PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI SMP NEGERI 3 JETIS BANTUL

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP SEKS PRANIKAH KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 BAMBANGLIPURO

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Asti Listyani PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS PRANIKAH REMAJA DI SMA N 1 KRETEK BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS X DI SMK N 1 SEWON KABUPATEN BANTUL DIY

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

Disusun Oleh : Henni Nunung Vitasari

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP DAMPAK SEKS BEBAS SISWA KELAS X USIA TAHUN DI SEKOLAH MAN GANDEKAN BANTUL 2013

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

: THERESYA GATRA STERI

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKS PRANIKAH SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN PADA SISWA KELAS XI DI SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA 2014

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA NEGERI DI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SEX EDUCATION

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh 2, M. Nur Dewi 2 INTISARI

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA SMK TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG KARYA TULIS ILMIAH

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DI DESA MARGOSARI KECAMATAN LIMBANGANKABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN SIKAP TERHADAP PENCEGAHAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA SISWI KELAS X DI SMA NEGERI 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan secara fisik, kematangan

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGAULAN REMAJA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SYAMSUR RIJAL

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP DAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA KELAS X DAN XI DI SMA MUHAMMADIYAH SEWON BANTUL

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM PENCEGAHAN SEKS PRANIKAH DI SMA N I PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN sebanyak 1,1 juta orang (WHO, 2015). menurut golongan umur terbanyak adalah umur tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP TERHADAP PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 GODEAN SLEMAN

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA MUHAMMADIYAH 4 KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pendahuluan dalam babi secara garis besar memuat penjelasan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: MUJIASIH

BAB I PENDAHULUAN. Data Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) dan Perkumpulan. Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jateng tahun 2012 mengenai

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Eti Dwi Setyaningrum NIM :

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP ORANG TUA DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN DINI DI DESA KARANG TENGAH WONOSARI GUNUNG KIDUL

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PADA SISWA DI SMK PUTRA SAMODERA YOGYAKARTA 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAKEM SLEMAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 11, No 1. Februari 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERNIKAHAN USIA DINI DENGAN SIKAP SISWA TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI DI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL TAHUN 2015

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

PENGARUH PENYULUHAN PENCEGAHAN HIV/AIDS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA DI SMA MA ARIF KOTA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Internasional Kependudukan dan Pembangunan (International. berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta proses-prosesnya

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNINTENDED PREGNANCY PADA REMAJA DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007). World Health

Lina Afiyanti 2, Retno Mawarti 3 INTISARI

Transkripsi:

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI SMP NEGERI 3 JETIS BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Ratnawati Lilin Anggraini 1610104392 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2017

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI SMP NEGERI 3 JETIS BANTUL NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh : Ratnawati Lilin Anggraini 1610104392 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2017 i

i

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI SMP NEGERI 3 JETIS BANTUL 1 Ratnawati Lilin Anggraini 2, Suyani 3 lilinratnawati@gmail.com Intisari : Salah satu bentuk kenakalan remaja adalah seks pranikah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap sikap seks pra nikah pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Jetis Bantul. Jenis Penelitian Quasi-Eksperimental dengan metode non-equivalent control group. Teknik sampling Propostional Stratified Random Sampling sebanyak 88 siswa. Instrumen penelitian adalah kuesioner dengan analisis data menggunakan wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan sikap pada kelompok perlakuan sebelum dan setelah penyuluhan dengan nilai p = 0,019 dan terdapat pengaruh penyuluhan terhadap sikap seks pra nikah pada remaja dengan nilai p = 0,007. Kata Kunci : Pengaruh, Penyuluhan, Sikap, Seks pra nikah Abstract : One form of juvenile delinquency is premarital sex. This study aims to determine the effect of reproductive health counseling on premarital sex attitudes on grade VIII students in SMP Negeri 3 Jetis Bantul. Types of Quasi-Experimental Research with non-equivalent control group method. Sampling technique of Propostional Stratified Random Sampling counted 88 students. The research instrument was a questionnaire with data analysis using wilcoxon and Mann Whitney. The result of statistical test showed that there was difference of attitude in treatment group before and after counseling with p value = 0,019 and there was influence of counseling on premarital sex attitude in adolescent with value p = 0,007. Keywords: Influence, Counseling, Attitude, Pre-marital Sex 1 Judul Skripsi 2 Mahasiswa DIV Bidan Pendidik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen Universitas Aisyiyah Yogyakarta 1

