BAB I PENDAHULUAN. formal. Jalur pendidikan sekolah atau formal meliputi : TK, SD, SMP, dan PT.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD.

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Retna Intania, 2014 Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menganyam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

Heny Djoehaeni, Juli 09

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

PENGERTIAN PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan hendaknya di bangun dengan empat pilar, yaitu : learning to know,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami dalam rangka mencari struktur kurikulum, sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak Kanak, Raudhatul Athfal,

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan.

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Lembaga pendidikan yang ada di Indonesia ada 2 jalur yaitu lembaga pendidikan sekolah atau formal dan lembaga pendidikan luar sekolah atau non formal. Jalur pendidikan sekolah atau formal meliputi : TK, SD, SMP, dan PT. Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah meliputi: balai latihan kerja, kursuskursus, sanggar-sanggar dan lain sebagainya. Taman Kanak-kanak adalah lembaga pendidikan yang pertama, setelah lingkungan keluarga serta merupakan jembatan antara rumah atau keluarga dan sekolah dasar. Di Taman Kanak-kanak anak mulai diberi pendidikan secara berencana dan sistematis. Taman Kanak-kanak harus merupakan tempat yang menyenangkan bagi anak. Tempat yang harus memberikan perasaan aman dan betah kepadanya yang mendorong keberanian untuk bereksplorasi, berkreativitas dan mencari pengalaman demi perkembangan kepribadian secara optimal. Dalam rangka usaha untuk mencapai hasil pendidikan yang baik, metode dan media pembelajaran yang digunakan dan mutu guru yang berkualitas di Taman Kanak-kanak merupakan sarana pendidikan yang memegang peranan sangat penting. Taman Kanak-kanak tanpa media pembelajaran yang memadai dan mutu guru yang berkualitas kurang bisa berfungsi sebagai lembaga pendidikan yang baik. 1

2 Di Taman Kanak-kanak metode pembelajaran yang menarik serta media pembelajaran yang lengkap dan bervariasi merupakan sarana dan alat yang dapat menumbuhkan perkembangan motorik, panca indera, dan otak anak, sebab sebagai makhluk anak membutuhkan berbagai cara menurut keinginan sendiri. Perasaan puas, perasaan keindahaan dan sebagainya seringkali diekspresikan dalam kegiatan yang dilakukan dengan alat yang ada. Dalam menuju kedewasaan setiap anak memerlukan kedewasaan untuk mengembangkan diri. Untuk menunjang tersebut diperlukan fasilitas dan pendukungnya dalam berbagai bentuk dan fungsinya. Kegiatan belajar mengajar di Taman Kanak-kanak diharapkan dapat melakukan berbagai kegiatan yang dapat menumbuhkan dan mendorong kepribadiannya, baik mencakup bidang pengembangan pembiasaan maupun bidang pengembangan kemampuan dasar. Bidang pengembangan pembiasaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Bidang pengembangan pembiasaan meliputi aspek perkembangan moral, dan nilai-nilai agama, serta pengembangan sosial, emosional dan kemandirian. Dari aspek pengembangan moral dan nilai-nilai agama diharapkan dapat meningkatkan ketaqwaan anak terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan membina siap anak dalam rangka meletakkan dasar agama anak menjadi warga negara yang baik. Aspek perkembangan sosial dan kemandirian dimaksudkan untuk membina anak agar dapat mengandalkan emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun

3 dengan orang dewasa dengan baik serta dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup. Bidang pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tahap perkembangan anak. Bidang pengembangan kemampuan dasar meliputi aspek perkembangan berbahasa kognitif, fisik atau motorik dan seni. Aspek perkembangan kognitif bertujuan mengembangkan kemampuan berfikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika matematikanya dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah, mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berfikir teliti. Aspek perkembangan seni bertujuan agar anak dapat dan mampu menciptakan sesuatu berdasarkan imajinasinya, mengembangkan kepekaan dan dapat menghargai hasil karya yang kreatif. Di Taman Kanak-kanak pembelajaran seni merupakan sejumlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak dengan lebih banyak melibatkan kemampuan motorik, khususnya motorik halus. Aspek perkembangan fisik atau motorik bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta

4 meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil. Keterampilan anak berkaitan erat dengan perkembangan motoriknya. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot dan otak. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri, sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan belajar dan berlatih. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang secara optimal. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah yang mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan system saraf otak yang mengatur otot, memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak. Dalam proses perkembangan anak, motorik kasar berkembang lebih dahulu dibandingkan dengan motorik halus. Hal ini terbukti bahwa anak sudah dapat menggunakan otot-otot kakinya untuk berjalan sebelum anak mampu mengontrol tangan dan jari-jarinya untuk menggambar, menggunting atau menulis. Perkembangan motorik halus anak Taman Kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan.

5 Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak berkembang pesat. Pada masa ini anak sudah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan dan tubuh secara bersamaan. Pada awal perkembangan dan pengalamaan anak kemampuan motorik tersebut berkembang dari tidak koordinasi dengan baik menjadi terkoordinasi secara baik. Prinsip utama perkembangan motorik adalah pematangan urutan, motivasi, pengalaman dan latihan atau praktek. Ketika anak mampu melakukan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi. Aktivitas fisiologis meningkat dengan tajam. Anak seakan-akan tidak mau berhenti untuk beraktivitas fisik baik yang melibatkan motorik kasar maupun motorik halus pada saat mencapai kematangan untuk terlibat secara aktif. Dalam aktifitas fisik ditandai dengan kesiapan dan motivasi yang tinggi dan seiring dengan hal tersebut, orangtua dan guru perlu memberikan berbagai kesempatan dan pengalaman yang dapat meningkatkan keterampilan motorik anak secara optimal. Peluang-peluang ini tidak saja berbentuk membiarkan anak melakukan kegiatan fisik akan tetapi perlu didukung dengan berbagai fasilitas yang berguna bagi kemampuan motorik kasar maupun motorik halus. Kemampuan motorik halus anak dikatakan terlambat bila diusianya yang seharusnya anak dapat mengembangkan keterampilan baru, tetapi anak tidak menunjukkan kemajuan. Terlebih jika sampai usia enam tahun anak belum

6 dapat menggunakan alat tulis dengan baik dan benar. Anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik halus mengalami kesulitan untuk mengkoordinasikan gerakan tangan dan jari-jari secara fleksibel. Kemampuan motorik halus terkait dengan perkembangan fleksibilitas tangan dan jari jemari untuk melakukan aktifitas seperti makan, menulis, menggambar, mencocok bentuk, meronce, menggunting, melipat, memakai pakaian dan juga bermain dengan permainan yang membutuhkan koordinasi tangan. TK Pertiwi 12 Gadingsari, Sanden, Bantul sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang mendidik anak usia dini, mengalami beberapa masalah yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar. Di sekolah ini masih ada beberapa anak dengan kemampuan motorik halus rendah. Rendahnya kemampuan motorik halus anak terlihat dari banyaknya anak yang belum dapat membuat tulisan dengan baik. Hal ini karena anak belum dapat menggunakan alat tulis dengan baik dan benar sehingga anak mengalami kesulitan dalam mengkoordinasikan gerakan tangan dan jari-jari secara fleksibel. Pada pengembangan motorik halus anak selama ini guru lebih menekankan pada kegiatan menulis dan menggambar saja. Anak yang belum bisa menggunakan alat tulis dengan baik akan merasa cepat bosan dan malas. Hal ini karena kegiatan yang diberikan kurang bervariasi dan kurang menumbuhkan semangat anak. Kegiatan-kegiatan yang disampaikan sebagai

7 materi hendaknya disesuaikan dengan kemampuan anak dan tidak hanya sekedar sebagai pelengkap materi. Dalam kegiatan motorik halus agar anak tidak menjadi bosan dan malas mengerjakan, media-media yang digunakan tidak haruslah mahal tetapi yang bisa menarik perhatian anak dan tidak membahayakan anak. Dengan banyaknya media yang ada, guru yang harus bisa menyesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Melihat permasalahan itu, maka perlu dicari solusi yang tepat untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motorik halus anak, diantaranya adalah dengan kegiatan seni melipat kertas. Seni melipat kertas dapat melatih motorik halus anak melalui koordinasi gerakan tangan dan jari-jari yang dibutuhkan untuk memegang dan menggerakkan pensil. Melalui kegiatan seni melipat kertas anak seolah dituntut untuk menjadi lebih tekun, telaten dan teliti tanpa merasa bosan. Seni melipat kertas sangat menyenangkan sehingga semakin tinggi ketelitian dan kreativitasnya semakin baik dan menarik pula bentuk yang dihasilkan. Dengan pembelajaran seni melipat kertas yang diberikan secara benar diharapkan kemampuan motorik anak dapat meningkat khususnya kemampuan motorik halusnya.

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalahmasalah sebagai berikut: 1. Kurangnya upaya guru untuk meningkatkan motorik halus anak usia dini 2. Media-media yang digunakan untuk meningkatkan motorik halus anak kurang bervariasi. 3. Kegiatan yang diberikan masih kurang menumbuhkan minat dan motivasi anak untuk berkreasi dan bereksploitasi. 4. Guru kurang memberikan stimulasi kepada anak. 5. Guru kurang mengoptimalkan motorik halus pada kegiatan seni melipat kertas. C. Pembatasan masalah Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada upaya meningkatkan motorik halus anak usia dini melalui kegiatan seni melipat kertas di kelompok B TK Pertiwi 12 Gadingsari, Sanden, Bantul. D. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana cara meningkatkan motorik halus anak kelompok B melalui kegiatan seni melipat kertas?

9 E. Tujuan penelitian Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan motorik halus anak kelompok B melalui kegiatan seni melipat kertas di TK Pertiwi 12 Gadingsari, Sanden, Bantul. F. Manfaat Penelitian Penelitian yang baik harus melahirkan suatu manfaat, tidak menjadi persoalan apakah manfaat yang dihasilkan itu manfaat praktis dan jangka pendek ataupun manfaat secara teoritis dan hanya bisa dilihat dari jarak jauh di masa depan. Demikian pula penelitian perbaikan pembelajaran ini, setelah menggunakan kegiatan seni melipat kertas, secara umum diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Secara teoritis Dapat digunakan untuk pengembangan daya cipta dan keterampilan anak. 2. Manfaat secara praktis a. Bagi guru Dapat digunakan sebagai upaya peningkatan dan memilih media yang digunakan untuk membantu anak dalam pengembangan kreativitas dan meningkatkan motorik halus. b. Bagi orang tua Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan peranannya dalam memberikan dan menyediakan media agar kreativitas dan motorik halus anak berkembang secara optimal.

10 c. Bagi sekolah Dapat sebagai bahan alternatif pembelajaran yang dapat digunakan sekolah untuk meningkatkan kemampuan motorik anak. d. Bagi siswa Dapat meningkatkan motorik anak dan dapat meningkatkan minat belajar anak.