DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 167/PMK.04/2015 TENT ANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. SOP: 16/TMPB/2016. Revisi Ke - Tanggal Penetapan 7 Desember Tanggal Revisi: -

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER -17 /BC/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 122/PMK. 04/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/PMK.04/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/PMK.04/2017 TENTANG PENUNDAAN PEMBAYARAN UTANG BEA MASUK, BEA KELUAR,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 147/PMK.04/2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 148/PMK.04/2011 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

P - 34/BC/2009 PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN DAN PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER- 14/BC/2012

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/PMK.03/2018 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN FASILITAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 80/PMK.03/2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

-1- DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG

2017, No Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tent

148/PMK.04/2011 PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 145/PMK.04/2007 TENTANG KETENTUAN KE

-1- PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 2 /BC/2011 TENTANG PENGELOLAAN JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 139/PMK.04/2007 TENTANG PEMERIKSAAN PABEAN DI BIDANG IMPOR MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176/PMK.04/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176/PMK.04/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.04/2007 TENTANG PENGELUARAN BARANG IMPOR UNTUK DIPAKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 171/PMK.03/2017

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 25/BC/2007 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/PMK.03/2013 TENTANG

P - 44/BC/2009 DAFTAR KODE STANDAR INTERNASIONAL YANG DIGUNAKAN UNTUK PENGISIAN PEMBERITAHUAN PABEAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 3 /BC/2010 TENTANG

2017, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.04/2013 tentang Tata Cara Penagihan Bea Ma

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 11/BC/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG

2016, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, dan dalam rangka memberikan pelayanan kep

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 29 /BC / 2010 TENTANG

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 399KMK.01/1996 TENTANG GUDANG BERIKAT MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-29/BC/2016 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 25 /BC/2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.04/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 228/PMK.04/2014 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 50/BC/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 615/PMK.04/2004 TENTANG TATALAKSANA IMPOR SEMENTARA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143/PMK.04/2011 TENTANG GUDANG BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 117/PMK.04/2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.04/2014 TENTANG REGISTRASI KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 106/PMK.04/2007 TENTANG PEMBEBASAN BEA MASUK DAN/ATAU CUKAI ATAS IMPOR KEMBALI BARANG YANG TELAH DIEKSPOR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Contoh Permohonan. Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Teknis Kepabeanan

M E M U T U S K A N :

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152/PMK.04/2010 TENTANG

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

KOP PERUSAHAAN. Nomor & tanggal surat Hal : Permohonan sebagai MITA. Kepada : Yth. Kepala KPU... Di...

2017, No Melaksanakan Pelunasan dengan Cara Pembayaran; c. bahwa untuk lebih memberikan kepastian hukum, meningkatkan pelayanan di bidang cukai

FORMAT TANDA TERIMA PERMOHONAN KEBERATAN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 585 /KMK.05/1996

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 457/KMK.05/1997 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.04/2011 TENTANG

Konsekuensi Penetapan Tarif dan Nilai Pabean

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 16 /BC/2008 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 147/PMK.04/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 254/PMK.04/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PMK.04/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 1 /BC/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 253/PMK.04/2011 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 580 / KMK.04 / 2003 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.04/2013 TENTANG

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.04/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.011/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.04/2011 TENTANG IMPOR SEMENTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN /2013 NOMOR TENTANG NOMOR. Penerimaan. Penyetorann. administrasi. mendukung. dalam. negara, perlu tentang 30/PMK.04/ Negaraa. Denda.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan L

1 of 6 18/12/ :44

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.224, 2010

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 217/PMK.04/2010 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

142/PMK.04/2011 IMPOR SEMENTARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 17 /BC/2008 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70 / PMK.04 / 2009 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 05/BC/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER-25/BC/2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENUNDAAN, PEMBERIAN PERPANJANGAN PENUNDAAN DAN PENYELESAIAN PENUNDAAN PEMBAYARAN BEA MASUK, BEA MASUK DAN PAJAK DALAM RANGKA IMPOR, ATAU BEA MASUK, CUKAI DAN PAJAK DALAM RANGKA IMPOR KARENA MENUNGGU KEPUTUSAN PEMBEBASAN ATAU KERINGANAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 16 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/PMK.04/2015 tentang Penundaan Pembayaran Bea Masuk Dalam Rangka Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Jaminan, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Tata Cara Pemberian Penundaan, Pemberian Perpanjangan Penundaan, dan Penyelesaian Penundaan Pembayaran Bea Masuk, Bea Masuk Dan Pajak Dalam Rangka Impor, Atau Bea Masuk, Cukai Dan Pajak Dalam Rangka Impor Karena Menunggu Keputusan Pembebasan Atau Keringanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 4661); 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 167/PMK.04/2015 tentang Penundaan Pembayaran Bea Masuk Dalam Rangka Pengeluaran Barang Impor Untuk Dipakai Dengan Jaminan; 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 259/PMK.04/2010 tentang Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan;

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENUNDAAN, PEMBERIAN PERPANJANGAN PENUNDAAN, DAN PENYELESAIAN PENUNDAAN PEMBAYARAN BEA MASUK, BEA MASUK DAN PAJAK DALAM RANGKA IMPOR, ATAU BEA MASUK, CUKAI DAN PAJAK DALAM RANGKA IMPOR KARENA MENUNGGU KEPUTUSAN PEMBEBASAN ATAU KERINGANAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan: 1. Kantor Pabean adalah kantor dalam lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006. 2. Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia. 3. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai. 4. Pejabat Bea dan Cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006. 5. Pajak Dalam Rangka Impor yang selanjutnya disingkat PDRI adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dan/atau Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 Impor. 6. Penundaan adalah penundaan pembayaran: a. bea masuk; b. bea masuk dan PDRI; atau c. bea masuk, cukai, dan PDRI, karena menunggu keputusan pembebasan atau keringanan. 7. Pembebasan adalah fasilitas berupa pembebasan bea masuk, cukai, dan/atau PDRI atau keringanan bea masuk.

8. Importir adalah orang perseorangan atau badan hukum yang melakukan kegiatan memasukkan barang ke dalam daerah pabean. BAB II PEMBERIAN PENUNDAAN Pasal 2 (1) Untuk dapat mengeluarkan barang impor dengan mendapatkan Penundaan, Importir atau kuasanya mengajukan permohonan Penundaan kepada Kepala Kantor Pabean. (2) Permohonan Penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a. alasan untuk mendapatkan Penundaan; b. jumlah bea masuk atau bea masuk dan cukai yang dimintakan Penundaan pembayaran; c. jumlah PDRI, dalam hal permohonan Penundaan meliputi PDRI; dan d. jumlah dan jenis barang. (3) Permohonan Penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampiri dengan: a. bukti atas penerimaan permohonan untuk memperoleh Pembebasan yang diberikan oleh unit penerbit fasilitas Pembebasan; dan b. fotokopi invoice dan/atau packing list atau dokumen semacam itu. (4) Terhadap Permohonan Penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pejabat Bea dan Cukai yang menyelenggarakan fungsi penerimaan dokumen kepabeanan dan cukai, memeriksa kelengkapan dokumen dengan ketentuan: a. mengembalikan dokumen permohonan kepada Importir atau kuasanya untuk dilengkapi, dalam hal permohonan Penundaan yang diajukan tidak lengkap; atau b. memberikan tanda terima kepada Importir atau kuasanya, dalam hal permohonan Penundaan yang diajukan telah lengkap dan sesuai.

(5) Terhadap permohonan Penundaan yang telah lengkap dan sesuai, Pejabat Bea dan Cukai yang menyelenggarakan fungsi penerimaan dokumen kepabeanan dan cukai menyerahkan dokumen permohonan kepada Pejabat Bea dan Cukai yang menyelenggarakan fungsi pelayanan fasilitas dan perijinan di bidang kepabeanan dan cukai. Pasal 3 (1) Terhadap Permohonan Penundaan yang diajukan telah lengkap dan sesuai, Pejabat Bea dan Cukai yang menyelenggarakan fungsi pelayanan fasilitas dan perijinan di bidang kepabeanan dan cukai melakukan konfirmasi atas: a. bukti atas penerimaan permohonan untuk memperoleh Pembebasan yang diberikan oleh unit penerbit fasilitas Pembebasan; dan b. proses permohonan Pembebasan, kepada unit penerbit fasilitas Pembebasan. (2) Konfirmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan melalui sistem aplikasi pelayanan. (3) Dalam hal sistem aplikasi pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) belum diterapkan, konfirmasi dilakukan dengan cara: a. lisan, dengan mencatat tanggal konfirmasi dan nama pegawai yang memberikan jawaban atas konfirmasi; atau b. tertulis melalui naskah dinas maupun surat elektronik. (4) Pengiriman konfirmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejak permohonan Penundaan diterima secara lengkap. Pasal 4 (1) Terhadap konfirmasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), unit penerbit fasilitas Pembebasan dapat memberikan jawaban melalui sistem aplikasi pelayanan.

(2) Dalam hal sistem aplikasi pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum diterapkan, unit penerbit fasilitas Pembebasan dapat memberikan jawaban atas konfirmasi dengan cara: a. Lisan, dengan mencatat tanggal pemberian jawaban atas konfirmasi dan nama pegawai yang diberikan jawaban atas konfirmasi; atau b. tertulis melalui naskah dinas maupun surat elektronik. (3) Pengiriman jawaban atas konfirmasi dilakukan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak konfirmasi diterima. Pasal 5 (1) Terhadap jawaban atas konfirmasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pejabat Bea dan Cukai yang menyelenggarakan fungsi pelayanan fasilitas dan perijinan di bidang kepabeanan dan cukai melakukan penelitian paling sedikit meliputi: a. alasan untuk mendapatkan Penundaan; dan b. jawaban atas konfirmasi dari unit penerbit fasilitas Pembebasan. (2) Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menunjukkan kesesuaian, Kepala Kantor Pabean atas nama Menteri Keuangan memberikan persetujuan dengan menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian Penundaan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak jawaban atas konfirmasi dari unit penerbit fasilitas Pembebasan diterima yang salinannya disampaikan kepada unit penerbit fasilitas Pembebasan. (3) Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian Penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pendaftaran Pemberitahuan Impor Barang.

(4) Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menunjukkan: a. alasan untuk mendapatkan Penundaan tidak dikarenakan sedang mengajukan permohonan untuk memperoleh fasilitas pembebasan bea masuk; dan/atau b. jawaban atas konfirmasi dari unit penerbit fasilitas yang diterima berupa: 1. permohonan Pembebasan telah mendapat ketetapan atau penolakan; atau 2. permohonan Pembebasan tidak pernah diajukan, permohonan Penundaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ditolak. (5) Atas penolakan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Kepala Kantor Pabean atas nama Menteri Keuangan membuat surat penolakan disertai alasannya dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak jawaban atas konfirmasi dari unit penerbit fasilitas Pembebasan diterima. (6) Pejabat Bea dan Cukai yang menyelenggarakan fungsi pelayanan fasilitas dan perijinan di bidang kepabeanan dan cukai menyampaikan fotokopi Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian Penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Pejabat Bea dan Cukai yang menyelenggarakan fungsi pengadministrasian jaminan serta pemrosesan penyelesaian jaminan penangguhan bea masuk dalam rangka penyelesaian Penundaan. BAB III PERPANJANGAN PENUNDAAN Pasal 6 (1) Untuk mendapat perpanjangan Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian Penundaan, Importir atau kuasanya mengajukan permohonan perpanjangan Penundaan kepada Kepala Kantor Pabean yang menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian Penundaan.