PENDAHULUAN Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa ini remaja mengalami beberapa perubahan yang terjadi baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Sejalan perkembangannya remaja mulai bereksplorasi dengan diri, nilai-nilai, identitas peran, dan perilakunya. Menurut World Health Organization (WHO) dalam Panduan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (2012) remaja adalah yang berusia 12-24 tahun dan belum menikah. Terjadinya perubahan fisik pada remaja diikuti perubahan sistem reproduksinya. Saat ini banyak remaja kurang mendapatkan penerangan mengenai kesehatan reproduksi. Pegetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja relatif masih rendah. Menurut Peraturan Pemerintah RI No.61 tahun 2014 pasal 2 ayat 2, kesehatan reproduksi remaja merupakan keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nursal (2007) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual pada remaja adalah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Rendahnya pengetahuan pada remaja disebabkan kurangnya informasi yang diterima. Beberapa resiko yang bisa terjadi sebagai akibat kurangnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi menurut BKKBN (2010) adalah kehamilan tidak diinginkan, perilaku seks bebas, dan terjadinya infeksi menular seksual atau penyakit menular seksual. Sekitar 16 juta remaja perempuan di dunia berusia 15 sampai 19 tahun memberikan kelahiran setiap tahun. Sekitar 11% kelahiran bayi berasal dari ibu remaja dan 95% terjadi di negara berkembang (WHO, 2012). Menurut catatan PKBI pada tahun 2011 sebanyak 281 (28%) remaja dari jumlah seluruh remaja yang berkonsultasi tentang kesehatan reproduksi di PILAR PKBI, yang melakukan hubungan seksual pranikah mencapai 193 (20%), hamil pranikah mencapai 79 (9%) (PILAR PKBI, 2012). Sepanjang tahun 2015, terdapat 1.078 remaja usia sekolah di Yogyakarta yang melakukan persalinan. Dari jumlah tersebut, 976 diantaranya hamil di luar pernikahan. Angka kehamilan di luar nikah merata di lima kabupaten/ kota di Yogyakarta. Di Bantul terdapat 276 kasus, Kota Yogyakarta terdapat 228 kasus, Sleman 219 kasus, Gunungkidul 148 kasus, dan Kulon Progo 105 kasus (Dinkes DIY, 2015). Kabupaten Bantul menyumbangkan angka tertinggi kejadian Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD) dan angka KTD di kecamatan Sewon sendiri menempati posisi tertinggi. (PKBI DIY, 2015). Menurut Romauli (2011), perkawinan dan kehamilan yang berlangsung pada usia muda (remaja) umumnya akan menimbulkan masalah-masalah seperti masalah kesehatan reproduksi yang mengarah pada kematian maternal, masalah psikologis, dan masalah sosial ekonomi. Upaya bidan di komunitas dalam hal mencegah terjadinya seks pranikah akibat akses informasi yang salah yaitu dengan memberikan bimbingan pada kelompok remaja yang salah satunya dengan cara penyuluhan tentang seks pranikah beserta dampaknya. Dalam Kepmenkes No. 2

