BAB I PENDAHULUAN. menjalar hampir di segala aspek kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tangguh, mandiri, berkarakter dan berdaya saing. Sebagai fondasi,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi maupun dalam masyarakat. Saat ini, dunia pendidikan kita masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pelatihan untuk. webster s New Word Dictionary Sagala (2007: 1), sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB 1. pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari kualitas guru dalam mengajar.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sekolah merupakan sarana untuk melaksanakan pendidikan. Kegiatan di

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SIMULATOR REM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM REM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan prioritas yang tinggi oleh pemerintah, pengelola pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu proses yang mengubah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan akan melahirkan manusia-manusia yang akan menjadi motor

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

I. PENDAHULUAN. hakekatnya pendidikan adalah suatu tindakan yang ada unsur kesengajaan dalam

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan dari sebuah bangsa, sehingga cepat atau. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki, berpikir kritis dan memecahkan permasalahan yang. mengarah pada peningkatan hasil belajar.

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. depan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan. mengalami perubahan sejalan dengan tuntutan kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi tersebut diharapkan tidak hanya terjadi komunikasi satu arah dari guru

2 siswa, diketahui kegiatan belajar mengajar fisika yang berlangsung dikelas hanya mencatat dan mengerjakan soal-soal, hal ini menyebabkan siswa kuran

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Kenyataan bahwa masih banyak guru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan pula dalam memproduksi suara atau bunyi bahasa yang terdapat. menerima konsep-konsep ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang biasa diterapkan di sekolah-sekolah pada umumnya masih

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang. diharapkan dimasa yang akan datang adalah pendidikan yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu sistem yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa

I. PENDAHULUAN. Seorang pendidik memiliki peranan yang penting dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan terampil untuk melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam menghadapi kemajuan teknologi dan informasi yang sudah menjalar hampir di segala aspek kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian dasar peserta didik di dalam dan diluar sekolah. Dalam keseluruhan proses pelaksanaan aktivitas di sekolah proses belajar merupakan kegiatan inti. Mengingat pentingnya pendidikan, harus selalu diupayakan sumbangan praktis dan teoritis dalam pengembangan kemampuan peserta didik secara optimal. Namun demikian, masih banyak permasalahan yang dihadapi oleh pengelola pendidikan. Masalah pokok yang dihadapi didunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu dan kualitas pendidikan yang masih rendah. Kegiatan belajar melibatkan beberapa komponen atau unsur yaitu peserta didik, pendidik, tujuan pembelajaran, isi pelajaran, model mengajar yang digunakan, media pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dan evaluasi kemajuan belajar siswa menggunakan tes yang standar. Semua komponen ini saling berinteraksi dalam proses pembelajaran yang berakhir pada tujuan pembelajaran. Karena itu, kegiatan belajar dan mengajar (KBM) merupakan sesuatu yang integral dalam suatu sistem pembelajaran di sekolah. Meskipun setiap guru mempunyai kemampuan profesional yang tinggi dalam melaksanakan 1

2 tugas profesionalnya, tetapi tidak didukung pelayanan institusional yang memadai, tentu saja kegiatan pembelajaran itu tidak akan maksimal. Sejalan dengan perkembangan kurikulum, guru mempunyai kebebasan dalam model pembelajaran yang akan ditetapkan. Dalam menciptakan pembelajaran yang lebih bervariasi dan dapat meningkatkan peran serta siswa dalam pembelajaran, maka harus dirancang dan dibangun susana kelas sedemikian rupa, sehingga siswa mendapat kesempatan untuk berinteraksi satu dengan yang lain. Berdasarkan pengamatan peneliti selama melaksanakan tugas Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) 3 bulan, bahwa proses belajar mengajar pada mata pelajaran Otomatisasi Perkantoran belum berjalan secara optimal. Banyak peserta didik yang ketinggalan mengikuti pembelajaran Otomatisasi Perkantoran karena metode yang digunakan guru tidak melatih pengetahuan dan kemampuan mereka sehingga pelajaran yang telah lewat tidak dapat dikuasai sehingga jika diulang kembali peserta didik sudah lupa tentang materi tersebut. Disisi lain, jumlah komputer yang ada juga tidak sesuai dengan jumlah peserta didik yang dapat membuat waktu pembelajaran Otomatisasi Perkantoran menjadi semkin terbatas. Berkenaan dengan keadaan tersebut, inilah yang terjadi di SMK Negeri 1 Patumbak. Kenyataan menunjukkan masih banyak pembelajaran yang dilakukan di sekolah masih berorientasi pada guru. Banyak guru yang masih mengutamakan metode ceramah, dimana guru memiliki peran yang sangat menentukan atau proses pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered), sedangkan semua

3 peserta didik hanya menerima (pasif) apa yang diberikan guru. Akibatnya siswa tidak tertarik dan tidak termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran karena tidak adanya aktivitas yang dilakukan pada saat proses pembelajaran tersebut. Dalam proses belajar mengajar banyak peserta didik mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, namun pada kenyataannya mereka tidak memahaminya. Sebagian besar dari peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan atau / dimanfaatkan. Peserta didik memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan yaitu dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. Padahal mereka sangat butuh untuk dapat memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan tempat kerja dan masyarakat pada umumnya di mana mereka akan hidup dan bekerja. Hal ini juga terjadi di SMK Negeri 1 Patumbak. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMK Negeri 1 Patumbak menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar Otomatisasi Perkantoran berada dibawah ketuntasan ideal (Tabel 1.1). SMK Negeri 1 Patumbak menerapkan KKM yaitu 75. Rendahnya ketuntasan hasil belajar dapat dilihat pada tabel rekapitulasi nilai ulangan harian siswa:

4 Kelas Tabel 1.1 Daftar nilai ulangan harian mata pelajaran Otomatisasi Perkantoran Kelas X Semester Ganjil T.P 2016/2017 Jumlah siswa Nilai <75 75 Terendah Tertinggi X AP-1 30 Orang 16 orang (53%) 14 orang (47%) 68 85 X AP-2 30 Orang 17 orang (56%) 13 orang (44%) 70 84 Jumlah 60 Orang 33 orang (55%) 27 orang (45%) Sumber : SMKN 1 Patumbak Dari tabel 1.1 dapat dilihat masih banyak siswa yang belum mencapai tingkat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Dimana dapat dilihat pada tabel 1.1 lebih dari 50% siswa tidak tuntas dalam mata pelajaran Otomatisasi Perkantoran. Pada kelas X AP-1 ada 16 siswa (53%) yang tidak tuntas dan di kelas X AP-2 ada 17 siswa (56%) yang tidak tuntas, dengan jumlah keeluruhan siswa yang tidak mencapai tingkat KKM adalah 33 siswa (55%). Hal ini menunjukkan hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan yang maksimal. Untuk mengatasi hal tersebut guru telah melakukan perbaikan dengan pengulangan pada materi yang sulit dan melakukan remedial untuk siswa yang hasil belajarnya masih berada dibawah nilai KKM. Namun hal tersebut dapat membuat waktu yang ada menjadi kurang efektif dan efesien sehingga untuk pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan menjadi kurang maksimal. Dari data tersebut muncul suatu inovasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan menggunakan model dan metode yang bervariasi siswa supaya dapat meningkatkan hasil belajarnya. Model dan metode yang dipilih peneliti dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Langsung dan Metode Latihan

5 (Drill). Model pembelajaran Langsung ini dirancang secara spesifik untuk meningkatkan pembelajaran pengetahuan faktual yang berstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan secara langkah demi langkah dan dimaksudkan untuk membantu siswa menguasai pengetahuan yang deklaratif dan keterampilan prosedural yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai keterampilan sederhana maupun kompleks. Pada metode Latihan (Drill) siswa dapat melakukan gerakangerakan sesuai dengan apa yang di instruksikan oleh guru dan melakukannya secara berulang-ulang. Pengulangan gerakan itu dimaksud agar terjadi otomatisasi gerakan. Pola pengajaran ini juga menciptakan pembelajaran yang diinginkan, karena siswa sebagai obyek pembelajaran ikut terlibat dalam penentuan pembelajaran. Hal ini sangat menarik untuk diujikan pada mata pelajaran Otomatisasi Perkantoran, dimana dalam model ini para siswa didorong lebih aktif belajar dan dapat bertanya meskipun tidak pada guru secara langsung dengan mengemukakan pendapat atau pemikirannya. Karakter siswa yang dinamis dan heterogen tentu memerlukan pembelajaran yang berbeda. Dari pengamatan peneliti selama melaksanakan tugas Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) 3 bulan, bahwa proses belajar mengajar pada mata pelajaran Otomatisasi Perkantoran belum berjalan secara optimal. Banyak peserta didik yang ketinggalan mengikuti pembelajaran Otomatisasi Perkantoran karena metode yang digunakan guru tidak melatih pengetahuan dan kemampuan mereka sehingga pelajaran yang telah lewat tidak dapat dikuasai sehingga jika diulang kembali peserta didik sudah lupa tentang materi tersebut.

6 Disisi lain, jumlah komputer yang ada juga tidak sesuai dengan jumlah peserta didik yang dapat membuat waktu pembelajaran Otomatisasi Perkantoran menjadi semkin terbatas. Berkenaan dengan keadaan tersebut, inilah yang terjadi di SMK Negeri 1 Patumbak. Rendahnya hasil belajar tersebut adalah disebabakan proses pembelajaran yang berlangsung hanya didominasi oleh keaktifan guru dalam pencapaian informasi. Guru hanya menyampaikan bahan ajar, menerangkan dan memberikan contoh dengan metode ceramahnya tanpa diikuti dengan pembelajaran langsung terhadap peserta didik dan soal-soal latihan yang bisa dilakukan dengan menggunakan metode latihan. Peserta didik telah dianggap paham akan materi yang disampaikan oleh guru. Akibatnya, pada saat peserta didik diberi tugas (pekerjaan rumah), hasil dari pekerjaan rumah tersebut bukan lagi murni dari pemikiran peserta didik melainkan dari orang lain yang dianggap mampu mengerjakannya. Hal ini tampak dari tindakan siswa yang telah merentalkan tugas-tugas Otomatisasi Perkantorannya kepada petugas rental komputer untuk dikerjakan, walaupun tidak semua peserta didik yang melakukan hal tersebut tetapi masih banyak peserta didik yang melakukannya setiap mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan oleh guru mata pelajaran tersebut. Dengan demikian, untuk melatih pengetahuan dan kemampuan peserta didik serta dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik, penggunaan metode yang tepat sangatlah penting, untuk itu perlu pemilihan metode pengajaran yang baik. Oleh karena itu guru harus mempersiapkan diri dengan

7 sebaik-baiknya, baik penguasaan keterampilannya maupun tentang prosedur untuk memprogram pembelajaran dengan metode belajar yang kaya dengan variasi. Suatu metode pengajaran yang baik adalah metode yang langsung memberikan pengajaran kepada peserta didik dan banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk latihan-latihan untuk lebih aktif pada saat belajar mengajar berlangsung. Jadi untuk memperoleh hasil belajar peserta didik yang baik maka guru perlu menciptakan kondisi belajar yang memungkinkan peserta didik termotivasi dan dapat berlatih untuk mengembangkan diri yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dan Metode Latihan (Drill) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Otomatisasi Perkantoran SMK Negeri 1 Patumbak T.P 2016/2017. 1.2 Identifikasi Masalah Untuk memperoleh gambaran dan penjelasan ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti serta untuk mengarahkan cara berpikir dalam menentukan jawaban dari permasalahan, maka perlu dilakukan identifikasi masalah. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat di identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Guru masih menggunakan pembelajaran konvesional sehingga siswa menjadi jenuh dan bosan di dalam proses belajar mengajar.

8 2. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas cenderung bersifat satu arah sehingga siswa menjadi pasif. 3. Kurangnya penguasaan keterampilan mengajar yang diterapkan oleh guru sehingga siswa sulit menerima materi pelajaran. 4. Hasil belajar siswa dalam pelajaran otomatisasi perkantoran masih rendah belum mencapai ketuntasan belajar yang telah di tetapkan. 1.3 Pembatasan Masalah Agar mempermudah pembahasan dan menghindari penafsiran yang lebih luas serta mempertimbangkan keterbatasan kemampuan dari peneliti, maka peneliti perlu membatasi masalah tersebut menjadi sebuah objek penelitian. Yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Model pembelajaran yang digunakan pada model pembelajaran Langsung dan metode Latihan (Drill) pada siswa SMK Negeri 1 Patumbak T.P 2016/2017. 2. Hasil belajar yang akan diteliti yakni hasil belajar otomatisasi perkantoran siswa SMK Negeri 1 Patumbak T.P 2016/2017.

9 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini : 1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Langsung dan metode Latihan (Drill) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran otomatisasi perkantoran kelas X AP SMK Negeri 1 Patumbak Tahun Pembelajaran 2016/2017? 2. Apakah model pembelajaran Langsung lebih tinggi dari metode Latihan (Drill) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran otomatisasi perkantoran kelas X AP SMK Negeri 1 Patumbak Tahun Pembelajaran 2016/2017? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Langsung dan metode Latihan (Drill) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran otomatisasi perkantoran kelas X AP SMK Negeri 1 Patumbak Tahun Pembelajaran 2016/2017. 2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Langsung lebih tinggi daripada metode Latihan (Drill)) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran otomatisasi perkantoran Kelas X AP SMK Negeri 1 Patumbak Tahun Pembelajaran 2016/2017.

10 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman penulis dalam melakukan penelitian dalam bidang pendidikan. 2. Sebagai sumbangan pikiran dan referensi bagi mahasiswa lain yang ingin melakukan penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi UNIMED khususnya program studi Administrasi Perkantoran jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi. 3. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah khususnya bagi guru yang menerapkan model pembelajaran yang dapat digunakan untuk lebih mengaktifkan siswa dalam belajar administrasi perkantoran di kelas X AP SMK Negeri 1 Patumbak.