BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah. mulai anak-anak (pemula) hingga dewasa (profesional/atlet).

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. belajar tertentu memberikan prestasi belajar yang baik. Untuk mendapat hasil

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk. meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan seluruh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bola basket juga mengalami perubahan-perubahan yang semakin kompleks.

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lufty Bella Dina Hakiky, 2014

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola basket telah dipertandingkan pada PON I di kota Solo.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SHOOTING DALAM PERMAINAN BOLABASKET

I. PENDAHULUAN. berkualitas adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah upaya yang. negara. Pada negara-negara yang baru berkembang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesegaran jasmani dan berpengaruh pula pada peningkatan prestasi pada cabang

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki tersebut. Apabila tidak dikembangkan, maka akan

BAB I PENDAHULUAN. basket terbuka antar klub di setiap wilayah yang rata-rata pemainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara memasukkan bola ke dalam keranjang (basket) lawan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan artinya bahwa melalui

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani (Trisnowati tamat, 2007:1.5). Pendidikan jasmani

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. Bola basket merupakan cabang olahraga beregu yang populer dan menarik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini dunia khususnya olaharaga di Indonesia menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, dirancang dan

SKRIPSI. Disusun oleh : SURYADI NIM

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Proses belajar pembelajaran

PERBANDINGAN HASIL TEMBAKAN ANTARA DRIBBLE JUMP SHOOT DENGAN PASSING JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kejuaraan cabang olahraga basket baik untuk kalangan pelajar ataupun club-club

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Permainan bola basket memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. A.Waktu dan Tempat Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi bangsa Indonesia dibidang olahraga saat ini belum dapat memberikan

I. PENDAHULUAN. banyak digemari tidak hanya kalangan orang dewasa tetapi anak-anak pun

SKRIPSI OLEH : GABRI ZELA CYNTIA NOVITASARI NPM:

BAB I PENDAHULUAN. usaha penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

S K R I P S I. Oleh: YUDHA WAHYU BASUKI NPM

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH BOLA BASKET JK 205 / 2 SKS

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP TERHADAP HASIL SHOOTING HUKUMAN DALAM PERMAINAN BOLA BASKET SISWA PUTRA SMP NEGERI 6 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh: KARTONO NIM P

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Apriandi Mauliate Mangaratua Sinaga,2014. Konstruksi Tes Ball Handling Dalam Cabang Olahraga Bola Basket

PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN SHOOTING (LAY UP, UNDER RING, JUMP SHOOT) PADA MAHASISWA JPOK FKIP UNLAM TAHUN AKADEMIK 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. (menembak), passing (mengumpan), dan dribble (menggiring bola). Dari semua

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 4 No 2 September 2017 ISSN (p) (e)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. kalangan, perkembangannya mengalami kemajuan yang sangat pesat hal ini dapat dilihat dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dea Oktaviani,2014

BAB I PENDAHULUAN. rasa kebanggaan terhadap negara melalui capaian prestasi olahraga itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bola basket merupakan salah satu permainan bola besar yang terdapat

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh: Cahyo Nugroho

HUBUNGAN KECEPATAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMP KARTIKA 1-7 PADANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DAN BERPASANGAN TERHADAP KEMAMPUAN GERAK DASAR CHEST PASS

BAB I PENDAHULUAN. James Naismith. Dalam pelaksanaannya setiap regu dituntut untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan kemampuan masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan proses pembelajaran, perlu diciptakannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Pengaruh Latihan Menggunakan Net Terhadap Kemampuan Overhead Pass Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket Di SMP Negeri 2 Wonosari Kabupaten Gunungkidul

BAB I PENDAHULUAN Yusni Arie Apriansyah, 2013

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PENGARUH MASSED PRACTICE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERBEDAAN KEEFEKTIFAN ANTARA LAY UP SHOOT

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN PRAKTIK DRILL DAN BERMAIN TERHADAP HASIL TEMBAKAN BEBAS BOLABASKET

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FREE THROW

BAB I PENDAHULUAN. Teknik menembak dalam olahraga Bolabasket merupakan salah satu teknik yang

PENGARUH PENGGUNAAN RING SESUNGGUHNYA DAN MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LAY UP SHOOT PADA SISWA SMKN 1 GROGOL TAHUN 2015 S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. teknik yang berkualitas. Tingkat pencapaian prestasi olahraga bola basket dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batudaa pada permainan bola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa mutu pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru dan model

KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. hingga dewasa manusia terus di didik agar mendapat kondisi terbaik yang berguna

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

( Studi Deskriptif pada Unit Kegiatan Mahasiswa Bola Basket Universitas Siliwangi Tahun Ajaran 2014/2015 ) NANANG KUSNADI 1) IMAN RUBIANA 2)

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP TERHADAP HASIL SHOOTING HUKUMAN DALAM PERMAINAN BOLA BASKET SISWA PUTRA SMP NEGERI 6 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bolabasket merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah populer di Indonesia dan dimainkan oleh semua kalangan masyarakat. Keterampilanketerampilan perseorangan, tembakan, umpan, dribel dan rebound, serta kerja tim untuk bertahan dan meyerang, adalah prasyarat agar berhasil dalam memainkan olahraga ini (Oliver 2007:VI). Motif melakukan olah raga bolabasket beragam, diantaranya untuk rekreasi, pendidikan dan prestasi. Tujuan melakukan olahraga tersebut sesuai dengan pendapat Sajoto (1998:1) bahwa ada empat dasar yang menjadi tujuan manusia melakukan kegiatan olahraga, yaitu : (1) Melakukan olahraga untuk rekreasi yaitu mereka yang melakukan olahraga diwaktu senggang, untuk bersenang-senang, santai dan berjalan tidak formal baik sarana maupun peraturannya. (2) Melakukan olahraga untuk pendidikan, yaitu olahraga melalui sekolah/formal yang tujuan dan sasaran akhirnya jelas untuk mencapai tujuan pendidikan secara umum melalui olahraga. (3) Melakukan olahraga untuk mencapai tingkat kesegaran jasmani tertentu. (4) Melakukan olahraga untuk mencapai prestasi sebagai sasaran terakhirnya. Hal tersebut juga tertuang dalam Undang-Undang No.3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional yang menjelaskan bahwa ruang lingkup olahraga meliputi kegiatan (a) olahraga pendidikan, (b) Olahraga rekreasi; dan (c) olahraga prestasi. Populer karena termasuk olahraga yang menyenangkan dan dapat menghasilkan prestasi, menjadi karakter permainan bola basket. Permainan yang baik tentunya didukung oleh kemampuan pemain dalam menguasai teknik dasar dalam permainan. Tahap awal siswa di dalam lapangan biasanya menyenangi aktititas permainan, sehingga teknik-teknik dasar yang harus dimiliki baru yang sederhana. Secara garis besar permainan bolabasket dilakukan dengan mempergunakan tiga unsur teknik yang menjadi pokok permainan, yakni : 1

2 mengoper dan menangkap bola (passing and catching), menggiring bola (dribbling), serta menembak (shooting). Dribbling adalah salah satu dasar bolabasket yang pertama diperkenalkan kepada para pemula, karena teknik ini sangat penting untuk para pemain yang terlibat dalam bolabasket (Oliver 2007: 49). Oleh karena itu, teknik dasar dribel merupakan unsur yang sangat penting dalam permainan bolabasket, tanpa penguasaan teknik dasar yang baik, maka permainan tidak dapat dimainkan dengan sempurna. Teknik dasar bolabasket mempunyai fungsi masing-masing, misalnya dribel, dalam permainan bolabasket dribel digunakan untuk melewati lawan dan berusaha mendekati ring lawan untuk memudahkan mencetak angka melalui tembakan pada suatu pertandingan. Gerakan dribel biasanaya dirangkaikan dengan lay up shoot sehingga menjadi satu rangkaian gerakan yang efektif dikarenakan dribbling sebagai usaha untuk mendekat dan lay up shoot untuk mencetak angka. Lay up shoot merupakan teknik dasar yang merangkaikan dua langkah dan dilanjutkan menembak, mendekat dengan ring sehingga saat melempar bola kesasaran itu seperti hanya meletakkan bola, sehingga tingkat akurasinya lebih tinggi jika dibanding tehnik shooting yang lain. Uraian di atas menunjukkan betapa pentingnya gerakan dribel dan lay up shoot diajarkan kepada pemain pemula yang baru mengenal permainan bola basket. Ditingkat SMP pada umumnya permainan bolabasket ini diajarkan melalui intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Waktu intrakurikuler melalui jam pelajaran tentu waktunya terlalu singkat sehingga tidak cukup untuk mentransfer ilmu kepada murid. Sehingga biasanya sekolah menambah jam latihan kepada murid yang ingin menguasai permainan bolabasket dengan Ekstrakurikuler. Meskipun demikian tetap masih terlihat bahwa kemampuan bolabasket masih sulit diajarkan. Banyak siswa merasa kesulitan dengan teknik dasar bola basket, sehingga para guru dan pelatih harus pandai memberikan pelajaran dan pelatihan kepada siswanya agar mampu menguasai keterampilan teknik dasar pada permainan bola basket. Pelatih tentunya melihat hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi peningkatan kemampuan.

