PERANCANGAN SISTEM PENGAPIAN MOTOPLAT MOTOR 2 TAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN IGNITION BOOSTER

K BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PENGARUH VARIASI CDI TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR HONDA VARIO 110cc

PENGARUH VARIASI KAPASITANSI ELECTROSTATIC CAPACITOR PADA CAPACITOR DISCHARGE IGNITION

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignation) yang memiliki karakteristik lebih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Upaya Peningkatan Unjuk Kerja Mesin dengan Menggunakan Sistem Pengapian Elektronis pada Kendaraan Bermotor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. t 1000

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN CDI RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC TAHUN 2009

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Teknik Mesin UMY 2017

PENGARUH PEMASANGAN DUA CDI DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP OUTPUT DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

OPTIMALISASI SISTEM PENGAPIAN CDI (CAPASITOR DISCHARGE IGNITION) PADA MOTOR HONDA CB 100CC

Jurnal Teknik Mesin UMY

OPTIMASI DAYA MESIN DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN TOYOTA SERI 5K MELALUI PENGGUNAAN PENGAPIAN BOOSTER

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dibidang otomotif dari waktu kewaktu terus mengalami

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pembakaran yang lebih cepat dan mengurangi emisi gas buang yang di

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI UNJUK DERAJAT PENGAPIAN TERHADAP KERJA MESIN

LUTFI RISWANDA Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI

Peningkatan Performa Sepeda Motor Dengan Variasi CDI Programmable. Ibnu Siswanto Pendidikan Teknik Otomotif, FT UNY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Jurnal Teknik Mesin UMY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (khususnya sepeda motor) berkembang. semakin pesat dewasa ini, yang juga diikuti oleh perkembangan

Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

PENGARUH PENGGUNAAN INJECTOR VIXION DAN ECU RACING PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J TERHADAP DAYA MOTOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN STUDI PUSTAKA KONDISI MESIN DALAM KEADAAN BAIK KESIMPULAN. Gambar 3.1. Diagram alir metodologi pengujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

Beni Setya Nugraha, S.Pd.T. Joko Sriyanto, MT. (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif F.T. UNY)

DAFTAR ISI. Grup konversi energi. ii iii. iii. Kata Pengantar Daftar Isi. Makalah KNEP IV Grup Engineering Perhotelan

DAMPAK KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODE BUSI TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 4 TAK

Peningkatan Performa Sepeda Motor Dengan Variasi CDI Programmable. Ibnu Siswanto Pendidikan Teknik Otomotif, FT UNY

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Rekondisi dan modifikasi

Imam Mahir. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta Jalan Rawamangun Muka, Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

: Suzuki Satria F 150 cc. : 150 cc, 4 langkah, DOHC pendingin udara. : Cakram depan belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUJIAN STANDARD CAMSHAFT DAN AFTER MARKET CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 2.2 Prinsip Kerja Mesin Bensin

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

BAB IV SISTEM PENGAPIAN (IGNITION SYSTEM)

BAB III METODE PENELITIAN

TROUBLESHOOTING SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL MOTOR BAKAR GASOLINE EMPAT SILINDER 4 TAK

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

ANALISA DAN PEMBUATAN SISTEM WATER COOLANT INJECTION PADA MOTOR BENSIN TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG

TUGAS AKHIR KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI 2 JENIS CDI RACING

PENGARUH VARIASI BAHAN DAN JUMLAH LILITAN GROUNDSTRAP TERHADAP MEDAN MAGNET PADA KABEL BUSI SEPEDA MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

USAHA PENGHEMATAN BAHAN BAKAR DENGAN SISTEM PENGAPIAN CDI. Ireng Sigit A ) Abstrak

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

Analisis Distribusi Tegangan Listrik ke Busi dari Rangkaian Electronic Ignition Berdasarkan Kecepatan Putar Flywheel Mesin

ANALISIS VARIASI PANJANG KABEL BUSI TERHADAP PERFORMA MOTOR BAKAR 4 LANGKAH

Peningkatan Performa Sepeda Motor Dengan Variasi CDI Programmable. The Improvement of Motorcycles Performance using CDI Programmable

