BAB I PENDAHULUAN. Mastuhu, Memberdayakan System Pendidikan Islam, Logos, Jakarta, 1999, hlm. 44

dokumen-dokumen yang mirip
PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

Margunani 1 Siti Fatimah 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan, Teras, Yogyakarta, 2012, hal. 7 Ibid., hal.8.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

PEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR KELAS VII C SMP NEGERI 1 KUSAN HILIR DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KONSEP EKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan perkembangan fisik serta psikologi siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan kepribadian yang utuh, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan adalah sektor pendidikan. Menyadari betapa pentingnya. tentang pendidikan harus selalu ditingkatkan.

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

I. PENDAHULUAN. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk pembangunan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tergantung dari profesi dan kesenangan masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. persoalan-persoalan tersebut di atas,melalui pembaharuan dalam sistim pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depan. Demikian halnya dengan Indonesia yang menaruh

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. 1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF CARD SORT DAN INDEX CARD MATCH TERHADAP PRESTASI BELAJAR GETARAN DAN GELOMBANG 1. Haryanto 2.

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agama, sehingga hasilnya banyak orang yang mengetahui nilai-nilai ajaran

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI MARGOYASAN YOGYAKARTA SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KELAS DALAM MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN AL ISLAM KELAS III DI SD MUHAMMADIYAH 26 SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan dari peneliti saja. Pembelajaran tidak berhasil dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Undang-Undang Dasar RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Bandar Setia dengan memberikan 10 soal tentang materi operasi hitung

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat baik negara maupun bangsa. Pendidikan merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

Oleh: Sumirah SDN I Karanganyar, Gandusari, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. untuk melengkapi dirinya dengan berbagai kemampuan yang diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB II KAJIAN TEORI. untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. manajemen dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dini Syamsiah,2014

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU TENAGA PENDIDIK DI SDI HIDAYATULLAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mengembangkan potensi dirinya, sehingga mampu. menghadapi segala perubahan dan permasalahan pada kemajuan jaman yang

ANALISIS PELAKSANAAN PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG ARTIKEL. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien serta mengikuti pertumbuhan dan perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dipahami sebagai kekuatan besar yang mempengaruhi tata kehidupan dunia secara menyeluruh simultan dan berdampak di segala aspek kehidupan. Globalisasi juga menjadikan suatu kelompok kecil cenderung mendunia dan melampaui batas-batas Negara, Budaya, Ekonomi, bahkan Agama serta Ras. Entitas semakin mengecil tetapi kerja semakin profesional. Masyarakat berkembang menjadi masyarakat akademik yang mempunyai ciri persaingan bebas dan puncak kesuksesan menjadi milik orang lain atau orang yang berpendidikan. Orang terus menerus mencari ilmu untuk merebut dan menguasi sains dan biologi. Sehingga penghargaan tertinggi bukan lagi pada ijazah atau status, tetapi pada kemampuan belajar yang optimal. Karena di era globalisasi ini yang di butuhkan adalah manusia yang penuh komitmen, energik, disiplin, kreatif, berkeahlian, dan terampil.1 Segala hal yang berlaku dalam suatu negara tidak pernah terlepas dari payung hukum yang mengayominya. Begitu pula halnya dengan pelaksanaan pendidikan di Indonesia, ada aturan hukum yang melandasi penyelenggaraannya. Aturan yang mengatur pengelolaan kelas sebagai salah satu wujud penyelenggaraan pendidikan di Indonesia antara lain: Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Pasal 40, ayat 2), yang menyatakan bahwa : Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban : a) menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis ; b) mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan ; dan c) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Aturan ini merupakan dasar seorang guru dalam mengelola kelas secara baik dengan menciptakan iklim kelas 1 Mastuhu, Memberdayakan System Pendidikan Islam, Logos, Jakarta, 1999, hlm. 44 1

2 yang menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis, serta mampu menjadi teladan bagi siswa didiknya. 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Pasal 19 ayat 1, 2 dan 3) yang menyatakan bahwa: a. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. b. Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. c. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Aturan tersebut dapat dijadikan sebagai acuan pendidik dalam mengelola kelas agar proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Mendidik merupakan suatu aktifitas yang memiliki tujuan yang hendak dicapai. Dalam suatu sistem pendidikan, mendidik berada dalam suatu proses yang berkesinambungan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Tugas guru dalam menyampaikan materi pelajaran hendaknya mampu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Suasana kelas yang menyenangkan mampu memberi semangat kepada siswa untuk belajar. Guru tidak sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, tetapi juga 2 Malik Fajar, UU Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, Badan Litbang Depdiknas, Jakarta, hlm.7.