3 Mengetahui karakteristik siswa merupakan hal yang tidak bisa ditinggalkan oleh pelatih. Salah satunya dengan melihat tahapan belajar siswa dimana dalam hal ini harus mengetahui tingkat kemampuan dalam kategori pemula, menengah atau lanjut. Karena masing-masing tingkatan memerlukan model dan metode penyampaian yang berbeda-beda pula. Usia sebaiknya juga diperhatikan dalam menentukan model latihan, dimana untuk siswa SMP sekitar 13-15 tahun. Tentunya dalam usia tersebut pelatih harus memperhatikan karakteristik masa adolesensi, sehingga dalam melatih sebaiknya memahami bahwa pada usia tersebut anak mengalami pertumbuhan tulang yang pesat sehingga bagaimana sebaiknya menyusun program latihan dengan model yang aman dan sesuai dengan kondisi siswa. Perkembangan bolabasket sudah sampai di pelosok daerah, melalui jalur pendidikan dan olahraga umum oleh organisasi PERBASI, sehingga banyak Sekolah yang memiliki fasilitas lapangan Bolabasket. Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri, merupakan salah satu daerah yang memiliki lapangan bolabasket. Berarti di daerah ini olahraga bolabasket sudah ada, tetapi prestasinya rendah. Observasi di lapangan memperlihatkan ekstrakurikuler didaerah ini sudah ada, tetapi proses pelaksanaanya tidak berjalan baik. Salah satu faktor yang mengakibatkan kondisi tersebut adalah kurangnya pengalaman pelatih, karena guru dan pelatih yang terlibat tidak ada yang memiliki lisensi pelatih. Sehingga dalam proses melatih hanya konvensional hanya sebatas mengenalkan dan tidak memperhatikan metode pembelajaran dalam melatih bolabasket khususnya untuk anak usia SMP yang kemampuanya termasuk dalam kategori pemula. Jika di daerah lain seperti di kota-kota besar, anak mengenal permainan bolabasket mulai dari usia SD, tetapi di Jatiroto baru pada usia SMP. Pelatih harus paham bagaimana mensikapi kondisi tersebut, tentunya dengan melihat usia anak, teori belajar gerak, tinjauan secara anatomi dan biomekanika, sehingga dalam proses memberikan pembelajaran kepada anak bisa berjalan dengan baik. Langkah awal yang menjadi solusi adalah memberikan teknik dasar yang mendasari yaitu teknik dasar dribel dan lay up shoot dengan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas peneliti

4 tertarik mengadakan penelitian pengembangan dengan mengangkat judul: Pengembangan Model Latihan Teknik Dribel dan Lay Up Shoot dalam Bolabasket untuk Siswa Putra SMP. (Studi pada Siswa Putra SMP se Kecamatan Jatiroto ). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Perkembangan permainan bolabasket melalui Ekstrakurikur SMP di Kecamatan Jatiroto tidak berjalan baik. 2. Prestasi bolabasket siswa SMP Peserta Ekstrakurikuler Bolabasket se- Kecamatan Jatiroto masih rendah. 3. Penanganan bolabasket melalui ekstrakurikuler belum maksimal. 4. Latihan penguasaan teknik dasar bolabasket seperti dribel dan lay up shoot tidak diajarkan dengan metode yang sesuai kondisi anak, sehingga keterampilanya rendah. 5. Belum adanya model latihan dribel dan lay up shoot pada siswa SMP Peserta Ekstrakurikuler Bolabasket se-kecamatan Jatiroto. C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, masalah utama yang diangkat adalah mengenai pengembangan model-model latihan teknik dribel dan lay up shoot bolabasket. Pengembangan model latihan hanya difokuskan pada keterampilan teknik dribel dan lay up shoot dalam bolabasket. Dalam mekanisme pelaksanaan penelitian akan ditinjau mengenai: 1) pengumpulan informasi awal sebagai latar belakang permasalahan 2) pembuatan produk yang dijadikan hasil dari pengembangan model latihan yang dalam hal ini adalah teknik dribel dan lay up shoot dalam bolabasket. 3) Uji coba terhadap produk yaitu model latihan teknik dribel dan lay up shoot dalam bolabasket kepada subyek uji coba. 4) Peninjauan kembali produk yang dihasilkan yang dalam hal ini adalah pelaksanaan eksperimen terhadap subyek yang diperbandingkan.

5 D. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimanakah bentuk studi pendahuluan yang dapat dilakukan untuk pengembangan model latihan teknik dribel dan lay up shoot bolabasket yang baik untuk meningkatkan penguasaan keterampilan pemain bolabasket peserta ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto? a. Permasalahan apa yang dihadapi tim bolabasket pada peserta ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto terkait pada keterampilan teknik dasar? b. Upaya apakah yang dapat dilakukan sebagai rencana untuk meningkatkan penguasaan keterampilan teknik dribel dan lay up shoot pemain bolabasket peserta ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto? c. Bagaimanakah bentuk pengembangan model latihan teknik dribel dan lay up shoot untuk meningkatkan keterampilan teknik dribel dan lay up shoot bolabasket pada peserta ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto? 2. Model latihan teknik dribel dan lay up shoot serta pelaksanaan uji coba model latihan seperti apakah, yang bisa meningkatkan penguasaan keterampilan pemain bolabasket peserta ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto secara efektif dan efisien? a. Bagaimana pembuatan produk model latihan teknik dribel dan lay up shoot yang baik untuk meningkatkan penguasaan keterampilan pemain bolabasket peserta ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto? b. Bagaimana pelaksanaan uji coba terbatas terhadap produk pengembangan model latihan teknik dribel dan lay up shoot pemain bolabasket peserta ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto? c. Bagaimana pelaksanaan uji coba lebih luas terhadap produk pengembangan model latihan teknik dribel dan lay up shoot pemain bolabasket peserta ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto?

6 3. Bagaimanakah hasil uji keefektifan model latihan teknik dribel dan lay up shoot untuk meningkatkan penguasaan keterampilan teknik dribel dan lay up shoot pemain bolabasket peserta ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto? a. Bagaimanakah signifikasi perbedaan penguasaan keterampilan teknik dribel dan lay up shoot antara peserta ekstrakurikuler SMP se-kecamatan Jatiroto yang mengikuti latihan teknik dribel dan lay up shoot dengan model latihan dan yang secara konvensional? b. Bagaimanakah perbandingan penguasaan keterampilan teknik dribel dan lay up shoot pemain bolabasket peserta ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto berdasarkan perbedaan skor posttest-pretest kelompok latihan dengan teknik dribel dan lay up shoot dan perbedaan skor posttest-pretest kelompok latihan peningkatan penguasaan keterampilan teknik dribel dan lay up shoot secara konvensional? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui bentuk studi pendahuluan yang dapat dilakukan untuk pengembangan model latihan teknik dribel dan lay up shoot yang baik untuk meningkatkan penguasaan keterampilan teknik dribel dan lay up shoot pemain bolabasket peserta ekstrakurikuler SMP se-kecamatan Jatiroto. a. Mengetahui permasalahan yang dihadapi tim bolabasket peserta ekstrakurikuler SMP se-kecamatan Jatiroto saat pertandingan. b. Mengetahui upaya yang dapat dilakukan sebagai rencana untuk meningkatkan penguasaan keterampilan teknik dribel dan lay up shoot pemain bolabasket peserta ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto. c. Mengetahui bentuk pengembangan model latihan teknik dribel dan lay up shoot untuk meningkatkan penguasaan keterampilan teknik dribel dan lay up shoot pemain bolabasket peserta ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto. 2. Mengetahui model latihan teknik dribel dan lay up shoot yang baik dan pelaksanaan uji coba model latihan untuk meningkatkan penguasaan

7 keterampilan teknik dribel dan lay up shoot pemain bolabasket putra peserta ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto secara efektif dan efisien. a. Mengetahui pembuatan produk model latihan teknik dribel dan lay up shoot yang baik untuk meningkatkan penguasaan keterampilan teknik dribel dan lay up shoot pemain bolabasket putra peserta ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto. b. Mengetahui pelaksanaan uji coba terbatas terhadap produk pengembangan model latihan teknik dribel dan lay up shoot pemain bolabasket peserta ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto. c. Mengetahui pelaksanaan uji coba lebih luas terhadap produk pengembangan model latihan teknik dribel dan lay up shoot pemain bolabasket peserta ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto. 3. Mengetahui hasil uji keefektifan model latihan teknik dribel dan lay up shoot untuk meningkatkan penguasaan keterampilan teknik dribel dan lay up shoot pemain bolabasket peserta ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto. a. Mengetahui signifikasi perbedaan penguasaan keterampilan teknik dribel dan lay up shoot pemain bolabasket peserta ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto yang mengikuti latihan teknik dribel dan lay up shoot dengan penguasaan keterampilan teknik dribel dan lay up shoot pemain bolabasket yang melakukan latihan peningkatan penguasaan keterampilan teknik dribel dan lay up shoot secara konvensional. b. Mengetahui perbandingan penguasaan keterampilan teknik dribel dan lay up shoot pemain bolabasket peserta ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto berdasarkan perbedaan skor posttest-pretest kelompok latihan dengan teknik dribel dan lay up shoot dan perbedaan skor posttest-pretest kelompok latihan peningkatan penguasaan keterampilan teknik dribel dan lay up shoot secara konvensional. F. Manfaat Penelitian Penelitian pengembangan ini dilakukan oleh peneliti setelah peneliti melakukan pengamatan, serta studi pendahuluan dan peneliti mengetahui bahwa

8 belum adanya model-model latihan penguasaan teknik dribel dan lay up shoot yang dalam hal ini merupakan salah satu hal yang penting dalam olahraga bolabasket. Adapun beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian pengembangan model latihan teknik dribel dan lay up shoot dilakukan untuk memberikan model latihan yang baru atau untuk menambah perbendaharaan model-model latihan-latihan yang sudah ada sebelumnya. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi baru tentang model-model latihan teknik dribel dan lay up shoot bolabasket khususnya dan teknik-teknik bolabasket pada umumnya, agar dapat digunakan secara maksimal. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan panduan untuk pemberian latihan-latihan berikutnya pada tim-tim bolabasket yang membina ekstrakurikuler SMP se Kecamatan Jatiroto. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti Penerapan teori yang didapat selama menempuh kuliah, pengalaman melatih bertahun-tahun, penelitian ini juga dapat memberikan tambahan wawasan tentang olahraga bolabasket secara menyeluruh sehingga dapat melakukan penerapan ilmu dan pengalaman yang telah diperoleh dengan baik. b. Bagi Eksrtakurikuler Bolabasket SMP se Kecamatan Jatiroto Sebagai bahan pustaka dan tambahan model latihan yang bisa diterapkan dan tambahan referensi belajar utuk peningkatan prestasi bolabasket. c. Bagi Pelatih Bolabasket Sebagai bahan pustaka dan referensi tentang penerapan modelmodel latihan dribel dan lay up shoot selanjutnya. d. Bagi Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret Sebagai bahan pustaka dan tambahan referensi tentang modelmodel latihan teknik bolabasket. Serta dapat digunakan sebagai tambahan

9 referensi metodologi penelitian agar lebih bervariatif dalam pembuatan penelitian dimasa mendatang. G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan Asumsi penelitian adalah suatu pemikiran awal tentang penelitian yang akan disusun dan merupakan acuan untuk melaksanakan penelitian. Menurut Winarno (2007:11) Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Asumsi penelitian terdiri dari dua jenis yaitu: a. Asumsi substantive Asumsi yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dari masalah penelitian yang akan diungkap perlu diberikan suatu asumsi yang terkait masalah tersebut yang merupakan simpulan awal dari hasil atau tujuan dari penelitian yang dilakukan. Asumsi substantive ini juga akan terkait pentingnya penelitian ini dilakukan di suatu tempat tersebut. Pentingnya penelitian dilakukan tergantung pada studi pendahuluan yang dilakukan sebelumnya. b. Asumsi metodologis Asumsi yang berhubungan dengan metodologi penelitian. Dari metodologi yang digunakan dalam penelitian dapat diberikan suatu rancangan metodologi awal guna membatasi atau menentukan rancangan dari hasil penelitian yang akan dilakukan. Prosedur yang dilakukan dapat dijelaskan terlebih dahulu untuk mempermudah dalam melakukan analis data. Penelitian pengembangan perlu adanya pembatasan pengembangan, untuk membatasi segala sesuatu hal yang nantinya berada diluar jalur penelitian atau yang akan menimbulkan suatu bisa dalam penelitian. Keterbatasan pengembangan ini terfokus pada pelatihan model-model latihan teknik dribel dan lay up shoot bolabasket pada pemain peserta Ekstrakurikuler SMP se-kecamatan Jatiroto karena penelitian yang dilaksanakan adalah penguasaan terhadap teknik-teknik dasar yang dalam hal

10 ini adalah teknik dasar dribel dan lay up shoot dalam bolabasket. Perlunya keterbatasan dalam pengembangan ini juga pada akhirnya akan terkait dengan efisiensi waktu yang digunakan untuk proses penelitian sehingga penelitian yang dilakukan tidak memerlukan waktu yang cukup lama untuk prosesnya serta efisiensi biaya yang dikeluarkan.