PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 86/PER-DJPB/2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN IRIGASI TAMBAK PARTISIPATIF TAHUN 2018

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No menetapkan Pedoman Umum Pemberian dan Pengelolaan Bantuan di Lingkup Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Menging

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (Sesuai Peraturan Menkeu Nomor-168/PMK.05/2015)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

Pasal Permen 70/PERMEN-KP/2016 Rancangan Perubahan Keterangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

2013, No

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2008 TENTANG

PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DAFTAR ISI LAMPIRAN VI TATA CARA SWAKELOLA A. KETENTUAN UMUM 1 1. PENYELENGGARA PEKERJAAN SWAKELOLA 1 2. JENIS PEKERJAAN SWAKELOLA 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Belanja Pensiun. PT. Taspen. Prosedur.

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.07/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN KUASA PENGGUNAANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Peraturan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Nomor 1 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ekonomi Kreatif (Berita Negara Rep

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2014

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 176 TAHUN 2011 TENTANG

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.1711, 2015 KEMENPORA. Belanja Barang. Pertanggungjawaban. Pengelolaan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207/PMK.02/2014 TENTANG

DAFTAR FORMULIR KEGIATAN PENYALURAN BANTUAN DAN LAPORAN KEGIATAN PENGELOLAAN IRIGASI TAMBAK PARTISIPATIF TAHUN 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

PETUNJUK TEKNIS I. KETENTUAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

2017, No Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Pedoman Umum Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi; Meng

DAFTAR ISI LAMPIRAN VI TATA CARA SWAKELOLA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DAFTAR ISI BAB VIII TATA CARA SWAKELOLA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Repu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata Cara. Pelayanan Umum. Angkutan Laut. Penumpang. Ekonomi. Pertanggung Jawaban. Pencabutan.

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 14); 2. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 15 Tahu

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.02/2013 TENTANG

2 yang dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal dengan anggota dari masingmasing unit kerja eselon I terkait. PUMP, PUGAR, dan PDPT merupakan upaya ke

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TANGGAL 9 AGUSTUS 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG REHABILITASI SOSIAL RUMAH TIDAK LAYAK HUNI DAN SARANA PRASARANA LINGKUNGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 12 /MEN/2008 TENTANG BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

2016, No Dana Desa, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, per

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Ind

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR SUB BIDANG SANITASI

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PAMERAN PRODUK KREATIF SISWA SMK BESERTA MITRA INDUSTRI

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

PETUNJUK TEKNIS KEBIJAKAN DAK BIDANG PENDIDIKAN DASAR TAHUN ANGGARAN 2013

DESKRIPSI PROGRAM BANTUAN PERALATAN E-PEMBELAJARAN. 2. NAMA PROGRAM : BANTUAN PERALATAN e-pembelajaran

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 86/PER-DJPB/2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN IRIGASI TAMBAK PARTISIPATIF TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan peningkatan produksi perikanan budidaya, perlu dilaksanakan Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif (PITAP) Tahun 2018; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif Tahun 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2017 tentang Pembudidayaan Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 166);

4. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); 5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 6. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 5); 7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 49/PERMEN-KP/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1521); 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga; 9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 70/PERMEN-KP/2016 tentang Pedoman Umum Dalam Rangka Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2153) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 60/PERMEN-KP/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 70/PERMEN-KP/2016 tentang Pedoman Umum Dalam Rangka Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1777);eraturan

10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 220) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 7/PERMEN-KP/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 317); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN IRIGASI TAMBAK PARTISIPATIF TAHUN 2018. Pasal 1 Petunjuk teknis pengelolaan irigasi tambak partisipatif Tahun 2018 dimaksudkan sebagai acuan bagi unit pemberi bantuan lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Pembudidaya Ikan, dan Pemangku Kepentingan. Pasal 2 Petunjuk teknis pengelolaan irigasi tambak partisipatif Tahun 2018 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 3 Daftar formulir kegiatan penyaluran bantuan dan laporan kegiatan pengelolaan irigasi tambak partisipatif Tahun 2018 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini. Pasal 4 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 26 Maret 2018 DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA, ttd. SLAMET SOEBJAKTO

LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 86 /PER-DJPB/2018 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN IRIGASI TAMBAK PARTISIPATIF TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perikanan budidaya merupakan salah satu subsektor yang mempunyai peran penting dalam rangka mewujudkan ketahanan atau kedaulatan pangan nasional. Selain itu, pada masa lalu subsektor ini juga telah terbukti mampu menciptakan usaha yang tahan terhadap goncangan krisis ekonomi serta dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat kecil. Dimasa mendatang subsektor ini diyakini akan dapat menjadi salah satu penghasil devisa terbesar bagi negara. Untuk itu Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah mencanangkan gerakan revitalisasi tambak sebagai salah satu strategi untuk mencapai peningkatan produksi dari subsektor perikanan budidaya. Pelaksanaan revitalisasi tambak antara lain dilaksanakan melalui rehabilitasi prasarana irigasi tambak, yang dimaksudkan untuk mendukung beroperasinya sistem produksi yang menerapkan teknologi budidaya ikan yang maju, efisien, efektif dan berkelanjutan. Irigasi tambak sebagian telah mengalami penurunan fungsi, bahkan tidak sedikit irigasi tambak yang rusak dan sudah tidak berfungsi akibat faktor alam dan proses operasional serta pemeliharaannya belum dilaksanakan secara optimal. Selama ini proses pengelolaan jaringan irigasi tambak belum dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan karena belum tumbuhnya kesadaran pembudidaya ikan terhadap pentingnya pengelolaan irigasi tambak. Oleh karena itu diperlukan proses pemberdayaan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan, pengelolaan jaringan irigasi tambak dengan melibatkan peran serta masyarakat/kelompok pembudidaya ikan sebagai pelaksana kegiatan dalam bentuk padat karya. Pemberdayaan tersebut difasilitasi melalui kegiatan Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif (PITAP). Kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada pembudidaya ikan yang sekaligus bertindak sebagai pengelola jaringan irigasi. Dalam kerangka tersebut di atas, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya perlu menyusun Petunjuk Teknis Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif Tahun 2018, sebagai acuan pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif.

B. Tujuan 1. Tujuan Pemberian Bantuan a. membangun dan/atau merehabilitasi prasarana irigasi tambak untuk meningkatkan fungsinya; b. meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan irigasi tambak secara berkelanjutan; c. memberdayakan kelompok pengelola irigasi perikanan (POKLINA), khususnya saluran irigasi tambak. 2. Sasaran Bantuan Pembudidaya ikan yang tergabung dalam kelompok pengelola irigasi perikanan (POKLINA). 3. Indikator Keberhasilan Bantuan a. terbangun, terehabilitasi dan terpeliharanya prasarana irigasi tambak pada kawasan lokasi PITAP; dan b. meningkatnya peran serta masyarakat melalui POKLINA dalam pengelolaan prasarana irigasi tambak berkelanjutan secara padat karya. C. Pengertian Dalam Peraturan Direktur Jenderal ini yang dimaksud dengan: 1. Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif yang selanjutnya disebut PITAP adalah penyelenggaraan irigasi berbasis peran serta kelompok pengelola irigasi perikanan mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan, meliputi tahapan perencanaan, pembangunan, rehabilitasi, dan operasi pemeliharaan. 2. Kelompok Pengelola Irigasi Perikanan yang selanjutnya disebut POKLINA adalah gabungan pembudidaya ikan yang terorganisir berdasarkan batasan administrasi Kecamatan, mempunyai struktur dan aturan organisasi kelompok. 3. Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang kegiatan perikanan budidaya. 4. Jaringan Irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian pemberian dan penggunaannya. 5. Padat karya adalah pelaksanaan kegiatan PITAP yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia dibandingkan dengan tenaga mesin, termasuk masyarakat sekitar di luar anggota POKLINA. 6. Konsultan Manajemen PITAP yang selanjutnya disebut KMPt adalah perseorangan bukan Aparatur Sipil Negara dan/atau TNI/POLRI yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen dalam membantu pelaksanaan pekerjaan secara teknis dan pengawasan pekerjaan di lapangan.

7. Tenaga Pembina adalah pegawai negeri di lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi yang diusulkan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi kepada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, serta ditetapkan oleh Direktur Jenderal. 8. Tenaga Teknis adalah pegawai negeri di lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota yang diusulkan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota kepada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, serta ditetapkan oleh Direktur Jenderal. 9. Kelompok Kerja (POKJA) adalah Aparatur Sipil Negara Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal. 10. Pembudidaya Ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan pembudidayaan ikan. 11. Pengelolaan Jaringan Irigasi Tambak adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pembangunan, rehabilitasi, operasi, dan pemeliharaan. 12. Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal yang melaksanakan tugas teknis di bidang perikanan budidaya. 13. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang melaksanakan tugas teknis di bidang perikanan budidaya. 14. Dinas Provinsi adalah satuan kerja perangkat daerah di Provinsi yang membidangi urusan perikanan. 15. Dinas Kabupaten/Kota adalah satuan kerja perangkat daerah di Kabupaten/Kota yang membidangi urusan perikanan.

BAB II BENTUK, RINCIAN JUMLAH, PERSYARATAN PENERIMA, TATA KELOLA PENCAIRAN DANA, DAN PENYALURAN DANA BANTUAN PEMERINTAH A. Pemberi Bantuan Pemerintah Pemberi bantuan adalah Direktorat Kawasan dan Kesehatan Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan. B. Bentuk Bantuan Pemerintah Bantuan dalam kegiatan Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif sebagaimana pada Tabel 1. Jenis Bantuan bantuan sarana/prasarana Tabel 1. Jenis dan Bentuk Bantuan Keterangan: (*) : Kegiatan pokok (**) : Kegiatan penunjang jika diperlukan Bentuk Bantuan Kegiatan Uang a. Pembangunan atau rehabilitasi saluran tambak(*); b. Pembangunan atau rehabilitasi bangunan silang(**): - Gorong-gorong, - Tanggul penahan tanah, - Bangunan pembagi air, - Jembatan. Spesifikasi saluran dalam kegiatan PITAP adalah saluran irigasi tambak tersier yang masih bisa dikerjakan secara manual. C. Rincian Jumlah Bantuan Pemerintah Bantuan sarana/prasarana dalam kegiatan Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif yang akan diberikan terdiri dari 1 (satu) paket untuk 1 (satu) POKLINA dalam 1 (satu) kecamatan. D. Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah Penyaluran bantuan dapat diberikan kepada penerima bantuan, dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Lokasi a. berada di kawasan tambak pada satu wilayah Kecamatan; b. peruntukan lahan untuk pembudidayaan ikan; c. bebas dari sengketa/masalah hukum dan disetujui oleh pemilik lahan (tidak ada biaya ganti rugi); d. bukan lokasi penerima bantuan PITAP melalui DAK tahun 2018; dan

