Konsep Pendidikan KH. Ahmad Dahlan (Studi Tentang Filosofi Pendidikan, Tujuan Pendidikan, Model Pendidikan, dan Pembaharuan Pendidikan) Oleh: Ismail

dokumen-dokumen yang mirip
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG BLIMBING DAERAH SUKOHARJO

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kiai Haji Ahmad Dahlan adalah seorang ulama, tokoh pendidikan, dan juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perjalanan Islam di Nusantara (Indonesia) erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan

PERAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN ISLAM DI KABUPATEN SUMBAWA TAHUN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian yang dibahas pada bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: Konsep pendidikan Islam dari K.H.

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH CABANG KOTA KUDUS TAHUN SKRIPSI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

yang berhubungan dengan aturan agama Islam. Hal yang wajib dilakukan secara tertib adalah melaksanakan shalat. Shalat merupakan tiang agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

PENGARUH AQIDAH ASY ARIYAH TERHADAP UMAT

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Politik etis adalah politik balas budi atau politik kehormatan, namun

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Pondok Pesantren bertugas untuk mencetak manusia yang benarbenar


Madrasah Dalam Sistem Pendidikan Nasional MADRASAH DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. Kata Kunci: Madrasah, Sistem dan Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional

BAB I PENDAHULUAN. jasmaniah dan rohaniah berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Zemool, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1991), hlm. 64. Nasional. 1 Mahmud Ahmad Sayyed, Mendidik Generasi Qur any, Terj. S. A.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Kisbiyanto, Ilmu Pendidikan, Nora Media Enterprise : Kudus, Cet. 1, 2010, hal. 35.

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral merupakan novel

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. maka akan goncanglah keadaan masyarakat itu. diantara sifat beliau adalah benar, jujur, adil, dan dipercaya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN Indonesia berada pada kategori Pembangunan Manusia Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 34 2

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB V KESIMPULAN. Secara kuantitas dapat diakui apa yang dilakukan Muhammadiyah dalam

2015 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN CIPARI DESA SUKARASA KECAMATAN PANGATIKAN KABUPATEN GARUT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai satu atau. lebih, sehingga terjadi interaksi antar individu.

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, ayat (1) 31, ayat (1). 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. baik di dunia maupun di Akhirat. Islam mendorong umatnya untuk berilmu dan

UMMI> DALAM AL-QUR AN

BAB II RIWAYAT HIDUP KH. ALI MAS UD

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1988), hlm Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru,

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. muda agar kelak dapat menghadapi kehidupan seperti sekarang ini.

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I ini dipaparkan tentang : a. Konteks Penelitian, b. Fokus

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah ialah karena dirasakan tidak efektifnya lembaga-lembaga. reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mewujudkan Negara yang lebih maju dan beradab. Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

Transkripsi:

1 Konsep Pendidikan KH. Ahmad Dahlan (Studi Tentang Filosofi Pendidikan, Tujuan Pendidikan, Model Pendidikan, dan Pembaharuan Pendidikan) Oleh: Ismail Abstrak Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep pendidikan KH Ahmad Dahlan(filosofi pendidikan, tujuan pendidikan, model pendidikan dan pembaharuan pendidikan). Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Library Research. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan konsep pendidikan KH Ahmad Dahlan dari beberapa buku kemudian memberikan deskripsi lalu di simpulkan. Hasil pembahasan pada tulisan ini adalah pertama, filosofi pendidikan menurut KH Ahmad Dahlan menganggap yang menjadi target paling penting dalam tujuan pendidikan adalah pembentukan kepribadian. Kedua, tujuan pendidikan menurut KH Ahmad Dahlan adalah Baik budi, alim dalam agama, luas pandangan, alim dalam ilmu-ilmu dunia (umum), dan bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya. Ketiga, Model Pendidikan yang baik menurut KH Ahmad Dahlan adalah pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dimana siswa tersebut berada. Keempat, KH Ahmad Dahlan melakukan pembaharuan pendidikan dengan cara memasukkan mata pelajaran agama di sekolah-sekolah umum dan menyerap ilmu-ilmu yang datang dari Barat, serta memasukkan kitab-kitab ulama baru ke dalam kurikulumnya Kata kunci dari tulisan ini adalah: Konsep, Pendidikan, dan KH Ahmad Dahlan A. Pendahuluan Pendidikan adalah salah satu upaya dalam memberikan bekal kepada manusia dalam mengarungi kehidupan di dunia. Manusia hidup dengan segala kebutuhannya dan kepentingannya tidak lepas dari sebuah proses pendidikan. Oleh karena itu, di dalam pendidikan itu sendiri terdapat sebuah filosofi sebagai dasar perkembangan pendidikan. Pendidikan mempunyai tujuan sebagai arah dan cita-cita pencapaian dari pendidikan itu sendiri. Pendidikan memiliki model sebagai strategi pencapaian tujuan pendidikan. Sejak manusia berada di dunia ini, maka sejak itu lahir yang dinamakan dengan pendidikan. Pendidikan lahir dari orang-orang yang berpendidikan baik dalam pendidikan formal, informal, maupun non formal. Tokoh-tokoh pendidikan

