BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Air merupakan senyawa yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir semua kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan air. Kuantitas dan kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan manusia merupakan faktor penting yang menentukan Kesehatan hidupnya. Kualitas air berhubungan dengan adanya bahan bahan lain yang terkandung dalam air terutama senyawa senyawa sintetik baik dalam bentuk organik maupun anorganik juga adanya mikroorganisme (Daryanto, 2013). Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Pencemaran air sering disebabkan oleh komponen komponen organik dan anorganik yang berasal dari kegiatan manusia seperti industri maupun buangan domestik diantaranya berbagai logam berat berbahaya. Salah satu logam berat yang merupakan sumber polusi dan pencemar yang perlu dihilangkan dalam perairan adalah logam chromium (Daryanto, 2013). Chromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cr dan nomor atom 24. Chromium adalah salah satu jenis logam berat yang bersifat toksik (beracun) dan korosif. Efek chromium terhadap kesehatan dapat menimbulkan uclus pada jaringan kulit dan gangguan pada paru-paru. Pada 1
2 jangka panjang akan menyebabkan peradangan pada rongga hidung dan respon yang paling umum pada kulit adalah alergi kulit ( Nunung Nurhayati, 2013). Menurut surat keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup,baku mutu limbah yang boleh dialirkan ke air Permukaan untuk Cr(VI) sebesar 0,05-1 mg/l dan untuk Cr (total) sebesar 0,1 2 mg/l Kadar Cr 6+ dalam limbah industri yang melebihi ambang batas harus diminimalkan sebelum dibuang ke lingkungan. Chromium dapat diturunkan kadarnya dengan adsorben cangkang telur bebek karena setiap cangkang telur bebek mengandung unsur CaCO 3, protein asam mukopolisakarida dan 7.000-17.000 pori yang dapat mengikat ion logam berat. Kandungan terpenting dalam cangkang telur adalah kalsium karbonat (CaCO3) dimana terdiri dari 90% bahan tersebut. Gugus fungsi terpenting dari protein asam mukopolisakarida adalah karboksil, amina dan sulfat yang dapat mengikat ion logam berat untuk membentuk ikatan ion. Selain itu, cangkang telur merupakan agen netralisasi dimana semua jenis larutan mudah mengalami kesetimbangan sehingga logam berat dapat mengendap dan terdeposit dalam partikel cangkang telur ( Dian,2014). Hasil penelitian yang dilakukan oleh I Dewa Nyoman Wira Prasida pada tahun 2012, tentang adsorpsi menggunakan limbah cangkang telur sebagai absorben untuk menyerap limbah cair electroplating yang mengandung logam berat sebagai absorbat. Dengan proses adsorpsi cangkang telur sebagai absorben dibedakan atas beberapa ukuran (mesh) yaitu 10, 30, 60 dan 100 mesh dengan variasi waktu kontak 30, 60, 90, 120 menit sebagai variabel bebas dalam penelitian dan kecepatan pengadukan sebagai variabel tetap. Penelitian
3 menggunakan cangkang telur ini berhasil menurunkan kadar Pb dalam limbah cair electroplating karena mampu menurunkan kandungan Pb 2+ sebesar 98%. Penelitian lain yang dilakukan oleh Winda Riska Ryandini pada tahun 2014 tentang penurunan kadar chrom (Cr) dengan menggunakan arang tempurung kelapa variasi konsentrasi 4% b/v, 7% b/v, 10% b/v, 13% b/v dan 16% b/v dengan lama perendaman 12 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh variasi konsentrasi arang tempurung kelapa terhadap penurunan kadar Cr. Konsentrasi arang tempurung kelapa yang efektif menurunkan kadar chrom (Cr) adalah 7% b/v karena dapat menurunkan kadar Cr 6+ dari 10 ppm menjadi 6,89 ppm. B.Rumusan masalah Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan adakah pengaruh variasi konsentrasi cangkang telur bebek terhadap penurunan kadar ion chromium (Cr 6+ ) dalam air? C.Tujuan Penelitian 1.Tujuan umum Menganalisis pengaruh variasi konsentrasi cangkang telur bebek terhadap penurunan kadar ion chromium(cr 6+ ) dalam air. 2.Tujuan khusus a. Menetapkan optimasi panjang gelombang dan waktu kestabilan Spektrofotometer. b. Menetapkan kadar awal chrom(cr 6+ ).
4 c. Menetapkan kadar chrom (Cr 6+ ) dalam air setelah dilakukan penambahan cangkang telur bebek pada konsentrasi 1% b/v, 2% b/v, 3% b/v, 4% b/v, 5% b/v dengan lama perendaman 60 menit. d. Menentukan prosentase (%) penurunan kadar chrom(cr 6+ ) dalam air dengan penambahan cangkang telur bebek pada konsentrasi 1% b/v, 2% b/v, 3% b/v, 4% b/v, 5% b/v dengan lama perendaman 60 menit. e. Menentukan konsentrasi cangkang telur bebek yang tertinggi dalam menurunkan kadar chrom(cr 6+ ) dalam air. f. Menganalisis pengaruh variasi konsentrasi cangkang telur bebek terhadap penurunan kadar chrom(cr 6+ ) dalam air. D.Manfaat Penelitian 1.Bagi Penulis. Menambah pengetahuan kepada peneliti tentang variasi konsentrasi cangkang telur bebek yang tertinggi yang mampu menurunkan kadar chrom(cr 6+ ) dalam air. 2. Bagi masyarakat. Memberikan informasi kepada seluruh masyarakat tentang pemanfaatan limbah cangkang telur bebek yang dapat digunakan untuk menurunkan kadar chrom(cr 6+ ) dalam air, sehingga mempermudah masyarakat untuk memperoleh air bersih. 3.Bagi Universitas. Sebagai inventaris perpustakaan dan sebagai referensi untuk pembuatan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya
5 E.Keaslian Penelitian / Originalitas Penelitian Tabel 1. Originalitas Penelitian No Nama peneliti 1. Winda Riska Ryandini,2014 2. I Dewa Nyoman Wira Prasida, 2012 Jurusan Judul penelitian Hasil penelitian Analis kesehatan Univ.Muhamadiyah Semarang. Tehnik lingkungan Fak.Tehnik sipil dan perencanaan Univ.Pembangunan Nasional Veteran Jatim. Penurunan kadar chrom(cr) dalam air menggunakan variasi konsentrasi arang tempurung kelapa Adsorpsi logam berat pada limbah industri elektroplating menggunakan kulit telur. Ada pengaruh variasi konsentrasi arang tempurung kelapa 4%b/v,7%b/v.10%b/v,13%b/v dan 16%b/v terhadap penurunan kadar Cr dalam air dengan lama perendaman 12 jam.konsentrasi arang tempurung kelapa yang efektif menurunkan kadar Cr adalah 7% karena dapat menurunkan kadar Cr 10 ppm menjadi 6,89 ppm. Dengan proses adsorpsi cangkang telur sebagai adsorben dibedakan atas beberapa ukuran yaitu 10,30,60 dan 100 mesh dengan variasi waktu kontak 30,60,90,120 menit sebagai variabel bebas dan kecepatan pengadukan sebagai variabel tetap. Limbah cair yang digunakan adalah limbah elektroplating. Penelitian menggunakan cangkang telur ini berhasil menurunkan kadar Pb dalam limbah cair electroplating karena mampu menurunkan kandungan Pb sebesar 98%. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan adalah menggunakan cangkang telur bebek untuk menurunkan kadar ion Cr sedangkan dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh I Dewa Nyoman Prasida menggunakan cangkang telur untuk menurukan kadar ion Pb dan penelitian yang dilakukan oleh Winda Riska Ryandini adalah menurunkan kadar Cr menggunakan arang tempurung kelapa.