DAFTAR ISI Panas Udara pada tekanan Konstan cp Volume spesifik udara,moist volume (v) rapat masah Density...11

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA SALURAN PENGERING BERBENTUK SILINDER PADA MESIN PENGERING PAKAN TERNAK SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1 PK SKRIPSI

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KONSUMSI DAN BIAYA ENERGI PADA MESIN PENGERING PAKAN TERNAK SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1 PK SKRIPSI

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI 0,93 1,28 78,09 75,53 20,95 23,14. Tabel 2.2 Kandungan uap air jenuh di udara berdasarkan temperatur per g/m 3

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab IV Analisa dan Pembahasan

UJI KINERJA ALAT PENGERING LORONG BERBANTUAN POMPA KALOR UNTUK MENGERINGKAN BIJI KAKAO

UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

Bab IV Analisa dan Pembahasan

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING PAKAIAN SISTEM HIBRIDA DENGAN KAPASITAS RUANG PENGERING SATU METER KUBIK

BAB II DASAR TEORI. Tugas Akhir Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Kompresi Uap untuk Prototype AHU 4. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

BAB II LANDASAN TEORI. tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi/panas.

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

RANCANG BANGUN KONDENSOR UNTUK MESIN PENGERING PAKAIAN SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1PK SKRIPSI

RANCANG BANGUN EVAPORATOR UNTUK MESIN PENGERING PAKAIAN SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1PK SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB II STUDI PUSTAKA

RANCANG BANGUN KOMPRESOR DAN PIPA KAPILER UNTUK MESIN PENGERING PAKAIAN SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1 PK SKRIPSI

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG MESIN AC SPLIT 2 PK. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Strata Satu ( S-1 ) Teknik Mesin

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

BAB II LANDASAN TEORI

Maka persamaan energi,

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet

Studi Awal Desain dan Pengujian Mesin Pengering Kerupuk Opak Sistem Pompa Kalor

BAB III PERANCANGAN SISTEM

TUGAS AKHIR EKSPERIMEN HEAT TRANSFER PADA DEHUMIDIFIER DENGAN AIR DAN COOLANT UNTUK MENURUNKAN KELEMBABAN UDARA PADA RUANG PENGHANGAT

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

ANALISA KEBUTUHAN BEBAN PENDINGIN DAN DAYA ALAT PENDINGIN AC UNTUK AULA KAMPUS 2 UM METRO. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI

IV. METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

benar kering. Kandungan uap air dalam udara pada untuk suatu keperluan harus dibuang atau malah ditambahkan. Pada bagan psikometrik ada dua hal yang p

BAB II DASAR TEORI. pengembangan dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk

PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN

Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR GRAFIK...xiii. DAFTAR TABEL... xv. NOMENCLATURE...

[LAPORAN TUGAS AKHIR]

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menggunakan jenis laporan eksperimen dan langkah-langkah sesuai standar. Mitshubisi Electrik Room Air Conditioner

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

Ahmad Farid* dan Moh. Edi.S. Iman Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal Jl. Halmahera km 1, Tegal *

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB II LANDASAN TEORI

POMPA SISTEM DEPARTE FAKULTAS TEKNIKK UTARA MEDAN 2014 SKRIPSI. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Air Conditioning (AC)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller

ANALISA PERHITUNGAN KONSUMSI DAN BIAYA ENERGI UNTUK MESIN PENGERING PAKAIAN SISTEM POMPA KALOR DENGAN DAYA 1 PK SKRIPSI

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W

BAB III PERANCANGAN.

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI FLOW DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN PADA LARUTAN AGAR-AGAR SKRIPSI

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

ANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT 1 PK

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

MESIN PENGERING HANDUK DENGAN ENERGI LISTRIK

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Universitas Sumatera Utara

5/30/2014 PSIKROMETRI. Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB. Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab

Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

BAB III PERHITUNGAN DAN PEMILIHAN PERALATAN

Menurut Brennan (1978), pengeringan atau dehidrasi didefinisikan sebagai pengurangan kandungan air oleh panas buatan dengan kondisi temperatur, RH, da

TUGAS AKHIR. Perancangan Dan Pembuatan Alat Peraga Praktikum AC (Air Conditioner) Mobil. Disusun Oleh : : Salim Agung Musofan NIM :

