STRATEGI TINDAK KESANTUNAN MEMINTA DALAM BERINTERAKSI DI KALANGAN SISWA SMP KLAMBU

dokumen-dokumen yang mirip
REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

KESANTUNAN TUTURAN SISWA KEPADA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII 8 SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

KESANTUNAN BERBAHASA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMA NEGERI 2 LINTAU BUO

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF DALAM PELAYANAN MASYARAKAT UMUM: STUDI KASUS DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN POLSEK SERENGAN

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

PERWUJUDAN TINDAK KESANTUNAN PRAGMATIK TUTURAN IMPERATIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMK NEGERI 8 SURAKARTA

TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) ABSTRACT

TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA IKLAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA. Naskah Publikasi

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

PERGESERAN TINDAK KESANTUAN DIREKTIF MEMOHON DI KALANGAN ANAK SD BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA. Naskah Publikasi

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA KELAS VII B SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

STRATEGI KESANTUNAN TUTURAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 4 KOTA MALANG : DENGAN SUDUT PANDANG TEORI KESANTUNAN BROWN DAN LEVINSON

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

KAJIAN PRAGMATIK TERHADAP TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU SMA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI KELAS

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR KOMISIF PADA WACANA KAMPANYE TERBUKA DI KALANGAN BAKAL CALON KEPALA DESA DI KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

BENTUK DAN FUNGSI TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Diajukan Oleh: SEPTIN ARIYANI A

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

Artikel Publikasi TINDAK KESANTUNAN BERBAHASA: STUDI KASUS PADA KOMUNIKASI PEMBANTU-MAJIKAN DI KECAMATAN GEMOLONG, KABUPATEN SRAGEN

KESANTUNAN BERTUTUR DI KALANGAN AWAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOYOLALI: TINJAUAN PRAGMATIK

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK NUSA INDAH BANUARAN PADANG

ABSTRACT: Kata kunci: kesantunan, tuturan, imperatif. maksim penghargaan, maksim kesederhanaan,

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM WACANA NOVEL TRILOGI KARYA AGUSTINUS WIBOWO

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH KOMPETENSI

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

Tindak Tutur Direktif Guru Perempuan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMA

WUJUD KALIMAT IMPERATIF TUTURAN GURU TAMAN KANAK-KANAK KARYA PKK PACONGKANG KABUPATEN SOPPENG

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM:

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMOHON DALAM SURAT IZIN SISWA DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA SISWA DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA

TUTURAN IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH KARTINI DALAM KAJIAN PRAGMATIK

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, terutama bagi kehidupan manusia. Setiap manusia akan

JENIS TINDAK TUTUR GURU DAN RESPON SISWA DALAM KBM DI SMPN SURAKARTA. Woro Retnaningsih IAIN Surakarta

TINDAK TUTUR IMBAUAN DAN LARANGAN PADA WACANA PERSUASI DI TEMPAT-TEMPAT KOS DAERAH KAMPUS

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

TINDAK TUTUR ILOKUSI GURU BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA: PERSPEKTIF GENDER

TINDAK TUTUR ILOKUSI GURU BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA SEBAGAI BENTUK KETELADANAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA DI SEKOLAH: PERSPEKTIF GENDER

TINDAK TUTUR ILOKUSI GURU BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA SEBAGAI BENTUK KETELADANAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA DI SEKOLAH: PERSPEKTIF GENDER

Persyaratan. Oleh: A FAKULTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan oleh manusia. untuk berinteraksi sosial. Setiap manusia menggunakan bahasa untuk

BENTUK DAN STRATEGI PENOLAKAN MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PEMBELAJARAN DI KALANGAN PESERTA DIDIK SMA DAN SMK SEKABUPATEN REMBANG

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA DI SMP AL QOLAM GEMOLONG

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

ANALISIS WACANA PERSUASIF DALAM SPANDUK YANG TERDAPAT DI WILAYAH KABUPATEN WONOGIRI

REPRESENTASI KEKUASAAN PADA TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Abstract

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

PERILAKU VERBAL GURU DALAM PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 GIANYAR

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DAN RESPON SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS IX SMP NEGERI 26 PADANG

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

KESANTUNAN BERBAHASA GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 5 JEMBER. Suci Indah Karunia

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

Transkripsi:

STRATEGI TINDAK KESANTUNAN MEMINTA DALAM BERINTERAKSI DI KALANGAN SISWA SMP KLAMBU Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II pada jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh: Muhammad Yusuf S200160054 PROGRAM STUDI MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA FAKULTAS SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018 1

