BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Jika pembelajaran melibatkan lebih dari satu model pembelajaran akan. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan cara perbaikan proses pembelajaran. mencapai tujuan tersebut, tidak selalu cocok pada semua siswa.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati titik sentral pendidikan. Peranan guru yang sangat penting adalah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Vina Agustina, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sebuah proses pembelajaran bagi setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL MIND MAPPING (PTK Pada Siswa Kelas IX B SMPN 3 Kota Cirebon)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN GUIDED NOTE TAKING

BAB I PENDAHULUAN. kognitifnya. Costa (1988) mengkategorikan proses pembelajaran menjadi tiga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. manusia. Pendidikan manusia dimulai sejak anak masih dalam kandungan,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang efektif dan menarik merupakan langkah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu cara untuk membenahi dan meningkatkan kemampuan berfikir

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Oleh NATALIA ERNAWATI NIM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu materi biologi yang menjadi kesulitan bagi siswa adalah mengenal dunia hewan. Salah satu sub materi dalam dunia hewan yaitu filum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dias Susilowati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi kepada orang lain. Dalam proses berbicara seseorang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Merupakan suatu kebutuhan dalam proses kehidupan. Majunya

BAB I PENDAHULUAN. tentang fenomena-fenomena alam. Fenomena-fenomena alam dikemas berupa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. ke arah yang lebih baik. Menurut Tirtaraharja (2005: 37) Tujuan pendidikaan memuat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang efektif dan efisien. Proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. berhubungan dengan variabel-variabel pada penelitian ini. Teori-teori tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas yang akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan IPTEK terus berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yaitu dengan menempuh proses pembelajaran. juga dikembangkan seperti dibuatnya metode-metode baru dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut.

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat sarjana S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: ERWIN SETYANINGSIH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. mendukung lancarnya proses belajar mengajar disekolah. Seperti yang dikemukakan Norris

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

PENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tata boga adalah pengetahuan di bidang boga (seni mengolah masakan)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika adalah suatu pelajaran yang tersusun secara beraturan, logis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara berkembang seperti di indonesia. Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu memiliki dan memecahkan. kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pendidikannya (Rusman, 2012 : 93). kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah pengorganisasian mata

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

Transkripsi:

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, dunia pendidikan membutuhkan berbagai upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pembelajaran harus banyak melibatkan peserta didik agar mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dan menggali berbagai potensi dan kebutuhan secara alamiah. Pendidikan adalah suatu proses perkembangan yang berlangsung dalam setiap individu. Proses ini merupakan hasil dari aktivitas dan reaksi terhadap lingkungan. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah seperti melakukan inovasi perubahan kurikulum, penataran guru dan dosen, memperbaiki pelaksanaan penelitian. Semua ini dilakukan dalam upaya memperbaiki pelaksanaan proses belajar mengajar disekolah yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa harus juga memperhatikan kondisi belajar yang ideal dimana guru harus mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan materi kepada siswa tidak lepas dari strategi dan model yang dipilih dengan tepat, pemilihan model pembelajaran yang tepat digunakan dikelas diperlukan beberapa pertimbangan seperti keadaan siswa dan keadaan sekolah yang baik serta mendukung untuk pelaksanaannya. Selama proses pelatihan lapangan yang saya lakukan disekolah SMA Negeri 1 Siantar Narumonda selama tiga bulan hasil pengamatan yang saya lihat masih jauh dari kondisi belajar yang ideal. Dimana siswa cenderung pasif dan kurang berpartisipasi selama proses pembelajaran berlangsung dan siswa masih banyak yang belum memiliki buku pegangan atau buku penuntun dari mata pelajaran yang ada sehingga ini menjadi salah satu faktor yang membuat siswa pasif selama pembelajaran dan malas untuk mengulang kembali pelajaran dirumah. Dan hasil pengamatan yang saya lihat bahwa guru masih jarang

