BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia merupakan kondisi yang sering ditemukan pada ibu hamil. Anemia adalah keadaan dimana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun. Akibatnya, terjadi penurunan transportasi oksigen dari paru kejaringan (Datta, 2007). Menurut Prawirohardjo (2002) dikutip dari Amiruddin (2007), frekwensi anemia cukup tinggi berkisar antara 10 sampai 20 %. Anemia dapat terjadi terutama pada ibu hamil karena kekurangan zat besi (Solihah, 2007). Anemia pada kehamilan merupakan masalah Nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia hamil disebut potential danger to mother and child (potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba, 1998). Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi.
Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75%, serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan (Amiruddin, 2007). Ibu hamil yang menderita anemia gizi besi tidak akan mampu memenuhi kebutuhan zat-zat gizi bagi dirinya dan janin dalam kandungannya. Oleh karena itu, anemia gizi besi dapat berakibat fatal bagi ibu hamil karena ibu hamil memerlukan banyak tenaga untuk melahirkan. Sewaktu melahirkan biasanya darah keluar dalam jumlah banyak sehingga kondisi anemia akan memperburuk keadaan ibu hamil. Hal ini akan berdampak lebih jauh pada kematian ibu saat melahirkan (Wirakusumah, 1999). Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya karena anemia. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia relatif tinggi yaitu sebesar 262 per 100.000 kelahiran hidup (BPS, 2005), Ini berarti setiap jam ada 1 ibu yang meninggal karena proses kehamilan dan persalinan. Padahal, Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. Anemia yang diderita masyarakat adalah karena kekurangan zat besi yang dapat diatasi melalui pemberian zat besi secara teratur dan peningkatan gizi.
Selain itu didaerah pedesaan banyak dijumpai ibu hamil dengan malnutrisi atau kekurangan gizi, kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan, ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi rendah (Manuaba, 1998). Zat besi adalah salah satu nutrien yang tidak dapat diperoleh dalam jumlah yang adekuat dari makanan yang dikonsumsi selama masa hamil. Tambahan besi mulai diberikan sejak kunjungan prenatal pertama guna mempertahankan cadangan ibu dan memenuhi kebutuhan janin (Bobak, 2004). Sekitar 80 % kasus anemia masa hamil merupakan anemia tipe defisiensi besi, 20 % sisanya mencakup kasus anemia herediter, anemia defisiensi asam folat, anemia sel sabit dan talasemia. Tanpa terapi besi, wanita hamil dengan nutrisi yang sangat baik sekalipun akan mengalami kehamilan yang disertai defisiensi besi. Diet saja tidak dapat mengganti kehilangan besi pada masa hamil. Nutrisi tidak adekuat, tidak adanya terapi besi akan menyebabkan anemia defisiensi besi selama masa kehamilan (Bobak, 2004). Kebanyakan kasus, keberhasilan terapi besi pada masa hamil dilakukan melalui pemberian suplemen besi. Sangatlah penting untuk mengajarkan wanita hamil pentingnya manfaat terapi besi. Selain itu, penting juga menginstruksikan wanita untuk mengurangi efek samping besi pada saluran cerna, yakni dengan melakukan upaya diet (Bobak, 2004).
Masalah kesehatan perempuan yang menonjol yang berpengaruh terhadap kesehatan ibu hamil adalah tingginya anemia gizi pada ibu hamil. Di daerah pedesaan terutama karena rendahnya cakupan K4 (Kunjungan ibu hamil 4 kali selama masa kehamilan ), sehingga akses terhadap Tablet besi masih kurang. Selain itu anemia gizi juga disebabkan rendahnya intake atau masuknya makanan yang mengandung zat besi. Faktor ekonomi mempengaruhi rendahnya kesadaran tentang pentingnya makanan bergizi selama masa kehamilan. Menurut Soemantri (1983) dalam buku Wirakusumah (1999), menyatakan bahwa anemia gizi juga dipengaruhi oleh faktor faktor lain seperti pendidikan, status gizi dan pola makan, fasilitas kesehatan, pertumbuhan, daya tahan tubuh dan infeksi. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan bekerjasama dengan United Nations Children and Education Fund (UNISEF) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1994 melaporkan bahwa masih banyak pengaruh sosial budaya yang bertentangan dengan prinsip kehamilan modern serta kurangnya pengetahuan suami, keluarga, dan kader tentang manfaat mengkonsumsi tablet zat besi. Usaha untuk menurunkan angka kejadian defisiensi zat besi sebagai akibat dari kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi yang kurang telah dilakukan oleh Puskesmas Karangawen II Desa Tlogorejo Karangawen Demak. Menurut bidan yang bertugas di Puskesmas Karangawen II Desa Tlogorejo Karangawen Demak menyatakan bahwa masih banyak ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet
zat besi yang telah diberikan dan sesuai program terkadang tidak patuh dengan alasan karena terjadi mual, pendidikan ibu hamil yang rata-rata SD kurang lebih 20 %, ketiadaan waktu ibu hamil karena bekerja, kurangnya kesadaran, lupa, dan pengetahuan ibu hamil tentang manfaat dari mengkonsumsi tablet zat besi selama masa kehamilan, serta didukung oleh kurangnya ibu hamil dalam memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan misalnya puskesmas atau posyandu yang berpengaruh pada kunjungan antenatal care (ANC), dengan alasan jarak rumah yang jauh dengan pelayanan kesehatan yang menjadi kendala bagi ibu hamil dalam mendapatkan tablet besi yang berdampak pada kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi. Sehubungan dengan latar belakang diatas penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai: hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang tablet zat besi dengan kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet zat besi di Wilayah Kerja Puskesmas Karangawen II Desa Tlogorejo Karangawen Demak.
B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka masalah peneliti yang dapat dirumuskan adakah hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang tablet zat besi dengan kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet zat besi di Wilayah Kerja Puskesmas Karangawen II Desa Tlogorejo Karangawen Demak. C. Tujuan 1. Umum Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang tablet zat besi dengan kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet zat besi di Wilayah Kerja Puskesmas Karangawen II Desa Tlogorejo Karangawen Demak. 2. Khusus a. Mendiskripsikan pengetahuan ibu hamil tentang tablet zat besi di Wilayah Kerja Puskesmas Karangawen II Desa Tlogorejo Karangawen Demak b. Mendiskripsikan sikap ibu hamil tentang tablet zat besi di Wilayah Kerja Puskesmas Karangawen II Desa Tlogorejo Karangawen Demak
c. Mendiskripsikan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi di Wilayah Kerja Puskesmas Karangawen II Desa Tlogorejo Karangawen Demak d. Menganalisis hubungan pengetahuan ibu hamil tentang tablet zat besi dengan kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet zat besi. e. Menganalisis hubungan sikap ibu hamil tentang tablet zat besi dengan kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet zat besi. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Peneliti mampu menambah pengetahuan, memperluas wawasan dan memberikan masukan pada para ibu hamil untuk rajin mengkonsumsi tablet zat besi sehingga dapat mengurangi masalah pada ibu hamil dan memberikan masukan pada kader Puskesmas guna meningkatkan perannya dalam memberikan tablet zat besi yang bermanfaat bagi ibu hamil. 2. Bagi Petugas Kesehatan Sebagai bahan masukan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada ibu hamil terutama yang berkaitan dengan pengetahuan dan sikap ibu hamil dengan kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet besi sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. 3. Bagi Puskesmas
Memberikan masukan pada Puskesmas guna peningkatan mutu pelayanan di Puskesmas, terutama pendidikan kesehatan tentang manfaat tablet zat besi pada ibu hamil. 4. Bagi Program Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran khususnya dalam menjalankan program dan strategi serta keteraturan konsumsi tablet zat besi dalam keperawatan Maternitas. 5. Bagi Institusi Kesehatan Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan bagi penelitian berikutnya yang melakukan penelitian sejenis dan dengan variabel yang lebih kompleks mengenai kepatuhan konsumsi tablet zat besi. E. Ruang Lingkup Penelitian Maternitas. Penelitian ini termasuk dalam bidang ilmu kesehatan keperawatan