III. METODOLOGI PENELITIAN. dan simbolis. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media animasi kimia yang berbasis

III. METODOLOGI PENELITIAN. LKS ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan. Menurut Sugiyono (2010), metode penelitian dan pengembangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. atau Research and Development (R&D). Penelitian ini digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari subjek penelitian studi lapangan, subjek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development). Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek studi lapangan, subjek penelitian, dan subjek

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2013)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan instrumen asesmen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi laju reaksi untuk SMA

III.METODE PENGEMBANGAN. A. Metode Pengembangan dan Subjek Pengembangan. Metode pengembangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan modul elektronik berbasis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan performance assessment berbasis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA YP Unila Bandar Lampung dengan kelas XI

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah desain penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

ASSESSMENT DEVELOPMENT BASED SCIENCE PROCESS SKILLS ON MATERIAL FACTORS AFFECTING CHEMICAL EQUILIBRIUM

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MIA SMA Negeri 3

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan (Research and Development). Menurut Borg and Gall (2003),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian dan pengembangan (research

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan subyek penelitian didasarkan pada pertimbangan kelas yang memiliki

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASSESSMENT KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS.

BAB III METODE PENELITIAN

THE DEVELOPMENT OF SCIENCE PROCESS SKILLSBASED ASSESSMENT ON MATERIAL FACTORS INFLUENCE THE RATE OFREACTION

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan subyek penelitian dilakukan berdasarkan pertimbangan kelas yang

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research & Development). Menurut Sukmadinata (2009)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini pengambilan subyek didasarkan pada pertimbangan kelas yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan subyek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2010 di SMA AL-Azhar 4. Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang.

DEVELOPING ANIMATION MEDIA OF ARRHENIUS ACID-BASE BASED ON MULTIPLE REPRESENTATION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengumpulan Data. Produk. Massal. Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode R & D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

METODOLOGI PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XIA 4 SMA Negeri 3 Bandar Lampung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu produk representasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010). Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2011: 297) Research and

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan subyek didasarkan pada pertimbangan tertentu, yaitu kelas yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kelas XI IPA tahun ajaran 2012/2013 di MAN 1 Bandar Lampung terdapat 4 kelas.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan yang disampaikan oleh Borg and Gall dalam (Setyosari,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penentuan subyek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu berdasarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Hasil Tes Diaknostik Materi Kimia... 3

III. METODOLOGI PENELITIAN. memiliki kemampuan kognitif heterogen, sehingga dipilih teknik purposive sampling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tanggal 16 Februari hingga

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. B. Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

STUDENT WORKSHEETS DEVELOPMENT BASED SCIENCE PROCESS SKILLS ON MATERIAL FACTORS AFFECTING CHEMICAL EQUILIBRIUM

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pada subtopik pembuatan indikator asam basa alami. Optimasi dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu aspek yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber

BAB III METODE PENELITIAN X O. Gambar 3.1.One-Shot Case Study Keterangan: X = Perlakuan yang diberikan O = Observasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA N 2 Metro dengan kelas X yang berjumlah 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development), yang dimaksud dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA N 2 Metro dengan kelas X yang berjumlah 8

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

Transkripsi:

22 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan media animasi kimia yang berbasis multipel representasi yang meliputi representasi makroskopis, submikroskopis dan simbolis. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development / R&D). Pada penelitian ini, langkah-langkah penelitian disusun berdasarkan model penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2008). Menurut Sugiyono (2008), metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk. Secara singkat, langkah-langkah penggunaan metode penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2008) adalah 1) potensi dan masalah, 2) mengumpulkan informasi, 3) desain produk, 4) validasi desain. 5) perbaikan desain, 6) uji coba produk dilakukan pada kelompok terbatas, 7) revisi produk 8) uji coba pemakaian dilakukan untuk melihat efektivitas produk jika digunakan dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi, 9) revisi produk dilakukan apabila dalam pemakaian pada skala lebih luas terdapat kekurangan, dan 10) pembuatan produk massal.

23 Produk yang dihasilkan dari pengembangan ini adalah media animasi kimia yang berbasis representasi kimia, yaitu representasi makroskopis, submikroskopis, dan simbolis. Media animasi kimia tersebut dibuat dengan menggunakan perangkat lunak Macromedia Flash 2008. 3.2 Subyek Penelitian Subyek penelitian merupakan suatu yang dikenai perlakuan. Pada penelitian ini terdapat dua subyek yaitu, subyek penelitian dan subyek uji coba. Subyek penelitian dalam pengembangan ini adalah media animasi kimia berbasis representasi kimia. Sedangkan subyek uji coba merupakan subyek yang diuji coba dengan menggunakan media animasi yang dikembangkan, dan subyek itu pula yang menilai media animasi tersebut. Subyek uji coba pada pengembangan media animasi ini adalah materi larutan penyangga, guru mata pelajaran kimia dan siswa-siswi kelas XI IPA di salah satu SMA di Kabupaten Lampung Utara yang telah mempelajari materi larutan penyangga. 3.3 Sumber Data Sumber data adalah asal dari mana data diperoleh. Sumber data pada pengembangan ini berasal dari tahap studi pendahuluan dan tahap uji coba terbatas. Pada tahap studi pendahuluan, data diperoleh dari wawancara kepada guru dan penjaringan respon siswa mengenai pembelajaran kimia khususnya pada materi larutan penyangga yang dilakukan pada enam SMA di Kabupaten Lampung Utara. Pada tahap uji coba terbatas, data diperoleh dari pengisian angket uji kesesuaian isi dan angket uji keterbacaan media animasi kimia yang dilakukan oleh guru kimia kelas

24 XI IPA, serta angket uji keterbacaan dan kemenarikan yang dilakukan oleh siswa di salah satu sekolah di Kabupaten Lampung Utara. 3.4 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi media animasi larutan penyangga, angket uji kesesuian isi, angket uji keterbacaan, dan angket uji kemenarikan. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut: 1. Lembar observasi media animasi larutan penyangga Instumen observasi media animasi larutan penyangga terdiri dari pedoman wawancara terhadap guru dan angket respon siswa. Pedoman wawancara guru digunakan untuk mengetahui media pembelajaran yang digunakan dan mengetahui sumber media yang digunakan dalam pembelajaran. Angket respon siswa digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai media pembelajaran yang digunakan guru dan mengetahui pendapat siswa mengenai media yang diinginkan dalam pembelajaran. Informasi yang diperoleh tersebut digunakan sebagai masukan dan referensi untuk mengembangkan media animasi kimia. 4. Instrumen uji kesesuaian isi Instumen ini digunakan untuk menguji kesesuaian isi media animasi kimia yang dikembangkan yang berkaitan dengan kesesuaian materi yang ditampilkan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, kesesuaian konsep dengan materi yang disampaikan, sistematika penyampaian materi, kesesuaian animasi kimia dengan

25 materi serta mengidentifikasi adanya represetasi kimia dari media animasi kimia yang dikembangkan. 5. Instrumen uji keterbacaan Instrumen ini digunakan untuk menguji keterbacaan media animasi yang dikembangkan yang berkaitan dengan ukuran huruf, variasi bentuk huruf, kejelasan tulisan, dan perpaduan warna tulisan dengan background. 6. Angket uji kemenarikan untuk siswa Instumen ini digunakan untuk menguji kemenarikan media animasi kimia berbasis represetasi kimia yang meliputi desain tampilan media animasi, seperti ukuran huruf, variasi bentuk huruf, tata letak gambar dengan tulisan, perpaduan warna, tampilan gambar, gerakan animasi dan lain-lain. Agar diperoleh data yang sahih dan dapat dipercaya, maka instrumen yang digunakan harus valid. Suatu instumen dikatakan valid jika instrumen tersebut mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian terhadap instrumen yang digunakan. Pengujian instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah vailditas isi. Adapun pengujian validitas isi ini dilakukan dengan cara judgment. Oleh karena dalam melakukan judgment diperlukan ketelitian dan keahlian penilai, maka peneliti meminta ahli untuk melakukannya. Dalam hal ini dilakukan oleh dosen pembimbing untuk memvalidasinya.

26 3.5 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian pengembangan media animasi ini adalah sebagai berikut: Analisis kebutuhan (identifikasi masalah) Studi Pendahuluan Studi Pustaka Studi Lapangan Lembar wawancara guru lembar angket respon siswa Pembuatan media animasi berbasis representasi kimia Perencanaan dan Pengembangan Produk Uji validitas (Uji kesesuaian isi) Validasi desain Uji validitas (uji keterbacaan dan kemenarikan desain) Revisi pertama media animasi kimia Uji Coba Terbatas Evaluasi Produk Uji kesesuaian isi dan uji keterbacaan dan kemenarikan desain oleh guru Analisis data Uji kesesuaian isi dan uji keterbacaan dan kemenarikan desain oleh siswa Revisi kedua media animasi kimia Produk akhir Gambar 3. Prosedur penelitian

27 Prosedur dalam pengembangan ini terbagi menjadi tiga tahap, sebagai berikut: 1. Studi pendahuluan Studi pendahuluan adalah tahap persiapan dalam mengembangkan media animasi kimia ini. Ada beberapa langkah yang dilakukan pada tahap studi pendahuluan yaitu, studi pustaka dan studi lapangan. Adapun langkah-langkah pengembangan pada studi pendahuluan adalah sebagai berikut: a. Studi pustaka Langkah ini dilakukan untuk menemukan landasan teoritis yang memperkuat produk yang akan dikembangkan. Pada langkah ini dilakukan penyusunan perangkat pembelajaran, yang terdiri atas analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar, analisis konsep, pengembangan pemetaan dan silabus, dan rancangan pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, dilakukan juga pengkajian terhadap animasi-animasi kimia yang ada. Kajian yang dilakukan meliputi isi materi, identifikasi dimensi representasi yang ditampilkan, desain animasi, dan kelemahan dari animasi tersebut. Hasil studi pustaka tersebut menjadi salah satu acuan dalam mengembangkan media animasi ini. b. Studi lapangan Setelah melakukan studi pustaka, dilakukan studi lapangan di enam Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Lampung Utara yang terdiri dari 2 SMA bermutu tinggi, 2 SMA bermutu sedang, dan 2 SMA bermutu rendah. Pemilihan sampel didasarkan pada perbedaan mutu sekolah karena sekolah dengan mutu yang berbeda

28 memiliki perbedaan dalam proses belajar mengajar. Studi lapangan dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara kepada guru kimia di sekolah tersebut khususnya guru kimia kelas XI IPA. Hal-hal yang ditanyakan berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi larutan penyangga. Selain itu, dilakukan juga penjaringan respon siswa dengan menyebarkan angket kepada siswa. Dalam hal ini, siswa diminta keterangan mengenai media pembelajaran yang digunakan guru, cara guru dalam menyampaikan materi larutan penyangga, dan menanyakan perasaan siswa mengenai pembelajaran yang menggunakan media animasi kimia. 2. Pengembangan produk Setelah dilakukan studi pendahuluan, dilanjutkan dengan pengembangan produk. Dalam pengembangan produk ini ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu: a. Pembuatan animasi kimia Pembuatan animasi kimia berbasis representasi kimia dilakukan setelah diketahui kebutuhan siswa dari tahap studi pendahuluan. Pengembangan media animasi kimia ini didasarkan pada beberapa aspek, seperti penyesuaian animasi dengan materi yang disampaikan, desain tampilan, serta cakupan representasi kimia pada materi yang disampaikan.

29 b. Validasi desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan demikian karena validasi masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan (Sugiyono, 2008). Produk awal dikonsultasikan kepada dosen pembimbing yang bertujuan untuk mengevaluasi produk awal yang berkaitan dengan kelengkapan materi, kebenaran konsep, sistematika materi, dan segala hal yang berkaitan dengan materi, serta mengevaluasi kemenarikan produk dan kesesuaian visualisasi dengan materi untuk selanjutnya divalidasi oleh validator. Dalam hal ini, penilaian terhadap produk awal yang dilakukan oleh ahli (expert judgement ). Uji kesesuaian isi meliputi kesesuaian isi media animasi dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, kesesuaian konsep dengan ma-teri yang disampaikan, sistematika penyampaian materi, kesesuaian animasi kimia dengan materi serta mengidentifikasi adanya representasi kimia dari media ani-masi kimia yang dikembangkan. Sedangkan uji keterbacaan meliputi keterbacaan media animasi yang dikembangkan yang berkaitan dengan ukuran huruf, variasi bentuk huruf, kejelasan tulisan, dan perpaduan warna tulisan dengan background. Sedangkan uji kemenarikan produk yang meliputi desain produk, ukuran huruf, tata letak, pewarnaan, kesesuaian visualisasi dengan materi dan lain-lain yang berkaitan dengan animasi diuji oleh ahli media.

30 c. Revisi pertama animasi kimia Setelah dilakukan validasi oleh ahli, produk tersebut direvisi sesuai dengan masukan dari ahli untuk menghasilkan produk yang lebih baik. 3. Evaluasi produk Setelah dilakukan revisi pertama pada tahap pengembangan produk, selanjutnya dilakukan evaluasi produk yang meliputi uji coba produk secara terbatas dan revisi setelah uji coba produk secara terbatas. Pada tahap uji coba ini dilakukan beberapa langkah sebagai berikut: a. Uji coba terbatas Produk yang sudah direvisi kemudian diujicobakan secara terbatas. Uji coba terbatas dilakukan untuk menilai lebih lanjut media animasi yang dibuat. Uji coba terbatas ini dilakukan oleh guru kimia dan siswa. Produk diujicobakan pada kelompok kecil yang terdiri dari 20 siswa, yang kemudian siswa-siswi tersebut diminta untuk mengisi angket untuk menjaring informasi tentang apa-apa yang perlu dibenahi dan diperbaiki dari produk tersebut. Instrumen yang digunakan adalah angket uji keterbacaan dan uji kemenarikan. Selain itu, produk tersebut juga dinilai oleh guru kimia kelas XI IPA menggunakan instrumen uji kesesuaian isi dan uji keterbacaan. b. Analisis data Berdasarkan informasi yang diperoleh dari uji coba terbatas, melakukan analisis terhadap data yang diperoleh tersebut. Analisis data ini dilakukan untuk mem-

31 peroleh informasi mengenai jawaban dari uji kesesuaian, uji keterbacaan, dan uji kemenarikan yang telah dilakukan. Data hasil analisis menjadi referensi dalam merevisi media animasi lebih lanjut untuk menghasilkan media animasi yang lebih baik. c. Revisi kedua animasi kimia Setelah dilakukan analisis data, maka akan diketahui hal-hal yang perlu diperbaiki pada produk, baik dari segi materi maupun dari segi kemenarikan desain produk. Kemudian dari data tersebut, produk direvisi kembali untuk menghasilkan produk yang lebih baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Produk hasil revisi dikonsultasikan pada dosen pembimbing. Apabila dosen pembimbing menilai bahwa produk hasil revisi sudah bagus, maka produk tersebut adalah produk akhir pada pengembangan media animasi kimia ini. Berdasarkan prosedur penelitian yang digambarkan di atas, setelah dilakukan revisi kedua, langsung dihasilkan produk akhir. Sebenarnya penelitian pengembangan menurut Borg & Gall setelah revisi kedua, produk yang dihasilkan diuji coba kembali, kemudian dilakukan revisi terakhir berdasarkan hasil uji coba, dan tahap yang terakhir adalah mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk. Pada penelitian skala kecil seperti ini, alur yang dilakukan hanya sampai revisi produk kedua karena untuk melakukan alur penelitian selanjutnya diperlukan waktu yang cukup lama.

32 3.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan keempatnya (Sugiyono, 2008). Pada penelitian ini dilakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Observasi (pengamatan) Observasi (pengamatan) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Pada penelitian ini, dilakukan pengamatan dengan datang ke sekolah untuk melihat kegiatan belajar mengajar di sekolah tempat lokasi penelitian. Pengamatan ini dilakukan pada tahap analisis kebutuhan untuk mendapatkan informasi mengenai media yang digunakan guru, mengamati aktivitas pembelajaran di dalam kelas, dan melihat respon siswa terhadap media yang digunakan oleh guru. Peneliti menggunakan buku-buku atau hasil penelitian yang terkait dengan penelitian ini untuk mendapatkan data-data lain yang dianggap perlu dalam penelitian ini. Buku-buku yang digunakan berfungsi untuk mendapatkan data tentang media animasi kimia dan pengembangannya. 2. Wawancara (interview) Esterberg (Sugiyono, 2008) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Dalam penelitian

33 ini, pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan. Dalam hal ini wawancara ditujukan kepada guru kimia. Wawancara dengan guru kimia untuk mendapatkan informasi mengenai media apa yang digunakan untuk menyampaikan materi larutan penyangga, apakah guru telah menggunakan animasi kimia berbasis represetasi kimia, serta mengetahui bagaimanakah respon siswa terhadap media yang digunakan. Informasi yang diperoleh digunakan sebagai masukan untuk mengembangkan animasi kimia berbasis representasi kimia. Selain itu wawancara dengan guru juga dilakukan untuk menguji kesesuaian animasi kimia dengan materi ajar seperti, kesesuaian isi materi, sistematika materi dan kebenaran konsep setelah produk animasi kimia diujicobakan. 3. Kuesioner (angket) Angket digunakan untuk memperoleh informasi mengenai respon siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan, kecepatan pemahaman siswa terhadap materi larutan penyangga yang disampaikan menggunakan media, serta efektivitas pembelajaran menggunakan media. Penyebaran angket juga dilakukan setelah produk diuji coba untuk mengetahui kemenarikan animasi kimia yang dikembangkan dan mengetahui pemahaman siswa terhadap materi larutan penyangga yang disampaikan menggunakan animasi kimia.

34 3.7 Teknik Analisis Data Pada tahap ini data yang dianalisis adalah data dari hasil wawancara dan angket. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut: 1. Teknik analisis data hasil wawancara Tahap pengumpulan data dari hasil wawancara adalah: 1. Mengkode atau mengklasifikasi data, kegiatan ini bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan pertanyaan pada angket. Dalam pengkodean ini, dibuat tabel yang berisi pertanyaan-pertanyaan sebagai alat untuk mengukur substansi-substansi yang akan diukur dan kode jawaban dari setiap pertanyaan tersebut. 2. Tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pertanyaan angket dan banyaknya sampel. 3. Menghitung frekuensi jawaban, berfungsi untuk memberikan informasi tentang kecenderungan jawaban yang banyak dipilih siswa dalam setiap pertanyaan angket. Untuk setiap siswa yang memilih satu jawaban maka diberi point satu. 4. Menghitung persentase jawaban siswa, bertujuan untuk melihat besarnya persentase setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase jawaban siswa per item adalah sebagai berikut: J i % J in 100% (Sudjana, 2005) N Keterangan: % J in = Persentase pilihan jawaban-i

35 J i = Jumlah siswa yang memilih pilihan jawaban-i N = Jumlah seluruh siswa (responden) 2. Teknik analisis data angket Tahap pengumpulan data dari hasil angket adalah: 1. Mengkode atau mengklasifikasi data, kegiatan ini bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan pernyataan pada angket. Dalam pengkodean ini, dibuat tabel yang berisi pernyataan - pernyataan sebagai alat untuk mengukur substansi-substansi yang akan diukur dan kode jawaban dari setiap pertanyaan tersebut. 2. Tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket dan banyaknya sampel. 3. Menghitung skor jawaban siswa. Penskoran setiap jawaban siswa dalam uji kesesuaian isi, uji keterbacaan dan uji kemenarikan berdasarkan skala Likert. Tabel 2. Penskoran pada angket uji kesesuaian isi, uji keterbacaan dan uji kemenarikan untuk setiap pernyataan NO Pilihan Jawaban Skor 1 Sangat Setuju (SS) 5 2 Setuju (S) 4 3 Kurang Setuju (KS) 3 4 Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4. Mengolah jumlah skor jawaban responden Pengolahan jumlah skor jawaban responden (ΣS) adalah sebagai berikut:

36 1. Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS) Skor = 5 x jumlah responden yang menjawab 2. Skor untuk pernyataan Setuju (S) Skor = 4 x jumlah responden yang menjawab 3. Skor untuk pernyataan Kurang Setuju (KS) Skor = 3 x jumlah responden yang menjawab 4. Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS) Skor = 2 x jumlah responden yang menjawab 5. Skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS) Skor = 1 x jumlah responden yang menjawab 5. Menghitung persentase jawaban angket pada tiap item dengan menggunakan rumus sebagai berikut: % S X in 100% Sudjana, 2005) S maks Keterangan : % X in = Persentase angket-i pada tiap item S = Jumlah skor jawaban S maks = Skor maksimum yang diharapkan 6. Menghitung rata-rata persentase angket siswa untuk mengetahui tingkat kemenarikan animasi kimia berbasis represetasi kimia, dengan persamaan sebagai berikut: % X in % X i (Sudjana, 2005) n Keterangan : % X i = Rata-rata persentase angket-i % = Jumlah persentase angket-i X in

37 n = Jumlah pernyataan pada angket 7. Memvisualisasikan data untuk memberikan informasi berupa data temuan dengan menggunakan analisis data non statistik yaitu analisis yang dilakukan dengan cara membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia (Marzuki, 1997). 8. Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui kemampuan siswa secara keseluruhan dengan menggunakan tafsiran Arikunto (1997), sebagai berikut: Tabel 3. Tafsiran persentase angket Persentase 80,1%-100% 60,1%-80% 40,1%-60% 20,1%-40% 0,0%-20% Kriteria Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah