BAB I PENDAHULUAN. bidang transaksi perdagangan yang selanjutnya disebut Electronic commerce. media dalam transaksi e-commerce antara lain :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terbentuk dari jaringan-jaringan computer-komputer yang saling terkoneksi

BAB III PENUTUP. tujuan dari penelitian penulisan skripsi ini, yaitu antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. aksesifitas penggunaan teknologi yang semakin inovatif mendukung kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. internet sebagai media baru, mendorong perubahan ini menjadi lebih maju.

BAB I PENDAHULUAN. mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global yang. sosial secara signifikan berlangsung semakin cepat.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tingkat budaya dan semakin modern suatu bangsa, maka semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. sadar bahwa mereka selalu mengandalkan komputer disetiap pekerjaan serta tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang semua teknologi semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia digital, khususnya internet saat ini sudah begitu

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia berlaku beberapa sistem hukum yang dianut oleh masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam interaksi bangsa, dimensi tersebut yaitu dimensi ruang dan waktu. Dimensi. informasi dapat tersebar luas ke seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah internet. Internet (interconnection networking) sendiri

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat,

E-Journal Graduate Unpar Part B : Legal Science

BAB I PENDAHULUAN. negosiasi diantara para pihak. Melalui proses negosiasi para pihak berupaya

E-Commerce. Ade Sarah H., M. Kom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan jaman telah membawa perubahan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di bidang perindustrian dan perdagangan nasional telah

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. oleh berjuta-juta orang yang tersebar di semua penjuru dunia. Internet

MODEL PENGATURAN INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

BAB I PENDAHULUAN. disebut e-commerce (electronic commerce) atau transaksi elektronik. E- serta tidak menggunakan tanda tangan asli (non-sign).

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA WANPRESTASI DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemberantasan tindak pidana korupsi di negara Indonesia hingga saat

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini kebutuhan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh Dunia. Internet sebagai media komunikasi kini sudah biasa. memasarkan dan bertransaksi atas barang dagangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya barang dan jasa yang melintasi batas-batas wilayah suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. ayat 3 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia (UUD RI) tahun 1945

oleh perdagangan secara konvensional. 1

BAB I PENDAHULUAN. oleh hukum. Karena salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pemesanan barang dikomunikasikan melalui internet, hampir semua barang

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan

SKRIPSI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN E-COMMERCE DITINJAU DARI SUDUT PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. telah mengakibatkan semakin beragamnya pula aneka jasa-jasa (features) fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan berbagai variasi barang dan jasa yang dapat dikonsumsi 1. Di

A. Pengertian E-Commerce

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu globalisasi dunia. Fakta ketika batasan geografis yang membagi

BAB I PENDAHULUAN. moderen demi menunjang dan mempermudah kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IPENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum. Lebih lanjut pada Pasal 28 D ayat (1) menyatakan : Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,

E - COMMERCE. Prospek E Commerce Di Indonesia dan Dunia. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah E - Commerce

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. kita dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Perkembangan ini membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. menjamur, hal ini disebabkan oleh adanya keinginan pemilik franchise untuk

Makalah Kejahatan E-Commerce "Kasus Penipuan Online" Nama : Indra Gunawan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi global yang serba transparan, menurut Toffler, adalah gejala

SKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perilaku konsumen mengalami perubahan lebih. mengedepankan kemudahan di segala aspek kehidupan. Dalam melakukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi saat ini semakin berkembang dan berdampak

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan yang diukur dari pertumbuhan penumpang udara.1

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti sekolah, perkantoran, perbankan, penyedia jasa, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannyalah yang akan membentuk karakter anak. Dalam bukunya yang berjudul Children Are From Heaven, John Gray

I. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terbukti turut mendukung perluasan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang ditunjang oleh perkembangan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Salah satu. teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi yang telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan hukum antara konsumen dengan produsen. 1 Hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini telah membawa banyak perubahan yang signifikan.demikian juga

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum, dimana salah satu

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah bidang industri. Hal ini didukung dengan tumbuhnya sektor

