BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan memaksimalkan kekayaan dari pemegang sahamnya. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan diperlukan untuk menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan, pertumbuhan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai bagaimana perubahan dari potensial sumber daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan di masa depan dan untuk memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang ada (Barkian, 2003). Analisis perkembangan kinerja keuangan perusahaan dapat diperoleh melalui analisis terhadap data keuangan perusahaan yang tersusun dalam laporan keuangan. Analisis laporan keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan dan yang lebih penting sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi peristiwa di masa depan (Brigham & Houstan, 2001:78). Informasi yang diperoleh dari analisis laporan keuangan dapat menunjukkan apakah perusahaan sedang maju atau mengalami kesulitan keuangan (Sawir, 2005:6). Laporan keuangan yang telah dianalisis sangat diperlukan oleh pemimpin atau manajer dalam sebuah perusahaan atau manajemen untuk dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan lebih lanjut di masa yang akan datang. 1
Laporan keuangan merupakan suatu media informasi yang mencatat dan merangkum segala aktivitas perusahaan. Laporan keuangan perusahaan bertujuan meringkas kegiatan dan hasil dari kegiatan tersebut untuk jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input (informasi) yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Banyak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan, mulai dari investor atau calon investor, pihak pemberi dana atau calon pemberi dana, sampai pada manajemen perusahaan itu sendiri. Laporan keuangan diharapkan memberi informasi mengenai profitabilitas, risiko dari aliran kas yang dihasilkan perusahaan. Informasi tersebut akan mempengaruhi harapan pihak - pihak yang berkepentingan, dan pada giliran selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Agar dapat menggali lebih banyak lagi informasi yang terkandung dalam suatu laporan keuangan, maka diperlukan suatu analisis laporan keuangan. Perusahaan perbankan merupakan suatu lembaga yang berfungsi sebagai financial intermediary antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit). Dari fungsi yang ada dapat dikatakan bahwa dasar beroperasinya bank adalah kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Oleh sebab itu untuk menjaga kepercayaan tersebut, manajemen bank perlu meningkatkan kinerjanya (Januarti, 2002). Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utamanya adalah laporan keuangan bank tersebut. Berdasarkan laporan keuangan, dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank (Naser & Aryati, 2000). 2
Tatik Mulyani (2001) menjelaskan bahwa dalam situasi ekonomi yang membaik, jumlah modal sendiri yang kecil atau lebih banyak menggunakan pihak ketiga (dengan tingkat bunga tetap) akan memperbesar rentabilitas modal sendiri (return on equity), sebab tambahan laba yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan tambahan biaya bunga. Sebaliknya apabila kondisi ekonomi memburuk, umumnya perusahaan yang mempunyai modal pihak ketiga yang besar akan mengalami penurunan ROE, sehingga keberadaan modal sendiri lebih baik dibandingkan dengan pendanaan hutang, hal ini disebabkan karena kondisi ekonomi yang memburuk dengan tingkat bunga tetap, tambahan beban bunga akan lebih besar dibandingkan dengan tambahan laba yang diperoleh. Para emiten yang dapat memperoleh laba yang semakin meningkat, tentu menjadi daya tarik bagi investor, karena dengan laba perusahaan yang semakin tinggi maka tingkat pengembalian (return) yang diperoleh para investor atau pemodal juga akan semakin tinggi, keadaan tersebut mampu memakmurkan pemegang saham, dimana hal tersebut merupakan tujuan dari perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat diukur dengan rasio- rasio keuangan yaitu : likuiditas, aktivitas, profitabilitas, solvabilitas dan rasio pasar. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Pada dasarnya penggunaan rasio ini menunjukkan tingkat efesiensi suatu perusahaan. 3