e. kondisi saluran irigasi perikanan membutuhkan pembangunan atau rehabilitasi dan belum pernah mendapatkan bantuan kegiatan rehabilitasi saluran sejenis dalam 2 (dua) tahun terakhir yang dibuktikan dengan surat pernyataan. 2. Calon Penerima Bantuan a. diutamakan POKLINA yang berbadan hukum/koperasi/ dan/atau sedang dalam proses berbadan hukum/koperasi; b. memiliki/mengelola tambak pada wilayah kegiatan PITAP; c. kepengurusan minimal Ketua, Sekretaris dan Bendahara; d. kepengurusan (ketua, sekretaris dan bendahara) bukan kepala daerah, perangkat desa/kelurahan, pegawai ASN, TNI/POLRI; e. mempunyai anggota minimal 20 orang; f. memiliki Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga yang disahkan oleh Camat; g. bersedia menandatangani pakta integritas; dan h. memiliki rekening atas nama POKLINA yang ditandatangani oleh ketua dan bendahara. E. Tata Kelola Bantuan Pemerintah 1. Kelembagaan Kelembagaan dalam kegiatan penyaluran bantuan pemerintah kegiatan PITAP terdiri atas Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kelompok Kerja, Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota, Tenaga Pembina, Tenaga Teknis, KMPt, dan Penerima Bantuan, yang mempunyai alur tugas sebagaimana tercantum pada Gambar 1. DJPB POKJA 1a 3a 2c 1b 1a KMPt 2b DKP Provinsi Tenaga Pembina 2b 1b 1a 3b 1c DKP Kab/Kota Tenaga Teknis 2a 1b POKLINA 2 Keterangan: : Instruksi : Koordinasi Gambar 1. Kelembagaan Bantuan Pemerintah PITAP

Keterangan gambar: 1a : DJPB menetapkan Kelompok Kerja, Tenaga Pembina, dan Tenaga Teknis 1b : DJPB menyusun juknis dan melakukan sosialisasi kepada Dinas Provinsi dan Dinas Kab/Kota 1c : Penetapan kelompok dan penyaluran dana bantuan 2 : Tenaga Teknis dan Dinas Kab/Kota melakukan identifikasi calon lokasi dan calon penerima bantuan 2a : POKLINA mengajukan proposal bantuan ke Dinas Kab/Kota 2b : Dinas Kab/Kota mengirimkan usulan proposal bantuan ke DJPB ditembuskan ke Dinas Provinsi 2c : Dinas Provinsi melakukaan koordinasi dan sinkronisasi dengan DJPB 3a : Memberikan rekomendasi kepada POKJA terkait pelaksanaan kegiatan PITAP 3b : Koordinasi hasil pekerjaan PITAP Adapun tugas dari masing-masing kelembagaan PITAP adalah sebagai berikut: a. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Direktur Jenderal Perikanan Budidaya/KPA mempunyai tugas: 1) menetapkan Petunjuk Teknis (Juknis) PITAP; 2) menetapkan Kelompok Kerja, Tenaga Pembina, dan Tenaga Teknis; 3) menyediakan anggaran; dan 4) mengesahkan penerima bantuan. PPK mempunyai tugas: 1) menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang dan jasa; 2) menerima usulan permohonan bantuan dari masyarakat; dam 3) menetapkan penerima bantuan PITAP. b. Kelompok Kerja Kelompok kerja mempunyai tugas: 1) menyusun rencana kerja dan Petunjuk Teknis; 2) melakukan sosialisasi kegiatan dan koordinasi dengan Dinas Provinsi dan Kabupaten/Kota; 3) melakukan seleksi dan verifikasi calon lokasi dan calon penerima bantuan didampingi oleh Dinas Kabupaten/Kota dengan dilengkapi dengan berita acara hasil seleksi dan verifikasi; 4) melakukan pencatatan dan kompilasi data pelaksanaan kegiatan PITAP; 5) melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan PITAP serta melaporkan kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya cq. Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan; 6) memeriksa permohonan pembayaran dari POKLINA ke PPK; 7) memeriksa perubahan pekerjaan PITAP (apabila ada); 8) memeriksa kelengkapan laporan pelaksanaan kegiatan PITAP; dan 9) menyusun laporan kegiatan PITAP.

