BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN JAMINAN PERSALINAN

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 9 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

BUPATI MAGELANG PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 2-9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DANA JAMINAN PERSALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PERSALINAN DAERAH

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2012

TENTANG. dan Jaminan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN BUPATI BERAU

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN GRATIS BAGI PASIEN TIDAK MAMPU PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 42 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang. huruf b dan ayat (7) huruf e Undang-Undang Nomor 18

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 70 TAHUN 2011

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI MALUKU TENGGARA PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 7.K TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

TENTANG BUPATI SERANG,

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PONDOK BERSALIN DESA DAN PONDOK KESEHATAN DESA

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 39 TAHUN

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26.A TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN BJJPATI ROKAN HULU

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PENGGUNAAN DANA JAMINAN PERSALINAN DI KABUPATEN KARANGASEM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 90 TAHUN 2012

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN

PERATURAN BUPATI LEBAK

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DINAS KESEHATAN DAERAH KOTA BLITAR

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI BERAU

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.1 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 50 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 22

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 169 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG

DRAFT RANPERBUP TTG POLA BAGI JASA PELAYANAN RSUD BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL BAGI PENUNGGU PASIEN

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.2 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

SALINAN BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN JAMINAN PERSALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta mencegah secara dini terjadinya komplikasi baik dalam persalinan ataupun masa nifas, Pemerintah telah menggulirkan Program Jaminan Persalinan yang pembiayaannya bersumber dari Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan; b. bahwa dalam rangka tertib administrasi pengelolaan dan penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Jampersal sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 61 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2018 perlu mengatur Pedoman Teknis Penggunaan Jaminan Persalinan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Teknis Penggunaan Jaminan Persalinan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 42); 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

- 2-5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 61 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2018 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 59); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN JAMINAN PERSALINAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Magelang. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Bupati adalah Bupati Magelang. 4. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang. 5. Jaminan Persalinan yang selanjutnya disebut Jampersal adalah jaminan pembiayaan pelayanan kesehatan meliputi pertolongan persalinan, perawatan kehamilan dan nifas risiko tinggi, Keluarga Berencana pasca persalinan, perawatan bayi lahir dan rujukan ibu hamil/bersalin. 6. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. 7. Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya untuk meenyelenggarakan pelayanan rawat inap, sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan. 8. Puskesmas non rawat inap adalah Puskesmas yang tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap, kecuali pertolongan persalinan normal. 9. Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar yang selanjutnya disebut Puskesmas PONED adalah Puskesmas rawat inap yang memiliki kemampuan serta fasilitas untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas serta kegawatdaruratan bayi baru lahir. 10. Rumah Tunggu Kelahiran selanjutnya disingkat RTK adalah tempat tinggal sementara pasien dan keluarga/pendamping yang dilaksanakan sebelum, selama atau sesudah kelahiran anak. 11. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. 12. Rumah Sakit Umum Daerah Muntilan yang selanjutnya disebut RSUD Muntilan adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Magelang. 13. Rumah sakit atau fasilitas kesehatan adalah rumah sakit atau fasilitas kesehatan selain RSUD Muntilan.

