Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, UNG (2) Staf Pengajar Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, UNG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG SEMI (BABY CORN)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharatasturt) PADA SISTEM JARAK TANAM JAJAR LEGOWO YANG BERBEDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

Volume 11 Nomor 2 September 2014

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) berdasarkan Waktu Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda ABSTRAK

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

Deskripsi Tanaman Jagung (Zea mays) Lokal Sumbawa. Wening Kusumawardani 2 Fenny Arisandi

PENGARUH SISTEM PERTANAMAN SISIPAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG Bunyamin Z dan M. Aqil Balai Penelitian Tanaman Serealia PENDAHULUAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

Uji Aplikasi Pupuk Lengkap Bioorganik Cair untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Jagung Manis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Irmawaty Harun , Zulzain Ilahude, Fauzan Zakaria, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

Blok I Blok II Blok III. c 3 P 0 V 1 P 1 V 5 P 0 V 1 P 1

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

ABSTRAK. Kata Kunci: Padi, Varietas Inpari 13, Pupuk, Jajar Legowo

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Jagung

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG BOGOR PADA BERBAGAI TINGKAT KERAPATAN TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN*

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN DOSIS PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan

BAHAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Umur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) : Menutup tongkol dengan cukup baik. Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang

Kebutuhan pupuk kandang perpolibag = Kebutuhan Pupuk Kandang/polibag = 2000 kg /ha. 10 kg kg /ha. 2 kg =

KAJIAN PERIMBANGAN PEMBENTUKAN ORGAN SOURCE-SINK TANAMAN BABY CORN PADA TLNGKAT PENYIANGAN DAN PEMBERIAN UREA YANG BERBEDA

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

UJI POTENSI TIGA VARIETAS JAGUNG DAN SAAT EMASKULASI TERHADAP PRODUKTIVITAS JAGUNG SEMI (BABY CORN) Efrain Patola dan Sri Hardiatmi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji

Transkripsi:

PENGARUH EMASKULASI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG SEMI VARIETAS MOTORO KIKI Indrawaty Mohungo, (2) Fitria S. Bagu, (3) Fauzan Zakaria Email : ririn.mohungo@facebook.com Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui pengaruh emaskulasi, jarak tanam dan interaksi antara emaskulasi dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil jagung semi varietas motoro kiki. Penelitian dilakukan di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, sejak Mei sampai Juli 2014. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok yang terdiri dari 2 faktor yaitu emaskulasi dan jarak tanam. Faktor pertama emaskulasi terdiri dari dua taraf yaitu tanpa emaskulasi dan emaskulasi sedangkan faktor kedua yaitu jarak tanam terdiri dari 3 taraf yaitu J1 (50 x 20 cm), J2 (50 x 30 cm) dan J3 (50 x 40 cm). Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, indek luas daun, diameter tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol tanpa kelobot dan berat tongkol tanpa kelobot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emaskulasi berkontribusi pada parameter diameter tongkol tanpa kelobot dan berat tongkol tanpa kelobot. Jarak tanam berkontribusi terhadap indeks luas daun, diameter tongkol tanpa kelobot dan interaksi antara emaskulasi dan jarak tanam berpengaruh terhadap indeks luas daun umur 2 MST. Kata kunci : Emaskulasi, Jarak Tanam, Motoro Kiki. PENDAHULUAN Jagung Tergolong sebagai tanaman serealia. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah. Salah satu produk dari tanaman jagung yang mempunyai prospek cerah cukup baik untuk dikembangkan adalah jagung semi yaitu jagung yang dipanen saat masih muda dan belum membentuk biji. Dewasa ini petani sudah mulai banyak yang membudidayakan jagung semi, hal ini disebabkan karena waktu panen yang pendek, disamping itu juga jagung semi memiliki prospek yang cerah baik untuk dikonsumsi dalam negeri maupun diekspor ke negara lain (Siagian dan Harahap, 2001). Jarak tanam berhubungan erat dengan populasi tanaman. Jika jarak tanam antar barisan tetap dan dan jarak tanam dalam barisan sempit, populasi tanaman tinggi. Sebaliknya, populasi tanaman rendah bila jarak tanam dalam barisan lebar. Pengaturan jarak tanam sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Hal ini akan berpengaruh pada luas daun, berat kering tanaman, sistem perakaran, banyak sinar matahari yang diterima, dan banyaknya unsur hara yang diserap dari dalam tanah. Penggunaan jarak tanam yang tepat

