BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen sebagai pengelola perusahaan dengan stakeholder. Laporan keuangan menyajikan informasi yang dibutuhkan pengguna sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (revisi 2009) dijelaskaan bahwa tujuan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi berkenaan dengan posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas yang bermanfaat bagi stakeholder dan pengguna laporan keuangan lain dalam pengambilan keputusan ekonomi seperti investasi, kredit dan lain sebagainya. Laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitas yang membuat informasi laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar penggunanya. Keempat karakteristik tersebut antara lain relevan, dapat dipahami, keandalan, dan dapat dibandingkan (Yuliyanti, 2011). Salah satu tanda bahwa informasi dikatakan bermanfaat atau relevan adalah jika mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna. Informasi juga harus tersedia tepat waktu (timeliness) untuk pengambilan keputusan pengguna, artinya sebuah informasi memiliki nilai manfaat apabila disampaikan tepat pada waktunya, sebaliknya menjadi kurang relevan dan akurat apabila informasi tersebut disampaikan tidak tepat pada waktunya. Keterlambatan informasi akan 1
2 menyebabkan pengguna laporan keuangan sulit dalam mengambil keputusan (Sunaningsih, 2014). Berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan Nomor: Kep-431/Bl/2012, setiap perusahaan go public wajib menyampaikan laporan keuangan sesuai Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh auditor independen. BAPEPAM juga menentukan batas waktu pelaporan keuangan adalah paling lambat empat bulan setelah tanggal etelah tahun buku berakhir. Di sinilah Auditor sebagai pihak independen menghadapi dua permasahan umum. Pertama, auditor dituntut untuk dapat menyelesaikan laporannya secepat mungkin, akan tetapi di sisi lain pekerjaan lapang belum tentu dapat selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan di awal. Selisih waktu antara tanggal tutup buku dan tanggal laporan audit disebut audit delay (Widosari, 2012). Masing-masing perusahaan memiliki rentang waktu (audit delay) yang berbeda. Semakin panjang audit delay menunjukkan perusahaan memiliki masalah tertentu yang mungkin akan berdampak pada pengguna laporan keuangan. Dampak dari audit delay menyebabkan pengguna laporan keuangan bingung dalam mengambil keputusannya, padahal tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mengambil keputusan. Jika investor maupun kreditor terlambat mengambil keputusan, maka akan berdampak pula pada keterlambatan pendanaan. Apabila pendanaan yang telah dianggarkan terlambat, maka akan berpengaruh terhadap operasional perusahaan (Kartika, 2011).
3 Audit delay bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktor tersebut adalah kompetensi komite audit. Kompetensi berkaitan dengan keahlian yang diperoleh dari pendidikan maupun pengalaman kerja. Dengan komptensi yang dimiliki anggota komite, fungsi dan peran dari komite audit lebih bisa berjalan efektif dan mempermudah proses audit dari auditor independen, sehingga laporan audit dapat selesai lebih cepat. Pada penelitian sebelumnya, Wijaya (2012) menyatakan bahwa kompetensi anggota komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag. Artinya kompetensi anggota komite audit akan memperpendek jangka waktu penyelesaian laporan audit. Namun demikin penelitian yang dilakukan oleh Widyaswari dan Suardana (2014) menunjukkan pengalaman Komite Audit bekerja di Kantor Akuntan Publik tidak berpengaruh terhadap timeliness pelaporan keuangan. Umumnya, setiap perusahaan menginginkan citra yang baik di mata publik, terutama di mata stakeholder baik investor, kreditor maupun pihak lain. Kecenderungan perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi akan lebih cepat menyelesaikan laporan keuangannya. Hal ini disebabkan perusahaan ingin segera menyampaikan kabar baik kepada publik bahwa perusahaan mendapatkan laba yang tiggi, sebaliknya, perusahaan dengan profitabilitas rendah cenderung akan lebih lama dalam menyelesaikan laporannya. Hal tersebut tentunya akan berpengaruh pada lamanya proses penyelesaian audit (Lestari, 2010). Faktor lain yang berpengaruh terhadap audit delay adalah rasio solvabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Tingginya rasio solvabilitas
4 mencerminkan tingginya risiko keuangan perusahaan. Tingginya risiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau utangnya baik berupa pokok maupun bunga. Risiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen cenderung menunda penyampaian laporan keuangan berisi berita buruk (Ukago dalam Kartika, 2009). Meskipun dari beberapa penelitian menunjukan hasil bahwa semua faktor tersebut memiliki pengaruh terhadap audit delay, namun beberapa peneliti lain yang menemukan hasil yang berbeda. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Yuliyanti (2011) menunjukkan bahwa profitabilitas dan solvabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay. Demikian juga pada penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2011) menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay. Melihat fenomena tersebut peneliti termotivasi untuk menguji kembali hasil penelitian sebelumnya berkaitan dengan faktor penyebab audit delay. Judul yang diajukan adalah Analisis Pengaruh Kompetensi Komite audit, Profitabilitas, dan Solvabilitas terhadap Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012). Peneliti menggunakan Perusahaan sektor pertambangan sebagai objek adalah karena belum banyak peneliti lain yang melakukan penelitian tentang faktor penyebab audit delay pada perusahaan tambang. Selain itu minat investor untuk berinvestasi di sektor pertambangan sangatlah tinggi, hal ini terlihat pada Fact
5 Book IDX 2009, 2010, 2011, dan 2012 dimana Bursa Efek Indonesia mencatat banyak perusahaan pertambangan yang secara konsisten masuk dalam 50 perusahaan yang sahamnya paling aktif diperdagangkan baik dari segi volume, nilai, dan frekuensinya. Ini berarti jangka waktu penyelesaian audit laporan keuangan (audit report lag/audit delay) yang cepat akan membuat informasi keuangan perusahaan pertambangan disajikan tepat waktu sehingga informasi keuangan perusahaan pertambangan tersebut berguna bagi pemakai (Sumartini dan Widhiyani, 2014). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di pendahuluan, peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah kompetensi komite audit berpengaruh terhadap audit delay? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay? 3. Apakah solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menguji dan menganalisis pengaruh kompetensi komite audit terhadap audit delay. 2. Menguji dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap audit delay. 3. Menguji dan menganalisis pengaruh solvabilitas terhadap audit delay. D. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memeberikan kontribusi antara lain:
6 1. Memberi deskripsi tentang seberapa besar pengaruh kompetensi komite audit, profitabilitas dan solvabilitas terhadap audit delay pada perusahaan sektor pertambangan di Indonesia, dimana bukti empiris tersebut dapat dijadikan tambahan wawasan dalam penelitian berikutnya. 2. Hasil Penelitian dapat dijadikan sebagai literatur tambahan untuk pembelajaran Akuntansi, terutama dalam ilmu Pemeriksaan (Auditing) 3. Hasil penelitian dapat dijadikan pedoman dalam melakukan pekerjaan audit sehingga mempersingkat rentang waktu audit; meningkatkan efisiensi dan efektivitas dengan mencermati pengaruh variabel bebas (kompetensi komite audit, profitabilitas dan solvabilitas) terhadap audit delay.