BAB I PENDAHULUAN. berbagai lingkup hidup secara tepat dimasa yang akan datang. Di negara kita

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang paling urgen dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. adanya diskriminasi termasuk anak-anak yang mempunyai kelainan atau anak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing,

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun. maju dan sejahtera apabila bangsa tersebut cerdas.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus sebagai ujung tombak berdirinya nilai-nilai atau norma. mengembangkan akal manusia, mengingat fungsi pendidikan yaitu

I. PENDAHULUAN. perioritas bagi Negara Indonesia dalam pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peran dalam berbagai lingkup hidup secara tepat dimasa yang akan datang. Di negara kita tujuan pendidikan sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 Unang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional tersirat bahwa pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Secara umum yang dimaksud dengan pembudayaan adalah proses mengembangkan nilai, norma dan moral dalam diri individu melalui proses perlibatan peserta didik dalam proses pendidikan yang merupakan bagian integral dari proses kebudayaan bangsa Indonesia. 1

Bahwa pendidikan itu merupakan proses mengembangkan nilai, norma dan moral peserta didik yang berlangsung terus menerus. Dalam hal ini pendidikan nilai juga merupakan salah satu bagian dari tercapainya tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nilai mencangkup subtansi dan proses pengembangan nilai seperti contohnya; cinta tanah air, hormat pada para pahlawan, demokratis dan lain sebagainya yang sengaja dikemas untuk melahirkan individu sebagai warga negara yang cerdas dan baik, rela berkorban untuk bangsa dan negara. Tujuan pendidikan nasional sarat akan nilai, yakni : beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bentuk nilai aqidah keberagamaan, berakhlaq mulia sebagai bentuk nilai sosial-kultural, keberagaman, sehat sebagai bentuk nilai fisikal dan rohaniah, berilmu sebagai bentuk nilai kecerdasan substansif, cakap sebagai bentuk nilai kecerdasan operasional. Kreatif sebagai bentuk nilai kecerdasan inovatif, mandiri sebagai bentuk nilai personal-sosial, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab sebagai nilai personal sosial- politik. Jika kita kembali melihat kepada tujuan pendidikan nasional, bahwasanya pengembangan kemampuan dan pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan menjadikan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab, sebernarnya merupakan bagian dari tujuan PKn seperti pada penjelasan pasal 37 ayat (1) Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dimaksukan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Secara implisit dapat kita lihat bahwa 2

PKn mempunyai misi mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan rasa cinta tanah air yang merupakan bagian dari pendidikan nilai seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Adalah: Visi PKn kedepan menurut Cogan dalam (I Wayan Sukadi, 2006:197). PKn menjadi program pendidikan sekolah yang terintergasi dalam rangka melahirkan warganegara yang berkecerdasan ganda, demokratis, berbudi pekerti luhur, bermoral tinggi dan mandiri, bertanggung jawab, terampil dan partisipatif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara baik tingkat lokal, nasional dan global dengan tetap berlandasan kepada nilai-nilai dan ketentuanketentuan dalam Pancasila dan UUD 1945. PKn pada dasarnya membangun kesadaran nilai-nilai moral para siswa untuk dapat berkembang menjadi kepribadian Indonesia yang bebas dan mandiri dengan tetap berbasis kepada nilai-nilai pancasila dan UUD 1945Sebagaimana kita ketahui bahwa esensi dari PKn itu sendiri adalah pendidikan nilai. Nilai-nilai yang terdapat dalam PKn yang diantaranya adalah nilai keberagamaan, kebangsaan, cinta tanah air, kecerdasan, demokrasi dan lain sebagainya merupakan nilai-nilai yang harus dimiliki setiap peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik dan cerdas. Yaitu warga negara yang bias beradaptasi ketika di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara serta lingkungan global.pendidikan nilai juga diharapkan dapat memberdayakan peserta didik menjadi warga negara yang baik yang sadar akan tanggung jawab dan berpartisipasi aktif kepada kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. (I Wayan Sukadi, 2006:172) Oleh karena PKn itu sendiri berbasis nilai, maka tidak semata-mata 3

menggunakan pendekatan konseptual keilmuan, melainkan juga haruslah bersumber dari dan dapat mengembangkan nilai-nilai norma hidup di masyarakat. Pendidikan nilai yang bertujuan untuk menyentuh ranah afektif siswa kemampuan siswa untuk membina sikap melalui keterampilan menyerap suatu nilai secara mantap (belief) dan rasional atau kemahiran mengklarifikasi nilai secara rasional (reasoning), A Kosasih Djahiri (1985: 9) pendidikan nilai tidak mungkin bisa dilaksanakan hanya dalam kelas saja melainkan harus dilaksanakan diluar kelas yang salah satunya melalui pendidikan organisasi atau ekstrakulikuler yang ada di sekolah. Kegiatan organisasi atau ekstrakulikuler yang selanjutnya oleh penulis akan disebut sebagai kegiatan berorganisasi di sekolah yang merupakan salah satu wadah atau sarana yang paling tepat untuk mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kegiatan berorganisasi di sekolah. Nilai-nilai Kewarganegaraan bagi peserta didik yang sedang diimplementasikan dalam proses pembelajaran di sekolah dapat dikembangkan dalam berbagai macam atau salah satu kegiatan organisasi atau ekstrakulikuler. Kegiatan organisasi atau ekstrakulikuler sangat penting dalam rangka mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan, karena di dalam kehidupan berorganisasi para peserta didik tidak akan pernah lepas dari nilainilai organisasi yang menjadi asumsi dasar bersama dalam rangka menjalankan roda organisasi tersebut. mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan oleh siswa dalam kehidupan berorganisasi di sekolah 4

merupakan hal positif guna membentuk warga negara yang cerdas dan baik serta bertanggungjawab seperti yang diharapkan oleh tujuan pendidikan nasional. Sekolah sebagai lembaga formal penyelenggaraan pendidikan sudah barang tentu memiliki peran yang sentral dalam hal ini, terlebih sekolah merupakan wadah yang digunakan untuk mengimplementasikan tujuan penyelenggaraan pendidikan nasional yang sesuai dengan idealita yang tertera dalam undang-undangnegara kita. Sekolah, disamping keluarga dan masyarakat, diharapkan dapat menjadi pengatur tingkah laku masyarakat yang dapat membentuk karakter, sikap, dan identitas siswa sebagai seorang warga negara yang identik dengan nilai-nilai dan budaya nasional. SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto merupakan salah satu sekolah di kota Purwokerto yang dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan nilainilai kewarganegaraan. Hal ini ditandai dengan berbagai aktivitas, misalnya; pelatihan baca Alquran, tausiyah, kajian ipmawati, pelatihan dakwah, mubaligh hijrah, pelatihan baris berbaris, rapat anggota, dialog interaktif dan lain-lain, yang melibatkan siswa guna mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan. Kegiatan tersebut berupa kegiatan dalam pembentukan dan pengembangan pengetahuan siswa tentang kehidupan berbangsa dan bernegara serta kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warganegara Indonesia yang berakhlaq mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab. Terdapat kata mengembangkan kemampuan dan membentuk watak yang mengindikasikan bawha siswa sebelumnya sudah memiliki potensi untuk dikembangkan dan dibentuk sesuai 5

dengan target harapan dari mata pelajaran yang khusus dalam hal ini adalah target dan harapan PKn. B. Rumusan Masalah Secara umum dalam penelitian ini dapat dirumuskan dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut : bagaimanakah pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kegiatan berorganisasi di SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto. Untuk mempermudah langkah penelitian selanjutnya, maka masalah pokok yang sudah dirumuskan tadi akan peneliti uraikan lagi menjadi sub-sub masalah berikut ini; 1. Apa saja bentuk kegiatan-kegiatan OSIS dalam upaya mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan di SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto? 2. Apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kegiatan OSIS di SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto? 3. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala dalam upaya mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kegiatan OSIS di SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto? C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian yang akan penulis lakukan dibedakan atas tujuan umum dan tujuan khusus, sebagai berukut: 6

1. Tujuan Umum Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kegiatan berorganisasi di SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto. 2. Tujuan khusus Secara khusus tujuan dilakukannya penelitian ini adalah; a. Untuk mengetahui bentuk kegiatan-kegiatan OSIS dalam upaya mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan di SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto. b. Untuk mengetahui apa saja kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kegiatan OSIS di SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto. c. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala dalam upaya mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kegiatan OSIS di SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi gambaran mengenai bagaimana pengembangan nilai-nilai 7

kewarganegaraan dalam Kegiatan berorganisasi di SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto. 2. Manfaat Praktis Sebuah teori akan banyak apabila tidak diikuti oleh aplikasinya di lapangan, secara praktis penelitian ini diharapkan: a. Bagi peneliti diharapkan melalui penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti dalam mengetahui bagaimana upaya mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kegiatan berorganisasi siswadi sekolah. b. Bagi siswa diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan masukan dan motivasi mengenai upaya mengembangkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kegiatan berorganisasi di sekolah. c. Bagi sekolah, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan salah satu rujukan atau barometer dalam memberikan, motivasidan aktivasi siswa dalam kegiatan berorganisasi di sekolah. E. Batasan Istilah Untuk menghindari kekeliruan serta lebih memahami isi yang terkandung dalam penelitian dan judul skripsi, maka perlu penjelasan istilahistilah sebagai berikut: 1. Pengembangan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan untuk mengembangkan (1989: 414) 8

2. Nilai (value = valere) adalah kualifikasi harga atau isi pesan yang dibawakan atau tersurat atau tersirat dalam norma dan melekat pada seluruh instrumental input manusia.(a Khsasih Djahiri, 2006:6). 3. PKn adalah program pendidikan atau pembelajaran yang secara programatik-prosedural berupaya memanusiakan (humanizing) dan membudayakan (civilizing) serta memberdayakan (empowering) manusia atau anak didik (diri dan kehidupannya) menjadi warga negara yang baik sebagaimana tuntutan keharusan atau yuridis konstitusional bangsa atau Negara. (A Khosasih Djahiri, 2006:9) 4. Nilai-nilai kewarganegaraan yang terdapat pada PKn dapat kita lihat dengan merujuk pada kerangka sistemik PKn untuk persekolahan dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan serta merujuk kepada Tujuan Pendidikan Nasional yang sangat sarat akan nilai, sebagai berikut: a. Nilai aqidah keberagamaan, yakni beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Nilai sosial-kultural keberagaman, yakni sikap yang mencerminkan tolong menolong, toleransi dan berakhlaq mulia c. Nilai fisikal dan rohaniah, yakni sehat secara lahir dan batin d. Nilai kecerdasan subtanstif, yakni pencerminan dari manusia yang berilmu e. Nilai kecerdasan operasional, yakni mencerminkan cakap dalam kehidupan f. Nilai kecerdasan inovatif, yakni mencerminkan sikap kreatif 9

g. Nilai kebangsaan serta persatuan dan kesatuan, yakni mencerminkan sikap patriotisme h. Nilai personal sosial-kultural, yakni mencerminkan sikap bermusyawarah untuk mufakat serta sikap berkeadilan i. Nilai personal-sosial, yakni mencerminkan sikap mandiri j. Nilai personal sosial-politik, yakni sikap yang mencerminkan warga negara yang demokratis, partisipatif serta bertanggungjawab. ( Udin S Winataputra dan Dasim Budimansyah, 2007:178) 5. Visi PKn kedepan adalah menjadi program pendidikan sekolah yang terintegrasi dalam rangka melahirkan warga negara yang berkecerdasan ganda, demokratis, budi pekerti luhur, bermoral tinggi dan mandiri, bertanggung jawab, terampil dan partisipatif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia baik tingkat lokal, nasional dan global dengan tetap berlandaskan kepada nilai-nilai dan ketentuan-ketentuan dalam Pancasila dan UUD 1945 Cogan dalam (I Wayan Sukadi 200:172). 6. Pengajaran nilai atau moral dalam PKn menghendaki lahirnya generasi muda yang memiliki sejumlah bekal sistem nilai baku yang positif sebagai landasan dan barometer kehidupan, dan lebih jauh lagi sebagai generasi penerus dan pembaharu nilai atau moral menuju nilai dan moral yang diinginkan; yaitu nilai dan moral pancasila. (A Khosasih Djahiri, 1985:21). 10

7. Organisasi adalah unit sosial yang sengaja didirikan untuk jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang bekerja bersama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu yang terstruktur, dan didirikan untuk mencapai tujuan bersama atau satu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Stephen Roobbins dalam (Achmad Sobirin, 2007:5). 11