(2) Permohonan perpanjangan Penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan sebelum Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian Penundaan berakhir. (3) Dalam hal permohonan perpanjangan Penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang diajukan telah lengkap dan sesuai, Pejabat Bea dan Cukai yang menyelenggarakan fungsi penerimaan dokumen kepabeanan dan cukai memberikan tanda terima kepada Importir atau kuasanya. Pasal 7 (1) Terhadap permohonan perpanjangan Penundaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pejabat Bea dan Cukai yang menyelenggarakan fungsi pelayanan fasilitas dan perijinan di bidang kepabeanan dan cukai melakukan konfirmasi atas proses permohonan Pembebasan kepada unit penerbit fasilitas Pembebasan. (2) Konfirmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan melalui sistem aplikasi pelayanan. (3) Dalam hal sistem aplikasi pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) belum diterapkan, konfirmasi dilakukan dengan cara: a. lisan, dengan mencatat tanggal konfirmasi dan nama pegawai yang memberikan jawaban atas konfirmasi; atau b. tertulis melalui naskah dinas maupun surat elektronik. (4) Pengiriman konfirmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejak permohonan perpanjangan diterima. Pasal 8 (1) Terhadap konfirmasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1), unit penerbit fasilitas Pembebasan dapat memberikan jawaban melalui sistem aplikasi pelayanan.

(2) Dalam hal sistem aplikasi pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum diterapkan, unit penerbit fasilitas Pembebasan memberikan jawaban atas konfirmasi dengan cara: a. lisan, dengan mencatat tanggal pemberian jawaban atas konfirmasi dan nama pegawai yang diberikan jawaban atas konfirmasi;atau b. tertulis melalui naskah dinas maupun surat elektronik. (3) Pengiriman jawaban atas konfirmasi dilakukan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak konfirmasi diterima. Pasal 9 (1) Terhadap jawaban atas konfirmasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pejabat Bea dan Cukai yang menyelenggarakan fungsi pelayanan fasilitas dan perijinan di bidang kepabeanan dan cukai melakukan penelitian paling sedikit meliputi jawaban atas konfirmasi dari unit penerbit fasilitas Pembebasan. (2) Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menunjukkan: a. kesesuaian, Kepala Kantor Pabean atas nama Menteri Keuangan memberikan persetujuan dengan menerbitkan Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian perpanjangan Penundaan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak jawaban atas konfirmasi dari unit penerbit fasilitas diterima yang salinannya disampaikan kepada unit penerbit fasilitas Pembebasan; atau b. ketidaksesuaian, yang menyatakan bahwa permohonan Pembebasan telah mendapat ketetapan atau penolakan, Kepala Kantor Pabean atas nama Menteri Keuangan membuat surat penolakan disertai alasannya dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak jawaban atas konfirmasi dari unit penerbit fasilitas diterima.

(3) Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian perpanjangan Penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a hanya dapat diberikan 1 (satu) kali dengan jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal berakhirnya Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian Penundaan. (4) Pejabat Bea dan Cukai yang menyelenggarakan fungsi pelayanan fasilitas dan perijinan di bidang kepabeanan dan cukai menyampaikan fotokopi Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian perpanjangan Penundaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a kepada Pejabat Bea dan Cukai yang menyelenggarakan fungsi pengadministrasian jaminan serta pemrosesan penyelesaian jaminan penangguhan bea masuk dalam rangka penyelesaian Penundaan. BAB IV JAMINAN Pasal 10 (1) Importir yang telah mendapatkan Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian Penundaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) wajib menyerahkan jaminan dalam rangka pengeluaran barang dari Kawasan Pabean. (2) Jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebesar bea masuk, cukai, dan/atau PDRI yang dimintakan Penundaan. (3) Jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diserahkan kepada Pejabat Bea dan Cukai yang menyelenggarakan fungsi pengadministrasian jaminan serta pemrosesan penyelesaian jaminan penangguhan bea masuk untuk mendapatkan bukti penerimaan jaminan sesuai peraturan perundang-undangan mengenai jaminan dalam rangka kepabeanan. (4) Bukti penerimaan jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan syarat formal diberikannya nomor Pemberitahuan Impor Barang.

Pasal 11 (1) Jaminan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 harus dilakukan penyesuaian dengan ketentuan: a. penyesuaian jangka waktu jaminan yang telah diserahkan, dalam hal telah mendapatkan Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian perpanjangan Penundaan; atau b. penyesuaian jumlah jaminan sebesar jumlah bea masuk, cukai, dan/atau PDRI yang terutang beserta sanksi administrasi berupa denda, dalam hal dilakukan penetapan tarif dan nilai pabean oleh Pejabat Bea dan Cukai yang mengakibatkan kurangnya jumlah bea masuk, cukai, dan/atau PDRI yang terutang. (2) Penyesuaian jangka waktu dan jumlah jaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mengajukan penyesuaian jaminan kepada Pejabat Bea dan Cukai yang menyelenggarakan fungsi pengadministrasian jaminan serta pemrosesan penyelesaian jaminan penangguhan bea masuk untuk mendapatkan bukti penerimaan jaminan. BAB V PENYELESAIAN PENUNDAAN Pasal 12 (1) Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian Penundaan atau Keputusan Menteri Keuangan mengenai perpanjangan Penundaan diselesaikan oleh Importir dengan cara: a. menyerahkan Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian Pembebasan; atau b. menyerahkan surat penolakan permohonan Pembebasan, kepada Kepala Kantor Pabean yang membuat Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian Penundaan.

(2) Penyerahan Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian Pembebasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a atau surat penolakan permohonan Pembebasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan melalui Pejabat Bea dan Cukai yang menyelenggarakan fungsi pelayanan fasilitas dan perijinan di bidang kepabeanan dan cukai. (3) Atas penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pejabat Bea dan Cukai yang menyelenggarakan fungsi pelayanan fasilitas dan perijinan di bidang kepabeanan dan cukai melakukan penelitian paling sedikit meliputi: a. tanggal Keputusan Menteri Keuangan mengenai Pembebasan atau tanggal surat penolakan permohonan Pembebasan; b. jangka waktu Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian Penundaan atau perpanjangannya; dan c. tanggal pendaftaran Pemberitahuan Impor Barang. (4) Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan kepada Pejabat Bea dan Cukai yang menyelenggarakan fungsi pengadministrasian jaminan serta pemrosesan penyelesaian jaminan penangguhan bea masuk untuk penyelesaian Keputusan Menteri Keuangan tentang pemberian Penundaan sesuai peraturan perundang-undangan mengenai penundaan pembayaran bea masuk dalam rangka pengeluaran barang impor untuk dipakai dengan jaminan. (5) Terhadap Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian Penundaan atau Keputusan Menteri Keuangan mengenai perpanjangan Penundaan yang telah melewati jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) atau Pasal 9 ayat (3) dan belum mendapat Keputusan Menteri Keuangan mengenai pemberian Pembebasan, Pejabat Bea dan Cukai yang menyelenggarakan fungsi pengadministrasian jaminan serta pemrosesan penyelesaian jaminan penangguhan bea masuk:

a. mencairkan jaminan untuk penyelesaian bea masuk, cukai, dan/atau PDRI yang terutang; dan b. membuat penetapan atas pengenaan sanksi administrasi berupa denda sebesar 10% (sepuluh persen) dari bea masuk yang wajib dilunasi. BAB VI PENATAUSAHAAN DAN PELAPORAN Pasal 13 (1) Pejabat Bea dan Cukai yang menyelenggarakan fungsi pelayanan fasilitas dan perijinan di bidang kepabeanan dan cukai menatausahakan dokumen terkait Penundaan dan mengirimkan laporan penatausahaan Penundaan kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur Teknis Kepabeanan. (2) Pengiriman laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk periode 6 (enam) bulan setiap tanggal 1 Juli dan tanggal 31 Desember. (3) Dalam hal tanggal 1 Juli dan tanggal 31 Desember jatuh pada hari libur, pengiriman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan paling lambat pada hari kerja berikutnya. (4) Pengiriman laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara elektronik. Pasal 14 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku setelah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Juni 2016 DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, -ttd- HERU PAMBUDI