2

3

4

STRATEGI TINDAK KESANTUNAN MEMINTA DALAM BERINTERAKSI DI KALANGAN SISWA SMP KLAMBU Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk tindak kesantunan meminta dalam berinteraksi di kalangan siswa SMPN 2 Satap Klambu. Dan mendeskripsikan strategi tindak kesantunan meminta dalam berinteraksi di kalangan siswa SMPN 2 Satap Klambu. Penelitian ini termasuk studi kasus dan bersifat kualitatif deskriptif. Segala aspek yang berkaitan dengan kasus dianalisis secara mendalam, sehingga generalisasi yang utuh dan menemukan solusi permasalahan yang ada di lapangan. Dalam pengumpulan data menggunakan metode observasi, penelitian lapangan, simak libat cakap, rekam, dan catat. Data dalam penelitian ini berupa tindak tutur meminta dalam kegiatan belajar mengajar bahasa Indonesia. Tuturan siswa kelas 7A terhadap gurunya. Teknik analisis data menggunakan metode padan dan agih. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat 73 tuturan meminta. Bentuk kesantunan meminta yang digunakan siswa meminta 16 tuturan 22%, mengharap 7 tuturan 9%, memohon 21 tuturan 29%, dan menawarkan 29 tuturan 40%. Strategi tindak tutur meminta yang digunakan siswa SMPN 2 Satap Klambu, menggunakan strategi tindak tutur tidak langsung. Tindak tutur meminta siswa cenderung menggunakan intonasi tanya. Kata kunci : strategi, tindak kesantunan meminta, berinteraksi, siswa SMP Abstract This study aims to describe the form of politeness of how to ask in interaction among the students of SMPN 2 Satap Klambu. And describing the strategy of politeness act of how to ask in interaction the among students of SMPN 2 Satap Klambu. This research is a study case and are in the form of descriptive qualitative. All aspects related to the case were analyzed depth, so that the generalization is intact and are able to find solution to the existing problem in the field. The collection of the data are using observation methods, field research, simak libat cakap, recording, and noting. The data in this research is in the form of speech acts about how to ask in teaching and learning activities in Indonesia language. How the student in the 7A grade of speak to the teacher. The technique of data analysis is using padan and agih method. Based on the result of the research that has been done, there are 73 example of speeches on how to ask. The form of politeness how to ask used by the student is; asking 16: speech 22%, expecting 7: speech 9%, requesting 21: speeches 29%, and offering 29: speech 40%. The speech strategy of how to ask used by the students of SMPN 2 Satap Klambu, are indirect strategy. The act of how to ask used by the student tend to use intonasion. Keywords : strategy, acts of courtery ask, interact, junior high scool students 1

1. PENDAHULUAN Dewasa ini topik pragmatik sangat dikenal dalam linguistik. Padahal hampir lima belas tahun yang lalu para linguis hampir tidak pernah menyebutnya. Pada waktu iti pragmatik lebih banyak diperlakukan sebagai tempat penyimpanan data yang tidak jelas dan boleh dilupakan dengan mudah. Namun sekarang, banyak yang berpendapat dengan saya bahwa kita dapat mengerti benar sifat bahasa itu sendiri kita tidak mengerti pragmatik, yaitu bagaimana bahasa digunakan dalam komunikasi (Leech, 1993:1) Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi (Wijana dan Rohmadi, 2011:4). Menurut Yule pragmatik adalah studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan pemakai bentuk itu (2014:5). Adapun manfaat mempelajari pragmatik adalah bahwa seseorang dapat bertutur kata tentang makna yang dimaksudkan orang, asumsi mereka, maksud atau tujuan mereka, dan jenis-jenis tindakan. Levinson (dalam Tarigan, 1986:33) mengungkapkan, bahwa pragmatik merupakan telaah mengenai relasi antara bahasa dan konteks yang merupakan dasar bagi suatu catatan atau laporan pemahaman bahasa, dengan kata lain telaah mengenai kemampuan pemakai bahasa menghubungkan serta penyerasian kalimat-kalimat dan konteks secara tepat. Berarti pragmatik adalah bidang linguistik yang mengkaji telaah tuturan bahasa dari segi makna. Pragmatik menelaah ucapan-ucapan khusus dalam situasi-situasi khusus dan memusatkan perhatian pada aneka ragam cara yang merupakan wadah aneka konteks sosial. Dengan demikian pragmatik sangat erat dengan tindak tutur. Tuturan tersebut memiliki makna, maksud atau tujuan, sehingga perlu dikaji dengan bidang pragmatik. Tindak tutur merupakan gejala individual yang bersifat psikologi. Keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si pentutur dalam menghadapi situasi tertentu. Penutur adalah orang yang bertutur. Petutur adalah orang yang diajak bertutur. Tipologi tindak tutur yaitu menyuruh, meminta, 2