Jawa. 3 KH Ahmad Dahlan menyelesaikan pendidikan dasarnya pada Madrasah 2 yang ada di Indonesia dapat kita jumpai dalam sejarah seperti; Ki Hajar Dewantoro, Mohammad Syafei, KH Ahmad Dahlan, dan seterusnya. Pada penelitian ini, akan mengupas konsep dan pemikiran pendidikan KH Ahmad Dahlan sebagai salah satu tokoh pendidikan yang ada di Indonesia. B. Kerangka Teori 1. Riwayat Hidup KH Ahmad Dahlan KH Ahmad Dahlan lahir di Kampung Kauman, Yogyakarta pada tahun 1868 dan Meninggal pada Tanggal 23 Februari 1923 dengan nama Muhammad Darwis 1. Ayahnya KH Abu Bakar bin Kiai Sulaiman adalah imam dan khatib Masjid Besar Kauman Yogyakarta, sementara ibunya Siti Aminah adalah anak KH Ibrahim, penghulu besar di Yogyakarta 2. Menurut salah satu silsilah, keluarga Muhammad Darwis dapat dihubungkan dengan Maulana Malik Ibrahim, salah seorang wali penyebar agama Islam yang telah dikenal di Pulau dan Pesantren di Yogyakarta dalam bidang nahwu, fiqhi, dan tafsir. 4 Pada tahun 1888, Ahmad Dahlan disuruh oleh orang tuanya menunaikan ibadah haji. Ia bermukim di Mekkah selama 5 Tahun untuk menuntut ilmu agama Islam, seperti kiraat, tauhid, tafsir, fiqhi, tasawuf, ilmu mantik, dan ilmu falaq. 5 Sepulang dari Makkah yang pertama ia telah mengganti namanya (dari Muhammad darwisy menjadi Haji Ahmad Dahlan) dan tak lama kemudian ia menikah dengan Siti Walidah putrid Kyai Penghulu Haji Fadhil. 6 1 Ensiklopedi Islam, Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, (Cet.XI, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2003), h.83 2 Abuddin Nata, Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2005), h. 98 3 Sukardjo dan Ukim Komaruddin, Landasan Pendidikan; Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009), h. 108 4 Djamaluddin & Abdullah, Kapaita Selekta Pendidikan Islam, (Cet.II, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), h. 89 5 Ensiklopedi Islam, Op.Cit., h. 83 6 Amir Hamsyah, Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam, (Malang: UP Kenmutia, 1968), h.70

3 Pada tahun 1903 ia berkesempatan kembali pergi ke Makkah untuk memperdalam ilmu agama selama 3 tahun. 7 Kali ini ia banyak belajar dengan Syekh Ahmad Khatib Minangkabau. Disamping itu, ia juga tertarik pada pemikiran Ibnu Taimiyah, Jamaluddin al-afgani, Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Rida dan diantara kitab tafsir yang menarik hatinya adalah Tafsir al-manar. 8 Dari tafsir inilah beliau mendapatkan inspirasi dan motivasi untuk mengadakan perbaikan dan pembaruan ummat Islam di Indonesia. Selama tinggal di kota Makkah, Ahmad Dahlan bertemu dengan ide-ide pembaharuan Islam yang dipelopori Jamaluddin Al-Afgani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. 9 Ahmad Dahlan bukanlah seorang penulis, sehingga gagasan-gagasan pemikirannya disampaikan secara lisan dan karya nyata. 10 Oleh karena itu ia dikenal sebagai pelaku dibandingkan sebagai pemikir. Sebelum mendirikan organisasi Muhammadiyah, Ahmad Dahlan menjadi tenaga pengajar agama di Kampungnya. Disamping itu ia juga mengajar disekolah negeri, seperti sekolah Kweek-School (sekolah raja) di Jetis (Yogyakarta) dan Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA, Sekolah Pendidikan untuk Pegawai Pribumi) di Magelang. 11 Sambil mengajar ia juga berdagang dan bertablig. Selain itu, Pembentukan ide-ide dan aktivitas baru pada diri Ahmad Dahlan tidak dapat dipisahkan dari proses sosialisasi dirinya sebagai pedagang dan ulama serta dengan alur pergerakan sosial-keagamaan, kultur, dan kebangsaan yang sedang berlangsung di Indonesia pada awal abad XX. 12 Sebagai seorang pedagang sekaligus ulama, Ahmad Dahlan sering melakukan perjalanan ke pelbagai tempat di residensi Yogyakarta maupun daerah lain seperti: Periangan, Jakarta, Jombang, Bayuwangi, Pasuruan, Surabaya, Gresik, 7 Ensiklopedi Islam, Op.Cit., h. 83 8 Ibid., 9 Abuddin Nata, Op.Cit., h. 99 10 Ibid., 11 Ensiklopedi Islam, Op.Cit., h. 83 12 Sukardjo dan Ukim Komaruddin, Op.Cit., h. 108

4 Rambang, Semarang, Kudus, Pekalongan, Purwekorto, dan Surakarta. 13 Di tempat-tempat itu, ia bertemu dengan para ulama, pemimpin lokal, maupun kaum cerdik cendekia lain, yang sama-sama menjadi pedagang ataupun bukan. Sementara itu, sesuai dengan ide-ide pembaruan yang ia serap dari pemikiran Ibnu Taimiyah, al-afgani, Abduh dan Rasyid Rida, ia pun memulai melakukan usaha-usaha meluruskan aqidah dan amal ibadah masyarakat Islam di Kauman. 14 Usaha yang ia lakukan adalah mendirikan surau dengan kiblat yang benar. Menurut pandangan KH Ahmad Dahlan, sesuai ilmu yang ia miliki, banyak tempat ibadah yang tidak benar arah kiblatnya, diantaranya Masjid Agung Yogyakarta. 15 Dalam perjalanan perjuangannya, KH Ahmad Dahlan sering melakukan hal-hal yang menurut ukuran ulama waktu itu tidak sejalan dengan ajaran Islam, seperti memberi pengajian kepada kaum muslimat, dan membolehkan wanita keluar rumah selain untuk mengaji. 16 Dakwah yang disampaikan Ahmad Dahlan tidak hanya terbatas pada masyarakat awam, melainkan juga kepada pegawai golongan atas. Dalam konteks pergerakan sosial-keagamaan, budaya, dan kebangsaan, dapat diungkapkan dengan adanya interaksi personal maupun formal antara Ahmad Dahlan dengan organisasi, seperti: Budi Utomo, Sarikat Islam, dan Jamiat Khair, maupun hubungan formal antara organisasi yang ia cirikan kemudian, terutama dengan Budi Utomo. 17 Setelah banyak mendengar tentang aktivitas dan tujuan organisasi Budi Utomo melalui pembicaran pribadi dan kehadirannya dalam pertemuanpertemuan resmi, Ahmad Dahlan kemudian secara resmi menjadi anggota Budi Utomo pada tahun 1909. 18 Dalam perkembangan selanjutnya, Ahmad Dahlan tidak hanya menjadi anggota biasa, melainkan ia menjadi pengurus Kauman 13 Ibid., h. 109 14 Ensiklopedi Islam, Op.Cit., h. 83 15 Ibid., 16 Ibid., 17 Sukardjo dan Ukim Komaruddin, Op.Cit., h. 109 18 Ibid., h. 110

5 dan salah seorang komisaris dalam kepengurusan Budi Utomo Cabang Yogyakarta. Sementara itu, pada sekitar tahun 1910 Ahmad Dahlan juga menjadi anggota Jamiat Khair, organisasi Islam yang banyak bergerak dalam bidang penddikan dan mayoritas anggotanya adalah orang-orang Arab. Keterlibatan secara langsung di dalam Budi Utomo memberi pengetahuan yang banyak kepada Ahmad Dahlan tentang cara berorganisasi. Dalam organisasi-organisasi yang diikuti Ahmad Dahlan mulai tertanam benih-benih ide yang ingin dia terapkan tentang ide-ide pembaharuan. Olehnya itu, dia pun merasa perlu untuk mendirikan wadah dalam bentuk organisasi untuk menghimpun orang-orang yang seide dengan dia. Akhirnya, atas dorongan murid-muridnya serta teman-temannya, pada Tanggal 18 November 1912 (8 Zulhijja 1330), KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah. 19 Selain dirinya sendiri, pengurusnya adalah Abdullah Siradj (Penghulu), Haji Ahmad, Haji Abdurrahman, R Haji Sarkawi, Haji Muhammad, R H Djaelani, Haji Anis, dan Haji Muhammad Fakih. 20 2. Konsep dan Pemikiran Pendidikan KH Ahmad Dahlan Konsep dan pemikiran KH Ahmad Dahlan tidak dapat dipisahkan dengan latar belakang pemikiran KH Ahmad Dahlan yang terinspirasi oleh pemikiran-pemikiran Jamaluddin Al-Afgani, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. 21 Selain itu, kondisi pendidikan di Yogyakarta terdapat dua sistem pendidikan yakni pendidikan pesantren dan pendidikan belanda. Pendidikan belanda berciri khas memakai ruang kelas dan kurikulum pendidikan umum sedangkan pendidikan pesantren belajar disurau dan kurikulum keagamaan. 22 Dalam konsep pendidikan KH Ahmad Dahlan menganggap yang menjadi target paling penting dalam tujuan pendidikan adalah pembentukan 19 Ensiklopedi Islam, Op.Cit., h. 83 20 Ibid., 21 Abuddin Nata, Op.Cit., h. 99 22 Ensiklopedi Islam, Op.Cit., h. 84

6 kepribadian. 23 Selain itu, KH Ahmad Dahlan juga berpandangan bahwa pendidikan harus membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kemajuan materiil. 24 Oleh karena itu, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dimana siswa tersebut berada. Pemikiran KH Ahmad Dahlan tersebut dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi masyarakat Indonesia yang semakin tertinggal karena tidak memiliki akses ke sector-sektor pemerintahan atau perusahaan swasta. Menurut KH Ahmad Dahlan pandangan ummat Islam tradisionalis terlalu menitikberatkan pada aspek spiritual dalam kehidupan sehari-hari. 25 Sikap semacam ini mengakibatkan kelumpuhan atau bahkan kemunduran Dunia Islam, sementara kelompok lain telah mengalami kemajuan dalam bidang ekonomi. Ahmad Dahlan terobsesi dengan kekuatan system pendidikan barat seperti terlihat pada sekolah-sekolah misionaris maupun pemerintah. Ahmad Dahlan berpandangan bahwa kemajuan materil merupakan prioritas karena dengan cara itu kesejahteraan mereka akan dapat sejajar dengan kaum kolonial. 3. Filosofis Pendidikan Nasional Filosofi pendidikan nasional tidak lepas dari sejarah bangsa Indonesia. Selain pertimbangan sejarah, filosofi pendidikan di Indonesia juga terpengaruh oleh banyaknya pulau, suku, dan bahasa di Indonesia. 26 Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa filosofi pendidikan di Indonesia berangkat dari akar budaya dan sejarah bangsa Indonesia. 4. Tujuan Pendidikan Nasional Pendidikan di Indonesia meiliki tujuan pendidikan secara nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 23 Abuddin Nata, Op.Cit., h. 102 24 Ibid., 25 Ibid., h.103 26 Sukardjo dan Ukim Komaruddin, Op.Cit., h. 12

7 2003. Tujuan pendidkan tersebut merupakan indikator pencapaian keberhasilan pendidikan di Indonesia. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggungjawab. 27 Jika melihat tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam undang-undang, maka terdapat 10 indikator pencapaian tujuan. C. Metode Penelitian Penelitian ini berbentuk penelitian kepustakaan ( library research). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah suatu metode dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasi, menganalisis, dan menginterpretasikannya. dengan tahapantahapan sebagai berikut: 1. Mengumpulkan sumber referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti serta mempelajarinya. 2. Setelah sumber referensi terkumpul diklasifikasikan data yang terdapat pada obyek penelitian dengan landasan teori yang telah diperoleh dari sumbersumber referensi. 3. Membaca untuk memperoleh data yang dibutuhkan kemudian diklasifikasikan sesuai dengan sifat yang diperoleh 4. Kemudian dilakukan proses analisa mengenai topik permasalahan yang diteliti D. Hasil-Hasil Pembahasan 1. Filosofi Pendidikan KH Ahmad Dahlan K.H Ahmad Dahlan adalah tipe man of action sehingga sudah pada tempatnya apabila mewariskan cukup banyak amal usaha bukan tulisan. Oleh sebab itu untuk menelusuri bagaimana orientasi filosofis pendidikan Beliau musti lebih banyak merujuk pada bagaimana beliau membangun sistem 27 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

8 pendidikan. Naskah pidato terakhir beliau yang berjudul Tali Pengikat Hidup menarik untuk dicermati karena menunjukkan secara eksplisit konsen Beliau terhadap pencerahan akal suci melalui filsafat dan logika. Sedikitnya ada tiga kalimat kunci yang menggambarkan tingginya minat Beliau dalam pencerahan akal, yaitu: a. Pengetahuan tertinggi adalah pengetahuan tentang kesatuan hidup yang dapat dicapai dengan sikap kritis dan terbuka dengan mempergunakan akal sehat dan istiqomah terhadap kebenaran akali dengan di dasari hati yang suci; b. Akal adalah kebutuhan dasar hidup manusia; c. Ilmu mantiq atau logika adalah pendidikan tertinggi bagi akal manusia yang hanya akan dicapai jika manusia menyerah kepada petunjuk Allah swt. 2. Tujuan Pendidikan KH Ahmad Dahlan Amir Hamsyah Wirjosukarto menyimpulkan bahwa tujuan umum pendidikan menurut K.H. Ahmad Dahlan adalah: a. Baik budi, alim dalam agama b. Luas pandangan, alim dalam ilmu-ilmu dunia (umum) c. Bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya. 28 3. Model Pendidikan KH Ahmad Dahlan Dalam buku Amir Hamzah Wirjosukarto yang berjudul Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam mengemukakan empat pokok model pembaharuan pendidikan KH Ahmad Dahlan yaitu; a. Sistem belajar mengajar Weton dan Sorogan diganti dengan sistem klasikal cara-cara barat. b. Bahan pelajaran semata-mata agama, kitab-kitab karangan ulama pembaharuan tidak dipergunakan. Sehingga di perbaharui menjadi bahan pelajaran tetap, ditambah ilmu pengetahuan umum. Kemudian kitab-kitab agama dipergunakan secara luas, baik klasik maupun kontemporer. 28 Amir Hamsyah Wirjosukarto, Op.Cit., h. 92

9 c. Belum ada Rencana Pembelajaran yang teratur dan integral sehingga KH Ahmad Dahlan membuat Rencana Pembelajaran yang teratur 29. d. Hubungan guru dan murid lebih bersifat otoriter dan kurang demokratis. Pembaharuan KH Ahmad Dahlan dengan cara suasana hubungan guru dan murid lebih akrab, bebas dan demokratis. Selain itu, KH Ahmad Dahlan dalam melakukan pembaharuan pendidikan di yogyakarta terlihat pada perannya mengintegrasikan ilmu agama dan umum dengan cara mengajarkan kedua ilmu tersebut di madrasah. 30 4. Kurikulum Pendidikan KH Ahmad Dahlan K.H. Ahmad Dahlan melakukan pembaharuan pendidikan dengan cara memasukkan mata pelajaran agama di sekolah-sekolah umum dan menyerap ilmu-ilmu yang datang dari Barat, serta memasukkan kitab-kitab ulama baru ke dalam kurikulumnya. K.H. Ahmad Dahlan telah membawa pembaharuan pendidikan dengan cara memasukkan mata pelajaran agama di sekolah-sekolah umum dan menyerap ilmu-ilmu yang datang dari Barat, serta memasukkan kitab-kitab ulama baru ke dalam kurikulumnya. 31 Semuanya itu mengundang munculnya berbagai kecaman terhadap beliau. Ada yang menuduh sebagai murtad, kreisten, penganut paham mu tazilah, kharijiah, dsb. E. Kesimpulan 1. Filosofi pendidikan menurut KH Ahmad Dahlan menganggap yang menjadi target paling penting dalam tujuan pendidikan adalah pembentukan kepribadian. KH Ahmad Dahlan juga berpandangan bahwa pendidikan harus membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kemajuan materiil. 2. Tujuan pendidikan menurut KH Ahmad Dahlan adalah Baik budi, alim dalam agama, luas pandangan, alim dalam ilmu-ilmu dunia (umum), dan bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya 29 Ibid., h. 122-123 30 Abuddin Nata, Op.Cit., h. 109 31 Ibid., h. 98

10 3. Model Pendidikan yang baik menurut KH Ahmad Dahlan adalah pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dimana siswa tersebut berada. Selain itu, tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tapi juga mengajarkan ilmu umum dan diajarkan di madrasah. 4. K.H. Ahmad Dahlan melakukan pembaharuan pendidikan dengan cara memasukkan mata pelajaran agama di sekolah-sekolah umum dan menyerap ilmu-ilmu yang datang dari Barat, serta memasukkan kitab-kitab ulama baru ke dalam kurikulumnya. F. Daftar Pustaka Abuddin Nata, Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2005. Amir Hamsyah WS, Pembaharuan Pendidikan dan Pengajaran Islam, Malang: UP Kenmutia, 1968. Djamaluddin & Abdullah Aly, Kapaita Selekta Pendidikan Islam, Cet.II, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999. Ensiklopedi Islam, Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Cet.XI, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2003. M Sukardjo & Ukim Komaruddin, Landasan Pendidikan; Konsep dan Aplikasinya, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. G. Biodata Ismail, lahir di Sinjai pada tanggal 10 Mei 1983. Pendidikan Terakhir Pasca Sarjana di Universitas Negeri Yogyakarta selesai pada tahun 2009. Karya-karya tulis seperti Kreativitas Guru dalam Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia, Model, Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran di tulis tahun 2011, Strategi Pembelajaran Aktif (Aplikasi The Power Of Two, Questions Students Have, dan Jigsaw Learning) di tulis tahun 2012, Sistem pendidikan di belanda (Studi Perbandingan Pendidikan di Indonesia) di tulis tahun 2013,

11 Pondok Pesantren ( Islamic Boarding School) (Potensi Pendidikan Karakter di Indonesia) tahun 2013, dan Konsep Pendidikan KH Ahmad Dahlan tahun 2014.