Rasio keuangan yang mencerminkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba adalah rasio profitabilitas, yang terdiri dari Return on Assets ( ROA), Return on Equity (ROE), dan Profit Margin. Laba perusahaan dapat diukur melalui Return on Equity (ROE). Karena ROE mempunyai hubungan positif dengan perubahan laba. Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur efekivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimilikinya. ROE merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total ekuitas yang berasal dari setoran pemilik, laba tak dibagi dan cadangan lain yang dikumpulkan oleh perusahaan. Semakin tinggi ROE mengindikasikan bahwa perusahaan semakin baik dalam mensejahterakan para pemegang saham, yang bisa dihasilkan dari setiap lembar saham. ROE semakin meningkat memberikan tanda bahwa kekuatan operasional dan keuangan perusahaan semakin baik, selanjutnya memberikan pengaruh positif terhadap pasar ekuitas. Keberadaan ROE bagi perusahaan perbankan sangat penting karena hal tersebut untuk mengukur kinerja dari modal sendiri bank untuk menghasilkan keuntungan. Berdasarkan data yang diperoleh dari www.idx.co.id tahun 2013 dapat diketahui fenomena ROE pada perusahaan perbankan yang listed di BEI periode 2010-2012 yang berjumlah 21 bank. Pada Tabel 1. disajikan hasil fenomena ROE pada 21 perusahaan perbankan yang listed di BEI. 4
Tabel 1.1. ROE Perusahaan Perbankan yang Listed di BEI Periode 2010-2012 NO NAMA PERUSAHAAN TAHUN PENELITIAN SAMPEL 2010 2011 2012 1 Bank Agroniaga Tbk *) 0.0504 0.1293 0.0645 2 Bank Artha Graha Internasional Tbk 0.0797 0.0867 0.0743 3 Bank Bukopin Tbk 0.1708 0.1708 0.1679 4 Bank Capital Indonesia Tbk 0.0423 0.1067 0.0714 5 Bank Central Asia Tbk 0.2486 0.2563 0.2293 6 Bank CIMB Niaga Tbk 0.1851 0.1765 0.1890 7 Bank Danamon Indonesia Tbk 0.1563 0.1305 0.1420 8 Bank Ekonomi Raharja Tbk 0.1285 0.0762 0.0663 9 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 0.1523 0.2093 0.1691 10 Bank Mandiri (Persero) Tbk 0.2219 0.1992 0.2124 11 Bank Mayapada Internasional Tbk 0.0519 0.1082 0.1440 12 Bank MEGA Tbk 0.2180 0.2071 0.2212 13 Bank Negara Indonesia Tbk 0.1239 0.1583 0.1655 14 Bank OCBC NISP Tbk 0.6233 1.2916 0.0956 15 Bank Nusantara Parahyangan Tbk 0.0104 0.0103 0.1286 16 Bank Pan Indonesia Tbk 0.1028 0.1406 0.1317 17 Bank Permata Tbk 0.1259 0.1300 0.1097 18 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 0.3128 0.3070 0.2879 19 Bank Tabungan Pensiunan Nasional 0.1985 0.2492 0.2556 Tbk 20 Bank Victoria International Tbk 0.1440 0.1741 0.1708 21 Bank Windu Kentjana International T Tbk. 0.0537 0.0645 0.1243 Berdasarkan data ROE pada Tabel 1, mengindikasikan bahwa profitabilitas bank mengalami fluktuasi setiap tahun, ada yang mengalami kenaikan dan ada yang mengalami penurunan. Pada tahun 2010 hingga tahun 2012, terdapat 9 bank yang mengalami peningkatan ROE, sedangkan 12 bank yang mengalami penurunan ROE pada tahun 2012 apabila dibandingkan dengan tahun 2011, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap ROE yang menunjukkan kinerja dari suatu perusahaan perbankan. 5
Equity Multiplier adalah total aktiva dibagi total ekuitas. Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan ekuitas pemegang saham. Rasio ini juga bisa diartikan sebagai persentase dari aktiva perusahaan yang dibiayai oleh pemegang saham. Semakin kecil rasio ini, berarti porsi pemegang saham akan semakin besar, sehingga kinerjanya akan semakin baik, karena persentase untuk pembayaran bunga semakin kecil. Equity multiplier dalam penelitian yang dilakukan oleh Pieter Leunupun (2003) berhasil menemukan adanya pengaruh yang positif dan signifikan terhadap ROE, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dedi Kusmayadi (2009), berhasil menemukan adanya pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap ROE. Firm Size, menurut Boediono (2005) adalah suatu skala yang dapat digunakan untuk mengklasifikasi besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain : logaritma natural total asset, nilai pasar saham, jumlah tenaga kerja, dan lain-lain. Ukuran perusahaan dalam penelitian Arif Singa Purwoko (2011) menunjukkan hubungan positif terhadap profitabilitas bank. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Kevin Campbel (2002) ukuran perusahaan memiliki dampak negatip terhadap profitabilitas bank. Penentuan struktur modal tercermin dalam debt to equity ratio. Apabila debt equity ratio semakin tinggi maka kewajiban perusahaan membayar bunga pinjaman juga semakin tinggi, hal ini akan mengurangi hak para pemegang saham. Di sisi lain, dalam rangka pengembangan usaha manajemen merasa perlu tambahan dana yang berasal dari pihak luar, ketika sumber dana internal terbatas 6