c. Dinas Provinsi 1) melakukan koordinasi dengan Dinas Kabupaten/Kota; 2) mengusulkan Tenaga Pembina kepada DJPB; dan 3) mengalokasikan dana dekonsentrasi untuk pembinaan kegiatan PITAP. d. Tenaga Pembina 1) melakukan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan PITAP; 2) melakukan pembinaan pelaksanaan kegiatan PITAP di Dinas Kabupaten/Kota; 3) memeriksa laporan pelaksanaan kegiatan PITAP yang dibuat oleh POKLINA; dan 4) menyampaikan laporan pembinaan pelaksanaan kegiatan PITAP ke Dinas Provinsi ditembuskan ke Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. e. Dinas Kabupaten/Kota 1) menerima usulan calon penerima bantuan PITAP; 2) mengidentifikasi calon lokasi dan calon penerima bantuan PITAP; 3) mengusulkan calon lokasi dan calon penerima bantuan PITAP ke Direktur Jenderal Perikanan Budidaya dengan tembusan ke Dinas Provinsi; 4) mengusulkan Tenaga Teknis kepada DJPB; 5) melakukan koordinasi terkait setiap tahapan pelaksanaan PITAP dengan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dan Dinas Provinsi; 6) melakukan pembinaan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan kegiatan PITAP; 7) mengalokasikan dana pendampingan PITAP; dan 8) melaporkan manfaat bantuan hasil pekerjaan PITAP kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya dengan tembusan ke Dinas Provinsi selama 2 (dua) tahun atau 4 (empat) siklus tanam. f. Tenaga Teknis 1) melakukan sosialisasi kegiatan kepada calon penerima PITAP, aparat kecamatan, dan stakeholder terkait; 2) melakukan pendampingan kepada POKLINA terkait dengan penyusunan dokumen administrasi, pelaksanaan kegiatan, proses pencairan anggaran tiap tahap kegiatan sampai dengan pelaporan kegiatan; 3) melakukan verifikasi laporan mingguan dan bulanan kegiatan PITAP dari POKLINA; 4) bersama dengan KMPt melakukan validasi bukti pembelanjaan (tenaga kerja, bahan/material) dan laporan kemajuan fisik pekerjaan sebagai dasar pengajuan pencairan anggaran tahap berikutnya; 5) monitoring dan evaluasi selama pelaksanaan kegiatan PITAP;

6) memeriksa dan menyetujui perubahan pelaksanaan pekerjaan PITAP (apabila ada); 7) memeriksa dan menerima hasil pekerjaan PITAP bersama dengan POKLINA dan KMPt; dan 8) menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan PITAP setiap bulan ke Dinas Kabupaten/Kota dan ditembuskan ke Dinas Provinsi dan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. g. POKLINA 1) menetapkan Tim Swakelola yang terdiri dari Tim Perencana, Tim Pelaksana, Tim Pengawas dan Tim Pengadaan; 2) menetapkan Tim Keuangan yang terdiri dari Bendahara dan 1 (satu) orang anggota tim, yang mempunyai tugas melakukan verifikasi bukti pembelanjaan serta melakukan pembayaran upah dan belanja; 3) membuat Proposal dan KAK untuk diusulkan ke Dinas Kabupaten/Kota; 4) membuat dan menandatangani pakta integritas; 5) membuat surat pernyataan siap swakelola; 6) membuat dan menandatangani surat pernyataan komitmen; 7) membuat laporan kondisi awal lokasi kegiatan PITAP; 8) menandatangani kontrak kerja; 9) mengajukan rencana penggunaan anggaran tahap I, tahap II dan tahap III; 10) mengusulkan perubahan pekerjaan kegiatan PITAP (apabila ada); 11) melaksanakan kegiatan PITAP; 12) membuat laporan progress harian, mingguan, bulanan, dan dilengkapi dokumentasi; 13) membuat laporan kemajuan pekerjaan fisik dan keuangan (30%, 60% dan 100%); 14) mengajukan permohonan pembayaran sesuai tahapan (30%, 60% dan 100%); 15) membuat pembukuan kas pelaksanaan pekerjaan; 16) menyampaikan bukti pembelanjaan (tenaga kerja, bahan/material) kepada PPK; 17) memeriksa hasil pekerjaan PITAP bersama dengan Tenaga Teknis dan KMPt; 18) membuat laporan akhir yang disampaikan kepada DJPB serta ditembuskan ke Dinas Provinsi dan Kabupaten/Kota; 19) menyerahkan hasil pekerjaan ke PPK dan menerima hasil pekerjaan dari KPB; dan 20) memelihara dan melaporkan manfaat bantuan hasil pekerjaan PITAP kepada Dinas Kabupaten/Kota selama 2 (dua) tahun atau 4 (empat) siklus tanam setelah pemberian bantuan. h. Konsultan Manajemen PITAP (KMPt) Persyaratan Calon Konsultan Manajemen PITAP (KMPt) antara lain: 1) minimal D3 Teknik Sipil; 2) bukan Aparatur Sipil Negara dan/atau TNI/POLRI; 3) umur maksimal 50 tahun;

4) memiliki pengalaman minimal 2 (dua) tahun dalam bidang pengawasan pekerjaan konstruksi; 5) mampu mengoperasikan komputer dan perangkat internet serta memiliki kemampuan administrasi dan pelaporan; dan 6) berdomisili di Kabupaten/Kota masing-masing lokasi paket kegiatan PITAP. Adapun Tugas KMPt adalah: 1) memeriksa Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan PITAP; 2) melakukan pendampingan pelaksanaan kegiatan PITAP di lokasi; 3) melakukan validasi bukti pembelanjaan pelaksanaan kegiatan PITAP; 4) memverifikasi dokumen kemajuan fisik tiap tahapan pekerjaan kegiatan PITAP; 5) mengetahui usulan perubahan pekerjaan kegiatan PITAP; 6) memeriksa laporan akhir kegiatan PITAP yang dibuat oleh POKLINA; 7) membuat laporan bulanan hasil pendampingan pelaksanaan PITAP kepada Pokja; 8) melakukan rekapitulasi kemajuan fisik pelaksanaan kegiatan PITAP; 9) memeriksa dan menerima hasil pekerjaan PITAP bersama dengan Tenaga Teknis dan POKLINA; dan 10) membuat laporan akhir terkait tugas KMPt. 2. Mekanisme Pencairan Bantuan a. Pencairan dana kepada POKLINA dilakukan secara bertahap, dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Tahap I : 40% (empat puluh persen) dari keseluruhan dana apabila POKLINA telah siap melaksanakan Swakelola, dengan melampirkan: a) dokumen kontrak kerja; b) proposal; c) fotokopi buku rekening bank POKLINA; d) rencana Penggunaan Anggaran Tahap I; e) surat permohonan pembayaran; f) berita acara pembayaran tahap I; dan g) kuitansi pembayaran tahap I. 2) Tahap II : 30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan dana apabila pekerjaan telah mencapai minimal 30% (tiga puluh persen), dengan melampirkan: a) laporan Kemajuan Fisik yang disusun oleh POKLINA dan telah diverifikasi oleh Tenaga Teknis dan diketahui oleh KMPt; b) berita acara kemajuan pekerjaan sekurang-kurangnya 30%; c) dokumentasi kemajuan pekerjaan;

d) laporan penggunaan dana yang dilengkapi dengan fotokopi bukti/nota pengeluaran dan absensi tenaga kerja; e) laporan Harian, Mingguan, dan Bulanan serta Buku Kas; f) rencana penggunaan dana Tahap II sebesar 30% dari nilai kontrak diketahui Tenaga Teknis dan KMPt; g) kuitansi tanda terima tahap II yang ditandatangani Ketua POKLINA; dan h) berita acara pembayaran tahap II. 3) Tahap III : 30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan dana apabila pekerjaan telah mencapai minimal 60% (enam puluh persen), dengan melampirkan: a) laporan Kemajuan Fisik yang disusun oleh POKLINA dan telah diverifikasi oleh Tenaga Teknis dan diketahui oleh KMPt ; b) berita acara kemajuan pekerjaan sekurang-kurangnya 60%; c) dokumentasi kemajuan pekerjaan; d) laporan penggunaan dana yang dilengkapi dengan fotokopi bukti/nota pengeluaran dan absensi tenaga kerja; e) laporan Harian, Mingguan, dan Bulanan serta Buku Kas; f) rencana penggunaan dana Tahap III sebesar 30% dari nilai kontrak diketahui Tenaga Teknis dan KMPt; g) kuitansi tanda terima tahap III yang ditandatangani Ketua POKLINA; dan h) berita acara pembayaran tahap III. b. Prosedur pencairan dana PITAP sebagai berikut: 1) PPK melakukan proses penyaluran dana kepada POKLINA sesuai dengan persyaratan dan kelengkapan dokumen yang telah ditetapkan; 2) pencairan dana PITAP dilakukan dengan mekanisme transfer langsung ke rekening POKLINA; 3) Surat Perintah Membayar (SPM-LS) diajukan ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan mengacu persyaratan pencairan dana.

PENCAIRAN TAHAP I PENCAIRAN TAHAP II PENCAIRAN TAHAP III PPK Dit. Kawasa n dan Kesehat an Ikan PPK Dit. Kawasa n dan Kesehat an Ikan PPK Dit. Kawasa n dan Kesehat an Ikan POK LINA Kelengkapan : 1. Surat permohonan pembayaran Tahap I (40%); 2. Berita Acara Pembayaran Tahap I; 3. Kuitansi pembayaran Tahap I; 4. Dokumen Kontrak Kerja; 5. Proposal; 6. Fotocopi buku rekening bank POKLINA; dan 7. Rencana penggunaan dana 40%. POK LINA Kelengkapan : 1. Laporan Kemajuan Fisik yang disusun oleh POKLINA dan telah diverifikasi oleh Tenaga Teknis dan diketahui oleh KMPt ; 2. Berita acara kemajuan pekerjaan sekurang-kurangnya 30%; 3. Dokumentasi kemajuan pekerjaan; 4. Laporan penggunaan dana yang dilengkapi dengan fotokopi bukti/nota pengeluaran dan absensi tenaga kerja; 5. Laporan Harian, Mingguan, dan Bulanan serta Buku Kas; 6. Rencana penggunaan dana Tahap II sebesar 30% dari nilai kontrak diketahui Tenaga Teknis dan KMPt; 7. Kuitansi tanda terima tahap II yang ditandatangani Ketua POKLINA; 8. Berita acara pembayaran tahap II; dan 9. Rencana penggunaan dana Tahap II sebesar 30% dari nilai kontrak. POK LINA Kelengkapan : 1. Laporan Kemajuan Fisik yang disusun oleh POKLINA dan telah diverifikasi oleh Tenaga Teknis dan diketahui oleh KMPt ; 2. Berita acara kemajuan pekerjaan sekurangkurangnya 60%; 3. Dokumentasi kemajuan pekerjaan; 4. Laporan penggunaan dana yang dilengkapi dengan fotokopi bukti/nota pengeluaran dan absensi tenaga kerja; 5. Laporan Harian, Mingguan, dan Bulanan serta Buku Kas; 6. Rencana penggunaan dana Tahap III sebesar 30% dari nilai kontrak diketahui Tenaga Teknis dan KMPt; 7. Kuitansi tanda terima tahap III yang ditandatangani Ketua POKLINA; 8. Berita acara pembayaran tahap III; dan 9. Rencana penggunaan dana Tahap III sebesar 30% dari nilai kontrak; Gambar 2. Alur Pencairan Dana PITAP