ANALISA PENGARUH ARUS ALIRAN UDARA MASUK EVAPORATOR TERHADAP COEFFICIENT OF PERFORMANCE

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR NOTASI... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 1 1.3. Rumusan Masalah... 1 1.4. Tujuan Penelitian... 2 1.4.1. Tujuan Umum... 2 1.4.2. Tujuan Khusus... 2 1.5. Manfaat penelitian... 2 1.6. Sistematika Penulisan... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Proses Pengeringan... 4 2.2. Pengeringan Buatan... 5 2.2.1.Jenis Jenis Pengeringan Buatan... 5 2.2.2 Proses Pengeringan... 6 2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan... 6 2.3. Psikometrik... 8 2.3.1. Ratio humiditas... 8 2.3.2 Humiditas Relatif ( relatif humidity, atau RH)... 9 2.3.3.Temperatur Bola Kering dan Bola Basah 10 2.3.4.Panas Udara pada tekanan Konstan cp... 11 2.4. Volume spesifik udara,moist volume (v) rapat masah Density.....11 2.4.1 Temperatur Dew Point(temperatur titik embun)..12 2.4.2. Entalpi udara... 12

2.4.3 Panas sensible dan panas laten... 12 2.4.4.Grafik Psikometrik... 13 2.5.Proses perlakuan udara pada psikometrik... 14 2.5.1 Memanaskan udara... 14 2.5.2. Pendinginan Udara... 14 2.5.3 Pencampuran adiabatik... 15 2.5.4. Menambah Kelembapan (Humidifier)... 16 2.5.5. Mengurangi Kelembapan (Dehumidifier)... 17 2.6. Siklus kompresi uap..18 2.6.1.Siklus utama siklus komprei uap 21 2.6.2. kompresor..21 2.6.3.Kondensor..23 2.6.4.Katup expansi.26 2.6.5.Evaporator..26 2.6.6.Refrigran.27 2.6.7.Pengelompokan Refrigran..27 2.6.8.Persyaratan refrigran..29 2.7. Pengering Pompa kalor.31 2.7.1.Kinerja alat pengering...31 2.7.2.Kadar air.31 2.8.Tinjauan Perpindahan Panas..32 2.8.1.Perpindahan Panas Konduksi..32 2.8.2.Perpindahan Panas Konveksi..33 2.8.3. Perpindahan Panas Radiasi.36 2.8.4.Konduktivitas Thermal (daya hantar panas) 37 2.9.Pengertian Laju pengeringan..37 2.9.1.Nilai laju air Spesifik (Spesific Moisture Extraction Rate).38 2.9.2. Konsumsi Energi Spesifik (Specific Energy Consumption).38 2.9.3. Biaya Pokok Produksi...39 BAB III METODE PENENLITIAN

3.1. Tempat Dan Waktu Studi dan Pembuatan... 40 3.1.1. Bahan Dan Alat prancangan saluran pengering... 40 3.1.2. Alat... 40 3.1.3. Bahan... 41 3.2. Alat dan bahan dalam melakukan pengujian...42 3.3. Data penelitian 48 3.3.1.Metode pelaksanaan penelitian. 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Grafik hasil pengujian... 51 4.2. Perhitungan hasil pengujian. 53 4.2.1. Perhitungan hasil pengujian pada saluran masuk... 53 4.2.2. Perhitungan hasil pengujian pada saluran keluar... 55 4.3. Menghitung laju perpindahan panas pada saluran pengering... 57 4.4.Laju pengeringan.61 4.4.1. Nilai laju air Spesifik (Spesific Moisture Extraction Rate)..62 4.4.2. Konsumsi Energi Spesifik (Specific Energy Consumption)...64 4.4.3. Biaya pokok produksi...65 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan...71 5.2. Saran.... 72 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR NOTASI w rasio humiditas (humidity ratio) g/kg P ws tekanan uap saat terjadi satu rasi Pa h enthalpy kj/kg v volume spesifik udara m 3 /kg T Temperatur udara K P Tekanan Pa RH Ratio hummiditas % Td Temperatur Dwepoit h 1 entalpi refrigeran saat masuk kompresor kj/s h 2 entalpi refrigeran saat keluar kompresor kj/s mm laju aliran refrigeran pada sistem Kg/s P daya listrik kompresor Watt V tegangan listrik Volt I Kuat arus listrik Amper P tekanan absolute MPa q Laju perpindahan panas w K Konduktivitas termal W/(m.k) A Luas penampang m 2 h koefisien konfeksi w/m 2 k W e Berat pakan sebelum pengeringan kg W f Berat pakan setelah pengeringan kg t Waktu pengeringan jam S entropi kj/(kg. K) S panjang langkah m T temperatur absolute K T kond temperatur kondensor 0 C o C x air yang diserap liter

W komp v D h η kom ρ ρ suc ρ u daya kompresor, kecepatan udara Luas penampang efisiensi isentropis (efisiensi kompresor), densitas refrigeran, densitas refrigeran pada sisi hisap (suction) densitas udara, kw m/s m % kg/m 3 kg/m 3 kg/m 3

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Ilustrasi Temperatur bola kering dan bola basah... 10 Gambar 2.2 Garis garis dan informasi yang dijumpai pada grafik psikometrik... 13 Gambar 2.3 Proses pendinginan udara sampai terjadi kondensasi uap air... 14 Gambar 2.4 Proses pencampuran udara secara adiabatik... 15 Gambar 2.5 Proses penambahan uap air pada udara... 16 Gambar 2.6 Siklus Kompresi Uap... 17 Gambar 2.7 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap pada Diagram P-h... 18 Gambar 2.8 Pembagian Kompresor (Teknik Pendingin & Pengkondisian Udara... 21 Gambar 2.9 Kondensor pipa ganda ( Tube and Tube Condensor )... 23 Gambar 2.10 Kondensor selubung dan tabung (Shell and Tube condenser)... 34 Gambar 3.1 saluran pengering bentuk Balok... 38 Gambar 3.2 Rh Meter....39 Gambar 3.3 Hot Wire Anemometer... 40 Gambar 3.4 Blower 3 inc... 41 Gambar 3.5 Leptop TOSIBA (L640). 42 Gambar 3.6 Hygrometer. 43 Gambar 3.7 Timbangan Digital..43 Gambar 3.8 Gelas ukur..44

Gambar 3.9 Alat Pengering pakan ternak Pompa kalor 1 Pk...44 Gambar 3.10 Daun sawit yang sudah dicaca. 45 Gambar 3.11 Diagram alir proses pelaksanaan penelitian.47 Gambar :4.1.Grafik Temperatur,Dwe-point vs Waktu pada saluran masuk (in)..51 Gambar :4.2.Grafik Temperatur,Dwe-point vs Waktu pada saluran keluar (out).52 Gambar :4.3.Grafik kelembapan udara(ratio hummidity)rh (%) vs Waktu 52 Gambar :4.4.Grafik penurunan berat pakan ternak vs Waktu 53 Gambar 4.5 Bentuk Saluran pengering.. 57

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 kandungan Gizih pelepah daun kelapa sawit..5 Tabel 2.2 Perbandingan kondensor berpendingin udara dan air.....26 Tabel 2.3 Pembagian Refrigerant berdasarkan keamanan...... 30 Tabel 2.4 Nilai ODP beberapa Refrigerant...... 32 Tabel 3.1 Jadwal pelaksanaan penelitian...... 38 Tabel 3.2 Specificatians dari Hot Wire Anemometer...... 41 Tabel 4.1 Data hasil pengujian disaluran pengering pakan ternak...... 49 Tabel 4.2 Perhitungan h i untuk dari tablel lampiran 2...55 Tabel 4.3 Perhitungan h 0 untuk Q total dari table lampiran 2..56 Tabel 4.4 Data hasil pengujian pada mesin pengeringan 1 kg pakan ternak.59 Tabel 4.5 Hasil perhitungan pengujian pengeringan 1kg pakan ternak pada saluran masuk (in) 64 Tabel 4.6 Hasil perhitungan pengujian pengeringan 1kg pakan ternak pada saluran keluar (out). 66 Tabel 4.7 Hasil perhitungan laju pengeringan 1kg pakan ternak...68 Tabel 4.8 Hasil perhitungan pengujian pada mesin pengering pakan ternak 69

Daftar Grafik Grafik:4.1. Temperatur,Humidity,Dew poit pada saluran masuk (in).. 48 Grafik:4.2. Temperatur,Humidity,Dew poit pada saluran keluar (out).48 Grafik 4.3 Penurunan kadar air pakan ternak salama waktu pengeringan...49 Grafik:4.4. PWS (Pa) terhadap Waktu pada saluran masuk (in)... 50 Grafik:4.5. PW (Pa) terhadap Waktu pada saluran masuk (in)....50 Grafik:4.6. W (g/kg) terhadap Waktu pada saluran masuk (in)...51 Grafik:4.7. V (m/kg) terhadap Waktu pada saluran masuk (in)...52 Grafik:4.8. P (m 3 /kg) terhadap Waktu pada saluran masuk (in).. 52 Grafik:4.9. PWS (Pa) terhadap Waktu pada saluran keluar (out)....53 Grafik:4.10. Pw (Pa) terhadap Waktu pada saluran keluar (out)... 54 Grafik:4.11. W (g/kg) terhadap Waktu pada saluran keluar (out)...55 Grafik:4.12. V (m/kg) terhadap Waktu pada saluran keluar (out)..55 Grafik:4.13. P (m 3 /kg) terhadap Waktu pada saluran keluar (out).56

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan pakan ternak di Indonesia sangat tinggi mengingat komoditas peternakan sangat banyak di Indonesia. Banyaknya peternakan sangat berpengaruh terhadap kebutuhan akan pakan yang akan siap untuk di makan oleh ternak, sedangkan pakan ternak yang diproduksi industri masih bersifat basah atau lembab. Untuk itu industri harus mengeringkan hasil produksinya menggunakan sinar matahari ataupun mesin pengering. Pakan ternak merupakan pengganti makanan ternak dari alam. Pakan ternak di produksi dari industri rumahan (home industry) ataupun di produksi secara masal. Dalam setiap pruduksi, produsen pakan ternak biasanya mengeringkan hasil produksinya menggunakan sinar matahari. Jika menggunakan cahaya matahari saja hasil produksi tidak mencukupi permintaan atas pakan ternak di Indonesia. Untuk itu kebutuhan mesin pengering sangat dibutuhkan guna menunjang hasil produksi pakan ternak. Mesin yang sering di jumpai di pasaran menggunakan alat pemanas (heater) dan alat ini menggunakan tenaga arus listrik yang sangat besar. Untuk itu penulis mencoba menggunakan alat yang tidak lajim digunakan di mesin pengering yaitu AC. Panas yang didapat untuk mengeringkan didapat dari kondensor, udara kering di keluarkan oleh evaporator AC tersebut. AC yang digunakan adalah jenis AC yang biasa di temukan di pasaran yaitu AC Polytron dengan daya 1 PK. 1. 2 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini analisa saluran pengering hasil rancang bangun saluran pengering pakan ternak dengan bentuk balok dan ditambahnya blower. 1. 3 Batasan Masalah 1. Menganalisa sifat-sifat Thermodinamik udara pada saluran pengering 2. Menganalisa laju perpindahan panas pada saluran pengering 3. Menganalisa nilai laju ekstraksi air spesifik (Spesific Moisture Extraction Reate.)

4. Menganalisa komsumsi energy spesifik (specific energy comsumption) 1. 4 Tujuan Penelitian 1. 4.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan suatu unit mesin pengering pakan ternak portable yang berorientasikan pada upaya efisiensi energi listrik yang dapat diaplikasikan pada skala kecil dan besar. 1. 4. 2 Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui relative humidity (kelembapan udara) di saluran pengering 2. Untuk mengetahui laju perpindahan panas disaluran pengering pada saat proses pengeringan pakan ternak per kilogram. 3. Untuk mengetahui laju pengeringan pakan ternak 4. Untuk mengetahui kebutuhan energi spesifik yang dibutuhkan mesin pengering pakan ternak sistem pompa kalor dengan daya 1 PK. 1. 5 Manfaat Penelitian Manfaat yang didapat dari hasil penelitian ini adalah 1. Sistem yang sederhana ini secara luas berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan pengeringan pada sektor peternakan, pertanian, maupun home industri khususnya bagi wilayah-wilayah yang memiliki tingkat curah hujan yang tinggi di Indonesia. 2. Pemanfaatan energi panas yang terbuang pada kondensor. 3. Sebagai pengembangan dalam bidang energi terbarukan khususnya teknologi refrigerasi dan pengkondisian udara. 1. 6 Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terbagi menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN, bab ini membahas uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, membahas teori-teori yang menunjang penyelesaian masalah seperti dalam hubungannya dengan prinsip pengeringan, sistem kompresi uap, komponen sistem kompresi uap,rasio humiditas (kelembapan udara). Psikometrik. BAB III

METODA PENELITIAN, membahas tentang pembuatan saluran pengering berbentuk balok, alat yang digunakan, bahan yang dikeringkan serta diagram proses penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, bab ini membahas tentang data yang diperoleh selama pengujian dan analisa perhitungan mengenai kandungan rasio humiditas di saluran pengering, laju perpindahan panas disaluran pengering. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, bab ini membahas tentang kesimpulan berdasarkan data hasil pengujian yang telah dianalisa dan saran-saran yang diberikan untuk menyempurnakan kinerja alat.