jumlahnya. Besar kecilnya DER akan mempengaruhi kinerja perusahaan yang tercermin melalu Return on Equity (ROE) perusahaan. Kebijakan perusahaan yang tercermin dalam debt to equity ratio (DER) sangat mempengaruhi pencapaian laba yang diperoleh oleh perusahaan. Ang (1997) menyatakan bahwa semakin tinggi DER akan mempengaruhi besarnya laba (return on equity) yang dicapai oleh perusahaan. Jika biaya hutang (tercermin dalam biaya pinjaman) lebih besar daripada biaya modal sendiri, maka rata-rata biaya modal akan semakin besar sehingga return on equity (ROE) akan semakin kecil, demikian sebaliknya (Brigham & Housten, 2004) Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), Net Profit Margin adalah pebandingan antara laba besih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk mengedalikan beban usaha. Menurut Weston dan Copeland (1998), semakin besar NPM berarti semakin efisen perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh. 7
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, sehingga saya tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Equity Multiplier, Firm Size, Debt to Equity Ratio (DER), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Rasio Profitabilitas (ROE) pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 1.2 Perumusan Masalah. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan, antara lain; Equity Multiplier, Firm Size, Debt to Equity Ratio, dan Net Profit Margin dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel terhadap profitabilitas perusahaan. Berdasarkan research gap dan adanya fenomena gap yang telah diuraikan sebelumnya dari penelitian-penelitian yang diperoleh terdahulu, dimana tidak ditemukan konsistensi hasil penelitian yang menguji pengaruh Equity Multiplier, Firm Size, Debt to Equity Ratio (DER), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Rasio Profitabilitas (ROE), maka dapat diajukan pertanyaan penelitian yang merupakan rumusan permasalahan dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Apakah Equity Multiplier berpengaruh signifikan terhadap ROE? 2. Apakah Firm Size berpengaruh signifikan terhadap ROE? 3. Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap ROE? 4. Apakah Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap ROE? 8
5. Apakah Equity Multiplier, Firm Size, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROE? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Equity Multiplier terhadap rasio profitabilitas (ROE). 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Firm Size terhadap rasio profitabilitas (ROE). 3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap rasio profitabilitas (ROE). 4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Net Profit Margin terhadap rasio profitabilitas (ROE). 5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Equity Multiplier, Firm Size, Debt Equity Ratio, dan Net Profit Margin secara simultan terhadap rasio profitabilitas (ROE). 1.4. Kegunaan Penelitian Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai berikut: 1. Bagi Investor; sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan berinvestasi. 9
2. Bagi Perusahaan; sebagai bahan pertimbangan untuk lebih memperhatikan faktor-faktor yang paling dominan dalam menentukan besarnya profitabilitas, sehingga dapat menentukan kebijakan yang bertujuan untuk mencapai pertumbuhan dari perusahaan sendiri dalam rangka meningkatkan profitabilitas perusahaan. 3. Bagi akademis; untuk menambah wawasan. Penelitian ini juga dapat memberikan bukti secara empiris mengenai pengelolaan rasio keuangan terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.5. Sistematika Penelitian berikut : Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai BAB I : PENDAHULUAN Merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Berisi landasan teori yang mendasari penelitian, juga membahas hasilhasil penelitian terdahulu yang sejenis dan kerangka pemikiran yang menggambarkan hubungan antar variabel penelitian serta hipotesis penelitian. 10
BAB III : METODE PENELITIAN Berisi penjelasan mengenai apa saja variabel yang digunakan dalam penelitian serta definisi operasionalnya, apakah jenis dan sumber data yang digunakan, kemudian metode pengumpulan data dan metode analisis data seperti apa yang dilakukan. BAB IV : HASIL DAN ANALISIS Berisi deskripsi tentang obyek penelitian, analisis data dan pembahasan. Dalam bab ini juga akan ditunjukkan hasil dari pengolahan data berdasarkan analisis yang telah dilakukan atas masalah yang telah diteliti. BAB V : PENUTUP Bab ini menjelaskan kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan beserta saran-saran yang berhubungan dengan penelitian. 11