369/ Menkes/ SK/ III/ 2007 tentang Standar Profesi Bidan telah dijelaskan bahwa bidan memberikan asuhan pada seluruh siklus kehidupan wanita. Peneliti melakukan wawancara pada 10 siswa kelas VIII yang dipilih secara acak di SMP Negeri 3 Jetis Bantul. 10 siswa tersebut tidak mengetahui pengertian dari kesehatan reproduksi. 1 siswa perempuan menyatakan saat ini mempunyai pacar dan pernah beberapa kali berpegangan tangan. Keterangan yang didapatkan dari salah seorang guru BK bahwa dari total keseluruhan siswa di SMP N 3 Jetis bantul (635 siswa), saat diadakan razia HP ditemukan 5% HP siswa berisi video porno. Dari total siswa perempuan (270 siswa), setiap tahun ditemukan 1 sampai dengan 2 orang yang mengalami kehamilan diluar nikah. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap sikap seks pra nikah pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Jetis Bantul. Jenis Penelitian Quasi-Eksperimental dengan metode non-equivalent control group. Teknik sampling Propostional Stratified Random Sampling sebanyak 88 siswa. Instrumen penelitian adalah kuesioner dengan analisis data menggunakan wilcoxon dan Mann Whitney. HASIL PENELITIAN 1. Sikap Seksual Pranikah Remaja Sebelum dan Setelah Diberikan Penyuluhan pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan. Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Sikap Sebelum dan Setelah Diberikan Penyuluhan pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan Berdasarkan tabel 4.1. dapat diketahui bahwa pada kelompok kontrol hasil skor sikap saat pre test, responden dengan sikap positif sebanyak 27 responden (61,46%), sedangkan responden dengan sikap negatif sebanyak 17 responden (38,64%). Pada kelompok kontrol hasil skor sikap saat post test, responden dengan sikap positif sebanyak 26 responden (59,09%), sedangkan responden dengan sikap negatif sebanyak 18 responden (40,91%). Pada kelompok perlakuan skor pre test, responden dengan sikap positif sebanyak 25 responden (56,82%), sedangkan responden dengan sikap negatif sebanyak 19 responden (43,18%). Pada kelompok perlakuan skor post test, responden dengan sikap positif sebanyak 31 responden (70,45%), sedangkan responden dengan sikap negatif sebanyak 13 responden (29,54%). 2. Perbedaan Sikap Seks Pranikah Remaja Sebelum dan Setelah Diberikaan Penyuluhan pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan Tabel 4.2. Analisis Data Wilxocon Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test Responden pada Kelompok Kontrol Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai z hitung -1,618 dengan signifikansi 0,106 3

(sig > 0,05) sehingga dapat disimpulkan Ha ditolak dan Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan sikap seks pranikah pada remaja kelompok kontrol sebelum dan setelah penyuluhan. Tabel 4.3. Analisis Data Wilxocon Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test Responden pada Kelompok Perlakuan Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai z hitung -2,347 dengan signifikansi 0,019 (sig < 0.05), sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan sikap seks pranikah remaja pada kelompok perlakukan sebelum dan setelah diberikan penyuluhan. 3. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Terhadap Sikap Seks Pranikah Remaja pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan Tabel 4.4. Analisis Data Uji Mann Whitney Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test Responden pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil uji Mann Whitney pada kelompok kontrol diperoleh nilai z hitung - 2,675 dengan signifikansi sebesar 0,007 (sig 0,007 < 0.05) disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap sikap seks pranikah pada remaja di SMP Negeri 3 Jetis Bantul. PEMBAHASAN 1. Sikap Seksual Pranikah Remaja Sebelum dan Setelah Dilakukan Penyuluhan Menurut Azwar (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama. Penyuluhan dilakukan untuk memberikan pengetahuan kesehatan dengan harapan mampu memberikan pengaruh terhadap sikap seseorang. Faktor pengetahuan yang dimiliki responden memegang peranan penting dalam penentuan sikap yang utuh. Pengetahuan tersebut akan membentuk kepercayaan yang sifatnya akan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan dan menentukan sikap terhadap suatu tertentu. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Nursal (2010) dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Seksual Murid SMU Negeri di Kota Padang menyebutkan bahwa salah satu faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja adalah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Pengetahuan juga menjadikan lebih tinggi beberapa derajat di hadapan Allah SWT, sebagaimana dalam Al-Qur an surat Al-Mujadalah ayat 11 : Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaranya dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan Menurut Azinar (2013) dalam hasil penelitiannya yang 4

berjudul Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Perilaku Seksual Pranikah Berisiko Terhadap Kehamilan Tidak Diinginkan menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada remaja adalah tingkat pengetahuan, dimana didapatkan hasil sebanyak 315 orang (82,9%) dengan pengetahuan kurang (skor < 70%), sedangkan responden dengan pengetahuan baik (skor 70%) sebanyak 65 orang (17,1%). Dalam penelitian ini dilakukan penyuluhan untuk memberikan pengetahuan tentang sikap seksual remaja yang positif. Harapannya adalah reaponden akan mempunyai sikap positif yang bisa mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya bahwa siswa yang diberikan penyuluhan akan bersikap positif dalam menyikapi tentang seksual pranikah sehingga perilaku seksual dapat dicegah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nelva (2013) dengan judul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Remaja Terhadap Seks Pranikah menyebutkan bahwa remaja yang menerima informasi tentang seks pranikah dapat mencegah 0,660 kali membuat remaja bersikap negatif terhadap seks pranikah dibandingkan dengan remaja yang tidak pernah menerima informasi tentang seks pranikah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa setelah penyuluhan dan pemberian leaflet siswa pada kelompok perlakuan mempunyai sikap yang positif daripada sebelum dilakukan penyuluahan dan mempunyai sikap positif daripada siswa pada kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian penyuluhan dengan leaflet dan powerpoint sangat efektif. 2. Perbedaan Sikap Sebelum dan Setelah pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Perlakuan Dari perhitungan menggunakan SPSS menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan sikap seks pranikah remaja sebelum dan setelah adanya penyuluhan. Pada kelompok ini tidak diberi penyuluhan maupun leaflet oleh peniliti. Sedangkan pada kelompok perlakuan terdapat perbedaan sikap seks pranikah pada remaja sebelum dan setelah diberi penyuluhan dan leaflet oleh peneliti. Menurut Sarwono (2010), memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja dapat menjadikan remaja memiliki bekal pengetahuan yang baik dan sikap positif dalam menanggapi permasalahan seks pranikah di kalangan remaja. Teori tersebut diperkuat dengan penelitian Solichah (2014) bahwa setelah diberikan pendidikan kesehatan reproduksi berpengaruh terhadap sikap remaja tentang seks pranikah ditunjukan dengan nilai signifikansi atau p value = 0,025 < 0,05, begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Indrawati (2011) menyatakan bahwa adanya perbedaan yang bermakna pada pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi sebelum dan setelah penyuluhan (p value 0,000). 3. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Sikap Seks Pranikah Remaja Dari hasil perhitungan menggunakan software komputer menunjukkan ada pengaruh 5

pemberian penyuluhan terhadap sikap seks pranikah remaja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyuluhan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sikap seks pranikah yang positif pada siswa SMP Negeri 3 Jetis Bantul. Menurut Depkes (2008), penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Penyuluhan yang diberikan ternyata telah memberikan tambahan pengetahuan. Pengetahuan inilah yang akhirnya akan mengubah sikap dan perilaku ke arah positif. Sebaliknya jika seseorang tidak mendapatkan pengetahuan terutama tentang informasi kesehatan reproduksi remaja dan sikap seks pranikah kemungkinan dapat menimbulkan sikap seks pranikah yang negatif. Sikap negatif tersebut akan mengakibatkan kehamilan diluar nikah, drop out dari sekolah, penyakit menular seksual, aborsi. Sebagai tenaga kesehatan untuk mengatasi masalah tersebut dengan memberikan penyuluhan kesehatan reproduksi terutama pada remaja. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penyuluhan akan meningkatkan sikap seks pranikah remaja yang positif. Penyuluhan yang dilakukan dalam penelitian ini memberikan perubahan dalam menentukan sikap. Perlakuan berupa penyuluhan yang dilakukan mempunyai dampak terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap dan perilaku seks pranikah. Pada pelaksanaan penyuluhan, banyak siswa yang mengajukan pertanyaan tentang seksual pranikah. Hasil penelitian dengan memberikan perlakuan berupa penyuluhan kesehatan dapat merubah pengetahuan, sikap, dan perilaku kesehatan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Massolo (2012) dengan judul : Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Seksual Pranikah di SMA Negeri Masohi Kabupaten Makasar. Uji analisis yang digunakan yaitu uji wilcoxon data berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan nilai 6.398 dan p value sebesar 0,000 < 0,05, maka ada peningkatan terhadap pengetahuan dan sikap remaja terhadap sikap seks pranikah remaja setelah dilakukan penyuluhan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan pada responden, karena metode ini melibatkan seluruh indra untuk menerima informasi yang diberikan secara langsung oleh penyuluh tentang kesehatn reproduksi remaja. Menurut Notoatmodjo (2007) pengukuran sikap dapat dilakukan secara tidak langsung, yaitu menggunakan kuesioner terhadap kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam atau bulan yang lalu. Hal ini sejalan dengan pendapat dari (Muninjaya, 2011) bahwa penyuluhan kesehatan akan membawa pada perubahan sikap dan perilaku dari individu, keluarga maupun masyarakat dengan menanamkan prinsip- 6

prinsip sehat dalam kesehatan sehari-hari untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Perubahan sikap seseorang didasari oleh tiga komponen yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (emosional), dan konatif (kecenderungan berperilaku). Ketiga komponen sikap tersebut memiliki kaitan yang erat antara satu dengan lainnya. Komponen kognitif merupakan langkah awal dalam sikap karena diawali dengan adanya pengetahuan atau pengalaman pribadi yang bersifat evaluasi sehingga memberi arahan pada sikap terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya, objek dapat dirasakan oleh seseorang sebagai sesuatu yang disukai atau tidak disukai. Komponen afektif memiliki sifat evaluasi emosional terhadap objek yang bersifat positif atau negatif. Komponen afektif ini menunjukkan arah perasaan seseorang untuk merespon suatu objek. Perasaan yang dimiliki seseorang tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan bersifat mengevaluasi pengetahuan atau pengalaman yang selanjutnya perasaan seseorang tersebut akan menjiwainya. Komponen Konatif didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Seseorang berperilaku dalam situasi tertentu dan terhadap stimulasi tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaan terhadap stimulus tersebut. Kecenderungan berperilaku secara konsisten dan selaras dengan kepercayaan dan perasaan tersebut membentuk sikap individu. Sehingga dapat dikatakan bahwa perubahan sikap seseorang akan melewati beberapa tahap yang cukup rumit dan harus selaras. Beberapa faktor lain yang juga dapat mempengaruhi perubahan sikap adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh budaya, media massa, lembaga pendidikan, pengaruh emosional. Dari beberapa faktor tersebut peneliti tidak mengendalikan faktor pengalaman pribadi, media massa, dan pengaruh emosional sehingga perubahan sikap pada responden bisa saja terjadi karena responden mendapatkan informasi dari sumber lain (internet, majalah, orang tua, dll), kondisi emosional responden dalam keadaan baik, dan responden memiliki pengalaman pribadi terkait kesehatan reproduksi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap sikap seks pranikah pada remaja kelas VIII di SMP N 3 Jetis Bantul 2017. Responden diharapkan dapat lebih bisa memahami dan update tentang kesehatan reproduksi melalui berbagai sumber informasi kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Azinar. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Pranikah Beresiko Terhadap Kehamilan Tidak Diinginkan, Jurnal Kesehatan Masyarakat dalam http://journal.unnes.ac.id/nju/i ndex.php/kemas, diakses tanggal 12 Oktober 2016. 7

Azwar, S. 2011. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. BKKBN. 2010. 800 Ribu Remaja Lakukan Aborsi Tiap Tahun, BKKBN, Jakarta. Depkes. 2008. Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta. Indrawati. (2011). Perbedan Tingkat Pengetahuam Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di SMA Negeri 2 Ungaran Kabupaten Semarang, dalam http://www. journal.stikeseub.ac.id/index.p hp/jkeb/article/view/97, diakses pada 5 September 2016. Kepmenkes RI. 2008. Wewenang Bidan. Massolo. (2012). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Seksual Pranikah di SMA Negeri Masohi Kabupaten Makasar, dalam http://repository.unhas.ac.id/bit stream/handle/123456789/569 6/JURNAL%20FIX%20(ARD IN%20P%20MASSOLO%20K 11107608).pdf?sequence=1, diakses tanggal 22 Oktober 2016. Nelva. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap Remaja Terhadap Seks Pra Nikah dalam http://www.jurnal.unri.ac.id/in dex.php/jompsik/download/4 115/4008, diakses tanggal 12 November 2016. Notoatmojo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat, PT Rineka Cipta, Jakarta. Nursal. (2007). Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Murid SMU Negeri di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Masyarakat dalam http://www.jurnal.kkm.unand.i d/index.php/akma/view/29, diakses tanggal 22 September 2016. Pilar PKBI. 2012. Info Kasus, PKBI Jawa Tengah. Sarwono. 2008. Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja Gravido Persada. PKBI DIY. (2015). Hak Reproduksi dan Seksual, http//:www.pkbidiy.info/?page id=3495, diakses tanggal 19 Oktober 2016. Solichah. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Seks Pranikah Terhadap Sikap Seks Pra Nikah Remaja di SMA Negeri 6 Surakarta, dalam http://www. e-journal.akbidpurworejo.ac.id/index.php/jkk9 /article/view/91/84, diakses tanggal 2 November 2016. WHO. (2012). The World Health Report 2012, http//:www.who.int./whr/2010/ en/index.html, diakses tanggal 29 Oktober 2016. 8