna antara besar sudut atd kelompok penderita dengan kelompok normal. KESIMPULAN Dari hasil penelitian pola sidik jari tangan, jumlah sulur dan besar sudut atd pada penderita Diabetes Mellitus dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Tipe pola Arch lebih banyak dijumpai pada penderita Diabetes Mellitus dibandingkan pada kelompok normal. Tidak terdapat perbedaaan yang bermakna dalam hal jumlah sulur pada penderita Diabetes Mellitus dengan kelompok normal. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna dalam hal besar sudut atd pada penderita Diabetes Mellitus, dimana hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara besar sudut atd penderita Diabetes Mellitus dengan besar sudut atd kelompok normal. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pola sidik jari tangan, jumlah sulur dan besar sudut atd pada Tipe pola Arch lebih banyak dijumpai pada penderita Diabetes Mellitus dibandingkan pada kelompok normal. Oleh karena itu, melalui pemahaman lebih baik tentang pola dermatoglifi tangan, dapat dijadikan sebagai wacana untuk usaha atau langkah antisipatif terhadap gejala Diabetes Mellitus. Namun demikian, dalam penelitian ini belum dapat menunjukkan apakah pola dermatoglipi tersebut sudah merupakan indikator penderita Diabetes Mellitus. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 993. Penuntun Daktiloskopi. Pusat Identifikasi Polri. Jakarta 6

Biospecies, Volume No., Juni 00, hlm - 7 Anonim. 994. Sinyalemen. Pusat Identifikasi Forensik. Ma. Bulian. Anonim. 005. The Development of the study of Dermatoglyphics. Diakses dari http: // www.com. Anonim. 005. Jurnal. Jumlah Penderita Diabetes Indonesia Ranking ke-4 Di Dunia. Diakses dari http: // www. Jurnal.com. Anonim. 006. Jurnal. Diabetes Mellitus Bisa Disembuhkan. Diakses dari http: //.www.com. Anonim. 007. Diabetes Apakah ini mengganggu Anda. Diakses dari http: //wwwrepublica.co.id. Aguswidodo. 006. Jurnal (Menjerat Penjahat dengan Sains). Alumnus Jurusan Kimia FMIPA Universitas Indonesia. Bakar, T. 996. Jurnal. Diabetes. Diakses dari http.www.google.com. Campbell, D. 998. Fingerprints & Palmar Dermatoglyphics. Diakses dari http: //.wwwfinferprint.co.id. Dalimarta, S. 005. Ramuan Tradisional untuk Pengobatan Diabetes Mellitus. Agromedia Pustaka. Jakarta Hartono. 99. Dasar-dasar Genetika Kedokteran. Yayasan Essentia Medica. Yogyakarta Laksmana, T. 995. Spektrum Diabetes Mellitus. Jakarta. Universitas Indonesia. Margatan, A. 997. Kiat Sehat bagi Diabetisi. CV. Aneka. Solo Mursyidi, A. 985. Statistik Farmasi dan Biologi. Ghalia Indonesia. Jakarta Natadidjaja, H. 990. Kapita Selekta Kedokteran. Binarupa Aksara. Jakarta Nazir, M. 003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta Sudjana. 996. Metoda Statistika.Tarsito. Bandung Sikumbang, D. 998. Jurnal Sains dan Teknologi Vol.4 No. Dermatoglifi tangan pada pengemban Thalassemia. Fakultas MIPA Universitas Lampung. Lampung Suryo. 997. Genetika Manusia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Soma, I. 000. Jurnal Veteriner (Dermatoglifi Sebagai Alat Diagnosis). Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Utami, P. 005. Diabetes Mellitus. Agromedia Pustaka. Jakarta. Piri, S. 003. Surat Kabar Sinar Harapan. Jakarta. 7