BAB I PENDAHULUAN. Seseorang dikatakan mampu berbahasa Indonesia apabila mampu menggunakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki fungsi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

L PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di SMP Negeri 45 Bandung, kegiatan menulis tampaknya belum begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. antar warga akan berlangsung dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami perubahan karena adanya perkembangan di segala bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat kemampuan dasar berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang penting dipelajari termasuk di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dan tidak menarik. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat yang menuntut setiap manusia untuk bersaing dan berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian). Dalam dunia anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. keindahan bahasa Indonesia yang sederhana baik lisan maupun tulisan. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Santosa, dkk (dalam Harjono, 2009:4) Mengungkapkan bahwa fungsi bahasa. adalah:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan global. Maka, untuk meningkatkan mutu pendidikan pemerintah selalu

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan yang diajarkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk menciptakan manusia yang cerdas, trampil

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik tingkat SMA adalah Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional adalah. pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang

BAB I PENDAHULUAN. menuliskan pengalaman dalam bentuk cerita dan puisi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Keterampilanketerampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini, dijabarkan tentang alasan dilakukannya penelitian yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan definisi istilah. Adapun penjelasannya sebagai berikut. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa Nasional bangsa Indonesia yang mempunyai peran penting dalam komunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Seseorang dikatakan mampu berbahasa Indonesia apabila mampu menggunakan bahasa tersebut dengan baik dan benar. Pengukuran kemampuan berbahasa dapat dilihat dari kemampuan seseorang menggunakan bahasa yang baik secara lisan maupun tulisan. Sehingga, Bahasa Indonesia dijadikan mata pelajaran utama di semua jenjang pendidikan di Indonesia. Menurut Alif (116:2010) Kemampuan berbahasa Indonesia adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi masyarakat indonesia, tidak terkecuali murid sekolah dasar. Bahasa indonesia diajarkan kepada siswa berdasarkan kurikulum yang berlaku di dalamnya (kurikulum pendidikan dasar) tercantum beberapa tujuan pembelajaran. Salah satu tujuan pokoknya adalah siswa mampu berkomunikasi secara efektif dan terampil berbahasa lisan maupun tulis dengan baik dan benar setelah proses belajar mengajar di sekolah. Keterampilan berbahasa tidak hanya satu aspek saja, tetapi di dalamnya termasuk kemampuan membaca, menulis,menyimak dan berbicara. Proses pemerolehan dan penggunaannya keterampilan bahasa tersebut saling berhubungan satu sama lain. 1

2 Membaca merupakan keterampilan dasar yang perlu dimiliki oleh setiap individu, tidak hanya untuk meraih keberhasilan untuk menuntut ilmu melainkan keberhasilan disepanjang hidupnya. Membaca dapat memperluas wawasan dan pengetahuan seseorang, membaca perlu diterapkan kepada anak-anak sedini mungkin sehingga, membaca perlu mendapat perhatian khusus dari semua pihak baik sekolah sebagai penyelenggara pendidikan, masyarakat, orang tua, dan pemerintah. Oleh karena itu amat penting bagi lembaga pendidikan disekolah dasar (SD) untuk menerapkan bahasa indonesia sejak anak-anak (Tarigan, 2008:11). Menurut Alif (2010:125), membaca merupakan proses mendapatkan makna dari barang cetak. Ada dua cara yang ditempuh dalam membaca untuk memperoleh makna dari barang cetak yaitu secara langsung dan tidak langsung. Langsung adalah menghubungkan ciri penanda visual dari tulisan dengan maknanya sedangkan secara tidak langsung adalah mengidentifikasi bunyi dalam kata dan menghubungkannya dengan makna. Peserta didik di Indonesia terutama di daerah-daerah terpencil memiliki kemampuan membaca yang sangat kurang. Hal ini terjadi karena adanya beberapa faktor, seperti sumber daya manusia yang rendah, faktor lingkungan, dan kurangnya tenaga pendidik di daerah tersebut. Selain intu guru juga berperan penting dalam proses pembelajaran, agar siswa tidak cepat bosan dan pasif saat proses pembelajaran berlangsung. Selama ini,disaat proses pembelajaran berlangsung guru hanya menggunakan model pembelajaran yang monoton, karena tidak mempunyai keterampilan untuk menggunakan model pembelajaran lainnya. Keberhasilan belajar siswa akan tercapai apabila terjadi interaksi dua arah antara

3 guru dengan siswa sudah dapat berjalan dengan baik. Agar meningkatkan motivasi siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru maka, guru harus memilih model pembelajaran yang tepat. Pembelajaran pada kenyataannya masih banyak yang semata berorientasi pada upaya mengembangkan dan menguji daya ingat siswa sehingga kemampuan berpikir siswa direduksi dan sekedar dipahami sebagai kemampuan untuk mengingat (Harsanto, 2005:17). Selain itu, hal tersebut juga berakibat siswa terhambat dan tidak berdaya menghadapi masalah-masalah yang menuntut pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif. Untuk pencapaian hasil belajar yang optimal diperlukan suatu alat pendidikan ataupun media pembelajaran dan model baru dalam proses pembelajaran. Penerapan media atau model pembelajaran harus dapat melatih cara-cara memperoleh informasi baru, menyeleksinya dan kemudian mengolahnya, sehingga terdapat jawaban terhadap suatu permasalahan. Sesuai dengan hukum gestalt bahwa manusia berfikir secara menyeluruh, maka proses belajar yang melibatkan proses berfikir, harus dimulai dari mempelajari materi secara keseluruhan, baru ke detail atau bagiannya. Tetapi dalam belajar yang melibatkan aktivitas motorik, justru harus dimulai dengan detail terlebih dahulu kemudian digabungkan menjadi ketrampilan yang menyeluruh (Sarwono, 2013:107). Hal di atas juga didukung berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di SDN Selorejo 03 dan SDN Sumberagung 03 Selorejo Blitar. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru atau satu arah antara lain menggunakan teknik ceramah dan penugasan. Saat proses pembelajaran berlangsung hanya

4 terdapat beberapa siswa yang terlihat aktif, terlihat kejenuhan, kebosanan saat guru menerangkan dan terlihat beberapa siswa yang beraktivitas di luar konteks pelajaran. Dilihat dari kondisi pembelajaran tersebut, maka peneliti menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar, (lina, 2010:37). Pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran Cooperative Intergrated Reading and Composition. Model Pembelajaran Cooperative Intergrated Reading and Composition adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting. Dimana guru memberikan sebuah cerita yang berbentuk karangan narasi atau novel. Tujuan utama menggunakan pendekatan tipe Cooperative Intergrated Reading and Composition dalam pembelajaran membaca adalah membantu siswa meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan meningkatkan hasil belajar siswa yang rendah. Pembelajaran Cooperative Intergrated Reading and Composition diharapkan dapat meningkatkan cara siswa berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi sesama teman. Tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk memperbaiki pembelajaran yang selama ini diterapkan pada materi menentukan gagasan utama dalam paragraf, serta untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa sebelum dan setelah menggunakan Model pembelajaran Cooperative Intergrated Reading and

5 Composition. Model pembelajaran ini juga bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan seperti yang dinyatakan oleh (Sanjaya, 2009:20) yaitu siswa hanya mungkin dapat belajar dengan baik manakala ada dalam suasana yang menyenangkan dan bebas dari rasa takut. Kelas didesain dalam suasana hidup dan terbebas dari rasa tegang. Untuk itu dengan penggunaan model pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa untuk lebih mudah memahami. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik menerapkan model pembelajarn Cooperative Intergrated Reading and Composition untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa sehingga penelitian yang akan dilakukan berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Intergrated Reading and Composition terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Selorejo 03 dan SDN Sumberagung 03 kecamatan Selorejo Blitar 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan suatu cara bagaimana melihat, menduga, memperkirakan, dan menguraikan serta menjelaskan apa yang menjadi masalah. Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut : 1. Proses pembelajaran berpusat pada guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan. 2. Saat proses pembelajaran berlangsung terdapat beberapa siswa yang terlihat tidak aktif, terlihat kejenuhan, kebosanan saat guru menerangkan dan terlihat beberapa siswa yang beraktivitas di luar konteks pelajaran