F. Penyaluran Dana Bantuan Pemerintah 1. Alur kegiatan PITAP a. Kegiatan utama dari PITAP adalah kegiatan pembangunan dan/atau rehabilitasi prasarana irigasi tambak yang harus dikerjakan secara manual, sedangkan kegiatan penunjangnya adalah persiapan dan administrasi kegiatan serta pembuatan bangunan penunjang seperti jembatan, gorong-gorong, dsb. Untuk kegiatan persiapan dan administrasi maksimum sebesar 3% dari nilai paket dan untuk kegiatan bangunan penunjang diperbolehkan maksimum sebesar 20% dari nilai paket. b. Pelaksanaan kegiatan PITAP meliputi: 1. Identifikasi, Seleksi, dan Verifikasi serta Pengusulan Calon Lokasi/POKLINA, yaitu: a) identifikasi calon lokasi dan penerima PITAP dilakukan oleh Dinas Kabupaten/Kota berdasarkan usulan dari POKLINA dan selanjutnya diusulkan oleh Dinas Kabupaten/Kota ke Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dengan tembusan ke Dinas Provinsi; b) seleksi dan verifikasi calon lokasi dan penerima PITAP dilakukan oleh Pokja PITAP; dan c) calon lokasi dan penerima PITAP harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan. 2. Proposal POKLINA yang telah diidentifikasi sebagai calon pelaksana PITAP harus menyampaikan proposal kepada Dinas Kabupaten/Kota. Isi proposal memuat: a) gambaran umum lokasi yang menguraikan tentang alamat lokasi, komoditas, dan produksi yang telah dicapai serta kondisi awal saluran yang akan dikerjakan berikut dokumentasi awal. b) Profil POKLINA: 1) kelembagaan POKLINA yang disahkan oleh Camat dan/atau berbadan hukum; 2) struktur Organisasi dan AD/ART; 3) data Kelompok Calon Pelaksana PITAP; 4) SK POKLINA tentang Perencana, Pelaksana, dan Pengawas kegiatan; 5) fotokopi KTP pengurus dan anggota; 6) nomor telepon/hp Ketua POKLINA dan Bendahara; dan 7) fotokopi rekening POKLINA. c) Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang menguraikan kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, kondisi awal lokasi pekerjaan baik dari sisi produksi perikanan maupun saluran yang akan dikerjakan dan dokumentasi dari lokasi kegiatan, waktu pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan, keperluan bahan, peralatan/suku cadang dan jasa lainnya.

d) Jadwal Rencana Pelaksanaan Pekerjaan 1) Tim Swakelola membuat jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan berdasarkan kebutuhan waktu pelaksanaan pekerjaan dalam KAK, termasuk jadwal pengadaan bahan, peralatan/suku cadang, dan jasa lainnya yang diperlukan secara rinci yang dijabarkan dalam rencana penggunaan anggaran tiap termin; 2) Jadwal pelaksanaan pekerjaan adalah waktu dimulainya pelaksanaan pekerjaan hingga berakhirnya pelaksanaan pekerjaan; 3) Pembuatan jadwal rencana pelaksanaan pekerjaaan disusun dengan mempertimbangkan waktu yang cukup bagi pelaksanaan/penyelesaian pekerjaan. e) Rincian Biaya Pekerjaan Tim Perencana membuat rincian biaya pekerjaan dengan tidak melampaui pagu anggaran yang telah ditetapkan dalam Dokumen Anggaran dan dituangkan dalam RAB, meliputi: 1) Upah tenaga kerja dan jasa lainnya; 2) Pengadaan bahan; 3) Pengadaan dan penggunaan peralatan/suku cadang; dan 4) Proses pengadaan dan pengeluaran lainnya yang dibutuhkan. Rincian biaya pekerjaan dicantumkan dalam rencana biaya bulanan dan biaya mingguan. f) Gambar Rencana Kerja dan Spesifikasi Teknis 1) Gambar rencana kerja memuat lay out, denah, potongan memanjang dan potongan melintang; 2) Spesifikasi teknis disusun mengikuti pedoman/standar yang sesuai dengan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. g) Rencana Pengadaan dan Kebutuhan Tenaga Kerja 1) Dalam hal diperlukan bahan, jasa lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan, dapat dilakukan kontrak/sewa tersendiri dengan memperhatikan prinsip-prinsip dan etika pengadaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundangundangan tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 2) Penyusunan jadwal rencana pengadaan dilaksanakan dengan memperhatikan batas akhir tahun anggaran/batas akhir efektifnya anggaran; 3) Rencana pengadaan harus mempertimbangkan syarat teknis dan metode pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan; 4) Rencana kebutuhan tenaga kerja harian disusun berdasarkan rencana pelaksanaan pekerjaan.