akan menaikkan hasil, tetapi penggunaan jarak tanam yang kurang tepat akan menurunkan hasil (Williams dan Yoseph, 1970 dalam Asro dan Indrayanti, 2010). Umumnya hasil yang meningkat per satuan luas akan tercapai dengan kepadatan yang tinggi, karena penggunaan cahaya secara maksimal pada awal pertumbuhan, tetapi akhirnya sifat tiap-tiap induk menurun karena persaingan cahaya dan faktor-faktor tumbuh lain, dalam hal ini respon ditunjukkan dengan menurunnya ukuran tanaman atau bagian lainnya. Mempersempit jarak tanam sebelum dicapai jarak tanam optimum akan menyebabkan indeks luas daun lebih besar dalam waktu yang relatif singkat atau luas daun naik, sehingga energi matahari yang ditangkap oleh tanaman naik, dengan demikian fotosintesis sebagai penghasil asimilat akan meningkat. Upaya peningkatan produksi jagung semi dapat dicapai melalui perbaikan teknik budidaya antara lain dengan melakukan pembuangan bunga jantan (emaskulasi) dan penambahan unsur hara ke dalam tanah melalui pemupukan. Emaskulasi dimaksudkan untuk mempercepat perkembangan tongkol agar dapat dipanen serempak, meningkatkan produksi dan kualitas serta mengarahkan fotosintat terpusat pada perkembangan tongkol (Rukmana, 1997). Emaskulasi menyebabkan penyerbukan tidak terjadi sehingga energi yang akan dipakai untuk mekarnya bunga jantan dan penyerbukan dialihkan untuk memperbanyak pembentukan tongkol baru dan pengisian kelobot tongkol yang dihasilkan (Nasution, 2011). METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo yang terletak pada 0,34 0 LU-1,7 0 LS, 125,3 0 BT- 134,2 0 BT dengan ketinggian tempat 21 meter dpl. Penelitian ini di mulai bulan Mei sampai Juli 2014. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, tali rapiah, kamera, alat tulis, meteran, tugal dan timbangan. Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih Jagung Semi Varietas Motorokiki. Penelitian ini disusun berdasarkan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dari 2 faktor yaitu faktor emaskulasi dan jarak tanam. Faktor emaskulasi terdiri dari 2 taraf yaitu : diulang 3 kali sehingga terdapat 18 satuan petak penelitian yang berukuran 2 x 2 m. E 0 = Emaskulasi E 1 = Emaskulasi Faktor jarak tanam terdiri atas 3 taraf yaitu : J 1 = 50 x 20 cm J 2 = 50 x 30 cm J 3 = 50 x 40 cm Kombinasi perlakuan diatas HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Berikut ini ditampilkan Tabel 1 tentang sidik ragam dengan BNT 5% pada parameter tinggi tanaman. Tabel 1. Rata-rata Tinggi Tanaman berdasarkan Pengaruh

Tanam Tinggi Tanaman (cm) 2 MST 4 MST 6 MST Emaskulasi 46.61 tn 104.87 tn 180.78 tn Emaskulasi 46.07 tn 103.56 tn 185.63 tn BNT 5 % - - - J1 (50 x 20 cm) 46.60 tn 103.70 tn 177.87 tn J2 (50 x 30 cm) 45.98 tn 104.01 tn 175.22 tn J3 (50 x 40 cm) 46.44 tn 104.94 tn 196.54 tn BNT 5 % - - - Keterangan : Angka angka yang di ikuti berbeda nyata pada uji BNT 5% Berdasarkan Tabel 1 diatas, perlakuan emaskulasi, jarak tanam dan interaksi antara emaskulasi dan jarak tanam tidak berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman. Menurut Asro dan Indrayanti (2010), bahwa perlakuan jarak tanam tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, hal ini diduga pada seluruh perlakuan jarak tanam, tinggi tanaman jagung semi sudah dapat tumbuh mencapai ketinggian optimumnya. Diasumsikan tinggi tanaman optimum telah diperoleh pada perlakuan jarak tanam yang lebih kecil, sehingga pada jarak tanam yang lebih besar, seluruh faktor fisiologis yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman tidak akan terganggu. Artinya pada jarak tanam yang lebih besar persaingan atau kompetisi antar tanaman dalam memperoleh faktor pertumbuhan akan semakin kecil. Sehingga pertumbuhan akan lebih baik atau akan mencapai pertumbuhan optimumnya. Hasil tersebut sesuai dengan pendapat Gardner (1991) dalam Asro dan Indrayanti (2010), bahwa dalam kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, penyempitan jarak tanam pada sebagian besar tanaman budidaya tidak akan mempengaruhi hasil panen. Pada keadaan persediaan air yang kurang, tanaman budidaya yang ditanam pada jarak tanam yang lebar akan memberikan hasil panen yang sama atau lebih banyak dibanding tanaman yang ditanam dengan jarak tanam yang sempit. Indeks Luas Daun Berikut ini diuraikan Tabel 2 dan Tabel 3 tentang sidik ragam dengan BNT 5% pada parameter indeks luas daun. Tabel 2. Rata-rata Indeks Luas Daun Berdasarkan Pengaruh Tanam umur 4 dan 6 MST Indeks Luas Daun 4 MST 6 MST Emaskulasi 0.81 tn 2.36 tn Emaskulasi 0.82 tn 2.69 tn BNT 5 % - - J1 (50 x 20 cm) 1.09c 3.70b J2 (50 x 30 cm) 0.77b 2.03a J3 (50 x 40 cm) 0.59a 1.84a BNT 5 % 0.16 0.47 Keterangan : Angka angka yanga di ikuti berbeda nyata pada uji BNT 5%