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem Pengisian Sepeda Motor

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PERANCANGAN SISTEM PENGAPIAN MOTOPLAT MOTOR TAK Siek Anwar Bayu Saputro 1), Sutrisno ) Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra 1,) Jl. Siwalankerto 1-131, Surabaya 3. Indonesia 1,) Phone: -31-39, Fax: -31-17 1,) E-mail :siekbayu@live.com tengsutrisno@petra.ac.id ABSTRAK Sepeda motor tak adalah motor yang memiliki tenaga besar, seperti sepeda motor Yamaha RX Spesial yang merupakan bahan untuk melakukan eksperimen dalam penelitian ini. Pada sepeda motor tak, peningkatan performa mesin dapat dilakukan dengan me sistem pengapian. Proses penelitian pada Sistem pengapian ini dilakukan dengan memakai metode eksperimen sehingga memerlukan beberapa alat dan bahan untuk perancangan sistem pengapian. Melalui eksperimen ini dapat diketahui bahwa percancangan sistem pengapian yang diaplikasikan pada motor Tak khususnya RX Spesial dapat meningkatkan performa sebesar 7%. Kata Kunci:Sistem Pengapian,,performa mesin 1. Pendahuluan Sistem pengapian berfungsi menghasilkan[1] arus listrik tegangan tinggi yang dibutuhkan mesin kendaraan untuk membakar campuran dari bahan bakar dan udara. Sistem pengapian mulai diperkenalkan sekitar tahun 19-an. Sistem pengapian pada awalnya masih menggunakan contact breaker yang kemudian dikembangkan terus menerus hingga sekarang menjadi sistem pengapian elektrik. Pada era sekarang sistem pengapian elektrik paling banyak digunakan oleh produsen kendaraan bermotor. Hal ini dikarenakan sistem pengapian elektrik lebih efisien. Sistem pengapian elektrik juga memiliki keunggulan yaitu dapat lebih menghemat konsumsi bahan bakar dari kendaraan tersebut. Hal ini dikarenakan semua diatur olek komponen elektrik. Sistem pengapian elektrik memiliki kekurangan dibandingkan dengan sistem pengapian konvensional (sistem pengapian yang menggunakan contact breaker) yaitu performa yang dihasilkan sistem pengapian elektrik masih jauh dibawah sistem pengapian konvensional. Sistem pengapian konvensional ditinggalkan oleh produsen karena sudah merupakan teknologi lama dan untuk mengatur pengaturan sistem konvensional terbilang susah. Sistem pengapian konvensional yang kurang efisien membuat produsen spare part racing mendesain sistem pengapian baru yang bernama sistem pengapian motoplate. Sistem pengapian ini masih dikembangkan terutama untuk motor tak. Sistem pegapian monoplat ini mengadopsi teknologi dari sistem konvensional namun mengalami perubahan-perubahan sehingga dapat menutup kelemahan dari sistem pengapian konvensional dan sistem pengapian elektrik. banyak perubahan,awal mula sistem pengapian menggunakan sistem pengapian platina,kemudian dikembangkan kembali menjadi sistem pengapian CDI,sistem pengapian CDI hingga saat ini masih digunakan untuk pengapian motor. Namun ada perkembangan lagi terhadap sistem CDI yang disebut motoplat atau lebih dikenal dengan magnet racing. Platina Kendaraan pada jaman dahulu menggunakan sistem pengapian platina ini. Sistem platina meruapakan sistem pegapian yang konvesional, sistem ini masih mengandalakn cara kerja mekanik. Komponen dari platina, yaitu : komtak pemutus / breaker point, accu,kunci kontak,kodensor,koil dan busi. Cara kerja dari sistem platina adalah putaran dari crank shaft diteruskan ke magnet kelistrikan. Pada magnet terdapat breaker point yang berfungsi sebagai pemutus dan penyambung aliran listrik. Saat breaker point menyambung dan meneruskan listrik yang berasal dari accu,kondensor akan bekerja mencegah adanya percikan api pada platina dan mempercepat terisinya arus litrik yang menuju ke koil. Kemuadian koil akan merubah arus yang kecil dari accu menjadi lebih besar agar dapat menyalakan busi untuk membakar campuran bahan bakar dan udara didalam ruang pembakaran..teori Dasar Sistem pengapian adalah sistim utama yang []mempengaruhi kerja dan performa mesin yang berfungsi untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam silinder. Sistem pengapian mengalami Gambar 1 sistem platina Page 1 of

CDI adalah sistem pengapian pada [] mesin pembakaran dalam. CDI memanfaatkan energi yang disimpan pada kapasitor yang digunakan untuk menghasilkan tegangan tinggi ke koil pengapian sehingga koil akan menghasilkan spark di busi. Besarnya energi yang tersimpan didalam kapasitor inilah yang sangat menentukan seberapa kuat spark dari busi untuk memantik campuran gas di dalam ruang bakar. Semakin besar energi yang tersimpan didalam kapasitor maka semakin kuat spark yang dihasilkan oleh busi untuk memantik campuran gas bakar dengan catatan diukur pada penggunaan koil yang sama. Energi yang besar juga akan memudahkan spark menembus kompresi yang tinggi ataupun campuran gas bakar yang banyak akibat dari pembukaan throttle yang lebih besar. adalah istem pengapian yang hampir sama dengan sistem pengapian pada CDI. Namun sistem motoplat lebih sering digunakan untuk kepentingan kompetisi, karena kinerja yang dihasilkan dari motoplat jauh lebih besar daripada dengan sistem CDI biasa.pada magnet racing atau motoplat, magnet identik memiliki ukuran yang lebih kecil agar memperingan beban dari crank shaft agar tenaga yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan kondisi. Pada sistem CDI dan koil juga terdapat perbedaan dibandingkan dengan.cdi dan koil pada motoplat cenderung memiliki kapasitas yang lebih besar. 3. Metode Penelitian.1 Pembuatan dan Analisa Perancangan sistem pengapian motoplat terdiri dari beberapa komponen. Fungsi utama dari sistem pengapian adalah memberikan suplai arus listrik untuk sumber pengapian motor. Adanya perkembangan teknologi terhadap pengapian motor, ternyata me pengapian motor dapat digunakan sebagai penambah tenaga pada engine atau mesin. Perancangan komponen-komponen tersebut dipertimbangkan terlebih dahulu agar dapat mencapai spesifikasi yang dinginkan. Pengujian dyno testdilakukan untuk melihat hasil yang dikeluarkan sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum. Pengujian dyno test dilakukan setelah komponen-komponen yang ada dipasang menjadi satu kesatuan yang utuh. Gambar 3 skema sistem pengapian Sumber tegangan listrik dihasilkan dari kumparan yang terdapat pada magnet. Aliran listrik pada sistem pengapian ini adalah tegangan AC. Gambar skema motoplat Sumber tegangan listrik pada sistem pegapan ini berasal dari accu. Tegangan pada sistem pengapian ini adalah DC. yang digunakan dalam penelitian ini adalah magnetsparepart original dari motor rx spesial, akan tetapi dilakukan sedikit perubahan. Perubahan yang dilakukan yaitu dengan melepas spul-spul kelistrikan yang ada dan menambahkan NOK sebagi penghubung arus on/off yang akan di baca oleh pulser. Pelepasan spul akan membantu meringankan beban putaran dari crank shaft sehingga tenaga yang dihasilkan akan melonjak jauh dari tenaga bawaan motor. sparepart original dan ukuran NOK magnet. Gambar metode penelitian

sehingga range rpm dari motor semakin panjang. Gambar Sparepart Original Gambar Ukuran NOK pada Perancangan magnet yang telah selesai, tahap []selanjutnya yaitu mempersiapkan accu dan capasitor. Accu merupakan sumber utama arus listrik.accu harus dalam kondisi yang optimal agar dapat mengalirkan arus listrik menuju perangkat berikutnya.accu yang digunakan berkapasitas 3 Ampere dan penggunaan capasitor memakai buah capasitor yang berkapasitas 1. µf disusun secara seri dan memiliki kapasitas maksimum sebesar 1 V.Agar dapat menstabilkan arus listrik yang mengalir.capasitor juga memperkuat aliran listrik yang menuju CDI. Perhitungan pemilihan kapasitas capasitor Pada percikan busi selama, s (https://ratmotorsport.wordpress.com///19/menga tur-timing-pengapian-secara-tepat/comment-page-/) C =I. t =3. x1 - = 1 farad = µf V Gambar 7Capasitor yang digunakan Pemilihan CDI untuk sistem pengpaian [7]motoplat menggunakan CDI jenis DC milik suzuki shogun yang tanpa memiliki limiter. CDI berfungsi untuk mengatur timing pegapian.cdi harus dapat bekerja optimal tanpa adanya gangguan apa pun sehingga pengapian motor menjadi sempurna.pemilihan CDI ii dikarenakan CDI ini tidak dilengkapi dengan limiter Koil dipilih dengan spesifikasi kapasitas yang [3]besar.Hal ini bertujuan agar menghasilkan arus yang besar untuk sistem pengapian motoplat.koil yang dipilih harus berkapasitas besar karena beban magnet ringan dan asupan listrik dari accu yang besar.apabila koil yang digunakan adalah koil dengan kapasitas kecil maka arus listrik besar yang berasal dari accu tidak berguna.koil yang digunakan adalah koilracing. Hal ini dikarenakan koil racing dapat menghasilkan tegangan. hingga 3. voltdibandingan dengan koil standard yang hanya mampu menghasilkan. hingga. volt. Kapasitas koil yang besar akan dapat memadai pengapian motoplat. Dengan penggunaan koil racing lebih baik diimbangin dengan penggantian busi dengan kapsitas yang besar agar tidak terjadi kerusakan pada busi akibat terlalu besar tegangan listrik yang masuk.. Hasil Pengujian Hasil pengujian dari sistem pengapian motoplat yang dilakukan dengan menggunakan uji dyno test yaitu sebagai berikut: power/torsi 1 1 77 9 1 11 Gambar Hasil Pengujian Standard Hasil dynotest yang didapatkan dari hasil performa mesin dengan kondisi standard. Performa mesin masih terbilang cukup bagus menngingat umur motor yang sudah tahun. Mesin masih dapat menghasilkan daya yang cukup besar.apabila dibandingkan dengan kondisi saat masih baru hasilnya akanberbeda. Pada saat kondisi motor masih baru,rx Spesial ini hanya mampu diklaim menghasilkan daya sebesar, Hp/ rpm saja dan kondisi ini berbeda dengan saat motor ini didapat dan di uji. Saat pengujian motor ini dapat menghasilkan sebesar,7 Hp/1.39 terdapat perbedaaan yang cukup signifikan.pada saat mendapatkan motor tersebut. Part yang sudah tidak layak untuk digunakan, sudah diganti saat mendapatkan motor ini. Hasil dari pengujian dyno testberbeda dengan yang diklaim oleh Yamaha saat peluncuran motor ini. Pada pengujian dyno test motor ini mampu menghasilkan torsi puncak pada 13,3/ 99. Dibandingkan pada saat motor ini baru yang hanya dapat menghasilkan torsi maksimum sebesar 13,/. Page 3 of

power/torsi Gambar 9 Hasil Pengujian YZ magnet YZ. Hasil pengujian dyno test untuk pengapian YZ, motor dapat menghasilkan tenaga yang melonjak tinggi. Penggantian pengapian YZ dapat menyempurnakan pembakaran pada ruang bakar, sehingga mendapatkan performa yang jauh lebih bagus. Adanya penggantian part YZ mesin mampu menghasilkan daya sebesar, HP pada 3 dan memiliki torsi puncak sebesar 19,37 pada 79. Penggantian part YZ menghasilkan pencapaian daya maksimum juga menjadi lebih cepat dan agresif. Kinerja motor juga melonjak tinggi. power / torsi 1 1 1 1 7 79 97 17 77 9 1 1 YZ YZ Gambar 1 Hasil Pengujian Modifikasi menunjukkan hasil dari pengujian dynotest magnet. Hasil pengujian dyno test untuk penggunaan magnet terbilang tinggi meskipun hanya melakukan perubahan pada sistem pengapian. Bobot magnet yang ringan membuat putaran mesin lebih ringan dan dapat menghasilkan daya yang tinggi yaitu sebesar 3,9 HP pada 117 dan mencapai torsi puncak pada, pada 999. Performa yang ditunjukkan dengan menggunakan magnet motor cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai daya maksimum. Hal ini dikarenakan beban yang ringan dari magnet namun untuk yang tinggi dengan magnet dapat menghasilkan tenaga yang besar. Hasil pengujian kedua magnet, dihasilkan data yang berbeda.hal ini disebabkan karena bobot dan komposisi magnet YZ yang digunakan untuk kepentingan kompetisi.hasil dari pengujian magnet YZ melonjak jauh dibandingkan dengan magnet standard. standard memiliki kelebihan dalam handling di motor, karena dengan magnet standard kinerja mesin tidak terlalu agresif sehingga lebih mudah untuk dikendarai.namun pada pengapian YZ mesin menjadi jauh lebih agresif sehingga pencapaian daya maksimum lebih cepat dibandingkan dengan kondisi.pada segi hasil jelas terlihat perbedaan yang mencolok yaitu sebesar,7 HP perbedaannya atau hampir 3% peningkatannya dari keadaaan standard. Daya(Hp) 3 1 1 7 7 97 3 7 7 97 3 RP YZ YZ Gambar 11 Diagram Perbandingan Hasil pengujian kedua model magnet, didapatkan perbedaan hasil yang cukup sifnifikan. Perbedaan dari daya sebesar, HP atau sebesar 7% peningkatan dari kondisi standard.penggunaan magnet motor membutuhkan rpm tinggi untuk mencapai daya maksimum. Hal ini dikarenakan spul magnet yang dikurangi sehinga putaran dari mesin menjadi lebih ringan. Perbandingan dengan magnet standard, magnet lebih nyaman untuk dikendarai karena beban mesin tidak terlalu berat.namun magnet memiliki kelemahan yaitu apabila kondisi dari accu menurun performa yang dihasil juga menurun begitu juga sebaliknya. Page of

Daya(Hp) Gambar Diagram Perbandingan Pengujian magnet YZ dan magnet dihasilkan perbedaan yang tidak terlalu signifikan. Perbedaaan dari keduanya hanya sebesar, HP atau sekitar 3%. Apabila dilihat dari karakter mesin sangat berbeda jauh, magnet YZ lebih cepat dalam mencapai puncak daya atau lebih cepat mencapai rpm tinggi sehingga pengendalian dari magnet yz lebih susah. Berbeda dengan magnet yang lebih lama untuk mencapai rpm tinggi namun setelah itu dicapai range rpm dari motor jauh lebih panjang dibandingkan dengan magnet YZ. Daya(Hp) 3 1 1 3 1 77 9 1 77 9 1 9 1 1 17 RP YZ 1 77 9 1 1 Gambar 13 Diagram Perbandingan. Kesimpulan Penelitian ini membahas tentang Perancangan Sistem Pengapian Motor Tak. Dengan pengujian ketiga macam magnet dihasikan daya yang berbeda. YZ menghasilkan performa paling signifikan. yang dirancang menghasilkan peningkatan performa yang cukup signifikan terhadap magnet, namun tetap lebih besar presentase kenaikan dengan penggunaan magnet YZ. Range dari perpindahan gigi pada motplat lebih panjang dibandingkan dengan magnet YZ. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan perencanaan ini. Terutama kepada dosen pembimbing, keluarga, teman-teman, dan saudara sekalian.. Daftar Pustaka 1.http://qtussama.wordpress.com/materi-kelas-xi-kendar aan-ringan/sistem-pengapian/.jams,a.,johnsen,automotive Diagnostic and TuneUp,McGraw Hill Book Co.,197. 3.http://motor.otomotifnet.com/read////1119/ 131//Koil-Racing-VS-Koil-Standar-Bawaan-Motor.Auto Training Center, (199), Pengantar Teori Motorbakar Bensin, Yogyakarta : FPTK IKIP Yogyakarta. YZ.http://otomotrip.com/fungsi-resistor-pada-koil-pengap ian-mobil.html.ivan,d.h.,inerman,automotive Engine Repair, G bencoc Publishing Comp.Inc.,1979. 7.http://i1.wp.com/tmcblog.com/wp-content/uploads/ 1//cdishogunkebo.jpeg Page of