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 11 PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. diuangkan kembali jika sewaktu-waktu diperlukan. Meskipun ada yang. Emas menarik dijadikan sarana investasi. Beberapa literatur

P nge g rt r ia i n E-Com o m m e m rc r e

BAB I PENDAHULUAN. saja di negara-negara maju tapi juga di negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. asasi tenaga kerja dalam Undang-Undang yang tegas memberikan. bahkan sampai akhirnya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

BAB I PENDAHULUAN. berjuta-juta orang yang tersebar di segala penjuru dunia. Internet membantu

BAB I PENDAHULUAN. telah mengakibatkan beragamnya pula aneka jasa-jasa (features) sebagai

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk di dalamnya perkembangan aktivitas ekonomi. Masyarakat Indonesia

KAJIAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENIPUAN MELALUI JUAL-BELI ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan masyarakat (financial

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah pada interaksi yang lebih komplek. Internet membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perkembangan dunia dewasa ini ditandai dengan arus globalisasi di segala

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sehat. Tujuan dari disampaikannya iklan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia di kenal sebagai salah satu negara yang padat penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. disamping itu juga konsumen semakin mengerti segala produk yang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Perundangan yang terbaru. Yaitu Undang-Undang Nomor 7 Tahun tentang Perdaganganyang terkait dengan e Commerce.

BAB I PENDAHULUAN. yang memegang peranan penting dalam pembangunan. Teknologi. menyebabkan dunia menjadi tanpa batas (bordeless) dan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sorotan masyarakat karena diproses secara hukum dengan menggunakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan zaman telah membawa dunia ini pada era globalisasi, yang ditandai dengan kemajuan teknologi yang cukup pesat. Seiring perkembangan teknologi ini, terjadi pula perkembangan di banyak bidang salah satunya di bidang transaksi perdagangan yang selanjutnya disebut Electronic commerce (e-commerce). Kalau dahulu dikenal adanya perjanjian yang berwujud selembar kertas maka saat ini media internet mulai banyak dimanfaatkan orang untuk melakukan perdagangan. Alasan digunakannya jaringan internet oleh konsumen saat ini sebagai media dalam transaksi e-commerce antara lain : 1. Internet merupakan jaringan publik yang sangat besar (huge/widespread network) sehingga memiliki kemudahan utnuk diakses, murah dan cepat. 2. Internet merupakan elektronik data sebagai penyimpan pesan/data sehingga dapat dilakukan pengiriman dan penerimaan informasi secara mudah dan ringkas baik dalam bentuk data elektronik analog maupun digital. 1

2 Di Indonesia fenomena e-commerce sudah dikenal sejak tahun 1996 dengan munculnya situs http://sanur.com sebagai toko buku on-line pertama 1, meskipun tidak begitu populer. Kemudian mulailah bermunculan berbagai situs yang melakukan transaksi e-commerce. Nmun sepanjang tahun 1997-1998 eksistensi e-commerce di Indonesia sedikit terabaikan karena krisis ekonomi. Namun mulai tahun 1999 sampai 2006 transaksi e-commerce kembali menjadi fenomena yang menarik perhatian meskipun masih terbatas pada minoritas masyarakat Indonesia yang mengenal teknologi. Menggunakan jaringan publik, maka masalah keamanan menjadi suatu hal yang amat rentan dan sangat perlu dicermati. Hal ini memunculkan polemik dalam masyarakat, sebab di satu sisi transaksi e-commerce mendapatkan keuntungan, tetapi di sisi lain juga memiliki kelemahan dari segi keamanan karena penggunaan jaringan publik dan transaksinya bersifat tidak langsung (faceless nature). Keuntungan yang diperoleh konsumen melalui transaksi e-commerce antara lain dapat memperoleh informasi tentang produk-produk yang ditawarkan dengan lebih cepat, dapat menghemat waktu dalam memilih produk yang diinginkan dan sesuai dengan kemampuan karena biasanya produk yang ditawarkan itu disertakan pula secara lengkap merek dan harganya. Transaksi e-commerce berbeda dengan transaksi perniagaan konvensional yang diatur dalam KUH Perdata yang bersifat langsung (face to 1 Hendrawan, Mengenal Hukum,www.mengenalhukum.com, 2 September 2008

3 face), sebab transaksi e-commerce berlangsung di dunia maya (cyberspace), tidak mempertemukan secara langsung pembeli dengan penjual serta barang yang ditawarkan (faceless nature). hal ini akan mendatangkan kerugian bagi pihak konsumen karena konsumen tidak mengetahui secara langung kualitas produk yang ditawarkan. Di samping itu, ada kendala dalam hal sistem pembayarannya dan kendala mengenai ketidaktepatan pengiriman produk. Di Indonesia, perlindungan hak-hak konsumen dan pelaku usaha telah diatur di dalam UU No.8 Tahun 1999 (yang selanjutnya disebut UUPK 1999). Tetapi, UUPK 1999 yang berlaku sejak April 1999 itu hanya mengatur hak dan kewajiban konsumen yang masih terbatas pada perdagangan yang dilakukan secara konvensional. Sedangkan mengenai hak dan kewajiban konsumen dalam transaksi on-line belum secara tegas diatur dalam undangundang tersebut. Peran pemerintah seyogyanya harus memberikan pengawasan dengan jalan melakukan /mewajibkan diadakannya suatu pendaftaran terhadap segala kegiatan yang menyangkut kepentingan umum di dalam lalu lintas elektronik tersebut, termasuk pendaftaran atas usaha-usaha elektronik (e-business) yang berupa virtual shops ataupun virtual services lainnya. Ketentuan ini dapat dilihat dalam Pasal 5 Undang Undang No.3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan yang mengatur bahwa setiap perusahaan wajib daftar dalam daftar perusahaan. Badrulzaman mengatakan bahwa tujuan utama dari pendaftaran ini adalah sebagai sumber informasi resmi untuk semua pihak 2. 2 Joko Arianto, Serambi Hukum, www.todays.blogspot.com, 25 Juni 2007

4 Diharapkan dengan adanya pendaftaran usahanya oleh pihak perusahaan akan membantu konsumen utnuk terhindar dari aksi penipuan oleh perusahaan fiktif, sehingga konsumen tidak khawatir dan merasa aman dalam melakukan transaksi perdagangan baik secara konvensional maupun melalui media elektronik. Pakar internet Indonesia, Budi Raharjo, menilai bahwa Indonesia memiliki potensi dan prospek untuk pengembangan e-commerce. Namun kendala yang dihadapi dalam perkembangan ini antara lain keterbatasan infra struktur, belum adanya undang-undang khusus yang mengatur transaksi e- commerce, masih kurangnya jaminan terhadap keamanan transaksi dan kurangnya sumber daya manusia yang bisa diupayakan secara bersamaan dengan upaya pengembangan pranata e-commerce 3. Kondisi sebagaimana disebutkan di atas harus dicermati utnuk mencegah kerugian di pihak konsumen, karena ternyata saat ini masih ada kasus di bidang e-commerce mengenai perlindungan terhadap konsumen masih sangat kurang dan banyak terjadi. Sebagai kasus jual beli mobil Lambourghini yang pernah terjadi di kota Medan. Korban dalam kasus ini adalah seorang warga negara Kuwait keturunan Libya bernama Eliass Youssef Ah Habr yang tinggal di Bandung. Ia sering membuka internet dan tertarik dengan penawaran mobil Lambourghini di bawah harga pasar. Kemudian korban dan tersangka berhubungn melalui internet dan telephone. Dalam kesepakatan yang dibuat korban dengan penjual, korban harus mengirimkan uang melalui rekening tersangka sebesar U$55.000,00 pada Februari 2005. Setelah pembayaran dilakukan, ternyata mobil tidak dkirimkan dan alamat yang dberikan tersangka ternyata alamat palsu. Korban kemudian melaporkan ke Poltabes Medan 4. 3 Ibid 4 Hendrawan, Mengenal Hukum, www.mengenalhukum.blogspot.com, 2 September 2008

5 Dalam menyelesaikan masalah yang menyangkut dengan penyelesaian sengketa dalam kasus-kasus di Indonesia, dikenal dua forum yaitu Litigasi dan Non Litigasi. Forum Litigasi memalui jalur pengadilan, sedangkan non litigasi yakni mengedepankan konsep dengan jalan musyawarah dalam menyelesaikan sengketa antar pihak. Di Indonesia telah ada pengaturan mengenai cara tersebut yaitu UU No.5 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Dalam kaitannya dengan masalah transaksi elektronik ini sendiri, jalur pengadilan masih terkendala pada ketentuan mengenai alat bukti yang diakui masih terbatas pada ketentuan Pasal 184 KUHAP saja. Alat bukti elektronik belum diakui dewasa ini. Sedangkan untuk forum penyelesaian sengketa di luar pengadilan, penyelesaian sengketa transaksi lektronik juga mempunyai kelemahan, yaitu mengenai pilihan hukum sebab terdapat adanya perbedaan sistem hukum. Jika digunakan Lembaga Arbitrase maka harusnya mencakup proses adjukasi berupa Arbitrase Virtual. Karena itu, UU No.5 tahun 1999 itu tidak sepenuhnya dapat diterapkan dalam penyelesaian sengketa di dunia maya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Apakah Undang Undang Perlindungan Konsumen Indonesia telah mengakomodasi transaksi elektronik (e-commerce)?

6 2. Bagaimanakah penyelesaian sengketa yang diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang terkait Transaksi Elektronik C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui dan memperoleh data mekanisme transaksi elektronik yang terjadi saat ini. 2. Untuk mengetahui dan memperoleh data penyelesaian sengketa yang diatur di dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang terkait dengan transaksi elektronik. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, aparat penyelidik, masyarakat maupun bagi penulis. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas dan nyata terhadap perlindungan yang diberikan oleh hukum positif terhadap para pelaku transaksi elektronik. 2. Bagi ilmu pengetahuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum khususnya tentang perkembangan teknologi dan transaksi elektronik. 3. Bagi masyarakat, hasil ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi para pelaku transaksi elektronik.

7 E. Keaslian Penelitian Dalam melakukan pengkajian terhadap permasalahan ini, sejauh pengetahuan penulis adalah merupakan penelitian yang asli dilakukan oleh penulis, dan bukanlah suatu penelitian yang diambil dari kajian penulis lain. Namun bila ada peneliti lain yang sudah meneliti dan mengkaji permasalahan yang sama, maka hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pelengkap dan penyempurna dari peneliti yang terdahulu. F. Batasan Konsep 1. Perlindungan Perlindungan ialah suatu tindakan pencegahan yang di lakukan dan diupayakan oleh suatu subyek terhadap obyek tertentu, terhadap halhal yang dapat mengganggu 5. 2. Hukum Hukum ialah seperangkat asas dan kaidah yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat dan meliputi juga lembaga (institusi) dan proses yang mewujudkan berlakunya kaidah tersebut dalam kenyataan 6. 3. Konsumen Konsumen yaitu pemakai, pengguna dan/atau pemanfaat barang dan/atau jasa konsumen untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, 5 Wibowo, Perlindungan Konsumen, www.geocities.com, 27 April 2009 6 Yan Pramadya Puspa, 1997, Kamus Hukum Edisi Lengkap, Aneka Ilmu, Semarang, hlm.56

8 keluarga atau rumah tangganya dan tidak untuk diperdagangkan kembali. 7 4. Transaksi Transaksi ialah suatu aktivitas atau kontrak dalam rangka memberikan dan/atau mendapat pinjaman, memperoleh, melepaskan, atau menggunakan aktiva, jasa atau efek suatu perusahaan atau perusahaan terkendali atau mengadakan kontrak sehubungan dengan aktivitas tersebut 8. 5. E-commerce E-commerce dapat di definisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan atau perniagaan barang atau jasa ( Trade of goods and service) dengan menggunakan media elektronik 9, e-commerce juga didefinisikan dengan kemampuan untuk membentuk transaksi bisnis yang meliputi pertukaran barang dan jasa diantara dua pelaku bisnis dengan menggunakan peralatan dan teknologi elektronika 10. G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Sesuai dengan judul skripsi yang penulis ajukan yaitu Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Transaksi E-commerce untuk itu penelitian yang dilakukan adalah penelitian normatif, yang merupakan penelitian yang berfokus pada norma (Law in The Book) 7 UU Nomor 8 Tahun 1999 pasal 1 angka 2 8 Sekilas Jurnal hukum dan Pasar Modal, www.hukumonline.com, 26 April 2009 9 Edy Supriadi, Hukum E-commerce, www.pemberdayaan-telematika.info, 26 April 2009 10 ibid

9 dan penelitian ini memerlukan data sekunder (bahan hukum) sebagai data utama. Menurut Soerjono Soekanto, penelitian hukum normatif terdiri dari penelitian asas-asas hukum, terhadap sistematika hukum, penelitian terhadap staf sinkronasi hukum 11. 2. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian hukum ini adalah data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari buku-buku atau literatur, dokumen, peraturan perundang-undangan, dan sumber-sumber lain yang mempunyai relevansi dengan permasalahan. Adapun data sekunder tersebut antara lain: a. Bahan hukum primer 1) Undang-undang No.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 4 2) Undang-Undang No.11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, Pasal 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 35 3) KUHP, Pasal 263, 282, 311, 362, 378, 406 4) KUHAP Pasal 184 b. Bahan hukum sekunder Bahan hukum yang menjelaskan bahan hukum primer yang menjelaskan badan hukum primer yang terdiri dari buku-buku yang berhubungan dengan obyek penelitian dan hasil penelitian. 11 Bambang Sunggono,S.S, Metodologi Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2003, hlm.41

10 3. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif maka mtode pengumpulan data yang digunakan adalah: Studi kepustakaan yaitu suatu metode pengumpulan data dengan mencari, menemukan dan mempelajari bahan yang berupa buku-buku yang berkaitan dengan obyek penelitian. 4. Metode Analisis Data-data yang diperoleh dari studi kepustakaan dianalisis secara kualitatif. Analisis kualitatif yaitu suatu metode analisis yang berdasarkan pada kualitas, nilai atau keadaan data yang diperoleh. Proses penalaran dalam menarik kesimpulan digunakan metode berpikir deduktif yaitu proses dengan menggunakan hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus. H. Sistematika Penelitian Hukum Berkaitan dengan penulisan hukum ini, maka sistematika dalam penulisan hukum yang akan dijabarkan meliputi bebrapa materi, antara lain: BAB I. PENDAHULUAN Pendahuluan ini meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Masalah, Manfaat Penelitian, Keaslian Penelitian, Batasan Konsep, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Hukum.

11 BAB II. TINJAUAN UMUM MENGENAI PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN TRANSAKSI ELEKTRONIK ( E-COMMERCE) A. Pada bagian ini diuraikan mengenai pengertian perlindungan konsumen, yang kemudian diuraikan lagi kedalam bebrapa bagian, yaitu: 1. Kedudukan konsumen serta prinsip-prinsip tanggung jawab hak dan kewajiban yang terkait dengan konsumen dan pelaku usaha 2. Penyelesaian sengketa dan ancaman hukum yang berlaku. 3. Pengertian transaksi elektronik dan pengaturannya. B. Pelaksanaan perlindungan konsumen dalam transaksi elektronik (ecommerce) 1. Perlindungan hukum terhadap konsumen yang melakukan transaksi e-commerce di Indonesia berdasarkan UUPK tahun 1999. 2. Penyelesaian sengketa yang diatur dalam perlindungan konsumen, dikaitkan dengan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik. C. Dibagian ini diterangkan mengenai analisis penulis, terkait perlindungan hukum terhadap konsumen transaksi elektronik (ecommerce).

12 BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan Pada bagian kesimpulan ini penulis menguraikan tentang pernyataan atas hasil temuan penulis dari hasil penelitian yang merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah dikemukakan penulis pada bab I. B. Saran Pada bagian ini penulis memberikan saran terhadap pengembangan ilmu hukum, yang ditarik kesimpulan atas permasalahan hukum yang diteliti oleh penulis.