BAB I PENDAHULUAN. dari satu sel (Uniseluler) yang berukuran 2-3 x 4-6 µm dari genus Candida

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mamalia. Beberapa spesies Candida yang dikenal dapat menimbulkan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. cara menimbang bahan yang akan diekstraksi lalu mencampur bahan dengan air

BAB I PENDAHULUAN. Candida albicans merupakan jamur yang dapat menginfeksi bagian- bagian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun sudah dimanfaatkan oleh masyarakat. Bahkan saat ini banyak industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menyebabkan infeksi karena jamur banyak ditemukan (Nasution, 2005).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulut. Ketidakseimbangan indigenous bacteria ini dapat menyebabkan karies gigi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah bakteri. Penyakit karena bakteri sering terjadi di lingkungan sekitar, salah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemanfaatan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. berjuang menekan tingginya angka infeksi yang masih terjadi sampai pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Candida yang dapat menyebabkan infeksi kulit dan selaput lendir. C. albicans

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur (Ayuningtyas, 2011). Jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 0,1%, usia tahun 0,4 %, usia tahun 1,8%, usia tahun 5,9%

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gigi tiruan lepasan adalah protesis yang menggantikan sebagian ataupun

BAB V PEMBAHASAN. graveolens L.), kemangi (Ocimum bacilicum L.) serta campuran keduanya. terhadap pertumbuhan Candida albicans in vitro yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baik usia muda maupun tua (Akphan dan Morgan, 2002). Kandidiasis oral

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengalami penyembuhan luka (Fedi dkk., 2004). Proses penyembuhan luka meliputi beberapa fase yaitu fase inflamasi,

BAB I PENDAHULUAN. dijual dipasaran, diantaranya adalah chlorhexidine. Chlorhexidine sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi terutama di negara beriklim

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tanaman herbal sebagai alternatif pengganti obat masih sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Denture stomatitis merupakan suatu proses inflamasi pada mukosa mulut

I. PENDAHULUAN. endemik di Indonesia (Indriani dan Suminarsih, 1997). Tumbuhan-tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. telah sangat berkembang, salah satunya adalah sediaan transdermal. Dimana sediaan

BAB I PENDAHULUAN. Candida (Brown dan Bums, 2005; Siregar, 2005). Rosalina dan Sianipar (2006)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia setelah Brazil (Hitipeuw, 2011), Indonesia dikenal memiliki tanaman-tanaman

BAB I PENDAHULUAN. jamur oportunistik yang sering terjadi pada rongga mulut, dan dapat menyebabkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

Tradisional Bagian Daun dan Buah

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan dari alam tersebut dapat berupa komponen-komponen biotik seperti

BAB I PENDAHULUAN. stomatitis apthosa, infeksi virus, seperti herpes simpleks, variola (small pox),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang banyak ditumbuhi. berbagai jenis tanaman herbal. Potensi obat herbal atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas antimikroba pada ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimanfaatkn untuk pengobatan tradisional (Arief Hariana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. maupun tujuan lain atau yang dikenal dengan istilah back to nature. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan penyebab yang banyak menimbulkan kesakitan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kandidiasis adalah istilah yang dipakai untuk infeksi kulit dan selaput lendir

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan atau fluor albus merupakan salah satu masalah yang banyak

I. PENDAHULUAN. antara lain: disebabkan oleh penyakit infeksi (28,1 %), penyakit vaskuler

BAB I PENDAHULUAN. orang di seluruh dunia, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. penyakit periodontitis (Asmawati, 2011). Ciri khas dari keadaan periodontitis yaitu gingiva kehilangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengurung (sekuester) agen pencedera maupun jaringan yang cedera. Keadaan akut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN. terdiri atas penyakit bakterial dan mikotik. Contoh penyakit bakterial yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti pada lingkungan, tubuh, serta pada rongga mulut (Amaliah, 2013).

antihelmintik, dan lain-lain (Absor, 2006). Komponen aktif yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai uji klinis dan di pergunakan untuk pengobatan yang berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. Hasil dan Pembahasan. A. Hasil penelitian. kamboja putih (Plumeria acuminataw.t.ait ) terhadap hambatan pertumbuhan

baik berkhasiat sebagai pengobatan maupun pemeliharaan kecantikan. Keuntungan dari penggunaan tanaman obat tradisional ini adalah murah dan mudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlebihan (Rohmawati, 2008). Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai indra

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Streptococcus sanguis merupakan bakteri kokus gram positif dan ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Hayati et al., 2010). Tanaman ini dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 5-10

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang disebabkan oleh jamur Candida albicans, infeksi C.albicans dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ikan budidaya pada air tawar adalah penyakit Motil Aeromonas Septicemia (MAS)

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. S.Thypi. Diperkirakan angka kejadian ini adalah kasus per

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya dengan berbagai tumbuhan, terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Aggregatibacter Actinomycetemcomitans adalah bakteri gram negatif, nonmotile,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRODUKTIFITAS DAN KADAR ANDROGRAPHOLID SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) PADA NAUNGAN DAN PENAMBAHAN GIBERELIN B2P2TO2T

BAB I PENDAHULUAN. dan kandidiasis. Dermatomikosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh (Sub Direktorat) Subdit Diare,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. iskemik jaringan pulpa yang disertai dengan infeksi. Infeksi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan parasit, jamur, bakteri, dan virus. (Purwaningsih dan Taukhid,

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif golongan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam penanggulangan masalah

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit ikan merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN BUNGUR (LANGERSTROEMIA SPECIOSA (L.) PERS)

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang albicans merupakan jamur berbentuk oval atau lonjong terdiri dari satu sel (Uniseluler) yang berukuran 2-3 x 4-6 µm dari genus (Jawetz et al., 1996). Jamur ini dapat ditemukan di mulut, tenggorokan, kulit, vagina, jari-jari tangan, kuku, dan saluran pencernaan. Populasi yang meningkat dilokasi tersebut menyebabkan jamur menjadi patogen dengan membentuk tunas dan menghasilkan pseudohifa untuk penetrasi jaringan mengakibatkan infeksi kandidiasis (Brown, 2005; Suyoso, 2007). Kandidiasis memiliki gejala klinis berbeda-beda berdasarkan lokasi yang terinfeksi. Pada mulut disebut juga sariawan ditandai dengan bercak-bercak putih didaerah mulut. Kandidiasis mukosa terjadi akibat dari kondisi kulit yang lembab ditandai dengan adanya bercak merah pada permukaan kulit. Kandidiasis vulvovaginitis menyerang di daerah kewanitaan biasanya menimbulkan iritasi, rasa gatal, dan pengeluaran sekret berlebihan. Terjadinya bengkak kemerahan dan penebalan kulit disekitar kuku yang akhirnya terjadi pengelupasan kuku merupakan indikasi dari infeksi kandidiasis kuku. Pada beberapa kasus infeksi yang disebabkan oleh jamur C. albicans bahkan dapat menyebabkan kanker (Jawetz et al., 1996; Kusumaningtyas, 2004). Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi infeksi kandidiasis salah satunya dengan pemberian obat antifungi. Obat antifungi seperti gentian violet konsentrasi 1-2% dapat diberikan secara topikal untuk kandidiasis selaput 1

2 lendir dan kulit. Obat lain seperti nistatin, trikomisin, mikonazol, dan ketokonazol bekerja dengan merusak membran sel jamur dan menghambat sintesis protein dan RNA (Soedarmo et al., 2008). Penggunaan obat-obat berbahan kimia dapat memberikan efek terapi penyembuhan yang cepat, namun dirasa kurang efektif karena harganya mahal terutama untuk obat-obatan import, penggunaan dalam dosis tinggi dapat menghambat sintesis human adrenal dan testikular steroid menimbulkan impoten. Selain itu, untuk penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan iritasi lambung, kerusakan organ tubuh seperti hati dan ginjal (Lubis, 2008). Memperhatikan efek samping yang ditimbulkan dari pengunaan obat kimia maka banyak masyarakat desa masih memanfaatkan tumbuhan obat sebagai obat tradisional yang diwariskan secara turun-temurun. Tumbuhan obat digunakan oleh masyarakat terutama untuk pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan, dan peningkatan kesehatan. Pemanfaatan tumbuhan obat sebagai alternatif pengobatan karena harganya yang relatif murah, bahan bakunya yang mudah didapatkan, dan tidak memberikan efek samping yang membahayakan bila dikonsumsi sesuai dengan dosisnya (Prananingrum, 2007; Warditiani et al., 2012). Sambiloto (Andrographis paniculata) merupakan salah satu tumbuhan yang digunakan dalam pengobatan tradisional dan telah banyak dibudidayakan di Indonesia. Tumbuhan ini termasuk dalam family Acanthaceae yang tumbuh didaratan rendah hingga ketinggian ± 1600 dpl. Secara kimia komponen penyusun tumbuhan sambiloto adalah andrographolide,selain itu juga mengandung flavonoid dan lakton. Kandungan flavonoid banyak ditemukan pada bagian batang

3 dan akarnya (Widyawati, 2007). Sedangkan daun sambiloto mengandung saponin, alkaloid, tanin, dan kandungan kimia lainnya adalah lakton, paniculin, dan kalmegin (Dalimunthe, 2009). Senyawa-senyawa tersebut berperan sebagai antijamur yang bekerja dengan merusak peptidoglikan (protein) pada dinding sel melalui denaturasi protein, selain itu juga merusak membran sel dan menginaktikan enzim jamur (Naiborhu, 2002). Secara farmakologi sambiloto mempunyai efek sebagai anti inflamasi, anti piretik, anti oksidan, anti mikroba, anti bakteri, anti jamur, anti paratistik, dan anti diabet (Kumar et al., 2012). Hal ini diperkuat oleh penelitian yang telah dilakukan Maulida et al., (2013) bahwa infusa daun sambiloto 100% memiliki efek fungisidal terhadap C. albicans. latar belakang tersebut dengan diketahui kandungan flavonoid, saponin, alkaloid, dan tanin dalam tumbuhan sambiloto yang berfungsi sebagai anti jamur, peneliti tertarik untuk meneliti daya hambat infusa batang dan daun sambiloto terhadap pertumbuhan C. albicans penyebab kandidiasis. 1.2 Perumusan Masalah uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu Bagaimanakah Daya Hambat Infusa Batang dan Daun Sambiloto (Andrographis paniculata) Terhadap Pertumbuhan C. albicans Penyebab Kandidiasis Konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50%? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mengetahui daya hambat infusa batang dan daun sambiloto (Andrographis paniculata) terhadap pertumbuhan C. albicans penyebab kandidiasis pada variasi konsentrasi 10% b/v, 20% b/v, 30% b/v, 40% b/v, 50% b/v.

4 1.3.2 Menganalisis perbedaan daya hambat infusa batang dan infusa daun sambiloto (Andrographis paniculata) terhadap pertumbuhan C. albicans berdasarkan variasi konsentrasi 10% b/v, 20% b/v, 30% b/v, 40% b/v, 50% b/v. 1.3.3 Mengetahui infusa sambiloto (Andrographis paniculata) terbaik dalam menghambat pertumbuhan C. albicans berdasarkan variasi konsentrasi 10% b/v, 20% b/v, 30% b/v, 40% b/v, 50% b/v. 1.4 Manfaat Penelitian Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pemanfaatan tumbuhan sambiloto sebagai antijamur terhadap pertumbuhan C. albicans penyebab kandidiasis. 1.5 Orisinalitas Penelitian Tabel 1. Orisinalitas Penelitian No Nama Peneliti dan Penerbit (Tahun) 1 Evi Rosyida Sari, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (2012) Judul Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan Penelitian Uji Aktivasi Antifungi Ekstrak Etanol Daun Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl) Terhadap Pertumbuhan albicans ekstrak etanol daun cabe jawa mempunyai aktifasi penghambatan, pada uji zona hambat menunjukan aktivasi paling optimal pada konsentrasi 40% dengan daerah diameter hambat 5,54±0,64 mm Peneliti menggunakan pelarut etanol untuk ekstraksi daun cabe jawa yang dibuat dengan metode maserasi konsentrasi 10% b/v, 20% b/v, 30% b/v, 40% b/v, 50% b/v, 60% b/v, 70% b/v, 80% b/v, 90%b/v, dan 100% b/v, dan pengujian antijamur menggunakan metode sumuran. Sedangkan pada penelitian saya menggunakan pelarut air untuk ekstraksi batang dan daun sambiloto yang dibuat dengan metode infusa konsentrasi 10% b/v, 20% b/v, 30% b/v, 40% b/v, 50% b/v, dan pengujian antijamur menggunakan metode disc diffusion.

5 2 Teti Hasmi Febriani, Fakultas Kedokteran Gigi (2014) Uji Daya Hambat Jus Buah Pare (Memordica charantia L) Terhadap Daya Hambat Pertumbuhan albicans secara Invitro 3 Aulia Gita Maulida, Fakultas Kedokteran (2013) Perbandingan Efek Fungisidal Infusa Daun Sambiloto (Andrographis paniculata) 100% dan Chlorhexidine gluconate 0,2% Terhadap albicans In Vitro rata-rata zona hambat konsentrasi jus buah pare 25% sebesar 3,11 mm; 50% sebesar 4,41 mm; 100% sebesar 6,33 mm; dan nistatin sebagai kontrol positif sebesar 5,17 mm. infusa daun sambiloto 100% diperoleh zona hambat rata-rata 6,56 mm dan Chlorhexidine gluconate 0,2% sebesar 16,06 mm memiliki perbedaan yang bermakna. Peneliti menggunakan pelarut air untuk dibuat sediaan jus buah pare dengan konsentrasi 25% b/v, 50% b/v, dan 100% b/v, dan pengujian antijamur menggunakan metode sumuran. Sedangkan pada penelitian saya menggunakan pelarut air untuk ekstraksi batang dan daun sambiloto yang dibuat dengan metode infusa konsentrasi 10% b/v, 20% b/v, 30% b/v, 40% b/v, 50% b/v, dan pengujian antijamur menggunakan metode disc diffusion. Peneliti membandingkan antara infusa daun sambiloto 100% b/v dengan Chlorhexidine gluconate 0,2%. Sedangkan pada penilitian saya membandingkan antara infusa batang dan daun sambiloto dengan konsentrasi 10% b/v, 20% b/v, 30% b/v, 40% b/v, 50% b/v. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah ekstraksi batang dan daun sambiloto menggunakan pelarut air yang dibuat sediaan cair infusa konsentrasi 10% b/v, 20% b/v, 30% b/v, 40% b/v, dan 50% b/v. Pengujian antijamur dilakukan dengan metode difusi lubang/ perforasi, kemudian data hasil zona hambat yang terbentuk dianalisis perbedaan antara daya hambat infusa batang sambiloto dan daun sambiloto.