BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa uang telah merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian. Namun bila dikaji ternyata bahwa uang yang dikenal saat ini telah mengalami berbagai evolusi dan mungkin saja akan terus berubah di saat yang akan datang selaras dengan perkembangan ekonomi moneter. Kondisi perekonomian Indonesia dalam perkembangannya merupakan gambaran dari suatu proses panjang sebagai sebuah indikator efektivitas dari kinerja pemerintahan saat itu yang dipimpin oleh seorang presiden beserta kabinetnya. Dengan mengacu pada artikel jurnal Survey on Recent Development (Kuncoro & Resosudarmo, 2006). Terkait dengan kinerja dari tim ekonomi kabinet Susilo Bambang Yudhoyono setelah reshuffle pada awal Desember 2006 kemarin, publik cenderung menunjukkan sentimen yang positif akan susunan yang baru. Pada artikel Kuncoro & Resosudarmo (2006 : 8) disebutkan bahwa kecenderungan pergantian ini dilakukan adalah karena munculnya persepsi publik tentang kinerja sebelumnya yang kurang efektif dengan berbagai alasan atau latar belakangnya. Bagaimanapun ada beberapa hal yang disebutkan menjadi penyebab persepsi ini, yaitu lambatnya pembayaran atau pengeluaran pemerintah berdasarkan anggaran yang direncanakan (ditunjukkan dengan angka pertumbuhan konsumsi pemerintah 1
2 yang tinggi pada semester awal 2005), kondisi ini menyebabkan departemendepartemen pemerintah pusat maupun daerah tidak dapat memaksimalkan utilisasi dari anggaran yang telah tersedia. Tabel 1.1 Perkembangan Produk Domestik Bruto, BI Rate, Inflasi dan Kurs Tahun 2004-2013 Tahun Produk Domestik Bruto BI Rate Inflasi Kurs 2004 1,546,771,000,000 29.71 2.08 36,280 2005 1,750,815,000,000 36.73 6.75 39,136 2006 1,847,129,000,000 47.33 2.14 36,447 2007 1,964,332,000,000 34.42 2.14 36,544 2008 2,082,457,000,000 34.67 3.73 38,576 2009 2,178,852,000,000 34.92 0,92 40,677 2010 2,314,459,000,000 26.83 2.25 35,932 2011 2,464,679,000,000 26.34 1.24 35,021 2012 2,601,015,000,000 23.08 1.40 37,729 2013 2,770,345,000,000 25.92 2.71 43,232 Sumber : Bank Indonesia,2014 Permintaan masyarakat akan uang sangat besar dan merupakan kebutuhan primer, sehingga jarang sekali ditemui keadaan seimbang antara jumlah uang yang diminta dengan jumlah uang yang ditawarkan. Permintaan ini menjadi sangat besar dikarenakan dengan uang semua kegiatan menjadi lancar dan mudah. Dalan hal ini kegiatan yang dilakukan yaitu tukar
3 menukar, pembayaran, satuan hitung. Dengan uang masyarakat dapat memperoleh barang tanpa harus melakukan sistem barter yang tidak jarang nilai diantara kedua barang tersebut berbeda, sehingga dapat merugikan keduannya. Pada sistem ini kalau ingin memperoleh suatu barang maka harus mengorbankan barang yang dimiliki yang jauh lebih berharga, misalnya hanya untuk memperoleh singkong harus mengorbankan harta milik sendiri seperti emas atau daging. Inflasi merupakan salah satu indikator penting dalam menganalisis perekonomian sebuah Negara selain pertumbuhan dan pengangguran. Perkembangan tingkat inflasi yang semakin meningkat akan memberikan hambatan pada pertumbuhan ekonomi secara agregat, diantaranya keseimbangan eksternal, daya saing, tingkat bunga bahkan distribusi pendapatan. Kegagalan atau terjadinya stock (guncangan) dalam negeri akan menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik yang berakhir dengan peningkatan inflasi pada perekonomian. Kemudian pada tingkat inflasi selalu mengalami kecenderungan untuk naik. Hal ini terlihat pada saat krisis ekonomi pada tahun 1997 yang telah membuat perekonomian Indonesia merosot cukup tajam. Dalam menanggulangi hal ini diperlukan waktu yang relatif cepat untuk membuatnya menjadi stabil seperti sebelumnya. Berbagai instrumen moneter digunakan untuk mengatasi hal ini. Selanjutnya kaitan antara tingkat inflasi berhubungan positif dengan arah yaitu positif atau negatif. Kalau tingkat inflasi berhubungan positif
