I. PENDAHULUAN. Sejak lima tahun terakhir telah terjadi penurunan produksi minyak. nasional yang disebabkan oleh penurunan cadangan minyak secara

dokumen-dokumen yang mirip
Harga Minyak Mentah Dunia 1. PENDAHULUAN

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 UNIVERSITAS INDONESIA Rancangan strategi..., R. Agung Wijono, FT UI, 2010.

oleh nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan besarnya inflansi.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,

I. PENDAHULUAN. Namun demikian cadangan BBM tersebut dari waktu ke waktu menurun. semakin hari cadangan semakin menipis (Yunizurwan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. minyak dunia yang turun, dollar yang menguat dan revolusi shale gas oleh Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

Optimalisasi Pemanfaatan Biodiesel untuk Sektor Transportasi- OEI 2013

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Subsidi BBM pada APBN. Komposisi Subsidi pada APBN 55% 50% 44% 44% 43% 35% 33% 33% APBN APBN LKPP LKPP LKPP APBN. Perkembangan Subsidi BBM ( )

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, meningkatnya kegiatan Industri dan jumlah penduduknya, maka

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari fosil hewan dan tumbuhan yang telah terkubur selama jutaan tahun.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

IV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics

Tatang H. Soerawidaja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. mencapai US$ per ton dan mendekati US$ per ton pada tahun 2010.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pertumbuhan industri sedang gencar-gencarnya,

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi telah meningkatkan permintaan energi. Pada mulanya. manusia memenuhi kebutuhan energi mereka dengan daya otot,

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga BBM membawa pengaruh besar bagi perekonomian bangsa. digunakan semua orang baik langsung maupun tidak langsung dan

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

PELUANG DAN PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi Bahan Bakar Diesel Tahunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah produksi, konsumsi dan impor bahan bakar minyak di Indonesia [1]

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi, terutama energi fosil dalam hal ini minyak bumi. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat yang dihasilkan dari produk CPO, diolah menjadi Stearin Oil

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT, BAHAN BAKAR DIESEL DAN PRODUK TURUNAN KELAPA SAWIT

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEREKONOMIAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. BBM punya peran penting untuk menggerakkan perekonomian. BBM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Estimasi Produksi Komoditas Indonesia Tahun Produksi / Cadangan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat seiring dengan terus meningkatnya pertumbuhan

PENELAAHAN BESARAN SUBSIDI BIODIESEL. Agus Nurhudoyo

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Gambar 1.1 Persentase konsumsi pangan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Perusahaan PT Pertamina (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Pertamina (Persero)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

DEWAN ENERGI NASIONAL OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2014

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2006 PROSPEK PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF (BIOFUEL)

1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan.

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

BABI PENDAHULUAN. Seiring perkembangan sektor-sektor perekonomian dan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat dahulu, pada umumnya orang melakukan investasi secara tradisional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi di dunia khususnya dari bahan bakar fosil yang

2015, No Biodiesel Dalam Kerangka Pembiayaan Oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 200

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Dunia usaha dituntut agar mampu bersaing ditengah kompetisi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.

Peran Bioteknologi Dalam Mendukung Energi Berkelanjutan

PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia semakin tahun

Analisis kebijakan industri minyak sawit Indonesia: Orientasi ekspor dan domestik Edid Erdiman

TINJAUAN KEBIJAKAN HARGA BERSUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK DARI MASA KE MASA Jumat, 30 Maret 2012

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nabati lebih dari 5 %. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

KELAPA. (Cocos nucifera L.)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

2016, No Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nom

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

SUBSIDI BBM : PROBLEMATIKA DAN ALTERNATIF KEBIJAKAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A.

meningkatkan pembangunan ekonomi dan menyejahterakan masyarakat. dicerminkan dari adanya pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembangunan pertanian periode dilaksanakan melalui tiga

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Literatur terbaru meneliti hubungan antara guncangan minyak dan output

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Sejak lima tahun terakhir telah terjadi penurunan produksi minyak nasional yang disebabkan oleh penurunan cadangan minyak secara alamiah (natural decline) di sumur-sumur yang berproduksi. Cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan akan habis dalam waktu 21 tahun ke depan (Yusgiantoro, 2006) dan bahkan menurut Said (2006) hanya tinggal 12 tahun lagi jika tidak ditemukan sumber-sumber cadangan baru. Di lain pihak, pertambahan jumlah penduduk telah meningkatkan kebutuhan sarana transportasi dan aktivitas industri yang berakibat pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri. Untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri, pemerintah terpaksa mengimpor sebagian BBM. Peningkatan harga minyak dunia yang sangat besar pada bulan Agustus 2005 hingga melebihi US$ 70 per barrel, semakin membebani pemerintah karena semakin besarnya dana yang diperlukan untuk mensubsidi BBM. Pemerintah akhirnya melakukan pengurangan subsidi BBM pada bulan Oktober 2005 melalui Peraturan Presiden No. 5/2005. Pengurangan subsidi tersebut menyebabkan kenaikan harga BBM dalam negeri yang cukup tinggi (harga premium naik sebesar 188%, solar naik sebesar 205%, dan minyak tanah naik sebesar 286%) dan menimbulkan dampak yang sangat berat bagi dunia usaha, masyarakat dan sektorsektor ekonomi lainnya. Kenaikan harga minyak tersebut selanjutnya memacu upaya pengembangan energi alternatif seperti biodiesel dan 1

bioetanol. Dalam Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025 (Dep. ESDM, 2006), pemanfaatan biodiesel ditargetkan mencapai 2% dari total kebutuhan solar pada tahun 2010 dan 5% pada tahun 2025. Pada tahap awal, penyediaan bahan baku biodiesel untuk substitusi solar akan dipenuhi dari minyak kelapa sawit melalui penyediaan dari sebagian alokasi ekspor, dan pengembangan kebun energi kelapa sawit secara khusus (dedicated area) dimulai tahun 2006. Dengan pertimbangan kesiapan penyediaan bahan baku, kesiapan teknologi dan bahan tanaman serta memperhitungkan pemenuhan kebutuhan bahan bakar rumah tangga dan industri pertanian di pedesaan, maka penyediaan bahan baku biodiesel menurut Apriantono (2006) diproyeksikan akan lebih tinggi dibandingkan dengan target yang tercantum dalam blueprint tersebut, seperti diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1. Proyeksi Kebutuhan Solar dan Pemenuhan Penyediaan Bahan Baku Biodiesel, 2006-2010 Kegiatan Satuan 2006 2007 2008 2009 2010 1. Kebutuhan Solar 12.438 13.184 13.975 14.814 15.703 2. Penyediaan Biodiesel a. Blue Print Energi Nasional b. Penyediaan sektor Pertanian - Minyak Kelapa Sawit - Jarak Pagar 50 62 62 0 100 132 125 7 300 419 349 70 500 741 593 148 720 785 471 314 3. Areal a. Kelapa Sawit (dedicated) b. Jarak Pagar ribu Ha ribu Ha 18 40 36 341 100 345 169 360 135 375 Sumber: Apriantono (2006) Permasalahan Hasil studi kelayakan bisnis biodiesel di beberapa negara menunjukkan bahwa biaya produksi biodiesel umumnya masih lebih 2

mahal dibandingkan dengan harga solar (Shumaker et al., 2002; Fortenbery, 2005; Soares, 2006, dan Crockett et al., 2006). Meskipun secara ekonomi belum kompetitif, di beberapa negara biodiesel tetap dikembangkan dengan tujuan untuk (1) mengurangi ketergantungan energi dari luar negeri, (2) pemakaian energi yang ramah lingkungan, dan (3) stabilisasi harga hasil-hasil pertanian yang merupakan bahan baku biodiesel, terutama pada saat-saat panen puncak. Walaupun prospek pengembangan bisnis biodiesel dianggap sangat menjanjikan, para pelaku yang terlibat dalam bisnis tersebut harus waspada terhadap berbagai kemungkinan yang dapat menghambat pengembangan biodiesel (Dartanto, 2006). Beberapa hal yang perlu diwaspadai tersebut antara lain adalah: (a) fluktuasi harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah; fluktuasi harga dan nilai tukar sangat berpengaruh terhadap profitabilitas, (b) konversi bahan pangan menjadi biodiesel akan mendorong kenaikan harga input bahan baku untuk industri biodiesel maupun industri makanan, misalnya minyak goreng, sehingga rawan terhadap kejadian zero sum game pada perekonomian secara keseluruhan, dan (c) industri biodiesel adalah infant industry sehingga sangat rentan terhadap goncangan eksternal. Berdasarkan pada latar belakang di atas maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan bisnis biodiesel dari minyak kelapa sawit di Indonesia? 3

2. Bagaimana arah perkembangan bisnis biodiesel dari minyak kelapa sawit di Indonesia pada 5 10 tahun mendatang? 3. Bagaimana pengaruh pengembangan bisnis biodiesel dari minyak kelapa sawit terhadap stabilitas pasokan bahan baku minyak goreng di Indonesia? 4. Strategi apa yang dapat disusun untuk mengembangkan bisnis biodiesel dari minyak kelapa sawit sekaligus menjaga stabilitas pasokan bahan baku minyak goreng di Indonesia? Tujuan Penelitian 1. Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bisnis biodiesel dari minyak kelapa sawit di Indonesia. 2. Menyusun skenario-skenario perkembangan bisnis biodiesel dari minyak kelapa sawit di Indonesia pada 5 10 tahun mendatang. 3. Mengetahui pengaruh pengembangkan bisnis biodiesel dari minyak kelapa sawit terhadap stabilitas pasokan bahan baku minyak goreng di Indonesia. 4. Merumuskan strategi untuk mengembangan bisnis biodiesel dari minyak kelapa sawit dan strategi untuk menjaga stabilitas pasokan bahan baku minyak goreng di Indonesia. Manfaat 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) bisnis biodiesel dan agribisnis kelapa sawit di Indonesia. 4

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi yang akan melakukan penelitian tentang bisnis biodiesel dari minyak kelapa sawit. 3. Bagi penulis, penelitian ini dimaksudkan untuk memperkaya wawasan bisnis praktis, melatih kemampuan aplikasi teori dan konsep-konsep manajerial, serta melatih kemampuan analisis terstruktur. 5