3 menggunakan model-model pembelajaran selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung cenderung ceramah. Sehingga proses belajar mengajar hanya satu arah yang mungkin akan menyebabkan siswa cepat bosan dan merasa jenuh sehingga hanya diawal pembelajaran saja siswa mendengarkan apa yang dikatakan guru selebihnya siswa tidak mendengarkan penjelasan guru dan memahami materi yang disampaikan lagi dengan baik. Dan didapati juga bahwa hamper keseluruhan dari siswa melakukan teknik pencatatan yang belum efektif, dimana siswa mencatat materi yang diberikan dengan keseluruhan kalimat, sehingga siswa cenderung malas kembali membaca ulang catatanya dirumah dan ada juga beberapa siswa yang malas mencatat apalagi jika guru tidak tegas atau disiplin dalam memeriksa catatan siswa, dan siswa juga dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru malas dan sering terlambat mengumpulkan tugas dalam tenggang waktu yang ditentukan oleh guru. Dan akhirnya dari kegiatan ini berdampak buruk bagi siswa, kurangnya penguasaan materi yang telah disampaikan dan hasil belajar yang masih rendah. Penyebab masalah rendahnya nilai siswa, jenuhnya siswa saat proses pembelajaran berlangsung, dan malasnya siswa dalam membaca ulang catatan mereka dapat kemungkinan diakibatkan karena kurangnya penguasaan guru terhadap model-model pembelajaran yang kooperatif sehingga guru menggunakan pembelajaran yang konvensional yaitu dengan ceramah. Sehingga siswa cenderung pasif, cepat jenuh sehingga banyak siswa menjadi bosan dan menggantuk saat mengikuti pembelajaran sehingga siswa tidak paham materi yang disampaikan oleh guru. Model pembelajaran konvensional memang memiliki keunggulan yaitu membantu guru dalam menyampaikan materi, tetapi proses pembalajaran ini hanya satu arah sehingga sangat kecil peluangnya untuk siswa berfikir kreatif. Dan ditambah lagi guru tidak mendukung dan mengajari siswa untuk mencatat yang efektif misalnya dengan menggunakan peta pikiran ataupun peta konsep. Karena dengan melakukan teknik pencatatan yang efektif dapat membantu siswa menyimpan informasi secara mudah mengorganisasikannya agar dapat bertahan lebih lama didalam ingatan mereka dan juga dapat terjadi bila catatan tersebut mampu mengembangkan kreatifitas

4 berfikir serta meningkatkan ketertarikan mereka untuk membaca kembali, hal inilah salah satu yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar yang mereka dapat. Secara spesifik pada materi ekosistem ini ditemukan hasil belajar yang masih belum mencapai indikator keberhasilan dimana siswa yang mencapai nilai KKM yaitu 75 sebanyak 45% sedangkan yang belum mencapai nilai KKM yaitu 55%, jadi masih jauh dari indikator keberhasilan, dikatakan berhasil jika 80% siswa harus berhasil mencapai bahkan lebih dari nilai KKM yang ditentukan. Makadari itu perlu dilakukan solusi yang tepat untuk memperbaiki proses kegiatan belajar-mengajar sehingga dapat membuat suasana belajar yang menyenangkan, membuat siswa aktif saat proses pembelajaran berlangsung, menciptakan tehnik mencatat yang efektif, kreatif dan menarik. Maka dari itu salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan pembaharuan model pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru sehingga dapat melakukan kegiatan pembelajaran yang bervariasi setiap materi pembelajaran. Untuk itu peneliti mencoba menerapkan kombinasi pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining dan pencatatan Peta Pikiran (Mind Mapping). Penerapan ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran tipe Student Facilitator and Explaining efektif untuk melatih siswa berbicara dalam menyampaikan ide atau pendapatnya sendiri. Suprijono (2010), dan pada strategi Peta Pikiran (Mind Mapping) merupakan cara mencatat yang efektif, efisien, kreatif, menarik, mudah, dan berdaya guna karena dilakukan dengan cara memetakan pikiran-pikiran kita (Swadarma, 2013). Dengan demikian kombinasi model pembelajaran tipe Student Facilitator and Explaining dengan pencatatan Peta Pikiran (Mind Mapping) ini dapat menumbuhkan minat belajar siswa untuk belajar dan lebih kreatif yang akan memudahkan siswa untuk memahami seluruh topik pembelajaran biologi secara khususnya materi ekosistem. Kombinasi ini juga dapat menutupi kekurangan masing-masing dari setiap model dimana pada model Student Facilitator and Explaining kekurangan yang sering terjadi pada saat proses pembelajaran yaitu sering ditemukan pendapat yang sama antar siswa maka dari itu Mind Mapping ini akan menutupi kekurangannya, dengan menggunakan mind mapping akan

5 membantu otak siswa untuk mengingat, membandingkan dan membuat hubungan antar kata sehingga mempermudah siswa untuk meringkas secara kreatif dan mempercepat memahami materi sehingga akan memperkecil kemungkinan terjadi pendapat yang sama maka dari itu sangat baik mengkombinasikan model ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan aktivitas siswa yang aktif dan menyenangkan saat proses pembelajaran berlangsung. Dimana materi ekosistem ini sangat cocok diajarkan dengan model pembelajaran ini karena mempelajari hubungan timbal balik antara mahkluk hidup dengan lingkungannya. Dan dengan model ini akan melatih siswa untuk mengulang kembali materi yang disampaikan oleh guru, melatih siswa untuk menyampaikan pendapatnya, dan dapat melibatkan seluruh siswa untuk berkreatifitas tanpa melihat kondisi social, perbedaan status, suku, agama sehingga dapat membuat siswa termotivasi, aktif, mudah memahami dan mudah menerangkan menurut kreatifitas masing-masing siswa. Materi ekosistem ini mencakup secara luas yang meliputi komponen-komponen penyusun ekosistem, tipe-tipe ekosistem, aliran energi, dan daur biogeokimia serta kerusakan ekosistem. Sehingga dibutuhkan teknik pencatatan yang menarik dan efektif yang membantu siswa untuk lebih memahami materi ekosistem yaitu dengan mengkombinasikan model pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining dikombinasikan dengan Peta Pikiran (Mind Mapping) karena model ini berorientasi mengemukakan ide, dan menumbuhkan kreatifitas dari siswa. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Siantar Narumonda, karena belum ada penelitian sebelumnya dengan menggunakan kombinasi model pembelajaran Tipe Student Facilitator and Explaning dikombinasikan dengan pencatatan Peta Pikiran (Mind Mapping). Dalam penelitian Agustia, dkk (2012) Penerapan Srategi Pembelajaran Aktif Tipe Student Facilitator and Explening Dikombinasikan dengan Mind Map Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMPN 20 Padang menyatakan bahwa adanya perbedaan hasil belajar antara kelas control tanpa penggunaan model dengan kelas eksperimen dengan menggunakan model pempelajaran tipe Student Facilitator and Explening dikombinasikan dengan Mind

6 Mapping, bahwa rata-rata yang diperoleh yaitu kelas eksperimen memperoleh hasil belajar 73,05 % sedangkan kelas kontrol 66,31 %, dan dikemukakan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran ini berpengaruh sangat baik terhadap aktivitas belajar siswa dan termotivasi untuk bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Dan dengan menugaskan siswa membuat Mind Map dirumah siswa menjadi lebih aktif pada materi yang akan dipelajari sehingga siswa mampu menjawab pertanyaan guru dan akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan jika ada materi yang tidak dipahami. Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Ekosistem Melalui Model Kooperatif Tipe Student Facilator And Explaining Dikombinasikan Dengan Mind Mapping Di Kelas X Sma Negeri 1 Siantar Narumonda Porsea Tahun Pembelajaran 2014/2015. 1.2 Identifikasi Masalah

7 Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka dapat didentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Model pembelajaran yang dilakukan oleh guru dominan pembelajaran konvensional yang dianggap kurang efektif. 2. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep pembelajaran dan berdampak kepada ketidakpahaman terhadap materi yang disampaikan akibatnya terjadi kepasifan selama proses kegiatan pembelajaran. 3. Cara mencatat siswa yang masih kurang efektif dan kreatif sehingga berdampak kepada kurangnya minat siswa dalam mengulang kembali materi yang telah diajarkan. 4. Penerapan pembelajaran yang kreatif, bervariasi dan menyenangkan masih jarang digunakan dalam proses belajar-mengajar. 1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian ini masalah dibatasi hanya untuk mengetahui hasil belajar Biologi pada materi Ekosistem melalui model pembelajaran Student Facilitator and Explaning dikombinasikan dengan pencatatan Peta Pikiran (Mind Mapping) di Kelas X SMA Negeri 1 Siantar Narumonda Tahun Pembelajaran 2014/2015. 1.4 Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana hasil belajar siswa pada materi Ekosistem melalui model pembelajaran Student Facilitator and Explaning dikombinasikan dengan pencatatan Peta Pikiran (Mind Mapping) di Kelas X SMA Negeri 1 Siantar Narumonda Tahun Pembelajaran 2014/2015? 2. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dengan kombinasi model pembelajaran Student Facilitator and Explaning dengan Mind Mapping dikelas X SMA Negeri 1 Siantar Narumonda Tahun Pembelajaran 2014/2015? 1.5 Tujuan Penelitian

8 Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi Ekosistem melalui model pembelajaran Student Facilitator and Explaning dikombinasikan dengan pencatatan Peta Pikiran (Mind Mapping) di Kelas X SMA Negeri 1 Siantar Narumonda Tahun Pembelajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dengan kombinasi model pembelajaran Student Facilitator and Explaning dengan Mind Mapping dikelas X SMA Negeri 1 Siantar Narumonda Tahun Pembelajaran 2014/2015. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapakan pada penelitian ini adalah: 1. Bagi guru biologi, penelitian ini dapat memberi masukkan dalam penggunaan model pembelajarn yang efektif dan menarik dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Untuk siswa, sabagai penambah semangat dan memberi motivasi kepada siswa untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dengan kombinasi model Student Facilitator and Explaning dengan Mind Mapping, supaya siswa dapat memetakan pikirannya pada suatu materi. 3. Bagi Peneliti, sebagai pedoman untuk penulis sebagai calon guru Biologi agar dapat menggunakan dan memamfaatkan model pembelajaran yang baik pada setiap materi sehingga dapat menciptakan suatu kegiatan belajar mengajar yang efektif, efisien serta menyenangkan. 4. Sebagai bahan refrensi bagi pembaca dan peneliti lainnya yang ingin meneliti permasalahan yang sama pada tempat yang berbeda.