4 dengan jumlah uang beredar berarti faktor ketidakpastian di masa yang akan datang menjadi tinggi. Sebaliknya, kalau tingkat inflasi berhubungan negatif dengan jumlah uang beredar berarti bahwa faktor ketidakpastian di masa yang akan datang menjadi rendah. Kurs adalah perbandingan nilai tukar mata uang suatu Negara dengan mata uang Negara asing atau perbandingan nilai tukar valuta atarnegara. Kurs juga merupakan salah satu variabel ekonomi makro yang sangat penting. Karena kurs mata uang dapat menjaga stabilitar ekonomi di suatu kawasan atau Negara. Uang beredar merupakan salah satu indikator penting dalam proses pengambilan kebijakan moneter. Hal ini karena hampir semua kegiatan ekonomi seperti produksi, konsumsi dan investasi selalu melibatkan uang. Hal tersebut menunjukan bahwa uang beredar mempunyai peranan yang tidak terpisahkan dalam suatu perekonomian. Uang beredar dalam arti sempit atai M1 atau narrow money adalah kewajiban moneter sistem moneter kepada sektor swasta domestik, terdiri atas uang kartal yang dipegang masyarakat atau uang yang ada di luar Bank Indonesia dan kas Negara ditambah uang giral. Perkembangan uang beredar sejak deregulasi hingga sekarang menunjukan peningkatan yang cukup besar. Pada tahun-tahun terakhir perkembangan uang beredar meningkat pesat dengan angka pertumbuhan uang sempit (M1) rata-rata sebesar 16,62 %, uang luas (M2) sebesar 15,64 % dan uang kuasi sebesar 15,48 %. Pertumbuhan terbesar untuk uang sempit terjadi tahun 2007 sebesar 29,69 %, untuk uang
5 luas sebesar 18,89 %. terjadi pada tahun 2007. Peningkatan uang beredar ini menunjukkan terjadinya peningkatan transaksi ekonomi pada sektor produksi barang dan jasa dengan pertumbuhan di atas 6 % yang disebabkan terjadinya peningkatan konsumsi swasta dan ekspor ke luar negeri. Sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1983 SBI adalah alat moneter yang biasa diandalkan untuk menstabilkan kondisi perekonomian nasional. Dengan menurunkan suku bunga SBI bank sentral dapat melakukan ekspansi dan kontraksi moneter. Ketika uang beredar sangat terbatas, bank sentral melakukan ekspansi moneter dengan menurunkan suku bunga SBI. Ketika uang beredar terlalu besar, dilakukan kontraksi moneter untuk menarik sebagian dana yang beredar di pasar dengan menaikkan suku bunga SBI. Kendali moneter itu biasa dilakukan setiap saat karena SBI didesain untuk jangka waktu yang berbeda beda yaitu 1 bulan dan 3 bulan. Sementara itu PDB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan 2000 (miliar/rp) dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, tahun 2003 sebesar 1,557,171.3 dan kenaikan tersebut berdampak pada kenaikan permintaan jumlah uang di Indonesia. Berdasarkan fenomena dan kajian terdahulu perlu ada penegasan apakah Jumlah uang yang beredar dipengaruhi Produk Domestik Bruto, BI Rate, Inflasi dan Kurs oleh karena itu perlu ada penelitian lebih lanjut. Atas dasar itu, skripsi ini mencoba untuk menganalisis masalah faktor faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar di Indonesia.
6 B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah di gambarkan di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Seberapa besar pengaruh variabel Produk Domestik Bruto, BI Rate, Inflasi dan Kurs terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah teruraikan, adapun tujuan yang hendak disampaikan peneliti terhadap pembaca antara lain, untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui pengaruh variabel Produk Domestik Bruto, BI Rate, Inflasi dan Kurs terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia? 2. Batasan Masalah Agar tidak terjadi penyimpangan dan salah pengertian dalam pembahasan maka diperlukan adanya batasan batasan. Pembatasan dalam penulisan ini menggunakan kurs tengah RP terhadap US $, inflasi menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Indonesia, BI Rate menggunakan data perbulan, Produk Domestik Bruto rupiah perbulan. Semua data menggunakan data per tiga bulan atau data quartalan dari januari 2004 sampai dengan desember 2013.
7 3. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang telah buat diharapkan adanya manfaat antara lain: 1. Bagi akademis, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau pembanding untuk penelitian penelitian dengan tema yang serupa di masa yang akan datang. 2. Sebagai masukan yang bermanfaat bagi pemerintah atau bagi instansi instansi yang terkait dalam hubunganya dengan jumlah uang beredar di indonesia.