mengharap, memohon, menyilakan, mengajak, menasehati melarang dan lain-lain (Prayitno, 2011:15). Terjadinya sebuah tindak ujar atau tuturan tentu karena adanya situasi ujaran. Kita ketahui bahwa selain unsur waktu dan tempat yang mutlak dituntut oleh suatu ujaran, ada beberapa aspek situasi ujaran, diantaranya pembicara atau penulis dan pendengar atau pembaca, konteks ujaran, tujuan ujaran, dan ucapan sebagai produk verbal. Dalam keberhasilan berkomunikasi masyarakat jawa harus mengetahuai kesantunan berbahasa. Baik di lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolahan. Salah satu bentuk realisasi kesantunan positif berbahasa adalah ketika mewujudkannya melalui tindak bahasa (speech act). Setiap pertuturan pastilah mengemban maksud, yakni menghendakinya suatu tindakan. Salah satu tindak bahasa itu adalah tindak derektif memerintah. Tindak bahasa ini merupakan salah satu tindak tutur yang memainkan peran penting dalam aktivitas berbahasa. Termasuk ke dalam tipologi tindak tutur adalah menyuruh, meminta, mengharap, memohon, menyilahkan, mengajak, menasihati, termasuk melarang. Prayitno berpendapat (2015:25), bahwa anak didik di tingkat SD dan SMP/SMA/SMK/MA/MAK berkencenderungan merealisasikan tindak bahasa direktif meminta, menharap, dan memohon. Fenomena pemakaian bahwa siswa SD dan SMP?SMA?SMK?MA?MAK tersebut ketika bermaksud meminta kepada guru di sekolah seringkali direalisasikan menjadi memerintah, mengharuskan, atau bahkan memaksa. Di lingkungan sekolah ada aturan tertentu untuk bertutur. Guru dengan peserta didik, guru dengan guru, peserta didik dengan sebayanya. Apa lagi peserta didik bertutur dengan guru harus mengetahui kesantunan berbicara. Berdasarkan latar belakang di atas penulis mencoba meneliti bentuk tindak kesantunan meminta dalam berinteraksi di kalangan siswa SMPN 2 Satap Klambu. Dan Strategi tindak kesantunan meminta dalam berinteraksi di kalangan siswa SMPN 2 Satap Klambu. 3

2. METODE Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif bersifat deskriftif. Dalam penelitian kualitatif ini subjek penelitian adalah responden atau narasumber yang akan diobservasi. Subjek penelitian ini adalah siswa SMPN 2 Klambu, kelas VII A yang berjumlah 34 siswa. Tanpa membedakan siswa laki-laki maupun perempuan. Objek penelitian ini adalah tindak tutur meminta siswa pada saat kegiataan belajar mengajar. Sumber data penelitian ini adalah menggunakan sumber data lisan, yaitu tuturan siswa SMPN 2 Satap klambu yang mengandung tindak tutur meminta. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, penelitian lapangan, simak libat cakap, rekam, dan catat. Teknik yang digunakan untuk menguji keabsahan data pada penelitian ini adalah triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan metode padan dan agih. 3. HASIL PENELITAIN Penerlitian bertujuan membahas dua hal; Mendeskripsikan bentuk tindak kesantunan meminta dalam berinteraksi di kalangan siswa SMPN 2 Klambu. Mendeskripsikan strategi tindak kesantunan meminta dalam berinteraksi di kalangan siswa SMPN 2 Klambu. Tindak Tutur direktif adalah salah satu jenis tindak tutur oleh penutur untuk menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu. Tindak tutur menyatakan apa yang menjadi keinginan penutur. Tindak tutur ini meliputi: meminta, perintah, pemesanan, permohonan, dan pemeberian saran. Tindak tutur meminta adalah tindak tutur meminta bisa direalisasikan ke dalam meminta, mengharap, memohon, dan menawarkan. Bentuk tindak tutur meminta meliputi meminta, mengharap, memohon, dan menawarkan. Dari keseluruhan tindak tutur meminta sebanyak 73 tuturan. Bentuk tindak tutur siswa SMPN 2 Satap Klambu, tindak tutur yang digunakan siswa dalam kehidupan sehari-hari tidak ada yang menghalangi dan mempengaruhi tindak tutur. Dalam penelitian ini tindak tutur meminta dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia. Kelas yang dijadikan penelitian yaitu kelas 7A dengan jumlah siswa 3. 4

1. Bentuk Tindak Kesantunan Meminta Bentuk tindak tutur meminta dalam penelitian ini meliputi meminta, mengharap, memohon, dan menawarkan. Adapun cuplikan analisis sebagai berikut. a. Meminta Eksplikatur TKD : Pak soalnya, di tulis? (2a) ~ Suasana ketika Pn di kasih tugas ~ Pn menunjukkan buku bahasa yang mau dikerjakan yang ada soalnya ~ Pn bermaksud ingin mengerjakan tugas dan menulis soalnya Maksud Sub-TKD : Meminta Status sosial : Kelas 7A, Pn Pr Tuturan (2a) terjadi saat Pn di kasih tugas oleh Mt. Pn lebih muda dari Mt. Pn menghadap Mt dengan membawa buku modul. Mt sedang duduk di depan. Pn membuka modul dan menunjukkan halaman yang akan ditulis. Tuturan (2a) merupakan tuturan dengan intonasi tanya. Adapun maksudnya yang ingin disampaikan oleh Pn adalah Pn meminta ingin menulis soal tugas yang diberikan oleh Mt. Eksplikatur TKD : Pak, yang itu di tulis? (9a) ~ Suasana ketika kegiatan belajar mengajar ~ Mt selesai menyimpulkan materi hari ini ~ Pn bermaksud ingin menulis. ~ Tulisan yang berada di papan tuis Maksud Sub-TKD : Meminta Status sosial : Kelas 7A, Pn Pr Tuturan (9a) terjadi saat Mt sedang menyimpulkan materi. Pn lebih muda dari Mt. Pn yang sedang duduk di tempatnya. Pn sudah selesai mengerjakan tugas. Mt yang sedang berdiri didepan kelas dan sambil menulis dipapan tulis. Pn yang sedang memperhatikan Mt yang sedang mejelaskan materi. Tuturan (9a) merupakan tuturan dengan intonasi tanya. 5