h) Pembentukan Panitia/Pejabat Pengadaan 1) Panitia/Pejabat Pengadaan diangkat oleh Penanggung jawab POKLINA untuk melakukan pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Swakelola; 2) Panitia/Pejabat Pengadaan diperbolehkan bukan PNS. 3. Proposal kegiatan PITAP yang dibuat oleh POKLINA diperiksa oleh Tenaga Teknis, diseleksi dan diverifikasi oleh POKJA. 4. Penetapan POKLINA dan Lokasi PITAP Tahapan penetapan POKLINA dan lokasi PITAP adalah sebagai berikut: a) Dinas Kabupaten/Kota mengusulkan calon POKLINA dan calon lokasi ke Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dengan tembusan ke Dinas Provinsi. Usulan calon POKLINA dilengkapi dengan kelengkapan administrasi untuk masing-masing POKLINA sesuai persyaratan calon penerima bantuan dan denah/lay out saluran yang akan direhabilitasi serta surat pernyataan pendampingan; dan b) PPK menetapkan POKLINA dan lokasi kegiatan PITAP yang selanjutnya disahkan oleh KPA. 5. Penetapan Tenaga Pembina dan Tenaga Teknis Tahapan penetapan Tenaga Pembina dan Tenaga Teknis kegiatan PITAP adalah sebagai berikut : a) Dinas Provinsi mengusulkan Tenaga Pembina dan Dinas Kabupaten/Kota mengusulkan Tenaga Teknis ke DJPB; b) Direktur Jenderal menetapkan SK Tenaga Pembina dan Tenaga Teknis. 6. Proposal yang lulus verifikasi dilanjutkan dengan penandatanganan Surat Perjanjian /Kontrak kerja dengan metode pengadaan swakelola antara POKLINA dengan PPK. 7. Pembayaran kegiatan PITAP: 1) Pembayaran upah tenaga kerja dilakukan secara harian berdasarkan daftar hadir pekerja; 2) Pembayaran gaji tenaga ahli perseorangan (apabila diperlukan) dilakukan berdasarkan kontrak konsultan perseorangan atau tanda bukti pembayaran; 3) Pembayaran bahan dan/atau peralatan/suku cadang dilakukan berdasarkan Kontrak pengadaan barang; 4) Penyaluran dana kepada POKLINA dilakukan secara bertahap sesuai mekanisme pencairan dana. 8. POKJA memverifikasi kelengkapan persyaratan pencairan dana yang diajukan oleh POKLINA. 9. PPK dapat melakukan penangguhan pencairan dana jika terdapat indikasi penyimpangan pelaksanaan kegiatan ataupun penggunaan dana di lapangan sampai dengan penyelesaian permasalahan dan apabila diperlukan PPK dapat meminta kepada APIP (Aparat Pengawasan Internal Pemerintah) untuk melakukan pengawasan.

10. Dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional untuk melakukan pendampingan dan pembinaan, maka Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota penerima bantuan PITAP dapat mengalokasikan dana pendukung atau dana penunjang yang bersumber dari APBD Provinsi maupun Kabupaten/Kota. 2. Mekanisme Usulan, Penetapan Calon Penerima dan Calon Lokasi, serta Penyaluran Dana Bantuan PITAP a. Mekanisme pemberian Bantuan Pemerintah di Kementerian Kelautan dan Perikanan dilakukan melalui laman www.satudata.kkp.go.id. b. Dalam hal calon penerima bantuan/penerima bantuan tidak mampu mengakses laman sebagaimana dimaksud pada huruf a, mekanisme pemberian Bantuan Pemerintah dapat dilakukan secara manual dan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya melakukan input data ke dalam laman www.satudata.kkp.go.id. 4d KPB 4c KPA Kelompok masyarakat, kelompok masyarakat hukum adat, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan dan lembaga keagamaan 1b 1b 1a Dinas Kabupaten/Kota Dirjen PB 1c 1d 1c laman www.satudata.kkp.go.id Dinas Provinsi Ditjen Perikanan Budidaya: a. Identifikasi; b. Seleksi; dan VerifikasiDirjen Perikanan Budidaya 2 3 4b PPK (Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan) 4a Gambar 3. Alur Mekanisme Usulan, Penetapan dan Penyaluran Bantuan PITAP Keterangan diagram: 1a : Kelompok masyarakat, kelompok masyarakat hukum adat, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan atau lembaga keagamaan mengajukan permohonan secara online melalui www.satudata.kkp.go.id. 1b : Kelompok masyarakat, kelompok masyarakat hukum adat, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan atau lembaga keagamaan menyampaikan surat permohonan bantuan PITAP tahun 2018 secara manual kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya melalui Dinas Kabupaten/Kota untuk mendapatkan rekomendasi. 1c : Surat permohonan kemudian direkomendasikan/ditembuskan oleh Dinas Kabupaten/Kota kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya dan Dinas Provinsi sebagai laporan. 1d : Direktur Jenderal Perikanan Budidaya melalui operator yang ditugaskan melakukan input data ke dalam laman www.satudata.kkp.go.id. 2 : Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui verifikator yang ditugaskan melakukan identifikasi, seleksi dan verifikasi. 3 : Calon penerima bantuan yang memenuhi kriteria kemudian diusulkan kepada PPK untuk ditetapkan oleh PPK dan disahkan oleh KPA. 4a : PPK melakukan kontrak dan melaksanakan pekerjaan PITAP dengan POKLINA

5b 5c 5d : PPK menyerahkan hasil pekerjaan kepada KPA : Serah terima barang dari KPA kepada KPB : Serah terima barang dari KPB kepada Penerima Bantuan Adapun serah terima hasil pekerjaan PITAP dari POKLINA kepada PPK disertai dokumen sebagai berikut: a. laporan penyelesaian pekerjaan (100%) diverifikasi Tenaga Teknis dan KMPt b. BA Penyelesaian Pekerjaan c. foto/film pekerjaan d. daftar Perhitungan Dana (awal, penggunaan dan sisa) e. bukti setor dana sisa ke Rekening Kas Negara (jika ada) G. Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi kegiatan PITAP dilakukan: a. Dalam rangka pencapaian target kinerja, transparansi, akuntabilitas pelaksanaan dan penyaluran Bantuan Pemerintah, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dan Dinas Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai kewenangannya melakukan monitoring dan evaluasi. b. Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud huruf a, antara lain melakukan pengawasan terhadap: 1) Kesesuaian antara pelaksanaan penyaluran Bantuan Pemerintah dengan pedoman umum dan petunjuk teknis yang telah ditetapkan serta ketentuan peraturan terkait lainnya; dan 2) Kesesuaian antara target capaian dan realisasi. Direktur Jenderal mengambil langkah-langkah tindak lanjut berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi untuk perbaikan penyaluran Bantuan Pemerintah.

BAB III PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN PEMERINTAH, SANKSI, DAN PELAPORAN A. Pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah Tahapan pertanggungjawaban sebagai berikut: 1. Pertanggungjawaban PITAP a. dokumentasi pekerjaan (foto, invoice/kuitansi, dll); b. laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan, laporan akhir; c. Berita Acara Pemeriksaan dan Penerimaan Pekerjaan yang ditandatangani oleh tim PPHP (Tenaga Teknis, Tim Pengawas POKLINA, dan KMPt); dan d. Berita Acara Serah Terima hasil pekerjaan dari POKLINA ke PPK. 2. Pertanggungjawaban KMPt a. dokumentasi pekerjaan; b. laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan, laporan akhir; dan c. Berita Acara Serah Terima dari KMPt ke PPK. 3. Berita Acara Serah Terima pekerjaan PITAP dari PPK kepada KPA; 4. Berita Acara Serah Terima pekerjaan PITAP dari KPA kepada KPB; dan 5. Berita Acara Serah Terima pekerjaan PITAP dari KPB kepada Penerima Bantuan. B. Sanksi Apabila berdasarkan pemantauan, evaluasi, dan/atau pemeriksaan oleh POKJA dalam pelaksanaan kegiatan PITAP ini, ditemukan bahwa penerima bantuan terbukti melakukan kekeliruan/kesalahan: 1. penyelesaian pekerjaan melebihi waktu penyelesaian kontrak 2. pekerjaan PITAP yang dilakukan tidak sesuai dengan kontrak Maka kabupaten/kota penerima bantuan dikenakan sanksi tidak dapat menerima bantuan dari DJPB selama 2 tahun. C. Pelaporan 1. Tim Pokja melaporkan perkembangan pelaksanaan PITAP kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Cq. Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan paling lambat tanggal 5 setiap bulannya; dan 2. Direktur Jenderal wajib melaporkan perkembangan pelaksanaan pemberian Bantuan Pemerintah kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal paling lambat tanggal 10 setiap bulannya.

BAB IV PENUTUP Pelaksanaan program Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif (PITAP) ini diharapkan dapat menjadi solusi dalam menghadapi tantangan dan permasalahan yang selama ini dihadapi masyarakat pembudidaya ikan/udang yaitu tidak berfungsinya sistem jaringan irigasi perikanan karena tidak adanya operasional dan pemeliharaan saluran irigasi secara berkelanjutan. Petunjuk teknis PITAP ini diharapkan menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan agar terlaksana sesuai dengan tujuan secara efisien, efektif, dan akuntabel. DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA, ttd. SLAMET SOEBJAKTO