I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah upaya memberdayakan manusia atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna untuk meningkatkan mutu bangsa secara. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN, KETERAMPILAN MENGAJAR, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Nomor

PENGARUH KOMUNIKASI GURU-SISWA DAN BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI KELAS X DAN XI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dasar hal itulah maka sudah sepantasnya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dalam pendidikan jalur sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi menjadi pilar utama dalam melahirkan sumber daya manusia

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kecakapan hidup (life skills) sehingga mendorong tegaknya

BAB I PENDAHULUAN. peduli pada pembangunan sektor pendidikan. Menurut Kurniadin (2012:206)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. lembaga pendidikan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Pengetahuan ini dapat juga disebut sebagai pendidikan.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

Analisis Profesionalitas Guru. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN KEBUDAYAAN Jakarta, November 2015

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 tentang System Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. sektor pembangunan nasional karena dengan pendidikan berarti membangun

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. pemangku kepentingan (stakeholders), baik dari pihak pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan ruang lingkup penelitian. A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah upaya memberdayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

2 warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003). Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Dalam praktek di lapangan terkadang agen pendidikan kurang memperhatikan makna dan tujuan tersebut, dan belum mempersiapkan sumber daya manusia untuk meningkatkan mutu pendidikan secara optimal. Guru merupakan figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan. Ketika semua orang membicarakan problema tentang pendidikan figur guru pasti terlibat dalam topik pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Pendidik atau guru merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Di sekolah guru merupakan unsur yang sangat mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan selain unsur murid dan fasilitas lainnya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar. Namun tak sedikit guru yang kurang menyadari bahwa posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional guru dan mutu kinerjanya. Mengingat bahwa guru merupakan tonggak terciptanya pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan, maka guru dituntut harus lebih memiliki kualitas dan terampil dalam mengelola kelas. Indonesia sebagai Negara berkembang yang juga

peduli terhadap pendidikan di awal tahun 2007 membuka wawasan tentang 3 pentingnya program sertifikasi bagi profesi guru sebagaimana tertuang dalam UU No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Berdasarkan produk hukum tersebut dinyatakan bahwa guru adalah pendidik professional yang harus memenuhi sejumlah prasyaratan baik kualifikasi akademik maupun kompetensi. Program sertifikasi merupakan program pemberian sertifikat bagi guru yang telah memenuhi syarat menuju guru professional. Guru yang telah memperoleh sertifikat profesi akan mendapatkan sejumlah hak yang antara lain berupa tunjangan profesi yang besarnya setara dengan satu kali gaji pokok guru tersebut. Program sertifikasi ini menjadi suatu keharusan bagi bangsa Indonesia, selain karena konsekuensi dari produk hukum juga secara hakiki karena tekad yang mendalam dari seluruh komponen bangsa yang ingin memperbaiki mutu pendidikan di negeri ini. Seperti yang telah diketahui program sertifikasi itu sendiri saat ini merupakan program yang tengah dielu-elukan oleh hampir semua guru sebagai tenaga pendidik. Tapi sayangnya masih ada saja guru yang menganggap program ini ajang pemanfaatan dan tidak diimbangi dengan adanya peningkatan kinerja. Kinerja pada guru besertifikasi dapat dilihat dari kualitas sikap dan tanggung jawabnya dalam menjalankan tugas pokoknya menjadi seorang guru. Umumnya kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Kinerja seorang guru akan terlihat dalam keterampilan mengajar, dan motivasi di dalam menjalankan tugas profesinya di dalam maupun di luar kelas.selain itu dalam