Adapun maksudnya yang ingin disampaikan oleh Pn adalah Pn meminta ingin menulis tulisan yang berada di papan tulis. Eksplikatur TKD : Saya pak? (15a) ~ Suasana ketika Pn sudah selesai mengerjakan tugas ~ Pn di beri kesempatan maju kedepan ~ Pn bermaksud ingin meju kedepan untuk mengerjakan tugasnya Maksud Sub-TKD : Meminta Status sosial : Kelas 7A, pn Lk Tuturan (15a) terjadi saat Pn di kasih tugas oleh Mt. Pn lebih muda dari Mt. Pn sudah selesai mengerjaan tugas. Pn memegang buku tugasnya Mt sedang duduk di depan. Tuturan (15a) merupakan tuturan dengan intonasi tanya. Adapun maksudnya yang ingin disampaikan oleh Pn adalah Pn meminta ingin maju kedepan mengerjakan tugasnya di papan tulis. b. Mengharap Eksplikatur TKD : Di buat seperti ini? (1a) ~ Suasana ketika Pn di kasih tugas ~ Pn menunjukkan buku bahasa kepada Mt yang mau dikerjakan ~ Pn bermaksud ingin membuat tugasnya seperti yang ada di buku modul Maksud Sub-TKD : Mengharap Status sosial : Kelas 7A, Pn Lk Tuturan (1a) terjadi saat Pn di kasih tugas oleh Mt. Pn lebih muda dari Mt. Pn menghadap Mt dengan membawa buku modul. Mt sedang duduk di depan. Pn membuka modul dan menunjukkan halaman yang akan dikerjakan. Tuturan (1a) merupakan tuturan dengan intonasi tanya. Adapun maksudnya yang ingin disampaikan oleh Pn adalah Pn mengharap ingin mengerjakan tugas yang diberikan oleh Mt sama seperti yang berada di modul. Eksplikatur TKD : Pak, mengibaskan artinya apa pak? (11a) 6

~ Suasana ketika Pn sedang mengerjakan tugas ~ Pn menemukan kata mengibaskan ~ Pn bermaksud ingin mengetahui arti kata dari kata mengibaskan Maksud Sub-TKD : Mengharap Status sosial : Kelas 7A, Pn Lk Tuturan (11a) terjadi saat Pn di kasih tugas oleh Mt. Pn lebih muda dari Mt. Pn yang sedang mengerjakan tugas. Mt sedang duduk di depan. Pn membuka modul dan mendapatkan kata mengibaskan. Tuturan (11a) merupakan tuturan dengan intonasi tanya. Adapun maksudnya yang ingin disampaikan oleh Pn adalah Pn mengharap ingin mengetahui arti dari kata mengibaskan. Eksplikatur TKD : Pak ini di tulis dulu, trus di kasih alasan pak? (27a) ~ Suasana ketika Pn di kasih tugas ~ Pn memegang pensil buat menunjuk buku modul ~ Pn bermaksud ingin menulis ke halaman berikutnya Maksud Sub-TKD : Mengharap Status sosial : Kelas 7A, Pn Lk Tuturan (27a) terjadi saat Pn di kasih tugas oleh Mt. Pn lebih muda dari Mt. Mt sedang mengelilingi Pn. Pn membuka modul dan menunjukkan halaman yang akan dikerjakan dengan mengunakan bolfoin. Tuturan (27a) merupakan tuturan dengan intonasi tanya. Adapun maksudnya yang ingin disampaikan oleh Pn adalah Pn mengharap ingin menulis berlanjut ke halaman berikutnya. c. Memohon Eksplikatur TKD : Pak bukunya di sobek? (3a) ~ Suasana ketika Pn di kasih tugas ~ Pn memegang buku tulis sendiri yang akan di sobek ~ Pn bermaksud ingin mengerjakan tugas di selmbar kertas Maksud Sub-TKD : Memohon 7

Status sosial : Kelas 7A, Pn Pr Tuturan (3a) terjadi saat Pn di kasih tugas oleh Mt. Pn lebih muda dari Mt. Pn sedang duduk dan memegang buku tulisnya. Mt sedang berjalan mengelilingi Pn. Pn memegang buku tulis yang akan disobek. Tuturan (3a) merupakan tuturan dengan intonasi tanya. Adapun maksudnya yang ingin disampaikan oleh Pn adalah Pn memohon kepada Mt kalau sudah mengerjakan tugas bukunya akan disobek. Eksplikatur TKD : Pak ini di tulis? (4a) ~ Suasana ketika Pn di kasih tugas ~ Pn menunjukkan modul bahasa yang akan dikerjakan yang ada soalnya ~ Pn bermaksud ingin menulis soal Maksud Sub-TKD : Memohon Status sosial : Kelas 7A, Pn Pr Tuturan (4a) terjadi saat Pn di kasih tugas oleh Mt. Pn lebih muda dari Mt. Pn menghadap Mt dengan membawa buku modul. Mt sedang duduk di depan. Pn membuka modul dan menunjukkan halaman yang akan ditulis. Tuturan (4a) merupakan tuturan dengan intonasi tanya. Adapun maksudnya yang ingin disampaikan oleh Pn adalah Pn memohon ingin menulis soal tugas yang diberikan oleh Mt. Eksplikatur TKD : (Pak, pak ajeng ke kamar mandi pak?) (6a) Pak, pak akan ke kamar mandi pak? ~ Suasana kegiatan belajar mengajar ~ Pn sedang mengerjakan tugas ~ Pn bermaksud meminta ijin ke kamar mandi/wc Maksud Sub-TKD : Memohon Status sosial : Kelas 7A, Pn Lk Tuturan (6a) terjadi saat Pn sedang mengerjakan tugas. Pn lebih muda dari Mt. Pn menghadap Mt dengan membungkukkan badannya. Mt sedang duduk di depan dan mengisi jurnal. Tuturan (6a) merupakan 8

tuturan dengan intonasi tanya. Adapun maksudnya yang ingin disampaikan oleh Pn adalah Pn memohon ijin kekamar mandi. Eksplikatur TKD : Pak, berkelompok? Satu kelompok satu? (18a) ~ Suasana ketika Pn sedang membaca pesona pantai senggigi ~ Pn sedang menunjuk Pn lain ~ Pn bermaksud ingin mengerjakan tugas satu kelompok mengerjakan satu saja Maksud Sub-TKD : Memohon Status sosial : Kelas 7A, Pn Pr Tuturan (18a) terjadi saat Pn sedang mengerjakan tugas. Pn lebih muda dari Mt. Pn sedang membaca pesona pantai senggigi. Mt sedang berdiri didepan kelas. Mt selesai menjeaskan materi. Tuturan (18a) merupakan tuturan dengan intonasi tanya. Adapun maksudnya yang ingin disampaikan oleh Pn adalah Pn memohon mengerjaan tugas satu kelompok membuat satu saja. d. Menawarkan Eksplikatur TKD : Kalau salah gimana pak? (5a) ~ Suasana ketika Pn di beri kesempatan mempresentasikan tugas ~ Pn akan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas ~ Pn bermaksud ingin maju kedepan tetapi Pn takut kalau pekerjaannya salah Maksud Sub-TKD : Menawarkan Status sosial : Kelas 7A, Pn Lk Tuturan (5a) terjadi saat Pn sudah selesai mengerjakan tugas. Pn lebih muda dari Mt. Pn berdiri sela tempat duduk. Pn mengacungkan tangan kanannya. Buku Pn diletakkan di atas meja. Mt sedang duduk di depan. Tuturan (5a) merupakan tuturan dengan intonasi tanya. Adapun maksudnya yang ingin disampaikan oleh Pn adalah Pn menawarkan ingin maju kedepan tetapi takut pekerjaannya salah. Eksplikatur TKD : Pak, sudah selesai? (7a) 9

~ Suasana kegiatan belajar mengajar ~ Pn sedang mengerjakan tugas ~ Pn bermaksud memberitahukan kepada Mt ~ Pn sudah selesai mengerjakan tugas Maksud Sub-TKD : Menawarkan Status sosial : Kelas 7A, Pn Pr Tuturan (7a) terjadi saat Pn di kasih tugas oleh Mt. Pn lebih muda dari Mt. Pn yang sedang duduk di tempatnya. Pn sudah selesai mengerjakan tugas. Mt yang sedang mengelilingi Pn. Pn membuka buku tugasnya ditunjukkan kepada Mt. Mt melihat buku tugas Pn. Tuturan (7a) merupakan tuturan dengan intonasi tanya. Adapun maksudnya yang ingin disampaikan oleh Pn adalah Pn menawarkan bahwa sudah selesai mengerjakan tugas yang diberikan oleh Mt. Eksplikatur TKD : Baca Pak? (8a) ~ Suasana ketika Pn sudah selesai mengerjakan tugas ~ Pn di kasih kesempatan untuk membacakan hasil pekerjaannya ~ Pn bermaksud ingin membaca pekerjaannya di depan kelas Maksud Sub-TKD : Menawarkan Status sosial : Kelas 7A, Pn Pr Tuturan (8a) terjadi saat Pn di kasih tugas oleh Mt. Pn lebih muda dari Mt. Pn yang sedang duduk di tempatnya. Pn sudah selesai mengerjakan tugas. Mt yang sedang berdiri didepan kelas. Mt menawarkan yang sudah selesai diersilakan maju kedepan.pn mengacungan tangannya. Tuturan (8a) merupakan tuturan dengan intonasi tanya. Adapun maksudnya yang ingin disampaikan oleh Pn adalah Pn menawarkan bahwa ingin maju kedepan untuk mempresentasikan hasil tugasnya didepan kelas. Eksplikatur TKD : Pak, ada PR Pak? (10a) ~ Suasana kegiatan belajar mengajar akan di mulai 10

~ Pn ingin menulis PR di depan kelas (papan tulis kelas) ~ Pn bermaksud memberitahukan kepada Mt bahwa ada PR Maksud Sub-TKD : Menawarkan Status sosial : Kelas 7A, Pn Lk Tuturan (10a) terjadi saat Pn selesai berdoa. Pn lebih muda dari Mt. Pn yang sedang duduk di tempatnya. Mt yang sedang duduk didepan. Tuturan (10a) merupakan tuturan dengan intonasi tanya. Adapun maksudnya yang ingin disampaikan oleh Pn adalah Pn menawarkan bahwa ingin memberitahukan kalau kemaren ada PR. Bentuk tindak tutur meminta dalam kajian ini diperoleh meminta 16 tuturan, mengharap 7 tuturan, memohon 21 tuturan, dan menawarkan 29 tuturan. Gambar Bentuk Tindak Tutur Meminta menawarkan 40% meminta 22% memohon 29% mengharap 9% 2. Strategi Tindak Kesantunan Meminta Strategi tindak tutur di kelompokan menjadi dua, yaitu tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung (Yule, 2014:95). Siswa SMPN 2 Satap Klambu cenderung menggunakan strategi kesantunan tidak langsung. Siswa SMPN 2 Satap Klambu menggunakan intonasi tanya sebanyak 71 dan 11

intonasi berita sebanyak 2. Contoh cuplikan analisis strategi kesantunan tidak langsung. Eksplikatur TKD : Di buat seperti ini? (1) ~ Suasana ketika Pn di kasih tugas ~ Pn menunjukkan buku bahasa kepada Mt yang mau dikerjakan ~ Pn bermaksud ingin membuat tugasnya seperti yang ada di buku modul Maksud TKD : Pn meminta kepada Mt Maksud Sub-TKD : Meminta Status sosial : Kelas 7A, Pn Lk Tuturan (1) dituturkan dengan menggunakan intonasi tanya. Tindak tutur ini termasuk tindak tutur direktif karena tuturan Pn berfungsi meminta agar Mt menjawab pertanyaan dari Pn. Strategi bertutur Pn menggunakan strategi tak langsung. Hal ini ditandai dengan pemarkah lingual pada tuturan (1) yang berupa intonasi tanya. Jika dikaitkan dengan penanda nonlingual dan implikaturnya tampak bahwa Pn tidak hanya bertanya, tetapi bermaksud ingin mengerjakan tugas seperti pada buku modul yang dipegangnya. Tuturan (1) tampak bahwa untuk mencapai maksud sub-tkd meminta pemarkah lingualnya berupa intonasi tanya, namun maksud yang hendak dicapai oleh Pn ialah meminta agar Mt menjawab pertanyaan dari Pn dan mengijinkan Pn mengerjakan tugas seperti yang ada di modul. Sub-TKD pada tuturan (1) dikategorikan sebagai realisasisub-tkd tak langsung. Eksplikatur TKD : Pak soalnya, di tulis? (2) ~ Suasana ketika Pn di kasih tugas ~ Pn menunjukkan buku bahasa yang mau dikerjakan yang ada soalnya ~ Pn bermaksud ingin mengerjakan tugas dan menulis soalnya Maksud TKD : Pn meminta kepada Mt Maksud Sub-TKD : Meminta Status sosial : Kelas 7A, Pn Pr Tuturan (2) dituturkan dengan menggunakan intonasi tanya. Tindak tutur ini termasuk tindak tutur direktif karena tuturan Pn berfungsi untuk meminta agar Mt menjawab pertanyaan dari Pn. Strategi bertutur Pn 12

menggunakan strategi tak langsung. Hal ini ditandai dengan pemarkah lingual pada tuturan (2) yang berupa intonsasi tanya. Jika dikaitkan dengan penanda nonlingual dan implikaturnya tampak bahwa Pn tidak hanya bertanya, tetapi bermaksud untuk menulis soal yang berada di modul. Tuturan (2) tampak bahwa untuk mencapai maksud sub-tkd meminta pemarkah lingualnya berupa intonasi tanya, namun maksud yang hendak dicapai oleh Pn ialah meminta agar Mt menjawab pertanyaan dari Pn dan mengijinkan Pn menulis soal yang berada di modul. Sub-TKD pada tuturan (2) dikategorikan sebagai realisasi sub-tkd tak langsung. Eksplikatur TKD : Pak, bukunya di sobek? (3) ~ Suasana ketika Pn di kasih tugas ~ Pn memegang buku tulis sendiri yang akan di sobek ~ Pn bermaksud ingin mengerjakan tugas di selmbar kertas Maksud TKD : Pn meminta kepada Mt Maksud Sub-TKD : Meminta Status sosial : Kelas 7A, Pn Pr Tuturan (3) dituturkan dengan menggunakan intonasi tanya. Tindak tutur ini termasuk tindak tutur direktif karena tuturan Pn berfungsi untuk meminta agar Mt menjawab pertanyaan dari Pn. Strategi bertutur Pn menggunakan strategi tak langsung. Hal ini ditandai dengan pemarkah lingual pada tuturan (3) yang berupa intonsasi tanya. Jika dikaitkan dengan penanda nonlingual dan implikaturnya tampak bahwa Pn tidak hanya bertanya, tetapi bermaksud untuk menyobek buku tulisnya. Tuturan (3) tampak bahwa untuk mencapai maksud sub-tkd meminta pemarkah lingualnya berupa intonasi tanya, namun maksud yang hendak dicapai oleh Pn ialah meminta agar Mt menjawab pertanyaan dari Pn dan mengijinkan Pn untuk menyobek buku tulisnya. Sub-TKD pada tuturan (3) dikategorikan sebagai realisasi sub-tkd tak langsung. 13

Gambar Strategi Tidak Langsung intonasi berita 3% intonasi tanya 97% 4. PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data sesuai dengan penemuan penelitian, maka pembahasan berisi tentang uraian penjelasan mengenai hasil penelitian sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu yang diambil adalah penelitian yang dilakukan oleh Nuri Gusriani (2012), Ngusman Abdul Manaf (2012), Mei Lamria Entalya Nababan (2012), Harun Joko Prayitno (2011). Aktivitas berbahasa sangatlah perlu mengemban prinsip sopan santun. Tindak bahasa memerintah merupakan tipologi tindak tutur menyuruh, meminta, mengharap, memohon, menyilakan, mengajak, menasihati, melarang dan lain-lain(prayitno, 2011:15). Dalam penelitian Nababan (2012) bahwa kesantunan bentuk tuturan (imperatif, deklaratif, dan interogatif) yang terjadi bahwa pada proses pembelajaran di SMP Taman Rama National Plus Jimbaran di dominasi oleh tuturan guru kepada siswa. Strategi kesantunan dapat dibangun dua pondasi, yaitu kesantunan positif dan kesantunan negatif. Kesantunan positif(soslidaritas) mengacu kepada berikan perhatian kepada mitra tutur, berikan kesimpatian, intensifkan perhatian, gunakan solidaritas kelompok, ciptakan persetujuan, hindari 14

ketidaksetujuan, sampai hal-hal umum, gunakan jokes, konsentrasi kepada yang diinginkan mitra tutur, mintalah izin, kurangi optimisme, dan bangun kebersamaan penutur dan mitra tutur. Pemilihan strategi tidak langsung dalam tindak tutur bukan berarti tidak ada batasnya. Strategi tidak langsung yang tidak dikemukakan pada konteks yang tepat bisa memicu munculnya ironi. Ironi inilah yang menjadi bibit ketidaksantunan karena mendorong munculnya disharmoni ( Prayitno, 2011:207-208). Penutur adalah orang yang bertutur dan petutur adalah orang yang diajak bertutur. Menurut Brown dan Levinson (1983) tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang potensial menjatuhkan muka. Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dilakukan agar penutur (orang yang diajak betutur) melaksanakan apa yang dikatakan oleh penutur. Tindak tutur direktif mencakupi tindak tutur menyuruh, memohon, menyarankan, menghimbau, dan menasehati. Jadi tindak tutur menyuruh adalah salah satu di antara lima tindak tutur direktif. Masalah yang dikaji dalam tulisan ini difokuskan pada penyelamatan muka dalam tindak tutur menyuruh yang dilakukan oleh penutur bahasa Indonesia anggota etnis Minang-kabau (Manaf, 2011: 214-215). Berdasarkan data yang dijadikan bahan untuk penulisan artikel ini, ada dua cara yang dilakukan oleh penutur bahasa Indonesia untuk bertindak tutur menyuruh dalam bahasa Indonesia secara sopan, yaitu (1) dengan basa basi pengkraban dan penganjungan, dan (2) dengan basa basi peminimalan paksaan dan beban. Sekolah memiliki andil dalam membentuk kesantunan berbahasa siswa karena siswa lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah. Bahasa yang santun diduga dapat meredam amarah dan rasa kecewa guru pada siswa. Leech (1993:206-207) mengelompokkan prinsip kesantunan menjadi enam maksim, yaitu (1) maksim kearifan, (2) maksim kedermawanan, (3) maksim pujian, (4) maksim kerendahan hati, (5) maksim pemufakatan, dan (6) maksim simpati. Berdasarkan observasi peneliti di SMA Negeri 2 Lintau Buo dan hasil wawancara dengan siswa tersebut, peneliti menemukan bahwa guru bahasa indonesia lebih sering menggunakan tindak tutur langsung atau perintah. 15

Padahal menurut Searle ada lima tindak tutur, yaitu (1) representif, (2) direktif, (3) ekspresif, (4) komisif, dan (5) deklarasi (Gusriani, 2012:295). Persamaan kajian dalam penelitian ini dengan kajian yang telah dilakukan oleh Nuri Gusriani (2012), Ngusman Abdul Manaf (2012), Mei Lamria Entalya Nababan (2012), Harun Joko Prayitno (2011). yaitu sama-sama mengkaji mengenahi hal-hal yang berkaitan dengan tindak tutur dan kesantunan bertutur. Tetapi perbedaan dengan penelitan ini adalah hanya meneliti tidak tutur meminta dikalangan siswa SMPN 2 Satap Klambu. Tindak kesantunan direktif meminta adalah tindak yang menghasilkan suatu tindakan yang bertujuan untuk meminta, mengharap, memohon, dan menawarkan kepada Mt (Prayitno, 2011:46). Dalam penelitian ini terdapat tuturan meminta sebanyak 73 tuturan meminta. Adapun bentuk tuturan meminta yang digunakan siswa dibagi menjdi empat, yaitu meminta 16 tuturan, mengharap 7 tuturan, memohon 21 tuturan, dan menawarkan 29 tuturan. Bentuk tindak tutur meminta 22%, mengharap 9%, memohon 29%, dan menawarkan 40%. Strategi tindak tutur di kelompokan menjadi dua, yaitu tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung (Yule, 2014:95). Siswa SMPN 2 Satap Klambu cenderung menggunakan strategi kesantunan tidak langsung. Karena siswa masih rasa hormat pada gurunya. Kebanyakan siswa menggunakan intonasi tanya sebanyak 71 dan intonasi berita sebanyak 2. Adapun TKD meminta 54 tuturan dan TKD memberitahukan atau menginformasikan 19 tuturan. 5. PENUTUP Berdasarkan hasil pembahasan bab IV dapat diambil dua simpulan dalam penelitian ini. Direktif adalah salah satu jenis tindak tutur oleh penutur untuk menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu. Tindak tutur menyatakan apa yang menjadi keinginan penutur. Tindak tutur ini meliputi; meminta, perintah, pemesanan, permohonan, dan pemeberian saran. 16

Tindak kesantunan direktif meminta adalah tindak yang menghasilkan suatu tindakan yang bertujuan untuk meminta, mengharap, memohon, dan menawarkan kepada Mt (Prayitno, 2011:46). Dalam penelitian ini terdapat tuturan meminta sebanyak 73 tuturan meminta. Bentuk tindak tutur meminta yang digunakan siswa SMPN 2 Satap Klambu terbagi menjadi empat, yaitu meminta 16 tuturan 22%, mengharap 7 tuturan 9%, memohon 21 tuturan 29%, dan menawarkan 29 tuturan 40%. Penanda lingualnya ditandai dengan intonasi tanya dan intonasi berita. Strategi tindak tutur di kelompokan menjadi dua, yaitu tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung (Yule, 2014:95). Siswa SMPN 2 Satap Klambu cenderung menggunakan strategi kesantunan tidak langsung. Siswa SMPN 2 Satap Klambu menggunakan intonasi tanya sebanyak 71 dan intonasi berita sebanyak 2. Adapun TKD meminta 54 tuturan dan TKD memberitahukan atau menginformasikan 19 tuturan. DAFTAR PUSTAKA Gusriani, Nuri. Atmazaki, dan Ellya Ratna. 2012. Kesantunan Berbahasa Indonesia Dalam Proses Belajar Mengajar di SMA Negeri 2 Lintau Buo dalam Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1. No. 1 Sepetember 2012, Hal. 287-295. Leech, Geoffrey. 2015. Prinsip Prinsip Pragmatik(Terjemahan). Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press) Manaf, Ngusman Abdul. 2012. Kesopanan Tindak Tutur Menyuruh Dalam Bahasa Indonesia dalam Litera, Vol. 10. No. 2 Oktober 2012, Hal. 212-225. Moleong, Lexy. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Nababan, Mei Lamria Entalya. 2012. Kesantunan Verbal dan Nonverbal Pada Tuturan Direktif Dalam Pembelajaran Di SMP Taman Rama National Plus Jimbaran Vol. 1. No. 1 Juni 2012, Hal. 1-20. Prayitno, Harun Joko. Tindak Kesantunan Berbahasa dalam Dialektika Pembelajaran Pragmatik: Berdaya, Berorentasi, dan Berstategi Kesantunan Positif dalam Seminar Nasional Prasasti II, Prodi PBSID, FKIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Harun.prayitno@ums.ac.id, hal 24-35. 17

Prayitno, Harun Joko. 2011. Teknik dan Strategi Tindak Kesantunan Direktif di Kalangan ANDIK SD Berlatar Belakang Budaya Jawa dalam Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 23. No. 2 Desember 2011, Hal. 204-218. Prayitno, Harun Joko. 2014. Perwujudan Tindak Kesantunan Direktif Siswa SD Berlatar Belakang Budaya Jawa dalam Prosiding Seminar Nasional, Prodi PBSID, FKIP, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Harun.prayitno@ums.ac.id, harunjpums@yahoo.com, hal 49-63. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sugiyono. 2016. METODE PENELITIAN Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: CV ALFABETA. Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung: ANGKASA. Wijana & Rohmadi. 2011. Analisis Wacana Pragmatik Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. Kajian Teori dan Yule, George. 2014. Pragmatik (Terjemahan). Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR. 18