Berdasarkan Tabel 2 diatas, perlakuan emaskulasi tidak berbeda nyata. Sedangkan jarak tanam berbeda nyata terhadap parameter indeks luas daun dan pada interaksi antara emaskulasi dan jarak tanam berbeda nyata pada parameter indeks luas daun umur 2 MST. Berdasarkan hasil penelitian diatas, diperoleh indeks luas daun terbesar pada perlakuan jarak tanam (50 x 20 cm). Menurut Asro dan Indrayanti (2010), besaran indeks luas daun menentukan kemampuan tanaman untuk mengintersepsi radiasi matahari. Semakin rapat jarak tanam, nilai indeks luas daun akan semakin meningkat pada setiap waktu pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh indeks luas daun terbesar pada perlakuan jarak tanam (50 x 20 cm), disebabkan karena pada jarak tanam yang rapat, daun sangat luas sehingga nisbah antara luas daun dan luas lahan yang diduduki tanaman menjadi lebih besar. Besarnya luas daun pada jarak tanam (50 x 20 cm) disebabkan oleh pengaruh tidak langsung dari populasi jagung yang lebih banyak dibanding populasi pada perlakuan jarak tanam lainnya. menurut Gardner et.al.,(1991) dalam Asro dan Indrayanti (2010), meningkatnya populasi tanaman akan meningkatkan indeks luas daun sampai batas tertentu, namun indeks luas daun yang terlalu tinggi dapat menjadi pembatas pertukaran CO 2, penetrasi radiasi matahari dan penggunaan fotosintesis. Semakin tinggi indeks luas daun maka semakin banyak daun yang ternaungi dan akan menurunkan tingkat fotosintesis. Menurut Hashemi et.al., (1992) dalam Asro dan Indrayanti (2010), bahwa kandungan klorofil (luas daun sebagai dasar) menurun secara nyata karena meningkatnya kepadatan populasi tanaman. Terdapat korelasi yang signifikan antara kandungan klorofil dan laju fotosintesis. Meningkatnya kepadatan akan mengakibatkan laju fotosintesis menurun, karena saling menaungi dan berkurangnya kandungan klorofil. Tabel 3. Rata-rata Interaksi antara Tanam pada Indeks Luas Daun umur 2 MST J 1 (50 x 20 cm) Indeks Luas Daun J 2 (50 x 30 cm) J 3 (50 x 40 cm) Emaskulasi 0.27c 0.21b 0,17ab BNT 5 % 0,05 Emaskulasi 0.38d 0.20b 0,14a Keterangan : Angka angka yanga di ikuti berbeda nyata pada uji BNT 5% Berdasarkan Tabel 3 diatas, interaksi antara emaskulasi dan jarak tanam berpengaruh terhadap parameter indeks luas daun umur 2 MST. Menurut Wahab dan dahlan (2006), tanaman jagung membutuhkan zat hara, namun pada jarak tanam yang sempit atau jumlah populasi yang banyak, akan menyebabkan penyerapan unsur hara menjadi tidak efisien sehingga akan menghambat pertumbuhan tanaman. Dalam hal ini cadangan makanan

sangat kurang dihasilkan oleh daun. kurangnya asimilat menyebabkan organ-organ yang membutuhkan energi mengadakan kompetisi yang sama dalam tubuh tanaman. Sehingga walaupun malai buga jantan dipotong atau dikeluarkan, itu tidak akan memberikan pengaruh yang besar terhadap organ-organ tanaman lainnya. Menurut Wardjito (1995), mengatur populasi tanaman merupakan suatu cara untuk mengatur presentase sinar yang diterima tanaman. Makin besar populasi tanaman, luas daun semakin meningkat, sehingga mempengaruhi konsentrasi CO 2 disekitar daun. Peningkatan luas daun menyebabkan luas permukaan fotosintesis, indeks luas daun dan laju asimilasi bersih bertambah besar. Selama daun ternaungi dan tidak mendapat cahaya yang cukup, maka daun tidak dapat melaksanakan fungsinya sebagai aparat fotosintat. Diameter Tongkol Kelobot Berikut ini ditampilkan Tabel 4 tentang sidik ragam dengan BNT 5% pada parameter diameter tongkol. Tabel 4. Rata-rata Diameter Tongkol Kelobot Berdasarkan Pengaruh Tanam. Diameter Tongkol Kelobot (cm) emaskulasi 1.40 a Emaskulasi 1.76 b BNT 5% 0.044 J1 (50 x 20 cm) 1.53 a J2 (50 x 30 cm) 1.59 b J3 (50 x 40 cm) 1.63 b BNT 5% 0.054 Keterangan : Angka angka yang di ikuti berbeda nyata pada uji BNT 5% Berdasarkan Tabel 4 diatas, perlakuan emaskulasi dan jarak tanam berbeda nyata terhadap parameter diameter tongkol tanpa kelobot. Sedangkan perlakuan interaksi antara emaskulasi dan jarak tanam tidak berbeda nyata terhadap parameter diameter tongkol tanpa kelobot. Berdasarkan uji BNT 5 %, perlakuan jarak tanam memberikan pengaruh nyata terhadap parameter diameter tongkol tanpa kelobot yaitu J1 (1.53 cm), J2 (1.59 cm), dan J3 (1.63 cm). Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan, diperoleh diameter tongkol terbesar pada perlakuan jarak tanam J3 (50 x 40 cm). Menurut Wahab dan Dahlan (2006), bahwa perlakuan emaskulasi pada saat malai bunga jantan merekah memberikan diameter tongkol yang cenderung lebih besar, dibanding perlakuan emaskulasi pada saat malai bunga jantan muncul menghasilkan diameter tongkol yang kecil. Membuang malai bunga jantan yang belum sempat mekar pada tanaman jagung menyebabkan tidak terjadinya proses penyerbukan yang tidak dikehendaki pada tanaman

jagung yang dipanen sebagai sayur. Pembuangan malai pada saat bunga jantan muncul mengakibatkan pertumbuhan daun bendera menjadi lambat bahkan daun tersebut mati akibat pemotongan malai yang terlalu dekat. Keadaan ini akan mempengaruhi proses penimbunan asimilat pada tongkol. Peranan utama dari daun bendera pada tanaman jagung adalah sebagai sumber penghasil asimilat untuk proses pengisian biji atau untuk perkembangan tongkol setelah terjadinya proses pembungaan. Panjang Tongkol Kelobot Berikut ini disajikan Tabel 5 tentang sidik ragam dengan BNT 5% pada parameter panjang tongkol tanpa kelobot. Tabel 5. Rata-rata Panjang Tongkol Kelobot Berdasarkan Pengaruh Tanam emaskulasi Panjang Tongkol Kelobot (cm) 9.10 tn Emaskulasi 9.27 tn BNT 5% - J1 (50 x 20 cm) 9.51 tn J2 (50 x 30 cm) 8.99 tn J3 (50 x 40 cm) 9.05 tn BNT 5% - Keterangan : Angka angka yang di ikuti berbeda nyata pada uji BNT 5%. Berdasarkan Tabel 5 diatas, perlakuan emaskulasi, jarak tanam dan interaksi antara emaskulasi dan jarak tanam tidak berbeda nyata terhadap parameter panjang tongkol tanpa kelobot. Berdasarkan hasil penelitian Wahab dan Dahlan (2006), menunjukkan bahwa perlakuan emaskulasi pada saat malai bunga jantan merekah memberikan panjang tongkol terpanjang dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. adanya hasil yang menunjukkan bahwa pembuangan malai pada saat bunga jantan merekah memberikan hasil yang lebih tinggi terhadap panjang tongkol dibanding dengan pembuangan malai saat bunga jantan muncul. Menurut Bunyamin dan Awaluddin (2012), bahwa tanaman yang ditanam rapat, tidak selamanya akan memberikan hasil yang kurang optimal. Hal ini ditunjukkan pada panjang tongkol dengan jarak tanam 50 x 20 cm, menghasilkan panjang tongkol terbaik dibanding jarak tanam yang lebih besar. Hal tersebut diduga karena kerapatan tanam pada tanaman menyebabkan tanaman yang satu dengan yang lain saling menaungi sehingga mengurangi laju penguapan pada tanaman dan tanah (evapotranspirasi), sehingga penyimpanan cadangan makanan untuk pembentukkan buah menjadi lebih optimal. Berat Tongkol Kelobot Pengaruh emaskulasi dan jarak tanam terhadap berat tongkol ditunjukan pada Tabel 6 dibawah ini. Tabel 6. Rata-rata Berat Tongkol Kelobot Berdasarkan Pengaruh Tanam.

Berat Tongkol Kelobot (gram) emaskulasi 11.51a Emaskulasi 14.75b BNT 5% 0.87 J1 (50 x 20 cm) 12.53 tn J2 (50 x 30 cm) 13.51 tn J3 (50 x 40 cm) 13.35 tn BNT 5% - Keterangan : Angka angka yang di ikuti berbeda nyata pada uji BNT 5% Berdasarkan Tabel 6 diatas, perlakuan emaskulasi berbeda nyata terhadap parameter berat tongkol tanpa kelobot sedangkan jarak tanam dan interaksi antara emaskulasi dan jarak tanam tidak berbeda nyata. emaskulasi (E1) memberikan berat tongkol yang lebih berat dibandingkan perlakuan tanpa emaskulasi (E0). Menurut Wahab dan Dahlan (2006), pemotongan malai pada saat bunga jantan muncul, daun terakhir pada ujung batang atau dikenal dengan daun bendera pertumbuhannya menjadi lambat bahkan daun tersebut mati akibat pemotongan malai yang terlalu dekat dengan daun bendera karena tangkai malai sangat pendek pada daerah pemotongan. Keadaan ini akan mempengaruhi proses penimbunan asimilat pada tongkol. Peranan utama dari daun bendera pada tanaman jagung adalah sebagai sumber penghasil asimilat untuk proses pengisian biji atau untuk perkembangan tongkol setelah terjadinya proses pembungaan. tanpa emaskulasi memberikan hasil yang terendah. Hal ini disebabkan karena energi hasil fotosintesis seluruhnya digunakan untuk pembentukkan bunga juga untuk proses mekarnya bunga, sehingga energi untuk pembentukkan tongkol menjadi berkurang yang akan menyebabkan perkembangan tongkol menjadi tidak optimal. KESIMPULAN 1. Emaskulasi berpengaruh terhadap parameter diameter tongkol tanpa kelobot, berat tongkol tanpa kelobot, namun tidak berpengaruh pada parameter tinggi tanaman, indeks luas daun dan panjang tongkol tanpa kelobot. 2. Jarak tanam berpengaruh terhadap parameter indeks luas daun, diameter tongkol tanpa kelobot, dan tidak berpengaruh terhadap parameter tinggi tanaman, panjang tongkol tanpa kelobot dan berat tongkol tanpa kelobot. 3. Interaksi antara emaskulasi dan jarak tanam berpengaruh pada indeks luas daun umur 2 MST, dan tidak berpengaruh terhadap parameter tinggi tanaman, diameter tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol tanpa kelobot dan berat tongkol tanpa kelobot. DAFTAR PUSTAKA Asro. Indrayanti, Laelani. 2010. Pengaruh Jarak Tanam dan Jumlah Benih Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Jagung Muda. Media Sains 2(2). Fakultas Pertanian. Universitas PGRI. Palangka Raya. Bunyamin dan Awaluddin. 2012. Pengaruh Populasi Tanaman

Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Semi (Baby Corn). Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddin Makasar. Nasution, Yusuf Khairul. 2011. Efek Waktu Emaskulasi Terhadap Produksi Baby Corn dari Beberapa Varietas Tanaman Jagung. Skripsi. Prodi Pemuliaan Tanaman. Faperta.IPB.Bogor. Rukmana, R. 1997. Budidaya Baby Corn. Kanisius, Yogyakarta. Siagian, M. H. Harahap, R. 2001. Pengaruh Pemupukan dan Populasi Tanaman Jagung Terhadap Produksi Baby Corn Pada Tanah Podsolik Merah Kuning. Puslitbang Biologi. LIPI-Bogor. Wahab Arman dan Dahlan. 2006. Efek Emaskulasi dan Pemberian Berbagai Pupuk Popro Terhadap Petumbuhan dan Produksi Baby Corn. J. Agrisistem 2. Wardjito. 1995. Pengaruh Jumlah Tanaman per Rumpun dan Umur Emaskulasi pada Produksi Jagung Semi. Prosiding Seminar Ilmiah Nasional Komoditas Sayuran. Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang.