SKEMA SERTIFIKASI PETUGAS PENERBIT BPKB

dokumen-dokumen yang mirip
SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEJAHATAN ANTAR WILAYAH (12)

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA PERBANKAN (14)

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA PERTAMBANGAN (27)

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA NARKOTIKA (20)

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KEAMANAN NEGARA DAN SEPARATIS (08)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR SKEMA SERTIFIKASI PETUGAS PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS

SKEMA SERTIFIKASI PENYIDIK DAN PENYIDIK PEMBANTU TINDAK PIDANA KORUPSI (19)

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAKSANA PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DOMPET DHUAFA Madya 2

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi Manajer Energi

LSP Teknologi Informasi Indonesia

LSP Teknologi Informasi Indonesia

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) TIPE PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PROSES SERTIFIKASI

SKEMA SERTIFIKASI DIREKTUR TINGKAT 1 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI SUB BIDANG PENERTIBAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK (P2TL)

JUDUL SKEMA: PENGEMBANG APLIKASI WEB

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT

MANAJER PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

SUPERVISOR PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI TRANSMISI/JARINGAN

SKEMA SERTIFIKASI UNIT KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SUPERVISI KONSTRUKSI PEMBANGKIT

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT LEVEL BIDANG BISNIS KONVENSI

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

SUB BIDANG BATUBARA. 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi

SUB BIDANG BATUBARA. 1. Latar Belakang 1.1 Personel pengujian kualitas batubara harus memiliki sertifikat kompetensi

SKEMA SERTIFIKASI AHLI KESELAMATAN JALAN

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK JALAN

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK LANSEKAP

SKEMA SERTIFIKASI Analisa Laboratorium Kimia

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

S O P PEMBERIAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK TEROWONGAN

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG PEMELIHARAAN DALAM KEADAAN BERTEGANGAN SUB BIDANG PDKB GI / GITET

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER KOMPETENSI BIDANG DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PELAYANAN TEKNIK

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SUB KONTRAK ASESOR

PANDUAN UJI KOMPETENSI

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI TEKNISI PEMBESARAN UDANG

{B,NSP. [rs 028) SKEMA SERTIFIKASI PETAKSANA LAPANGAN PEKERIAAN JATAN RIST KDIKTI 20L6 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAIUAT

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAYANAN PERAWATAN MEDIKAL BEDAH DOMPET DHUAFA

PEDOMAN VERIFIKASI TUK OLEH TUK

PANDUAN UJI KOMPETENSI

WALIKOTA MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PANDUAN MUTU 1. RUANG LINGKUP

PANDUAN UJI KOMPETENSI

Pertama : Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi ini merupakan acuan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi untuk pembentukan tempat uji kompetensi.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERLUASAN DAN PENGURANGAN RUANG LINGKUP SERTIFIKASI

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2/ BNSP/VIII/2017 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

SKEMA SERTIFIKASI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL SUB BIDANG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JENJANG KOMPETENSI OPERATOR 2018

PANDUAN UJI KOMPETENSI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I P E N D A H U L U A N

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

*B,NSP. (rl 002) ESTIMATOR BIAYA JALAN SKEMA SERTIFIKASI RIST KDIKTI. zol6 NEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

{3NSP. (rs 006) TEKNISI IABORATORIUM BETON SKEMA SERTIFIKASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT. aaoan XASb{A! acrnffiast PioaEst

SKEMA SERTIFIKASI FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI

20L6 SKEMA SERTIFIKASI KOM PETENSI KUALIFIKASI NASIONAL SERTIFIKAT II BIDANG GEOMATIKA

PANDUAN UJI KOMPETENSI

\-- SKEMA SERTIFIKASI KLASTER

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE LISENSI UNIT SERTIFIKASI DAN TATA CARA PEMBERIAN LISENSI

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETENSI LABORATORIUM LINGKUNGAN

Visi Menjadi LSP terbaik di Indonesia yang melahirkan profesional handal dan berdaya saing global dalam upaya pemberantasan korupsi

PANDUAN UJI KOMPETENSI

SKEMA SERTIFIKASI KLASTER

PANDUAN UJI KOMPETENSI

5. Pengurus Lembaga Pendidikan Khusus di bidang Pasar Modal; SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../SEOJK.04/20...

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI

PANDUAN UJI KOMPETENSI

{3NSP B OAN r{asroaaat terfi Ft (ASt PROfEsr

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SIM NO. REVISI 00 TANGGAL TERBIT: 2016 DIPERIKSA OLEH KASAT LANTAS T T D

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== KRITERIA ASESOR LISENSI PEDOMAN BNSP

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL ASSOCIATE SISTEM PLAMBING & ADVANCED ASSOCIATE SISTEM PLAMBING

PANDUAN UJI KOMPETENSI

SKEMA SERTIFIKASI PERSONEL SPESIALIS DRAINASE DAN PEMBUANGAN & ADVANCED SPESIALIS DRAINASE DAN PEMBUANGAN

Transkripsi:

MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SKEMA SERTIFIKASI PETUGAS PENERBIT BPKB Disusun berdasarkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Organisasi pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia yang memberikan tugas dan wewenang kepada Ka LSP Polri untuk melaksanakan sertifikasi Petugas Penerbit BPKB. Skema ini dipergunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan sertifikasi profesi Petugas Penerbit BPKB. Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : November 2015 KEPALA KORPS LALU LINTAS POLRI Disahkan di : Jakarta pada tanggal : November 2015 KA LSP POLRI Drs. CONDRO KIRONO, M.M., M.Hum. INSPEKTUR JENDERAL POLISI Drs. SUROTO, M.Si. KOMISARIS BESAR POLISI NRP 65040678 Menyetujui, a.n. KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KALEMDIKLAT Drs. SYAFRUDDIN, M.Si. KOMISARIS JENDERAL POLISI Nomor Dokumen : Nomor Salinan : Status Distribusi : Terkendali Tak terkendali 1

1. LATAR BELAKANG Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) diberikan tanggung jawab oleh pemerintah untuk melakukan pembinaan dan penyelenggaraan registrasi, identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi, penegakan hukum, operasional manajemen dan rekayasa lalu lintas serta pendidikan berlalu lintas. Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu tanggung jawab Polri dalam penyelenggaraan pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan kepada masyarakat adalah pelaksanaan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor. Untuk memastikan bahwa kendaraan bermotor tersebut layak mendapatkan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) sebagai dokumen legitimasi kepemilikan Ranmor yang diterbitkan Polri. BPKB berisi identitas Ranmor dan identitas pemilik yang berlaku selama Ranmor tidak dipindahtangankan. Ketentuan ini sesuai dengan rumusan pasal 6 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009, bahwa pembinaan Lalu lintas dan angkutan jalan yang dilaksanakan oleh instansi pembina, salah satunya adalah melakukan penetapan kompetensi pejabat yang melaksanakan fungsi di bidang lalu lintas dan angkutan jalan secara nasional. Selain itu, dalam Peraturan Kapolri Nomor 5 Tahun 2012 pasal 5 ayat (1) huruf a tentang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor mempersyaratkan unit pelayanan BPKB mempunyai sumber daya manusia yang memenuhi standar kompetensi sebagai Petugas Penerbit BPKB. Oleh karena itu, perlu disusun Skema Sertifikasi Petugas Penerbit BPKB yang berlaku di seluruh unit layanan Polri penerbit BPKB. Skema sertifikasi ini akan dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan sertifikasi Petugas Penerbit BPKB sekaligus untuk dijadikan acuan LSP Polri dalam rangka sertifikasi kompetensi. 2

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI Ruang lingkup Skema Sertifikasi Penerbit BPKB ini meliputi: 2.1. Bidang unit layanan penerbitan BPKB. 2.2. Lingkup penggunaan yaitu petugas yang bertanggung jawab menerbitkan BPKB pada unit layanan registrasi dan identifikasi kepemilikan kendaraan bermotor. 3. TUJUAN SERTIFIKASI 3.1. Untuk organisasi 3.1.1. Membantu organisasi meyakinkan kepada stakeholder bahwa pelaksanaan tugas organisasi dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang kompeten. 3.1.2. Memastikan organisasi mendapatkan personil yang kompeten. 3.1.3. Memastikan dan meningkatkan produktivitas kerja. 3.2. Untuk personel 3.2.1. Membantu personel meyakinkan kepada organisasi/stakeholder bahwa dirinya kompeten dalam bekerja. 3.2.2. Membantu memastikan dan memelihara kompetensi kerja untuk meningkatkan percaya diri personel. 3.2.3. Membatu personel dalam mengukur tingkat pencapaian kompetensi kerja dalam proses penerbitan BPKB di lingkungan Polri. 3.2.4. Membantu personel dalam memenuhi persyaratan regulasi. 3.2.5. Membantu pengakuan kompetensi kerja lintas sektoral. 3.2.6. memberikan legitimasi bagi personel yang ditunjuk dalam pelaksanaan tugas penerbitan BPKB. 3

4. ACUAN NORMATIF 4.1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; 4.2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; 4.3. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kendaraan Bermotor; 4.4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi; 4.5. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2010 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di lingkungan Polri; 4.6. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Organisasi pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia; 4.7. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor; 4.8. Peraturan BNSP Nomor 5 tahun 2014 tentang pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi Profesi. 5. KEMASAN/PAKET KOMPETENSI KERJA 5.1. Jenis Kemasan: Klaster 5.2. Rincian Unit Kompetensi Penerbit BPKB adalah petugas yang bertanggung jawab memberikan pelayanan registrasi dan identifikasi kepemilikan kendaraan bermotor. Berdasarkan Keputusan Kepala Korps Lalu Lintas Polri Nomor: Kep/300/IV/2015 tanggal 7 April 2015 tentang Standard Kompetensi Kerja Khusus Petugas Penerbit BPKB dikelompokkan menjadi 6 (enam) unit kompetensi, yaitu: 4

NO KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI 1. LTS.BPKB.001.01 2. LTS.BPKB.002.01 3. LTS.BPKB.003.01 4. LTS.BPKB.004.01 5. LTS.BPKB.005.01 Melaksanakan Pemeriksaan Cek Fisik Kendaraan Bermotor Melaksanakan Identifikasi dan Verifikasi permohonan registrasi dan identifikasi kepemilikan kendaraan bermotor Melaksanakan penerimaan pembayaran PNBP Melaksanakan pendaftaran permohonan BPKB Melaksanakan penerbitan dan pemberian BPKB 6. LTS.BPKB.006.01 Melaksanakan pengarsipan 6. PERSYARATAN 6.1. Persyaratan dasar pemohon sertifikasi 6.1.1. Personel Polri aktif yang bertugas di fungsi lalu lintas. 6.1.2. Memiliki pengalaman dinas pada fungsi lalu lintas minimal 5 (lima) tahun. 6.1.3. Telah mengikuti Dikbangspes dan/atau pelatihan Regident ranmor/pelatihan terkait dengan penerbitan BPKB. 6.1.4. Sehat jasmani dan rohani. 6.1.5. Direkomendasikan oleh kepala satuan kerja. 6.2. Persyaratan dasar asesor kompetensi 6.2.1. Memiliki sertifikat asesor kompetensi. 6.2.2. Pengalaman bertugas pada Polisi fungsi lalu lintas minimal 5 (lima) tahun. 6.2.3. Sehat jasmani dan rohani. 6.2.4. Direkomendasikan oleh kepala satuan kerja. 5

7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT 7.1. Hak peserta sertifikasi 7.1.1. Peserta sertifikasi yang dinyatakan kompeten dalam asesmen pada semua unit kompetensi akan diberikan sertifikat kompetensi. 7.1.2. Sertifikat kompetensi dapat dijadikan dasar penugasan sebagai petugas penerbit BPKB. 7.1.3. Mempunyai hak banding jika dalam proses uji kompetensi ada yang merasa dirugikan. 7.2. Kewajiban Peserta Sertifikasi 7.2.1. Memenuhi semua persyaratan administrasi asesmen. 7.2.2. Mengikuti seluruh rangkaian kegiatan asesmen. 7.2.3. Mematuhi peraturan dalam proses asesmen. 8. BIAYA SERTIFIKASI Biaya sertifikasi bersumber dari APBN atau sumber lain yang sah secara hukum dan bersifat tidak mengikat. Biaya sertifikasi mencakup: 8.1. Tahap persiapan 8.1.1. Biaya rapat persiapan. 8.1.2. Biaya ATK termasuk penggandaan soal. 8.1.3. Biaya penggunaan sarana, fasilitas dan peralatan uji kompetensi. 8.2. Tahap pelaksanaan 8.2.1. Biaya akomodasi dan transportasi 8.2.2. Honor panitia dan asesor 8.2.3. Biaya rapat komite 8.2.4. Biaya cetak sertifikat 8.2.5. Biaya pendistribusian sertifikat 6

8.3. Tahap pembuatan laporan 8.3.1. Biaya penyusunan laporan 8.3.2. Biaya pencetakan dan penggan daan laporan 8.3.3. Biaya pengiriman laporan 9. PROSES SERTIFIKASI 9.1. Proses pendaftaran 9.1.1. Permohonan Permohonan sertifikasi dilakukan melalui surat permohonan dari kepala satuan kerja dengan melampirkan: a. Foto copy ijazah pendidikan terakhir. b. Keputusan penempatan pada fungsi lalu lintas. c. Foto copy ijasah/sertifikat/surat keterangan pendidikan kejuruan dan atau pendidikan dan pelatihan bidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor. d. Foto copy surat perintah tugas pada fungsi lalu lintas. e. Daftar riwayat hidup. f. Surat rekomendasi dari kepala satuan kerja. g. Pas photo berwarna 3x4 = 2 lembar, 4x6 = 2 lembar. 9.1.2. Verifikasi a. Panitia sertifikasi melakukan penilitian terhadap berkas/ persyaratan yang diajukan oleh pemohon meliputi : - Keaslian - Kecukupan - Kesesuaian dokumen persyaratan dengan ruang lingkup kompetensi yang diajukan. b. Apabila dokumen persyaratan calon peserta sertifikasi belum memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan atau tidak sesuai dengan ruang lingkup uji kompetensi yang diajukan maka yang bersangkutan ditolak sebagai peserta sertifikasi. 7

c. Apabila dokumen persyaratan calon peserta sertifikasi sesuai dengan ruang lingkup kompetensi yang diajukan maka yang bersangkutan diterima sebagai peserta sertifikasi. 9.1.3. Persiapan uji kompetensi a. Penentuan Tempat Uji Kompetensi (TUK). b. Penunjukan asesor kompetensi dan panitia uji kompetensi. LSP Polri menugaskan Tim Asesor untuk melakukan uji kompetensi sesuai dengan skema dan rencana uji kompetensi. c. Penyiapan Materi Uji Kompetensi (MUK). 9.2. Proses Asesmen 9.2.1. Proses asesmen dilaksanakan berdasarkan jadwal yang ditetapkan, menerapkan metoda dan prosedur asesmen sesuai yang ditetapkan dalam skema sertifikasi. 9.2.2. Apabila ada perubahan skema sertifikasi yang mengharuskan asesmen tambahan, LSP Polri mendokumentasikan dan tanpa diminta menyediakan akses publik tentang metoda dan prosedur yang diperlukan untuk melakukan verifikasi agar para pemegang sertifikat memenuhi persyaratan yang diubah. 9.2.3. Untuk menjamin verifikasi persyaratan skema sertifikasi, asesmen direncanakan dan disusun secara obyektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi untuk memastikan kompetensi peserta. 9.2.4. Untuk menjamin setiap asesmen sah dan adil, LSP Polri melakukan verifikasi metoda untuk asesmen peserta sertifikasi. 9.2.5. LSP Polri melakukan verifikasi dan menyediakan kebutuhan khusus peserta sertifikasi, dengan alasan dan sepanjang integritas asesmen tidak dilanggar, serta mempertimbangkan aturan yang berlaku di lingkungan Polri. 9.2.6. LSP Polri akan mempertimbangkan hasil penilaian dari badan atau lembaga lain berkaitan dengan portofolio peserta sertifikasi, LSP Polri menjamin bahwa tersedia laporan, data dan rekaman yang menunjukkan bahwa hasil-hasilnya setara, dan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi. 8

9.2.7. Apabila bukti-bukti kompetensi telah memenuhi aturan bukti Valid, Asli, Terkini dan Memadai (VATM), direkomendasikan kompeten dan apabila bukti-bukti kompetensi belum memenuhi VATM direkomendasikan untuk mengikuti uji kompetensi. 9.3. Proses uji kompetensi 9.3.1. Pengisian formulir asesmen mandiri dan konsultasi pra asesmen. 9.3.2. Penilaian uji kompetensi dapat dilakukan dengan cara : tertulis, lisan, simulasi/praktek di tempat kerja atau Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang disimulasikan seperti tempat kerja. 9.3.3. Uji kompetensi dilaksanakan di TUK tempat kerja atau ditempat lain yang telah diverifikasi sesuai dengan skema sertifikasi. 9.3.4. Uji kompetensi dilaksanakan oleh asesor kompetensi yang kompeten sesuai dengan ruang lingkup skema sertifikasi. 9.3.5. Rekomendasi hasil uji kompetensi diputuskan oleh asesor kompetensi dan dilaporkan ke LSP. 9.3.6. Pembuatan rekomendasi dan laporan a. Setelah melakukan uji kompetensi maka asesor memberikan rekomendasi terhadap hasil pelaksanaan asesmen. b. Berdasarkan hasil uji kompetensi yang dilaksanakan oleh asesor kompetensi peserta direkomendasikan atau tidak direkomendasikan untuk mendapatkan sertifikat kompetensi. c. Asesor kompetensi melaporkan hasil pelaksanaan asesmen kepada panitia uji kompetensi. d. Panitia mengecek kelengkapan berkas uji kompetensi. e. Panitia uji kompetensi melaporkan hasil pelaksanaan asesmen kepada Ka LSP Polri. 9.4. Keputusan Sertifikasi 9.4.1. Keputusan sertifikasi kepada peserta sertifikasi dilakukan oleh LSP Polri melalui rapat komite sertifikasi yang dilaksanakan oleh komite sertifikasi LSP Polri. 9

9.4.2. LSP Polri akan melakukan verifikasi dokumen rekaman asesmen berdasarkan informasi yang dikumpulkan selama proses asesmen dan menetapkan status kompetensi sesuai skema sertifikasi. 9.4.3. LSP Polri memberikan sertifikat kepada semua peserta yang dinyatakan kompeten sesuai dengan skema sertifikasi. 9.4.4. Sertifikat kompetensi kerja berlaku dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung mulai tanggal penerbitannya dan dapat diperpanjang, selama pemegang sertifikat masih bertugas di fungsi lalu lintas Polri. 9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat 9.5.1. Pembekuan dan pencabutan sertifikat dilakukan kepada pemegang sertifikat bilamana: a. Melanggar ketentuan pemegang sertifikat. b. Melanggar ketentuan disiplin, kode etik profesi Polri dan melakukan tindak pidana. c. Sudah tidak bertugas pada fungsi lalu lintas Polri. 9.5.2. Selama pembekuan sertifikat, pemegang sertifikat diwajibkan mengikuti program pembinaan yang ditetapkan oleh satuan kerja pada fungsi lalu lintas. 9.5.3. Setelah pencabutan sertifikat, pemegang sertifikat tidak berhak menggunakan sertifikat tersebut. 9.6. Pemeliharaan sertifikasi/surveillance 9.6.1. Surveillance minimal dilakukan sekali dalam jangka waktu masa berlaku sertifikat kompetensi. 9.6.2. Surveillance dilaksanakan dengan memonitor kinerja pemegang sertifikat. 9.7. Proses Sertifikasi Ulang/Perpanjangan 9.7.1. Persyaratan sertifikasi ulang. Sertifikat kompetensi dapat diperpanjang sebelum masa berlakunya berakhir dengan persyaratan: 10

a. Dua bulan sebelum masa berlaku sertifikat berakhir, kasatker mengajukan surat permohonan perpanjangan sertifikat kompetensi. b. Melampirkan surat rekomendasi dari kepala satuan kerja pemegang sertifikat kompetensi. c. Melampirkan sertifikat kompetensi asli yang akan diperpanjang. d. Melampirkan fotocopy Logbook (catatan penugasan selama memegang sertifikat) dilampiri bukti pendukung. e. Pas photo berwarna 3x4 = 2 lembar, 4x6 = 2 lembar. 9.7.2. Persyaratan sertifikasi ulang sama dengan persyaratan awal sertifikasi. 9.7.3. Proses sertifikasi ulang dilaksanakan dengan cara melakukan asesmen yang didasarkan pada laporan kinerja. 9.8. Penggunaan Sertifikat 9.8.1. Sertifikat hanya berlaku di lingkungan Polri. 9.8.2. Sertifikat dapat digunakan sebagai dokumen pendukung usulan promosi ke tingkat jabatan berikutnya. 9.8.3. Petugas penerbit BPKB yang disertifikasi harus menandatangani pernyataan untuk: 9.8.3.1. mematuhi ketentuan yang relevan dalam skema sertifikasi; 9.8.3.2. membuat pernyataan bahwa sertifikasi yang diterima hanya untuk ruang lingkup sertifikasi yang telah diberikan; 9.8.3.3. tidak menggunakan sertifikasi yang dapat mencemarkan LSP Polri, dan tidak membuat pernyataan terkait sertifikasi yang dianggap menyesatkan atau tidak dapat dipertanggungjawabkan; 9.8.3.4. menghentikan penggunaan semua pengakuan atas sertifikasi apabila sertifikat dibekukan atau dicabut, dan mengembalikan sertifikat ke LSP Polri; 11

9.8.3.5. tidak menggunakan sertifikat dengan cara yang menyesatkan. 9.9. Banding 9.9.1. LSP Polri akan menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan terhadap banding secara konstruktif, tidak berpihak dan tepat waktu. 9.9.2. Penjelasan mengenai keputusan hasil penanganan banding dapat diketahui publik. 12