KAJIAN RENDAHNYA PARTISIPASI SUAMI (PUS) SEBAGAI AKSEPTOR KB DI DESA TANJUNG SARI (JURNAL) Oleh. Agung Dwi Tamtomo

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut

PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN KEIKUTSERTAAN MENJADI AKSEPTOR KB PRIA. Darwel, Popi Triningsih (Poltekkes Kemenkes Padang )

PRAKTEK KELUARGA BERENCANA (KB) PADA PASANGAN USIA SUBUR MUDA PARITAS RENDAH (PUS MUPAR) JURNAL. Oleh. Ilma Safitri ( )

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEDEN KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung dari hasil Sensus Penduduk tahun 2010 mencatat jumlah

I. PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk sebanyak juta jiwa penduduk (BPS, 2010).

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu sekitar 258 juta jiwa (United Nations, 2015). Dalam kurun

MENURUNNYA JUMLAH SISWA SD NEGERI 1 DESA RUKTI SEDIYO KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KB PRIA DI KABUPATEN DEMAK (Studi Pada Masyarakat Pesisir Dan Masyarakat Kota di Kabupaten Demak)

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRIA PRODUKTIF TERHADAP METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI

Kesesuaian Sikap Pasangan Usia 1

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER KB. Ditta Tourisia 1), Sumarah 2), Hartini 3)

I. PENDAHULUAN. di Indonesia tersebut, pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu laju

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

GAMBARAN MOTIVASI SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI MANTAP DI DUKUH SIDOKERTO PURWOMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2009

ABSTRACT PENGARUH PENDIDIKAN, PEKERJAAN, USIA KAWIN PERTAMA, PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

METODE PENELITIAN. sekarang, yang dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan

I. PENDAHULUAN. Penduduk adalah salah satu aspek terpenting dalam suatu Negara. Penduduk

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI SOSIAL EKONOMI PUS PENGGUNA MOW DAN MOP DI TANJUNG ANOM

BAB I PENDAHULUAN. berencana secara komprehensif (Saifuddin, 2006). mencapai kesejahteraan keluarga. Program KB merupakan bagian terpadu

GAMBARAN PERSEPSI SUAMI PASANGAN USIA SUBUR TENTANG KONTRASEPSI VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENDAL 01 KABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

ABSTRAK. Kata kunci: pengalaman, seksual, vasektomi. Referensi (108: )

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DENGAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PUS. (Jurnal) Oleh AYU FITRI

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan hasil kesepakan International Conference On Population and

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat yang menyebabkan. kepadatan penduduk (Hatta, 2012). Permasalahan lain yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

PARTISIPASI SUAMI DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI KAMPUNG JOGONEGARAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Nor Adiyati Arifa Rahmah

I. PENDAHULUAN. atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, seperti

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEIKUTSERTAAN SEBAGAI AKSEPTOR VASEKTOMI DI DESA NATAR. (Jurnal) Oleh : Ahmad Risani

BAB 1 PENDAHULUAN. Juli 2013 mencapai 7,2 miliar jiwa, dan akan naik menjadi 8,1 miliar jiwa pada tahun

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

The Factors that Affect the Participation of Men in Vasektomi in Kelurahan Sioldengan Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu 2018

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2013 yaitu sebanyak 248 juta jiwa. akan terjadinya ledakan penduduk (Kemenkes RI, 2013).

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: ASFARIZA YUDHI PRABOWO

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. (1969) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. telah disepakati dalam Dokument Millennium Declaration yang dituangkan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 248,8 juta jiwa dengan pertambahan penduduk 1,49%. Lajunya tingkat

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB I. termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD pada Wanita PUS di Desa Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang

II. TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKIKUTSERTAAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN USIA SUBUR DENGAN PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI SENGGAMA TERPUTUS DI KELURAHAN METESEH KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARTIKEL HUBUNGAN KARAKTERISTIK AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI MOP DI DUSUN TEKHELAN DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. besar dan berkualitas serta dikelola dengan baik, akan menjadi aset yang besar dan

SIKAP SUAMI TENTANG KONTRASEPSI VASEKTOMI

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

I. PENDAHULUAN. oleh masalah kependudukan dengan segala tata kaitan persoalan, karena

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi. 1. Indonesia yang kini telah mencapai 237,6 juta hingga tahun 2010 menuntut

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

ANALISA DAMPAK PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP TOTAL ANGKA KELAHIRAN DI PROVINSI MALUKU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 229 juta jiwa. Dimana terjadi peningkatan jumlah

Ulfa Miftachur Rochmah. Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas maka pemerintah memiliki visi dan misi baru. Visi baru pemerintah

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

PATH ANALYSIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEDIAAN SUAMI SEBAGAI AKSEPTOR VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANDEN BANTUL YOGYAKARTA TESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Menurut data Badan Pusat Statistik sosial didapatkan laju pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan mengalami kemunduruan. Setelah program KB digalakkan pada tahun

Transkripsi:

KAJIAN RENDAHNYA PARTISIPASI SUAMI (PUS) SEBAGAI AKSEPTOR KB DI DESA TANJUNG SARI (JURNAL) Oleh Agung Dwi Tamtomo 1013034022 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015

KAJIAN RENDAHNYA PARTISIPASI SUAMI (PUS) SEBAGAI AKSEPTOR KB DI DESA TANJUNG SARI Agung Dwi Tamtomo (1) Buchori Asyik (2) Nani Suwarni (3) This study aims to determine the causes of the low participation of reproductive age couple as acceptors in Tanjung Sari District of South Lampung Natar. This research study is involving couples of childbearing age who do not use contraceptives tool and have had children at least 1 year of 2014. The research was descriptive research. The object of research are couples of childbearing age in the village of Tanjung Sari District of South Lampung Natar. Collecting data using structured interview techniques and documentation. The results showed that (1) the husband couples of childbearing age have less knowledge about family planning (2) husband couples of childbearing age have a low income (3) husband couples of childbearing age have a positive perception of the value of the child (4) and husband couples of childbearing age have a negative attitude towards contraception. Keywords: attitudes, income, knowledge, participation, perception. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab rendahnya partisipasi pasangan usia subur sebagai akseptor KB di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Lampung Selatan. Kajian penelitian melibatkan pasangan usia subur yang tidak menggunakan alat kontasepsi dan telah memiliki anak minimal 1 Tahun 2014. Metode penelitian adalah penelitian deskriptif. Objek penelitian adalah pasangan usia subur di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Lampung Selatan. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara terstruktur dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) suami PUS memiliki pengetahuan yang kurang tentang KB (2) suami PUS memiliki pendapatan yang rendah (3) suami PUS memiliki persepsi yang positif terhadap nilai anak (4) dan suami PUS memiliki sikap yang negatif terhadap alat kontrasepsi. Kata kunci: partisipasi, pendapatan, pengetahuan, persepsi, sikap. 1 Mahasiswa pendidikan Geografi 2 Dosen Pembimbing I 3 Dosen Pembimbing 2

1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan sebuah negara berkembang yang memiliki banyak permasalahan penduduk, salah satunya adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada bulan Agustus 2010 jumlah penduduk Indonesia ialah 237.556.363 jiwa, yang terdiri dari 119.507.580 lakilaki dan 118.048.783 perempuan dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun, idealnya pertumbuhan penduduk Indonesia adalah 1,1 persen per tahun (Ari Sulistiawati, 2010: ii). Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan dinamis yang dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Penduduk suatu wilayah akan bertambah apabila terdapat kelahiran dan penduduk yang datang ke wilayah tersebut sedangkan penduduk suatu wilayah akan berkurang apabila terdapat kematian dan terdapat penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut (Moh. Yasin, 2000: 5). Dengan demikian faktor pertumbuhan penduduk suatu negara atau wilayah akan ditentukan oleh, kelahiran, kematian, dan migrasi yang dilakukan oleh penduduk. Dalam hal ini kelahiran menjadi salah satu faktor penting yang menyebabkan tingginya laju pertumbuhan penduduk. Untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk pemerintah telah menyusun suatu kebijaksanaan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Pengendalian penduduk ini merupakan kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran. Kebijaksanaan kependudukan ini dikenal dengan program Keluarga Berencana (KB). Gerakan keluarga yang telah dilaksanakan selama empat dasawarsa telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari menurunnya angka kelahiran total di Indonesia, dari 5,6 per wanita usia subur pada awal 70-an menjadi 2,6 pada tahun 2012 (SDKI, 2012). Keberhasilan keluarga berencana selama ini akibat baiknya partisipasi istri untuk ikut menjadi akseptor KB, berbeda dengan suami yang partisipasinya masih kurang untuk menjadi akseptor KB. Berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 dalam Rencana Aksi Nasional Pelayanan Keluarga Berencana, bahwa partisipasi pria dalam ber-kb secara nasional hanya mencapai 2,7% di antaranya 2,4% akseptor kondom dan 0,3% akseptor vasektomi. Hal ini mencerminkan bahwa partisipasi pria dalam ber-kb masih rendah jika dibandingkan dengan sasaran nasional pada tahun

2 RPJMN 2009-2014 yaitu 5%. Kondisi ini sama halnya dengan yang terjadi di Desa Tanjung Sari. Untuk lebih jelas dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Setiap Dusun di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013. Du sun Akse ptor Non Akse ptor PUS % I 262 96 358 27,0 II 237 89 326 24,6 III 157 78 235 17,7 IV 85 79 164 12,3 V 132 110 242 18,2 Jml 873 452 1.325 100 Sumber: PLKB Kecamatan Natar Tahun 2014. Tabel 1 di atas menunjukan bahwa jumlah PUS yang terdapat di Desa Tanjung Sari adalah sebanyak 1.325, yang terdiri dari 873 atau 65,9% PUS sebagai akseptor KB dan 452 atau 34,1% PUS sebagai non akseptor KB. Sebenarnya PUS di Desa Tanjung Sari ini sudah mengetahui adanya gerakan keluarga berencana, ini terlihat dari jumlah PUS yang telah ikut menjadi akseptor KB yaitu 873 atau 66,9%, akan tetapi dari banyaknya PUS yang telah menjadi akseptor KB masih di dominasi oleh para perempuan/istri. Hal ini ditunjukan dengan sebanyak 850 akseptor KB yang menggunakan alat kontrasepsi adalah perempuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa partisipasi suami dalam ber-kb atau penggunaan alat kontrasepsi masih rendah. Untuk lebih jelasnya mengenai partisipasi suami PUS dalam ber-kb di Desa Tanjung Sari saat ini dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Jumlah Akseptor KB Pria Menurut Alat Kontrasepsi di Desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013. Alat % Jumlah Kontasepsi MOP 16 1,2 Kondom 7 0,5 Jumlah 23 1,7 Sumber: PLKB Kecamatan Natar Tahun 2014. Tabel 2 di atas menunjukan bahwa hanya 23 suami atau 1,7 persen suami PUS yang telah ikut berpartisipasi sebagai akseptor KB dengan menggunakan alat kontrasepsi yang diantaranya 0,5 persen akseptor kondom dan 1,2 persen akseptor vasektomi. Hal ini mencerminkan bahwa masih banyak suami PUS di Desa Tanjung Sari yang belum ikut serta dalam ber-kb dan menggunakan alat kontrasepsi. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3), penelitian deskriptif adalah

3 penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Dalam penelitian ini fenomena yang akan diteliti adalah mengenai rendahnya partisipasi suami pasangan usia subur sebagai akseptor KB di Desa Tanjung Sari Tahun 2014. Desa Tanjung Sari merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Natar yang mempunyai pasangan usia subur berjumlah 452 PUS yang tidak menggunakan alat kontrasepsi. Pada penelitian ini yang dijadikan objek yang akan diteliti adalah rendahnya partisipasi suami pasangan usia subur sebagai akseptor KB di Desa Tanjung Sari Tahun 2014. Wawancara terstruktur dan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data serta analisis data menggunakan persentase dan cross tab. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengetahuan Suami PUS tentang KB Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman juga dapat diperoleh dari informasi yang disampaikan orang lain, didapat dari buku, surat kabar, atau media massa, elektronik (Notoatmodjo, 2011: 147). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti melalui wawancara dengan panduan kuesioner dan analisis data tabulasi persentase diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3. Pengetahuan Suami PUS Tentang KB di Desa Tanjung Sari Tahun 2014. Tingkat f % pengetahuan Baik 3 8,1 Cukup 13 35,13 Kurang 21 56,75 Jumlah 37 100 Berdasarkan Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa hanya (8,10%) suami PUS yang memiliki pengetahuan tentang KB yang baik, 35,13% suami PUS mempunyai pengetahuan cukup dan 56,75% suami PUS mempunyai pengetahuan kurang. Umumnya suami PUS yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang KB berkaitan dengan tingkat pendidikan yang ditempuhnya. Jika dikaitkan dengan tingkat pendidikan (89,18%) suami PUS di Desa Tanjung Sari ini memiliki tingkat pendidikan yang rendah yakni hanya tamatan SD dan SLTP. Rendahnya tingkat pendidikan ini mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki oleh suami PUS-pun menjadi rendah.

4 Pengetahuan suami PUS tentang KB ini berhubungan dengan jumlah anak lahir hidup yang dimilikinya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4. Tingkat Pengetahuan Tentang KB dan Jumlah Anak Lahir Hidup Pasangan Usia Subur (PUS). Pendapatan Suami PUS Menurut Kaslan A. Tohir (1997: 75), menyatakan bahwa pendapatan adalah hasil yang diterima oleh seseorang baik berupa uang atau barang maupun gaji yang diperoleh penduduk dalam suatu periode tertentu. Pendapatan merupakan hal pokok dalam kehidupan keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Besar kecilnya penda patan keluarga akan menentukan tingkat kemakmuran keluarga ter sebut. Tabel 5. Pendapatan Suami PUS di Desa Tanjung Tahun 2014. Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa suami PUS yang memiliki pengetahuan KB yang kurang mempunyai anak > 2 sebanyak 19 (90,41%) dengan jumlah rata-rata anak lahir hidup sebesar 2,6 anak, sedangkan suami PUS yang memiliki pengetahuan yang cukup mempunyai anak > 2 sebanyak 8 (61,53%) memiliki rata-rata anak lahir hidup 3,7 anak, dan suami PUS yang memiliki pengetahuan yang baik memiliki rata-rata anak lahir hidup sebesar 1,7 anak. Hal ini menunjukan bahwa suami PUS yang memiliki pengetahuan tentang KB yang kurang memiliki jumlah anak lahir hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan suami PUS yang mempunyai pengetahuan yang cukup dan baik. Pendapatan (Rp) f % UMK (1.402.500) 12 32,43 < UMK (1.402.500) 25 67,56 Jumlah 37 100 Berdasarkan Tabel 5 di atas, dapat dijelaskan bahwa (32,43%) suami PUS di Desa Tanjung Sari memiliki pendapatan yang sedang yakni memiliki pendapatan UMK (1.402.500) per bulan, dan (67,56%) suami PUS memiliki pendapatan yang kurang yakni memiliki pendapatan < UMK (1.402.500). Hal ini menunjukan bahwa pendapatan yang diperoleh oleh suami PUS di Desa Tanjung Sari umumnya masih tergolong rendah. Oleh karena itu, pendapatan yang rendah ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan

5 pokok sehari-hari, hal ini juga menyebabkan suami PUS tidak mampu untuk membeli alat kontrasepsi atau ikut menjadi akseptor KB. Tingkat pendapatan suami PUS memiliki keterkaitan dengan jumlah anak lahir hidup yang dimiliki. Tabel 6. Pendapatan Suami PUS dan Jumlah Anak Lahir Hidup Pasangan Usia Subur (PUS). Persepsi Suami PUS Terhadap Nilai Anak menurut Notoatmodjo (2011: 133) persepsi biasa diartikan mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. persepsi adalah pendapat, pandangan. Tabel 7. Persepsi Suami PUS Ter hadap Nilai Anak di Desa Tanjung Sari Tahun 2014. Persepsi Frekuensi % Positif 32 86,48 Negatif 5 13,51 Jumlah 37 100 Berdasarkan Tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa suami PUS yang memiliki pendatan di bawah UMK mempunyai anak > 2 sebanyak 22 (88%) dengan jumlah rata-rata anak lahir hidup sebesar 3,1 anak, sedangkan suami PUS yang memiliki pendapatan lebih dari atau sama dengan UMK mempunyai anak > 2 sebanyak 5 (41,66%) memiliki ratarata anak lahir hidup 2,5 anak. Hal ini menunjukan bahwa suami PUS yang memiliki pendapatan dibawah UMK memiliki jumlah anak lahir hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan suami PUS yang memiliki pendapatan lebih atau sama dengan UMK. Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa (86,48%) suami PUS memiliki persepsi yang positif terhadap nilai anak seperti, anak sebagai sumber tenaga kerja (32,4%), anak sebagai sarana produksi untuk meningkatkan pendapatan keluarga (56,7%), anak sebagai jaminan hari tua (64,8%), anak sebagai penerus keturunan (75,6%), anak laki-laki lebih baik dari perempuan (18,9%), dan (13,51%) suami PUS memiliki persepsi yang negatif terhadap nilai anak seperti, jumlah anak yang ideal dalam keluarga adalah 2 orang (62,2%), anak sebagai pewaris harta (43,2%), dan banyak anak banyak rejeki (48,6%). Persepsi terhadap nilai anak ini berbeda-beda tiap keluarganya ini tergantung terhadap aspek ekonomi, sosial, dan budaya yang dipercayainya.

6 Persepsi terhadap nilai anak ini akan berkaitan dengan jumlah anak lahir hidup yang dimiliki. Untuk lebih jelasnya mengenai persepsi terhadap nilai anak dan jumlah anak lahir hidup dapat dilihat pada tabel tabulasi silang berikut: Tabel 8. Persepsi Suami PUS Terhadap Nilai Anak dan Jumlah Anak Lahir Hidup Pasangan Usia Subur (PUS). dengan suami PUS yang mempunyai persepsi yang negatif terhadap nilai anak. Sikap Suami PUS Terhadap Alat Kontrasepsi Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap mencerminkan kesenangan atau ketidaksenangan seseorang terhadap sesuatu. Sikap berasal dari pengalaman atau dari orang dekat dengan kita. Mereka dapat mengakrabkan diri kepada sesuatu atau menyebabkan kita menolaknya (Notoatmodjo, 2011: 150). Tabel 9. Sikap Suami PUS Terhadap Alat Kontrasepsi di Desa Tanjung Sari Tahun 2014. Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa suami PUS yang memiliki persepsi positif terhadap nilai anak dan mempunyai anak > 2 sebanyak 25 (78,12%) dengan jumlah rata-rata anak lahir hidup sebesar 3,0 anak, sedangkan suami PUS yang memiliki persepsi negatif terhadap nilai anak dan mempunyai anak > 2 sebanyak 3 (60%) memiliki rata-rata anak lahir hidup 2 anak. Hal ini menunjukan bahwa suami PUS yang memiliki persepsi positif terhadap nilai anak memiliki rata-rata jumlah anak lahir hidup yang lebih tinggi dibandingkan Sikap Frekuensi % Positif 3 8,1 Negatif 34 91,89 Jumlah 37 100 Berdasarkan Tabel 9 di atas, menunju kan bahwa 3 (8,10%) suami PUS memiliki sikap yang positif terhadap alat kontrasepsi seperti, kondom dapat mencegah penularan penyakit kelamin(43,2%) dan 34 (91,89%) suami PUS memiliki sikap yang negatif terhadap alat kontrasepsi hal ini seperti, pemakaian kondom merepotkan (56,7%), pemakaian kondom mudah sekali terjadi kebocoran (40,5%), pemakaian kondom menurunkan kenikmatan hubungan seksual

7 (37,8%), alat kontrasepsi pil dapat menyebabkan kegemukan (37,8%), alat kontrasepsi suntik menyebabkan kegemukan dan ganguan sakit kepala (43,2%), alat kontrasepsi implan menyebabkan gangguan haid dan terjadinya pendarahan (43,2%), pemakaian kondom menyebabkan infeksi alat kelamin (43,2%), pemakaian kondom tidak nyaman (56,7%), pemakaian kondom menjijikan (45,9), alat kontrasepsi vasektomi mengurangi kejantanan pria (51,3%), alat kontrasepsi vasektomi mengakibatkan impotensi (35,1%). Sikap terhadap alat kontrasepsi ini akan berkaitan dengan jumlah anak lahir hidup yang dimiliki oleh suami PUS. Untuk lebih jelasnya mengenai sikap terhadap alat kontrasepsi dan jumlah anak lahir hidup dapat dilihat pada tabel tabulasi silang berikut: Tabel 10. Sikap Suami PUS Terhadap Alat Kontrasepsi dan Jumlah Anak Lahir Hidup Pasangan Usia Subur (PUS). Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi memiliki keterkaitan dengan jumlah anak lahir hidup. Suami PUS yang memiliki sikap positif terhadap alat kontrasepsi dan mempunyai anak > 2 sebanyak 1 (33,3%) dengan jumlah rata-rata anak lahir hidup sebesar 2 anak, sedangkan suami PUS yang memiliki sikap negatif terhadap alat kontrasepsi dan mempunyai anak > 2 sebanyak 26 (76,47%) dan memiliki rata-rata anak lahir hidup 3,1 anak. Hal ini menunjukan bahwa suami PUS yang memiliki sikap negatif terhadap alat kontrasepsi memiliki rata-rata jumlah anak lahir hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan suami PUS yang mempunyai sikap negatif terhadap alat kontrasepsi. Jarak Tempat Pelayanan KB Keterjangkauan ini dimaksudkan agar pria dapat memperoleh informasi yang memadai dan pelayanan KB yang memuaskan. Tabel 11. Jarak Tempat Pelayanan KB di Desa Tanjung Sari Tahun 2014. Jarak Puske smas Klin ik Rumah sakit 100 m - 31 28 0 500 m 600 m 6 9 0 1 km 2 km 0 0 37 Berdasarkan Tabel 11 di atas menunjukan bahwa jarak antara tempat tinggal dengan tempat pelayanan KB di Desa Tanjung Sari ini berbeda-beda akan tetapi

8 walaupun berbeda jaraknya masih masuk kedalam kategori dekat. Hal ini dikarenakan suami PUS memiliki tempat tinggal yang berjarak kurang dari atau sama dengan 1 km dengan berjalan kaki, dan kurang dari sama dengan 2 Km dengan menggunakan kendaraan (motor/mobil) dengan tempat pelayanan KB. Jarak ketempat pelayanan KB bukanlah merupakan penyebab rendahnya partisipasi suami PUS sebagai akseptor KB karena tempat tinggal dan tempat pelayanan KB mempunyai jarak yang tergolong dekat. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penyebab rendahnya partisipasi suami PUS sebagai akseptor KB di Desa Tanjung Sari adalah: (1) tingkat pengetahuan suami PUS tentang KB yang kurang, (2) tingkat pendapatan suami PUS yang rendah, (3) persepsi suami PUS yang positif terhadap nilai anak, dan (4) sikap negatif suami PUS terhadap alat kontrasepsi. suami PUS yang memiliki sikap yang negatif terhadap alat kontrasepsi diharapkan agar dapat mengubah sikapnya tersebut agar mereka dapat ikut menggunakan alat kontrasepsi DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Kaslan A. Tohir. 1997. Seuntai Pengetahuan Usaha Tani Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo. 2011. Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Samardi. 2009. Geografi 2 untuk SMA dan MA kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sulistiawati, Ari. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika. Yasin, Moh. 2000. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: LDFEUI. Adapun saran: (1) bagi suami PUS diharapkan dapat menambah wawasannya tentang KB, (2) bagi suami PUS yang memiliki pendapatan yang rendah hendaknya memahami pentingnya keluarga berencana, (3) bagi suami PUS yang memiliki persepsi positif terhadap nilai anak diharapkan dapat merubah pandangannya tersebut, dan (4) bagi