BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

II. TINJAUAN PUSTAKA. adalah teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wulan Nurchasanah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nining Priyani Gailea, 2013

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

(PTK Pada Siswa kelas VII SMP PGRI 15 Pracimantoro)

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. berbagi pengalaman, belajar dari yang lain, dan meningkatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu manusia yang tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan tindakan. Motivasi dalam belajar sangatlah penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

permasalahan untuk merangsang pemikiran siswa supaya siswa dapat lebih aktif menjawab pertanyaan, mampu memecahkan masalah dengan mudah dan dapat

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. maupun kewajiban sebagai warga negara yang baik. Untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi yang serba canggih seperti saat ini, tentu saja manusia dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat penting dan. pendidikan adalah upaya demi mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi salah satu prioritas utama

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SAVI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan disukai siswa. Namun, pada kenyataannya bahwa belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting, dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari kita tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, matematika juga sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. saing dalam percaturan dunia tanpa batas. Di dalam era dunia tanpa batas,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan pembelajaran peran guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Diberikannya pelajaran matematika untuk setiap jenjang pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Masalah internal yang sering dihadapi siswa dalam pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan di sekolah merupakan proses nyata yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dias Susilowati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan pendidikan potensi diri yang dimiliki oleh seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia demi

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengaplikasikan materi ajar yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB 1 PENDAHULUAN Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, cara pemecahan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian

2013 PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA ANAK DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Banyak permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

Oleh: Nanik Tri Sumarti 05667/2008

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang penting dalam kehidupan manusia. Tidak hanya di sekolah, mendapatkan pendidikan dapat terjadi di lingkungan manapun dan dengan kondisi apapun. Maka dari itu besar dampaknya pendidikan bagi suatu individu ataupun kelompok manusia yang sedang mengalaminya. Dengan tindakan yang intensif dan pengawasan yang baik akan mendapatkan pendidikan baik sehingga akan menghasilkan manusia yang berakal dan budi yang baik pula. Guru dengan cara mengajarnya merupakan salah satu faktor yang penting, hal ini disebabkan karena guru mampu memberikan cerminan bagi anak didiknya tentang bagaimana caranya untuk bersikap dan membentuk kepribadiannya, kemampuannya dalam memberikan pengetahuan dan mendidik anak-anak didiknya menjadi individu yang mampu bersaing dalam kehidupan. Diharjo (dalam Uno, 2008:2) Pada pelaksanaannya, pendidikan memang sangat berkaitan erat hubungannya dengan proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk membelajarkan siswa berinteraksi dengan seluruh sumber belajar yang digunakan agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai aktivitas belajar yang telah direncanakan oleh guru untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Sehingga dapat disimpulkan pembelajaran adalah upaya guru yang terencana untuk menfasilitasi siswa berinteraksi dengan sumber belajar. Pembelajaran sekarang ini semakin tergantung pada kualitas para guru dalam menggunakan berbagai sumber dan media belajar dalam rangka mengatasai berbagai permasalahan yang dihadapi oleh siswa demi mewujudkan cara berpikir kritis dan kreatif. Untuk mewujudkan itu semua maka, kababilitas sebagai guru yang memiliki wawasan kependidikan yang luas, selalu memikirkan inovasi dan 1

terobosan terbaru tentang apa yang perlu kembangkan haruslah terpenuhi sehingga harapan dan kebutuhan siswa dapat terwujudkan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang rumit dikarenakan tidak hanya tuntas dengan cara mentransfer informasi dari guru ke siswa, tetapi juga melibatkan berbagai serangkaian kegiatan jika menginginkan hasil yang lebih baik. Salah satunya yaitu dengan melakukan suatu pendekatan khusus dalam menyampaikan pembelajaran, karena pada hakikatnya memberikan pendekatan dalam pembelajaran merupakan suatu cara untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran serta mampu meningkatkan dan mengembangkan aktivitas belajar guru dan siswa. Siswa dalam hal ini merupakan sasaran pendidikan yang dijadikan sebagai titik pusat perhatian atau pengamatan oleh guru yang memiliki perbedaan minat, bakat, intelegensi, dan tingkahlaku pada masing-masing individunya. Di dalam proses belajar-mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita memiliki tujuan dan kemudian juga ingin mencapainya secara optimal. Peran guru disini sangat penting yang kemudian menjadikannya sebagai faktor penentu keberhasilan untuk mencapai tujuan belajarnya. Salah satu masalah umum yang sering kali dijumpai seiring dengan perkembangan era yaitu belum terpenuhi atau belum cukup memuaskannya nilai siswa dari KKM (Kriteria Ketuntasan Belajar). Masalah seperti ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah, (1) peran guru yang kurang optimal terhadap proses pembelajaran ditiap satuan pendidikan, (2) banyaknya sekolah terutama di daerah pedesaan atau pelosok yang belum mendapatkan fasilitas mutakhir untuk kemajuan mutu pendidikan, (3) masih banyaknya guru kontemporer yang belum mahir menggunakan komputer dan internet sebagai salah satu sarana penunjang proses pendidikan sehingga metode dan cara mengajar mereka tidak berkembang. Ilmu matematika selain menjadi bidang ilmu yang populer di dunia pendidikan juga merupakan satu bidang studi yang sangat penting. Kedudukan matematika dalam bidang pendidikan besar manfaatnya dikarenakan ilmu 2

matematika merupakan sebuah konsep awal dari pemikiran cerdas. Sering kali dijumpai masalah yang timbul dalam pembelajaran matematika yang ditunjukkan dengan kurangnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika yang dikemas dalam bentuk soal yang lebih menekankan pada penguasaan ataupun pemahaman konsep suatu pokok bahasan tertentu. Maka dari itu, penyampaian materi dan komunikasi seringkali menjadi kendala untuk mewujudkan ke sinkronisasian antara pengajar dengan subjek belajar. Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas, salah satu upaya untuk membantu guru dalam mengoptimalkan aktivitas belajar, kreativitas belajar dan hasil belajar siswa adalah dengan melakukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa. Dengan demikian, melakukan penerapan pembelajaran yang tepat akan membantu menciptakan suatu pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Salah satu contoh penerapan pembelajaran yang dapat membantu upaya guru dalam mengoptimalkan aktivitas, kreativitas, dan hasil belajara siswa dalam pembelajaran adalah dengan melakukan penerapan pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual). Meier (2000:42) Learning doesn't automatically improve by having people stand up and move around. But combining physical movement with intellectual activity and the use of all the senses can have a profound effect on learning. I call this SAVI learning. Jadi dapat diambil maknanya bahwa mengkombinasikan antara kegiatan intelektual yang yang melibatkan fikiran dengan suatu rangkaian kegiatan yang menimbulkan gerakan fisik seperti berdiskusi, bereksperimen, menggunakan alat peraga ataupun menggambar dan menulis mampu memberikan dampak pemahaman lebih dari sekedar belajar biasa. Pendekatan SAVI merupakan bagian dari teknik Acceleration Learning atau sering disebut juga percepatan belajar. Pembelajaran dengan pendekatan SAVI sendiri ada empat unsur di dalamnya, yaitu (1) Somatis yaitu belajar dengan bergerak dan berbuat, (2) Auditori yaitu belajar dengan berbicara dan mendengar, (3) Visual yaitu belajar dengan mengamati dan menggambarkan, (4) Intelektual yaitu belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. 3

Menurut Meier (2004:99), kata intelektual menunjukkan apa yang dilakukan siswa dalam pikirannya secara internal ketika mereka menggunakan kecerdasan mereka untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan makna, rencana dan nilai dari pengalaman tersebut. Lebih lanjut Meier mendefinisikan intelektual sebagai pencipta makna dalam pikiran, sarana yang digunakan manusia untuk berfikir, menyatukan pengalaman, menghubungkan pengalaman mental, fisik, emosional dan intuitif tubuh untuk membat makna baru bagian dirinya sendiri. Jadi pembelajaran SAVI merupakan gabungan antara ke empat unsur Somatis, Auditoy, Visual dan Intelektual. Keempat cara belajar ini harus ada supaya proses belajar dapat berlangsung secara optimal dikarenakan keempat cara belajar ini saling terhubung untuk mencapai tujuan belajar. Matematika merupakan ilmu yang membutuhakan kesabaran, keuletan bahkan ketelitian dalam mempelajarinya. Hal ini menjadikan belajar ilmu matematika haruslah bersifat kontinu dan disiplin. Seringkali siswa belajar matematika hanya dengan menghafal rumus-rumusnya saja, tanpa disertai latihan mengerjakan berbagai soal dengan model yang berbeda. Hal itu yang menjadikan siswa merasa kesulitan dalam mengerjakan soal dengan dengan tingkat kesulitan dan model yang berbeda. Dalam melakukan pembelajaran matematika yang baik pendidik harus mampu menciptakan suasana yang dapat membangkitkan antusias berpikir logis bagi siswa didiknya. Karena dengan berpikir logis siswa dapat dengan mudah memahami dan memecahkan setiap permasalahan yang timbul dalam menangani soal-soal matematika. Perlu diketahui bahwa siswa akan belajar lebih baik jika mereka belajar berdasarkan lingkungan alamiahnya. Sehingga proses penalaran dari permasalahan yang timbul akan cepat tertangkap secara jelas oleh mereka. Belajar matematika tidak hanya duduk dan memecahkan setiap permasalahan yang timbul melainkan dengan melakukan interaksi seperti mengemukakan pendapat, bertanya, menjawab dan melakukan pengamatan atau penelitian karena hal ini mampu mengoptimalkan kemampuan tubuh dan pikiran secara bersama-sama. Gerakan tubuh yang dilakukan siswa akan meningkatkan keberanian mental siswa dalam melakukan tindakan, contohnya seperti berdiskusi, 4

melakukan penelitian, presentasi di depan kelas, mengerjakan soal dipapan tulis dan bahkan menyampaikan pendapat sendiri tentang apa yang telah dialaminya selama beraktifitas. Dalam hal ini tentu saja akan memakan banyak waktu, tenaga dan fikiran dalam proses perjalanannya, untuk itu dibutuhkan penggabungan dengan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) sebagai salah satu cara mengefisiensikan metode tersebut diatas. Katleya (dalam Ismail, 2008:150), Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Selanjutnya Asma (2006:12), belajar kooperatif mendasarkan pada suatu ide bahwa siswa bekerjasama dalam belajar kelompok dan sekaligus masingmasing bertanggung jawab pada aktivitas belajar anggota kelompoknya, sehingga seluruh anggota kelompok dapat menguasai materi pelajaran dengan baik. Selain itu Rusman (2011:202), pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dari berbagai pendapat para ahli diatas mengenai definisi cooperative learning, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah sebuah model pembelajaran yang membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil dengan maksud agar siswa dapat bekerja dan belajar bersama dalam sebuah kelompok untuk menyelesaikan tugas secara bersama dan saling membantu dalam kelompoknya. Dalam model pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada tugas-tugas yang diberikan guru untuk diselesaikan bersama dengan anggota kelompoknya, sedangkan peran guru hanya sebagai fasilitator dalam membimbing siswa menyelesaikan tugas. Dari pernyataan yang telah disampaikan oleh para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran melalui pendekatan SAVI dengan model Cooperative Learning dapat dijadikan salah satu metode yang mampu membawa warna baru dalam proses pembelajaran masakini sebagai salah satu upaya mengoptimalkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar. 5

1.2 Rumusan masalah 1. Bagaimana peranan pendekatan SAVI dalam model Cooperative Learning? 2. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan SAVI dalam model Cooperative Learning? 3. Bagaimana kinerja guru melalui pendekatan SAVI dalam model Cooperative Learning? 1.3 Pembatasan Masalah Untuk membatasi permasalahan diangkat, maka harus membuat batasan masalah agar tidak meluas. Apa saja batasan masalahnya harus jelas dan dibuat sesuai dengan latar belakang masalah, sehingga tidak terjadi penyimpangan dari rumusan masalahnya. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka batasan masalahnya yaitu hanya akan membahas mengenai pembelajaran menggunakan pendekatan SAVI dalam model Cooperative Learning beserta teori yang mendukungnya, mendeskripsikan dan menafsirkan karateristiknya, dan membahas mengenai kinerja guru dalam penerapannya. 1.4 Tujuan a. Untuk menjelaskan mengenai peranan pendekatan SAVI dalam model Cooperative Learning b. Untuk menjelaskan mengenai langkah-langkah pendekatan SAVI dalam model Cooperative Learning c. Untuk menjelaskan mengenai kinerja guru mengenai pendekatan SAVI dalam model Cooperative Learning 1.5 Manfaat Dari judul Peranan Pendekatan Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI) dalam Model Cooperative Learning untuk Meningkatkan Kinerja Guru yang diangkat antara lain : 6

a. Dari segi teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pendidikan matematika untuk memperkaya hasil penelitian yang sudah ada dan pada akhir pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. b. Dari segi praktis, diharapkan dapat membantu memberikan informasi kepada guru matematika dalam upaya memberikan inovasi baru dalam mendidik dan membimbing sebagai sarana meningkatkan hasil belajar siswa. 7