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, guru harus mempersiapkan dan 4 mempertimbangkan model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam menyampaikan materi guna mencapai kinerja baik. Penguasaan guru tentang model pembelajaran diduga mempengaruhi kinerja seorang guru. Model pembelajaran digunakan untuk membantu guru dalam mengajar, agar suasana belajar dapat berjalan dengan aktif dan menyenangkan bagi siswa dan guru. Model pembelajaran yang dipakai seorang guru harus seirama pola pembelajaran. Pola pembelajaran yang baik akan memacu siswa berpikir kreatif, aktif, dan kondusif dimana guru hanya bertindak sebagai pengelola pembelajaran yang memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Namun keadaan di lapangan membuktikan bahwa terkadang penggunaan model pembelajaran masih perlu dioptimalkan dalam penggunaannya. Hal tersebut mengakibatkan kurang tersampaikannya materi dengan baik, tidak memenuhi kebutuhan siswa yang berimbas pada gairah belajar yang tidak tercipta dengan baik. Selain model pembelajaran, hal yang mendapat perhatian khusus dari penelitian adalah keterampilan mengajar. Sebagai seorang calon guru, peneliti menyadari bahwa keterampilan mengajar guru yang telah sertifikasi tidak diragukan lagi kualitasnya. Guru yang terampil akan mentransfer ilmu dengan baik dan sistematis. Ia juga mampu menyusun media pembelajaran yang dapat membantunya dalam menyampaikan materi agar lebih menarik. Namun demikian, terkadang guru kurang memperhatikan kesiapan awal untuk mengajar yang

5 menyebabkan materi kurang tersampaikan secara sistematis dan kurang menarik daya ingin tahu siswa tentang materi yang akan disampaikan. Faktor lain yang diduga mempengaruhi kinerja adalah motivasi kerja. Secara umum terdapat tiga macam motivasi dalam bekerja, yaitu motivasi untuk kekuasaan, motivasi untuk hubungan, dan motivasi untuk prestasi. Jika motivasi kerja guru tinggi maka tujuan dari pembelajaran akan tercapai dengan mudahnya yang menyebabkan kinerja guru yang sertifikasi meningkat juga, dibandingkan dengan motivasi kerja guru yang kurang baik. Motivasi kerja yang baik ditandai dengan sikap semangat yang diperlihatkan guru guru dalam proses belajar dan meningkatnya keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar. Keadaan di lapangan menujukkan kurangnya motivasi guru di dalam proses belajar. Pada penelitian pendahuluan, di temukan bahwa banyak guru yang kurang bersemangat dalam menyampaikan pelajaran, dan sering meninggalkan anak murid dengan tugas tugas. Kinerja guru yang sertifikasi menjadikan hal tersebut layak untuk diteliti. Helfert dalam Veitzhal Rivai (2009: 604) mengatakan bahwa kinerja dapat dipahami sebagai suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki. Bertolak dari tuntutan di atas, semua guru di daerah daerah berlomba lomba melakukan pendidikan lanjutan untuk memenuhi persyaratan sertifikasi. Hal ini juga terjadi daerah Bandar Lampung khususnya di kecamatan Tanjung Karang

6 Timur. Guru guru yang menerima sertifikasi telah tersebar di seluruh sekolah di kecamatan ini baik di sekolah negeri maupun swasta. Berikut disajikan tabel jumlah guru sertifikasi dari beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) Kecamatan Tanjung Timur. Data ini diperoleh peneliti dengan terutama melakukan penelitian pendahuluan di beberapa sekolah yang menjadi pusat penelitian bagi peneliti. Tabel 1. Jumlah guru bersertifikasi pada SMA Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013. No Jumlah Jumlah Guru Prensentase Nama Sekolah. Guru Yang Sertifikasi (%) 1. SMA Negeri 10 65 46 45 2. SMA Xaverius 46 31 30 3. SMA UTAMA 2 33 25 25 Jumlah 144 102 100 Sumber: Tata Usaha Masing-masing SMA di Kec. Tanjung Karang Timur Tabel 1 di atas terlihat bahwa jumlah guru bersertifikasi pada Kecamatan Tanjung Karang Timur tahun pelajaran 2012/2013 terdiri sebanyak 144 orang guru, sedangkan jumlah guru yang sertifikasi di beberapa SMA Rayon 15 Kec. Tanjung Karang Timur sebanyak 102 orang guru. SMAN 10 memiliki guru sertifikasi sebanyak 46 orang dengan presentase 45%, SMA Xaverius memiliki guru sertifikasi 31 orang dengan presentase 30%, dan SMA UTAMA 2 memiliki guru sertifikasi 25 orang dengan presentase 25 %. Kinerja seorang guru merupakan suatu usaha yang penuh dari tiap-tiap guru untuk pencapaian hasil kerja yang maksimal dengan selalu menganggap bahwa metode

7 kerja hari ini harus lebih baik dari pada metode kerja hari kemarin dan hasil yang dapat diraih esok hari harus lebih banyak atau lebih bermutu daripada hasil yang diraih hari ini. Kinerja guru adalah hasil kerja nyata secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya yang meliputi menyusun program pembelajaran, pelaksanaan pembelajaraan, pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi dan analisis evaluasi. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka penelitian ini mengambil judul tentang Pengaruh Penguasaan Tentang Model Pembelajaran, Keterampilan Mengajar Guru dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Bersertifikasi Pada SMA Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Karang Timur Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut. 1. Rendahnya kesadaran agen pendidikan akan makna dan tujuan pendidikan 2. Usaha dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas bagi pendidikan masih kurang optimal 3. Rendahnya kesadaran guru yang menggunakan model pembelajaran. 4. Penerapan model pembelajaran yang belum optimal. 5. Kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

8 6. Keterampilan mengajar guru bersertifikasi pada SMA Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang belum optimal. 7. Motivasi kerja guru bersertifikat pada SMA Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang masih rendah. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka ruang lingkup masalah penelitian ini dibatasi pada Penguasaan tentang Model Pembelajaran (X 1 ), Keterampilan Mengajar (X 2 ) dan Motivasi Kerja (X 3 ) Terhadap Kinerja Guru Yang Sertifikasi (Y). D. Rumusan Masalah Bertolak dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka secara operasional permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Apakah ada pengaruh penguasaan tentang model pembelajaran terhadap kinerja guru bersertifikasi pada SMA Negeri dan Swasta kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013? 2. Apakah ada pengaruh keterampilan mengajar terhadap kinerja guru bersertifikasi pada SMA Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013? 3. Apakah ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru besertifikasi SMA Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013?

4. Apakah ada pengaruh penguasaan tentang model pembelajaran, 9 keterampilan mengajar, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru besertifikasi SMA Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1. untuk mengetahui pengaruh penguasaan tentang model pembelajaran terhadap kinerja guru bersertifikasi pada SMA Negeri dan Swasta kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013. 2. untuk mengetahui pengaruh keterampilan mengajar terhadap kinerja guru bersertifikasi pada SMA Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013. 3. untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pada guru yang sertifikasi SMA Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013. 4 untuk mengetahui pengaruh penguasaan tentang model pembelajaran, keterampilan mengajar, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru besertifikat SMA Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013?

F. Kegunaan Penelitian 10 Pada hakekatnya penelitian yang dilakukan seseorang diharapkan akan mendapatkan manfaat tertentu. Begitu pula dengan penelitian ini diharapkan mendatangkan manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis a. Merupakan sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan pada umumnya dan pendidikan SMA pada khususnya. b. Sebagai bahan atau referensi bagi para peneliti-peneliti lainnya yang ingin mengembangkan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja pada guru sertifikasi SMA Kecamatan Tanjung Karang Timur. b. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian dapat digunakan sebagai input bagi pimpinan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja guru yang sertifikasi. c. Bagi Guru Dapat memberikan masukan kepada guru untuk memahami penggunaan model pembelajaran, keterampilan mengajar, dan motivasi kerja.

G. Ruang Lingkup Penelitian 11 Ruang lingkup penelitian ini mencakup: 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah seluruh guru yang sertifikasi. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah model pembelajaran (X 1 ), keterampilan mengajar (X 2 ), dan motivasi kerja (X 3 ) terhadap kinerja guru bersertifikasi pada SMA Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013. 3. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini adalah di SMA Negeri dan Swasta Kecamatan Tanjung Karang Timur Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013. 4. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Tahun Pelajaran 2012/2013. 5. Disiplin Ilmu Disiplin yang berhubungan dengan penelitian ini adalah manajemen pendidikan dan manajemen sumberdaya manusia.