BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

PELAKSANAAN PENGAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM UPAYA PEMBENTUKAN WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 DELANGGU

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sadar ini menunjukkan sifat pendidikan itu yang memanusiakan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. bagi kalangan masyarakat terkhusus generasi muda sekarang ini mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata. Indonesia yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia mengandung nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

C. Pembelajaran PKn 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Jika dirumuskan, adanya pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup. Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami apa arti dan hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana menjalankan tugas hidup dan kehidupan secara benar. Karena itulah fokus pendidikan diarahkan pada proses pematangan kualitas logika, hati, akhlak dan keimanan. Puncak pendidikan adalah tercapainya titik kesempurnaan kualitas hidup. Selain itu, menurut Noor dalam Ahmadi (2015:5) mendefinisikan pendidikan sebagai aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani) dan jasmani (pancaindra serta keterampilan-ketarampilan). Didalam penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan berlangsung dalam proses jangka waktu yang panjang sehingga harapan, fungsi dan tujuan umum dari pada pendidikan tersebut dapat terealisasi dalam kehidupan generasi muda hingga generasi muda tersebut dapat 1

2 tumbuh dewasa. Hal tersebut sesuai dengan Bab II pasal 3 Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu muatan kurikulum pendidikan dasar dan menengah sebagaimana diamanatkan dalam Bab X pasal 37 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta penjelasan pasal 37 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Pendidikan Kewarganegaraan juga merupakan suatu usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antarwarga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Berdasarkan rumusan tersebut, maka dikembangkanlah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diharapkan dapat menjadi wahana edukatif dalam mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat

3 Bhineka Tunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) selain diharapkan mampu untuk membentuk karakter dan moral peserta didik agar menjadi warga negara yang baik, pelajaran ini juga diharapkan dapat menumbuhkan jiwa dan semangat kritis peserta didik, semangat pejuang serta sikap rela berkorban demi bangsa dan negaranya. Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan peserta didik. Pengaruh globalisasi terhadap peserta didik juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyaknya peserta didik yang kehilangan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari peserta didik khususnya di dalam lingkungan sekolah. Sehubungan dengan globalisasi dan berkembangnya teknologi informasi, maka masalah nasionalisme tidak lagi dapat dilihat sebagai masalah sederhana yang dapat dilihat dari satu perspektif saja. Sehingga sikap nasionalisme perlu dipupuk sejak dini agar tercipta generasi muda yang memiliki sifat cinta tanah air dan memiliki rasa persatuan dan kesatuan. Nasionalisme dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mencintai bangsa dan negara. Menurut Anthony dalam Winarno (2014:240) bahwa : Nasionalisme merupakan suatu gerakan ideologis untuk mencapai dan mempertahankan otonomi, kesatuan dan identitas bagi suatu populasi, yang jumlah anggotanya bertekad untuk membentuk suatu bangsa yang aktual atau bangsa yang potensial.

4 Nasionalisme bukan sekedar instrumen yang berfungsi sebagai perekat kemajemukan secara eksternal, namun juga merupakan wadah yang menegaskan identitas Indonesia yang bersifat plural dalam berbagai dimensi kulturnya. Oleh karena itu, nasionalisme menuntut adanya perwujudan nilai-nilai dasar yang berorientasi kepada kepentingan bersama dan menghindarkan segala legalisasi kepentingan pribadi yang merusak tatanan kehidupan bersama. Sebagai seseorang yang sangat penting dalam mewujudkan peserta didik yang diharapkan oleh bangsa ini, maka peran guru PKn disini sangat diperlukan keberadaannya dalam menumbuhkan kesadaran sikap nasionalisme peserta didik. Seperti yang terlihat saat ini semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang tidak mengindahkan kesadaran akan sikap nasionalisme, apalagi dikalangan para peserta didik terlihat jelas bahwasanya sikap nasionalisme itu sudah memudar. Hal tersebut dapat terlihat dalam kegiatan upacara bendera yang setiap hari Senin wajib untuk diikuti oleh peserta didik dengan penuh hikmat dan bermakna. Namun kenyataannya sekarang ini dalam pelaksanaan upacara bendera, peserta didik tidak mengikutinya dengan sungguh-sungguh, malah siswa ngobrol dengan santai, bercanda dengan temannya dan hanya menganggap bahwa upacara bendera ini hanyalah sebatas rutinitas saja yang dilakukan setiap hari Senin. Banyaknya peserta didik yang tidak mengindahkan lagi peraturan dan tata tertib sekolah, misalnya ketidakdisplinan peserta didik terhadap waktu jam masuk sekolah, peserta didik sering datang terlambat dan semakin banyaknya peserta didik yang mengabaikan untuk tidak memakai simbol sekolah.

5 Dari hal yang demikian maka terlihat sekali bahwa peserta didik masih kurang mendapat pengetahuan tentang pentingnya sikap nasionalisme, maka diharapkan kedepannya guru PKn dalam pembelajarannya harus bisa menumbuhkan kembali semangat nasionalisme atau rasa cinta tanah air peserta didik yang saat ini telah memudar agar nantinya rasa nasionalisme tersebut dapat melekat kembali dalam diri peserta didik. Dari pengamatan yang pernah dilakukan di SMK Parulian 3 Medan, membuktikan bahwa kesadaran akan sikap nasionalisme siswa di sekolah tersebut telah memudar terutama di kelas X SMK Parulian 3 Medan yang pada dasarnya siswa-siswa tersebut adalah siswa yang baru memasuki tingkat sekolah menengah atas. Hal tersebut terlihat dari keseharian siswa di sekolah, contohnya saja didalam kelas saat mengucapkan salam Selamat Pagi kepada guru setiap masuk kelas, kenyataannya siswa banyak yang tidak mengucapkan salam dan sebagian lagi siswa mengucapkannya dengan nada yang tidak terhormat dan terpaksa. Cinta tanah air adalah suatu sikap yang harus dimiliki warga negara Indonesia, terutama siswa pada jenjang sekolah menengah atas sebagai generasi penerus bangsa kedepannya yang harus memiliki rasa cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, berkeyakinan kepada dasar negara yaitu Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia serta kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman yang ada baik dari luar maupun dari dalam negeri yang membahayakan keutuhan NKRI.

6 Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut dalam suatu penelitian yang berjudul Upaya Guru PKn Dalam Menumbuhkan Kesadaran Sikap Nasionalisme Siswa Kelas X SMK Parulian 3 Medan. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah suatu langkah awal yang penting dalam memecahkan masalah yaitu dengan mengenali masalah itu secara teliti agar dapat ditemukan masalah yang sebenarnya. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah : 1. Upaya guru PKn dalam menumbuhkan kesadaran sikap nasionalisme siswa 2. Kesadaran akan sikap nasionalisme siswa saat ini semakin menurun 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi menurunnnya sikap nasionalisme 4. Pentingnya pengembangan sikap nasionalisme siswa melalui mata pelajaran PKn C. Pembatasan Masalah Dalam hal ini, penulis membatasi permasalahan karena mengingat luasnya masalah dalam penelitian ini. Analisis masalah juga membatasi ruang lingkup masalah. Disamping itu masih perlu dinyatakan secara khusus batas-batas masalah agar penelitian lebih terarah. Maka untuk mempermudah penelitian ini, penulis membatasi masalah yaitu : Upaya guru PKn dalam menumbuhkan kesadaran sikap nasionalisme siswa.

7 D. Rumusan Masalah Menurut Sugiyono (2014:55), rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Untuk menghindari munculnya salah pengertian terhadap masalah yang dibicarakan maka penulis merumuskan masalah yaitu : Bagaimana upaya guru PKn dalam menumbuhkan kesadaran sikap nasionalisme siswa? E. Tujuan Penelitian Menetapkan tujuan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam bertindak atau dalam melakukan segala sesuatu kegiatan yang harus disertai juga dengan tujuan pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya yang dilakukan guru PKn dalam menumbuhkan kesadaran sikap nasionalisme siswa. F. Manfaat Penelitian Tidak ada penelitian yang tidak memiliki suatu manfaat. Oleh sebab itu, penelitian yang baik harus dapat dimanfaatkan. Maka untuk itu seorang penulis harus memikirkan sejak awal manfaat dari penelitian yang akan dilakukannya. Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis terhadap pentingnya guru PKn dalam menumbuhkan kesadaran sikap nasionalisme siswa. 2. Penelitian ini diharapkan menjadi suatu pedoman dan bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya yang relevan.

8 3. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru PKn dalam menjalankan tugasnya yaitu menumbuhkan kesadaran sikap nasionalisme siswa. 4. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan dan dapat memberikan dukungan terhadap upaya guru PKn dalam menumbuhkan kesadaran sikap nasionalisme siswa.