3 bagaimana menyiapkan mereka menjadi manusia yang terampil dan siap menghadapi tantangan global yang terjadi di masa depan. Seorang guru hendaknya mampu mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga tercipta suasana serta interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Keaktifan serta terjadinya perubahan perilaku yang selaras dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai merupakan suatu hal yang menandai terjadinya proses pembelajaran. Selain itu, guru menjadi faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa di sekolah hendaknya menguasai keterampilan mengajar dan menerapkannya dalam proses belajar mengajar. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki guru adalah keterampilan mengelola kelas mengingat tugas guru di dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal, sesuai tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Penanggung jawab kegiatan belajar mengajar yang dimaksud adalah guru. Untuk tercapainya tujuan pembelajaran perlu adanya tindakan yang dapat mewujudkan terciptanya suasana kelas yang optimal. Pengelolaan kelas dilihat dari dua segi yaitu pengelolaan yang menyangkut siswa (pengaturan siswa) dan pengelolaan secara fisik. Pengelolaan fisik yang berupa ruangan, perabot serta alat pelajaran.3 Pengelolaan kelas merupakan suatu kegiatan pengaturan siswa dan pengaturan fisik kelas sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar atau terciptanya suasana belajar yang optimal bagi berlangsungnya kegiatan belajar siswa yang efektif. Pengelolaan kelas merupakan salah satu keterampilan guru dalam menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Maksud dari gangguan selama proses pembelajaran yaitu siswa yang gaduh selama 3 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Revisi I, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1997. hlm 234. Lihat juga dalam Rusdiana, Pengelolaan Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2013. hlm 165-166.

4 pembelajaran berlangsung, siswa mengganggu siswa yang lain, mengantuk saat mengikuti pembelajaran. Guru yang berperan sebagai pengelola kelas, hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar siswa, dan lingkungan belajar yang menyenangkan siswa sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan aman dan nyaman.4 Pengelolaan kelas dilakukan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Penciptaan lingkungan belajar dapat dilakukan dengan menata kondisi kelas agar siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Penataan kelas termasuk dalam pengelolaan kelas secara fisik. Pengelolaan kelas secara fisik berupa pengaturan ruang kelas yang meliputi pengaturan tempat duduk, pengaturan alat-alat pengajaran, penataan keindahan dan kebersihan kelas serta ventilasi dan tata cahaya.5 Pengelolaan kelas dengan pengaturan siswa dilakukan apabila adanya gangguan di kelas dan guru berusaha untuk mengembalikannya sehingga suasana kelas tetap kondusif. dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengaturan siswa tersebut dilakukan dengan dua langkah yaitu : (1) tindakan pencegahan atau preventif dan (2) tindakan korektif. Tindakan preventif atau pencegahan merupakan suatu tindakan yang dilakukan guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran, misalnya dengan mengajak siswa untuk tetap terkondisikan selama proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan tindakan korektif merupakan tindakan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku siswa yang dapat mengganggu proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Tindakan ini dilakukan guru dengan pemberian teguran sampai pemberian sanksi kepada siswa yang membuat gaduh selama proses pembelajaran berlangsung sehingga kondisi belajar dapat kembali kondusif.6 Pengelolaaan kelas yang dilakukan oleh guru diharapkan dapat menciptakan kondisi kelas yang menunjang proses pembelajaran. Kondisi kelas yang 4 Tri Mulyani.W, Yogyakarta, 2001. Hal 77 5 Ibid,. hlm. 66. 6 Ibid,. hlm 99. Pengelolaan Kelas (Classroom Management). FIP UNY

5 diharapkan mencakup lingkungan, emosional, intelektual serta sosial di dalam kelas. Keberhasilan guru dalam mengajar di kelas bukan hanya ditentukan dari pengetahuan tentang kurikulum, metode mengajar, media pengajaran, dan wawasan tentang materi yang akan disampaikan kepada anak didik, tetapi guru juga harus menguasai cara mengelola kelas. Pengelolaan kelas memiliki peranan penting dalam keberhasilan proses pembelajaran dimana guru mampu menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif dan menyenangkan. kondisi belajar yang optimal dapat dicapai dengan cara mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang m enyenangkan guna mencapai tujuan pengajaran. Dengan adanya pengelolaan kelas diharapkan mampu menjadikan kondisi belajar yang optimal serta suasana kelas yang menyenangkan selama proses pembelajaran berlangsung. Prestasi yang diperoleh siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan siswa di sekolah. Prestasi belajar yang dimaksud adalah tingkat pencapaian hasil yang telah dicapai siswa berupa pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Jadi dapat dikatakan bahwa prestasi siswa merupakan hasil belajar siswa yang diperoleh selama proses kegiatan belajar mengajar.7 Untuk memperoleh kegiatan belajar mengajar yang optimal, maka diperlukan pengelolaan kelas yang efektif. Pengelolaan kelas yang efektif akan menghasilkan pengajaran yang efektif pula. Untuk menciptakan pengajaran yang efektif dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat menciptakan serta mengkondisikan kelas yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar, antara lain: penghentian tingkah laku siswa yang mengganggu perhatian kelas, pemberian penghargaan kepada siswa yang menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, hubungan atau interaksi yang baik antar guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, dan mampu mengatur siswa serta mengendalikannya sehingga tercipta suasana yang menyenangkan selama proses pembelajaran berlangsung. 7 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta, 2002. hlm 77.

6 Interaksi di dalam kelas yang terjadi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa, tergantung pada pendekatan yang digunakan guru dalam mengelola kelas. Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan bahwa adanya interaksi yang optimal tergantung pada pendekatan yang digunakan oleh guru dalam melakukan pengelolaan kelas, antara lain : Pendekatan kekuasaan, Pendekatan ancaman, Pendekatan kebebasan, Pendekatan resep, Pendekatan pengajaran, Pendekatan perubahan tingkah laku, Pendekatan suasana emosional dan hubungan social, Pendekatan proses kelompok, Pendekatan Electis atau Pluralistik. Pendekatan electis disebut juga pendekatan pluralistik yaitu pengelolaan kelas yang berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk menciptakan dan mengkondisikan kelas dan suasana belajar agar berjalan efektif dan efisien. Berbagai pendekatan pengelolaan kelas yang digunakan mampu menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa. Permasalahan yang muncul akan mempengaruhi suasana kelas menjadi tidak kondusif serta menimbulkan rasa tidak nyaman bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu pendekatan yang mampu mengatasi permasalahan yang muncul di kelas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan perubahan electis atau pluralistik. Hal ini dikarenakan pendekatan ini menekankan pada kreativitas guru dalam memilih berbagai pendekatan berdasarkan situasi yang dihadapi. menggunakan dua atau lebih pendekatan Guru diperbolehkan untuk untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul di kelas.8 Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru memegang peranan penting dalam menanamkan motivasi pada siswa untuk terus berprestasi. Dengan adanya pengelolaan kelas yang efektif dan optimal, baik yang dilakukan oleh guru maupun wali kelas dapat memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa secara keseluruhan. Berdasarkan observasi yang dilakukan di MTs Tanwirudh Dholam, peneliti mengamati pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru belum dilaksanakan 8 Ibid, hlm.201-206.

7 secara maksimal. Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru masih melaksanakan pembelajaran dengan suasana kelas yang monoton, belum ada variasi dalam kegiatan belajar mengajar, sudah ada kontrol dari guru, hanya saja lebih terfokus pada pengaturan siswa berupa tindakan korektif, sedangkan pengelolaan fisik belum dilakukan, misal guru tidak membuka jendela agar terjadi sirkulasi udara yang baik. Jika ada siswa yang berjalan-jalan di kelas saat pembelajaran berlangsung, guru tidak langsung memberikan tindakan berupa teguran pada siswa. Kelas yang gaduh akan mempengaruhi konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru harus lebih tanggap terhadap situasi serta kondisi di kelas agar suasana kelas yang kondusif tetap terjaga. Selain sikap tanggap seorang guru terhadap situasi di kelas, guru juga harus mampu membagi perhatian pada saat dilakukan kegiatan yang berlangsung pada waktu yang sama (tidak terfokus pada satu siswa atau kelompok). Seorang guru yang dianggap gagal dalam mencapai tujuan pengajaran sejalan dengan ketidakmampuan guru dalam mengelola kelas dan indikator dari kegagalan tersebut adalah prestasi belajar siswa rendah atau belum mencapai.kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Seorang guru sangatlah penting untuk menguasai pengelolaan kelas guna keberhasilan proses pembelajaran.9 Dari hasil survei awal pada tanggal 6 Agustus 2016 di MTs Tanwirudh Dholam diketahui bahwa pembelajaran SKI sudah mengunakan metode pendekatan pluralistic (Electic approach). Akan tetapi dalam mengimplementasikan metode tersebut belum maksimal dilakukan oleh guru mapel SKI hal ini terbukti ketika pembelajaran SKI siswa kurang kondusif dalam mengikuti proses pembelajaran, terlihat dari adanya sebagian siswa yang mengantuk dan mengganggu siswa yang lain saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Kurangnya interaksi yang terjadi antar guru dengan siswa, juga mempengaruhi keterlibatan serta antusias siswa dalam mengikuti pelajaran. Situasi tersebut terjadi karena siswa merasa bosan dan tidak memiliki ketertarikan untuk mengikuti pelajaran dengan baik dan bersemangat. 9 Fatiharifah, Nisa Yustisia, 71 Rahsia Sukes Menjadi Guru, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta, 2014. Hlm, 54.

8 Mata Pelajaran sejarah kebudayaan islam merupakan salah satu aspek yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaanatau peradaban Islam yang kokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau. Secara substansial mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam kepada peserta didik mimiliki kontribusi dalam memberikan motivasi untuk mengenal, memahami, menghayati, sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilia-nilai kearifan yang dapat di gunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. Jika pendekatan pluralistic ini jika dilaksanakan secara maksimal oleh guru peserta didik akan lebih semangat, dan tidak cepat bosan dengan materi yang di ajarkan. Seperti yang di lakukan oleh guru di MTs Tanwirudh Dholam Kalikondang Demak, kurang tegas dalam menjalankan aturan atau memberikan hukuman, sehingga belum bisa meminimalisasi masalah-masalah kelas dan proses pembelajaran tidak bisa berjalan dengan kondusif. Seharusnya disaat siswa mulai bosan guru langsung menerapakan pendekatan-pendekatan lain misalnya langsung membentuk kelompok kecil atau meminta salah satu murid maju ke depan untuk menjelaskan apa yang sudah di ajarkan guru.10 Dalam pendekatan ini guru memang di tekankan untuk kreatif mungkin didalam kelas karena pelajaran SKI isinya tentang cerita masa lampau, tokohtokoh, kerajaan di masa lampau jadi tidak di pungkiri kalau pelajaran SKI bisa di katakan pelajaran yang sulit. Seorang guru diharapkan dapat mengambil inisiatif untuk memancing dan memotivasi siswa dalam pembelajaran, sedangkan siswa dituntut untuk selalu menjaga dan meningkatkan aktivitas, kreativitas dan komunikasi untuk mempertahankan suasana pembelajaran yang menyenangkan.11 Upaya Guru menciptakan suasana kondusif dalam kelas untuk meminimalisir masalah-masalah yang terjadi dalam kelas yang dilihat baik dari segi pendekatan pengelolaan kelas maupun strategi pengelolaan kelasnya. Jelas 10 Slameto, Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2013. hlm 73. 11 Amir Hadi dkk, Teknik Mengajar Secara Sistematis, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2008. hlm 104

9 peneliti dalam hal ini hanya focus terhadap pengelolaan kelas maupun strategi pengelolaan kelasnya dengan pendekatan pluralistik (Electic Approach) secara umum, tidak fokus terhadap mata pelajaran apapun dan juga belum menganalisis pendekatan pluralistik (Electic Approach) secara mendalam. Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru melaksanakan dua pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa.12 Mengelola kelas adalah tugas guru untuk menciptakan kondisi belajar yang optimal dan mengendalikan jika terjadi gangguan selama proses belajar mengajar. Seperti yang di lakukan guru SKI di MTs Tanwirudh Dholam Kalikondang Demak saat menerapkan metode pluralistic (Electic Approach) dengan menghentikan tingkah laku anak didik yang menyelewangkan perhatian kelas, memberikan penghargaan kepada siswa yang menyelesaikan tugas atau dapat menjawab pertanyaan guru, mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok dan lain-lain. MTs Tanwirudh Dholam merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam, dimana dalam mata pelajaran yang di ajarkan terdapat mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam. karena pelajaran sejarah kebudayaan Islam menceritakan mengenai masa lampau, kisah-kisah nabi, tokoh-tokoh itu sulit sehingga di perlukan strategi untuk memudahkan proses pembelajaran Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam proses pengelolaan kelas pada mata pembelajaran sejarah kebudayaan Islam adalah menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas dan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien. Untuk itulah menciptakan kondisi lingkungan pembelajaran yang positif dan produktif agar proses belajar mengajar agar dapat berjalan sesuai dengan tujuannya merupakan tujuan proses belajar mengajar sejarah kebudayaan Islam di MTs Tanwirudh Dholam. 12 Huni El Hilal, Pengelolaan Kelas dalam Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Pluralistic (Electic Approach), dalam Jurnal Edu Bio : Vol 3 Tahun 2012.

10 Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti terarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : Analisis Strategi Pengelolaan Kelas Dengan Pendekatan Pluralistik (Electic Approach) Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Di MTs Tanwirudh Dholam Kalikondang Demak Tahun Pelajaran 2016/2017. B. Fokus Penelitian Agar pembahasan penelitian dapat terfokus sesuai dengan permasalahanya, maka dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada : 1. Implementasi Pengelolaan Kelas dengan pendekatan Pluralistik (Electic Approach) di MTs Tanwirudh Dholam Kalikondang Demak? 2. Efektifitas Pengelolaan Kelas dengan Pendekatan Pluralistik (Electic Approach) terhadap Siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di MTs Tanwirudh Dholam Kalikondang Demak? 3. Hasil Pembelajaran Pengelolaan Kelas dengan Pendekatan Pluralistik (Electic Approach) terhadap Siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di MTs Tanwirudh Dholam Kalikondang Demak C. Rumusan Masalah Melihat latar belakang masalah yang penulis paparkan di atas, maka dapat di rumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana implementasi Pengelolaan Kelas dengan pendekatan Pluralistik (Electic Approach) di MTs Tanwirudh Dholam Kalikondang Demak? 2. Bagaimana efektifitas Pengelolaan Kelas dengan Pendekatan Pluralistik (Electic Approach) pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di MTs Tanwirudh Dholam Kalikondang Demak? 3. Bagaimana Hasil Pembelajaran Pengelolaan Kelas dengan Pendekatan Pluralistik (Electic Approach) pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di MTs Tanwirudh Dholam Kalikondang Demak? D. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan peneliti meneliti hal tersebut adalah sebagai berikut :

11 1. Untuk mengetahui implementasi pengelolaan kelas dengan pendekatan Pluralistik (Electic Approach) di MTs Tanwirudh Dholam Kalikondang Demak. 2. Untuk mengetahui efektifitas pengelolaan kelas dengan pendekatan Pluralistik (Electic Approach) pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di MTs Tanwirudh Dholam Kalikondang Demak. 3. Untuk mengetahui Hasil Pembelajaran Pengelolaan Kelas dengan Pendekatan Pluralistik (Electic Approach) pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di MTs Tanwirudh Dholam Kalikondang Demak? E. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai terkait dengan penelitian yang diajukan di atas adalah: 1. Manfaat Secara Teoritis a. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan sebuah kontribusi pemikiran dan memperluas wacana pemikiran tentang pengelolaan kelas dengan pendekatan Pluralistik (Electic Approach) terhadap siswa pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam b. Dapat menjadi salah satu karya tulis ilmiah yang dapat menambah hasanah bagi pengembangan ilmu pengetahuan, terlebih bagi pendidikan agama Islam. 2. Manfaat Secara Praktis a. Bagi guru 1) Hasil penelitian ini supaya dapat dijadikan acuan model pengelolaan kelas yang lebih efektif 2) Meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kelas b. Bagi siswa Sebagai bahan masukan untuk menyelesaikan kesulitan dalam mengelola kelas, agar siswa memperoleh kenyamanan belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.