- 3-14. Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horisontal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama. 15. Ibu Nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi sampai 42 (empat puluh dua) hari paska melahirkan. 16. Bayi Baru Lahir adalah bayi baru lahir sampai usia 28 (dua puluh delapan) hari. 17. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang selanjutnya disebut BKKBN adalah Lembaga Pemerintahan Non Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera. BAB II RUANG LINGKUP KEGIATAN DAN PENGGUNAAN Pasal 2 Ruang Lingkup Kegiatan Jampersal meliputi: a. rujukan persalinan dari rumah ke fasilitas pelayanan kesehatan yang kompeten; b. sewa dan operasional rumah tunggu kelahiran (RTK); c. pertolongan persalinan, perawatan kehamilan, KB pasca persalinan dan perawatan bayi baru lahir; dan d. dukungan manajemen. Pasal 3 (1) Penggunaan dana Jampersal meliputi: a. Biaya Rujukan (pergi dan pulang) ibu hamil/bersalin ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai kompetensi pertolongan persalinan meliputi: 1. Rujukan Ibu hamil/bersalin normal dari rumah ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan primer (Puskesmas) baik melalui rumah tunggu kelahiran dan atau langsung ke fasilitas pelayanan kesehatan primer (Puskesmas). 2. Rujukan ibu hamil/bersalin risiko tinggi: 1. Rujukan dari Rumah ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan sekunder/tersier (Rumah Sakit) atau dari fasilitas pelayanan kesehatan primer (Puskesmas) ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan sekunder/tersier (Rumah Sakit) baik melalui rumah tunggu kelahiran dan atau langsung ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan sekunder/tersier (Rumah Sakit); 2. Rujukan untuk pelayanan perawatan kehamilan ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan sekunder/tersier (Rumah Sakit) atas indikasi medis. b. Sewa dan operasional Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) termasuk makan dan minum bagi pasien, keluarga pendamping dan petugas kesehatan/kader. c. Pertolongan persalinan, perawatan kehamilan risiko tinggi atas indikasi (bila diperlukan) di fasilitas pelayanan kesehatan yang kompeten dengan fasilitas sama dengan peserta JKN/KIS penerima bantuan iuran (PBI) kelas III berupa biaya jasa pertolongan persalinan, perawatan kehamilan risiko tinggi, pelayanan KB paska persalinan dengan kontrasepsi disediakan BKKBN termasuk perawatan bayi baru lahir. d. Dukungan manajemen/pengelolaan Jampersal pada Dinas Kesehatan dengan besaran maksimal 5% untuk kegiatan pengelolaan keuangan, sosialisasi, verifikasi klaim, survei dan kontrak RTK, pembinaan, pendampingan petugas kesehatan, dan dukungan administrasi.

- 4 - (2) Dana Jampersal tidak boleh dimanfaatkan untuk belanja tidak langsung, belanja modal, pembelian obat dan vaksin, bayar iuran/premi. (3) Penerima bantuan Jampersal tidak diperbolehkan naik kelas dengan biaya sendiri dan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada Penerima Bantuan Iuran (PBI). (4) Besarnya klaim biaya atas pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sesuai dengan yang berlaku pada penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Pasal 4 Besaran biaya kegiatan Jampersal sebagai berikut: NO KEGIATAN PAGU BIAYA 1. 2 3 1. Transportasi lokal dan/atau perjalanan dinas untuk petugas/kader yang mengantar ibu hamil dari rumah ke RTK dan atau langsung ke fasilitas kesehatan dengan memperhatikan jarak tempuh Sesuai ketentuan peraturan 2. Sewa mobilitas/sarana transportasi rujukan Sesuai ketentuan peraturan 3. Belanja jasa pengiriman spesimen Sesuai ketentuan peraturan 4. Sewa dan Operasional Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) a. Sewa rumah b. Makan dan minum bagi ibu hamil dan pendamping yang ada di RTK a. Rp7.000.000,00/tahun b. Sesuai ketentuan peraturan perundangundangan c. Langganan air d. Langganan listrik e. Kebersihan c. Rp100.000,00/bulan d. Rp300.000,00/bulan e. Rp600.000,00/bulan 5. Honor PNS dan non PNS Sesuai ketentuan peraturan 6. Jasa pemeriksaan, perawatan dan Sesuai Tarif pada Program pertolongan persalinan JKN 7. KB Pasca Persalinan Sesuai Tarif pada Program JKN 8. Perawatan Bayi Baru Lahir Sesuai Tarif pada Program JKN 9. Dukungan manajemen Sesuai ketentuan peraturan BAB VI PESERTA Pasal 5 Peserta Jaminan Persalinan adalah sebagai berikut: a. ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas serta bayi baru lahir dari keluarga miskin yang belum mempunyai Jaminan Kesehatan Nasional/Kartu Indonesia Sehat atau jaminan kesehatan lainnya;

- 5 - b. ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas miskin yang sudah mempunyai Jaminan Kesehatan Nasional/Kartu Indonesia Sehat tetapi sudah tidak aktif; dan c. bayi baru lahir dari keluarga miskin peserta Jaminan Kesehatan Nasional/Kartu Indonesia Sehat yang belum dijamin dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional/Kartu Indonesia Sehat. BAB VII FASILITAS KESEHATAN Pasal 6 Fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat memberikan pelayanan jampersal adalah: a. Puskesmas non rawat inap; b. Puskesmas rawat inap; c. Puskesmas PONED; dan d. Rumah Sakit. BAB VIII JENIS PELAYANAN Pasal 7 (1) Pelayanan kesehatan pada Puskesmas non rawat inap dan Puskesmas rawat inap: a. pertolongan persalinan normal; b. pelayanan KB paska persalinan dengan alat kontrasepsi disediakan BKKBN; c. perawatan bayi baru lahir; dan d. pelayanan rujukan. (2) Pelayanan kesehatan pada Puskesmas PONED meliputi: a. pertolongan persalinan normal dan penyulit sesuai dengan kompetensinya; b. pelayanan KB paska persalinan dengan alat kontrasepsi disediakan BKKBN; c. perawatan bayi baru lahir; dan d. pelayanan rujukan. Pasal 8 (1) Dalam hal pelayanan di Puskesmas tidak mampu menangani, diberikan rujukan ke kelas III pada RSUD Muntilan atau Rumah Sakit lainnya yang ditunjuk. (2) Dalam hal Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mampu menangani, pasien dirujuk ke kelas III pada Rumah Sakit kelas lebih tinggi. (3) Pelayanan yang diberikan adalah: a. pertolongan persalinan risiko tinggi dan penyulit sesuai dengan kompetensinya; b. perawatan komplikasi yang disebabkan karena kehamilan; c. pelayanan antenatal (ANC) dan pelayanan nifas (PNC) bagi ibu hamil risiko tinggi yang atas indikasi medis perlu pelayanan/perawatan di fasilitas rujukan sekunder/tersier; d. pelayanan KB paska persalinan dengan kontrasepsi disediakan BKKBN; dan e. perawatan bayi baru lahir.

- 6 - BAB IX PERSYARATAN DAN TATACARA MEMPEROLEH PELAYANAN KESEHATAN Pasal 9 (1) Untuk memperoleh pelayanan kesehatan pada Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. foto kopi Kartu Tanda Penduduk bagi yang telah wajib mempunyai atau Kartu Keluarga atau surat keterangan tinggal dari Kepala Desa setempat; dan b. Surat Keterangan Miskin dari Kepala Desa. (2) Untuk memperoleh pelayanan kesehatan pada rumah sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. foto kopi Kartu Tanda Penduduk bagi yang telah wajib mempunyai Kartu Tanda Penduduk atau Kartu Keluarga atau surat keterangan tinggal dari Kepala Desa setempat; b. surat Keterangan Miskin dari Kepala Desa; dan c. surat rujukan dari fasilitas pelayanan kesehatan tingkat di bawahnya. (3) Khusus pasien gawat dan/atau darurat, tidak memerlukan surat rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat di bawahnya, cukup surat keterangan dari instalasi/unit gawat darurat rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan yang dituju. (4) Kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dipenuhi dalam waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung mulai hari pertama perawatan. (5) Untuk pelayanan di rumah sakit, selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), harus memperoleh Surat Jaminan Pelayanan. (6) Untuk memperoleh Surat Jaminan Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), pemohon mengajukan permohonan ke Dinas Kesehatan dengan membawa persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3). (7) Surat Jaminan Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berlaku untuk 1 (satu) kali periode pelayanan kesehatan. BAB X TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 10 Pembayaran dilakukan dengan cara sistem klaim yang dilakukan oleh pemberi pelayanan kesehatan dengan melampirkan syarat-syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan nota perhitungan keuangan dalam mata uang rupiah. BAB XII BERLAKUNYA PROGRAM Pasal 11 Program Jampersal berlaku sampai dengan tanggal 30 November tahun berjalan atau sebelum tanggal 30 November tahun berjalan dalam hal dana yang dianggarkan diperkirakan tidak mencukupi untuk pembayaran biaya kegiatan Jampersal.

- 7 - BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 11 Juni 2018. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Magelang. Ditetapkan di Kota Mungkid pada tanggal 7 Juni 2018 Pjs. BUPATI MAGELANG, ttd Diundangkan di Kota Mungkid pada tanggal 7 Juni 2018 TAVIP SUPRIYANTO Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MAGELANG, ttd EKO TRIYONO BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2018 NOMOR 18 Salinan sesuai dengan aslinya Plh. KEPALA BAGIAN HUKUM KASUBBAG KAJIAN, EVALUASI, DAN INFORMASI HUKUM NUR PUDJINING DIAHATI, S.H. Penata Tk I NIP. 197109111999032003