6 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang terdapat di SDN Selorejo 03 dan SDN Sumberragung 03 kelas V pada materi menyimpulkan paragraf dalam beberapa kalimat, maka dapat dirumusakan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana Pengaruh Metode Pembelajaran Cooperative Integratid Reading and Composition (CIRC) terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN Selorejo 03 dan SDN Sumberangung 03 Kecamatan Selorejo Blitar? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam suatu penelitian. Sesuai dengan masalah yang ada maka peneliti dapat memberikan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Metode pembelajaran Cooperative Integratid Reading and Composition terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN Selorejo 03 dan SDN Sumberangung 03 Kecamatan Selorejo Blitar. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk penelitian lain yang juga ingin menerapkan strategi permainan untuk memberikan pembelajaran yang menyenangkan, mudah dipahami oleh siswa, dan memperbaiki model pembelajaran yang berpusat pada guru agar juga dapat melibatkan siswa untuk aktif. 1) Manfaat Teoritis Penelitan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan

7 pendidikan, terutama kemampuan siswa dalam menentukan gagasan utama dalam paragraf di SDN Selorejo 03 dan SDN Sumberagung 03 Blitar. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, maupun sekolah. 1. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan kerjasama dan membantu siswa yang lemah saat pelajaran serta menjadikan siswa lebih aktif dan teliti untuk memecahkan masalah. 2. Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan salah satu acuan untuk guru Bahasa Indonesia untuk memilih model pembelajaran. 3. Bagi sekolah, Alternatif memberikan motivasi siswa oleh kalangan pendidik pada umumnya dalam lingkungan sekolah serta diharapkan akan bermanfaat dalam upaya peningkatan mutu dan efektifitas pembelajaran di sekolah. 4. Dapat dijadikan bahan pertimbangan penelitian selanjutnya. 1.6 Batasan Masalah Mengingat kemampuan dan keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian dan untuk menghindari terlampau luasnya penelitian yang akan dilaksanakan, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi dengan materi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pada Standar Kompetensi Membaca, 3. Memahami teks dengan membaca teks percakapan membaca cepat 75 kata/rmenit, dan membaca puisi. Kompetensi Dasar 3.2 Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata/menit. Pada materi Menentukan Gagasan Utama Dalam Paragraf. Penelitian ini di laksanakan pada kelas V semester I di

8 SDN Selorejo 03 sebanyak 20 siswa, 10 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki sedangkan di SDN Sumberagung 03 sebanyak 18 siswa dari 8 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Penelitian ini mengukur hasil belajar siswa pada materi menentukan gagasan utama dalam paragraf sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran CIRC dan keaktifan siswa mengikuti kegiatan belajar. 1.7 Penegasan Istilah Agar tidak menimbulkan kesalah pahaman terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan istilah dan definisi operasional antara lain sebagai berikut: 1. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.(slameto, 2010:2). 2. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial.(trianto,2007:1). 3. Model pembelajaran Cooperative Integratid Reading and Composition adalah Terjemahan bebas dari Cooperative Integratid Reading and Composition adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif kelompok. Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis) merupakan model pembelajaran khusus Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka membaca dan menemukan ide pokok, pokok pikiran atau,tema sebuah wacana/kliping. (Slavin, 2009:26).

9 4. Membaca : membaca adalah sebuah proses yang kompleks dan rumit. Kompleks artinya dalam proses membaca terlibat sebagai faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi Intelegensi (IQ), minat, sikap, bakat, motivasi, dan tujuan membaca, sedangkan faktor eksternal meliputi sarana membaca, teks bacaan, faktor lingkungan atau faktor latar belakang sosial ekonomi, kebiasaan dan tradisi membaca.( Nurhadi, 2008: 13).