BAB I PENDAHULUAN. ataupun aspek sosial akan memberikan kemungkinan yang sangat terbuka bagi siapa

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pembelajaran yang dilakukan guru hendaknya dapat. tinggi selalu memperbaharui mekanisme dan pola pembelajaran kearah

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap sekolah hendaknya selalu melakukan berbagai inovasi pembelajaran

V. KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan mengenai evaluasi penerapan moving class pada mata pelajaran

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana dalam upaya meningkatkan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya. meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimilikinya.

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menentukan kebijakan, dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 menyatakan negara bertujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG R. Ajeng Herty P, 2014

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Adapun pengertian pendidikan menurut UU RI No. 20 Tahun 2003: melimpah, Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki potensi-potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RUSLAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini mempercepat modernisasi segala bidang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan belajar setiap anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi dunia yang semakin maju ini. Pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

I. PENDAHULUAN. setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk spiritual, makhluk individu, dan makhluk sosial. Ketiga

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 35 B. TUJUAN 35 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 36 D. UNSUR YANG TERLIBAT 36 E. REFERENSI 36 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 37

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan, yaitu untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah sampai sekarang merupakan lembaga pendidikan utama yang. merupakan pusat pengembangan sumber daya manusia.

BAB I PEND AHULUAN. Dewasa ini banyak sekali pihak yang melaksanakan pelatihan baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. merupakan investasi jangka panjang manusia guna dapat bersaing pada era

RINTISAN SEKOLAH KATEGORI MANDIRI (SMA) Oleh : H. Karso Lektor Kepala FPMIPA UPI

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ita Hardianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

kualitas negara dimata internasional. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. nantinya akan membawa bangsa menuju kearah kemajuan karena di. taraf kemajuan peradapan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang cerdas dan berkualitas. tertanam dalam diri pribadi sangatlah berperan penting.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lisna Nurhalisma, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia (human resources development) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini, baik yang mencakup aspek ekonomi, budaya, politik, ataupun aspek sosial akan memberikan kemungkinan yang sangat terbuka bagi siapa saja untuk turut bersaing. Persaingan seperti ini menuntut kesiapan negara secara optimal bila ingin tetap dapat berperan serta. Dalam kondisi demikian, tidak ada jalan lain yang dapat dilakukan sebuah negara selain melaksanakan reformasi pada sistem perekonomian, sistem perdagangan, sistem produksi, dan sistem pembinaan sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan era ini. Kualitas produk dan sumber daya yang unggul akan menentukan keberhasilan dalam menghadapi era ini. Salah satu cara yang dapat dilakukan yakni melalui pendidikan. Sebab melalui pendidikan diharapkan setiap individu dapat meningkatkan kualitas dirinya, sehingga mempunyai daya saing yang tinggi. Selain itu, pendidikan merupakan alat untuk memperbaiki keadaan dan juga untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Pemerintah telah melakukan beberapa upaya melalui jalur pendidikan, baik melalui jalur pendidikan formal, informal, maupun non formal. Perubahan kebijakan juga dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan kondisi yang ada pada saat ini, yaitu dengan keluarnya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) sebagai landasan atau dasar hukum dalam melaksanakan pendidikan nasional. Setiap Negara memiliki hak untuk mencapai 1

2 tujuan tersebut melalui pendidikan yang pelaksanaannya dapat terlihat antara lain pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 BAB I Pasal I Ayat I : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif diberikan kesempatan mengembangkan kemampuan dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Rancangan dan program pendidikan juga harus dibuat dengan kualitas yang baik. Sebab hal ini akan membawa implikasi yang baik pula terhadap bangsa Indonesia untuk berkompetisi secara luas dalam forum internasional. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menetapkan kebijakan tentang pengkategorian sekolah berdasarkan tingkat keterlaksanaan standar nasional ke dalam kategori mandiri didasarkan pada terpenuhinya delapan standar nasional pendidikan (standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana ada prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan) 2 Implikasi dari peraturan pemerintah tersebut salah satunya adalah pemerintah berkepentigan untuk melakukan pemetaan sekolah/madrasah dengan melakukan pengkategorian sekolah khususnya di SMA berdasarkan tingkat terpenuhinya Standar Nasonal Pendidikan. Pengkategorian sekolah/madrasah dilakukan dalam kategori standar, mandiri bertaraf internasional serta keunggulan lokal. Menindaklanjuti kebijakan pengkategorian sekolah/madrasah tersebut, strategi yang 1 UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika,, 2003) h. 5 2 Puskur, Sekolah SKM, 2008, http://puskur.net/sekolah/skm. (Diakses tanggal 5 Oktober 2011)

3 dilakukan oleh Direktorat pembinaan SMA pada anggaran 2007 adalah melakukan rintisan penyelenggaraan SMA Kategori Mandiri. Sesuai karakteristik tuntutan rintisan Sekolah Kategori Mandiri (SKM) pada tahun pelajaran 2007/2008 merupakan tahap awal rintisan SKM selajutnya pada tahun pelajaran 2008/2009 diharapkan dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran yang diisyaratkan dalam pelaksanaan SKM. Dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan, maka perlu disusun acuan dasar dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, salah satunya adalah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan sistem Kelas Berpindah (Moving Class). Sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi menyatakan bahwa : Sistem kredit semester (SKS) dan Moving Class adalah sistem penyelenggaraan program kependidikan yang peserta pendidiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Beban belajar setiap mata pelajaran pada kredit semester dinyatakan dalam SKS. Beban belajar dalam satu SKS meliputi satu jam pembelajaran tatap muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri tidak terstruktur 3 Berkaitan dengan pelakasanaan kebijakan penerapan Standar Nasional Pendidikan sekolah yang menerapkan sistem Berpindah (Moving Class) antara lain, SMA Negeri 3 Malang, SMA Negeri 1 Pare, SMA Negeri 7 Yogyakarta SMA Jubile Jakarat Pusat, SMA Negeri 78 Jakarta Barat, SMA Labschool Kebayoran Jakarta Selatan, SMA Negeri 81 Jakarta Timur, dan SMA Negeri 33 Jakarta Utara. Salah satu sekolah yang di tetapkan adalah SMA Negeri 59 Jakarta Timur sebagai Rintisan Sekolah Kategori Mandiri yang juga memiliki program-program yang 3 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.22 Tahun 2006, Tentang Standar Isi untuk Satuan Dasar dan Menengah, http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2009/04/permendiknas-no-22- tahun-2006.pdf, (Diakses tanggal 21 Juni 2011)

4 berkaitan dengan persiapan dan pelaksanaannya, salah satunya dengan sistem Kelas Berpindah (Moving Class). Sistem moving class, dimana pada saat subjek mata pelajaran berganti maka siswa akan meninggalkan kelas menuju kelas lain sesuai mata pelajaran yang dijadwalkan, jadi siswa yang mendatangi guru, bukan sebaliknya. Keunggulan sistem ini adalah para siswa lebih punya waktu untuk bergerak, sehingga selalu segar untuk menerima pelajaran. Sementara para guru, dapat menyiapkan kemampuan belajar setiap anak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Anak-anak akan tumbuh dengan baik jika mereka dilibatkan secara alamiah dalam proses belajar yang didukung lingkungan yang dirancang secara cermat dengan menggunakan konsep yang jelas. Untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bereksplorasi, mencipta, berpikir kreatif, dan mengembangkan kemampuan lain yang dimiliki siswa, sekolah perlu menerapkan berbagai model pembelajaran yang dikelola dengan sistem moving class. Moving Class merupakan sistem belajar mengajar yang bercirikan siswa yang mendatangi guru di kelas. Konsep moving class mengacu pada pembelajaran kelas yang berpusat pada anak untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan bidang yang dipelajarinya. Dengan moving class, siswa akan belajar bervariasi dari satu kelas ke kelas lain sesuai dengan bidang studi yang dipelajarinya. 4 Penerapan moving class diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi siswa dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa di sekolah, adanya aktivitas yang meningkat ini diharapkan akan mengubah cara belajar siswa dari belajar pasif 4 Wiyarsih, Moving Class, April 2008, h.9 http://wiyarsih.staff.ugm.ac.id/wp/?p=9. (Diakses tanggal 21 Juni 2011)

5 menjadi belajar aktif, sehingga dapat lebih mudah menguasai atau menyerap materimateri yang diajarkan oleh guru disekolah atau dengan kata lain dapat memperoleh hasil belajar yang tinggi 5. Contoh masalah yang dihadapi saat moving class yaitu kondisi kelas yang belum ditata sempurna, pergantian jam pelajaran yang tidak tepat waktu karena persiapan untuk perpindahan. Selain itu, sarana yang belum lengkap, salah satunya rak untuk tas dan kelas untuk transit. Sifat malas yaitu bagi siswa yang hobi membolos. Moving Class bisa menjadi suatu peluang untuk kabur dan melarikan diri sangatlah besar. Ini semua tergantung dari diri siswa masing-masing. 6 Upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran yaitu mengetahui kelebihan dan kekurangan selama pelaksanannya. Upaya-upaya inilah yang dinamakan evaluasi. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 57 ayat (1), yakni : Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, di antaranya terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan. 7 Evaluasi terhadap proses pembelajaran juga perlu dilakukan karena evaluasi terhadap proses pembelajaran sering kali diabaikan dan kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan evaluasi terhadap hasil belajar. 5 Edi Sutarto, Moving Class dan Motivasi Belajar Mempengaruhi Prestasi Belajar, http://www.alizhar-jkt.sch.id/public/media/warta/386_moving%20class.pdf. (Diakses pada tanggal 7 April 2011) 6 Bandono, SMAN 7 Mulai Terapkan Moving Class, Februari 2008, http://koran.seveners.com/2008/01/30/februari-2008-sma-n-7-mulai-terapkan-moving-class/. (Diakses pada tanggal 26 Januari 2013) 7 Sukardi, Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), h.1

6 Evaluasi pendidikan pada prinsipnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga cakupan penting, yaitu evaluasi pembelajaran, evaluasi program, dan evaluasi sistem. Hal ini sesuai dengan Pasal 57 ayat 2, UU RI No.20 tahun 2003, evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang satuan dan jenis pendidikan. 8 Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian evaluatif mengenai evaluasi pelaksanaan sistem pembelajaran moving class. Penelitian ini diharapkan mendapatkan informasi mengenai kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hasil penelitian yang akan diperoleh juga bisa menjadi masukan-masukan yang nantinya akan berguna untuk perbaikan dan pengembangan program. Hal ini juga untuk melihat bagaimana program ini diselenggarakan dengan baik perlu dilakukan suatu evaluasi yang mendalam. Sebab, dengan evaluasi dapat memberikan gambaran yang lebih banyak tentang keberhasilan sebuah program. Orang-orang yang berpengaruh dalam pendidikan dan pakar-pakar pendidikan juga mendukung dan menyetujui bahwa suatu program pendidikkan harus dievaluasi. 9 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Apakah sistem Moving Class sudah efektif dilaksanan di SMAN 59 Jakarta Timur? 8 Ibid., h.1 9 Farida Yusuf Tayibnafis, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta,2000), h.1

7 2. Apa saja kekurangan dan kelebihan yang ditimbulkan bagi siswa dari pelaksanaan Moving Class ini? 3. Apakah pelaksanaan Moving Class sudah mencapai tujuan yang diharapkan? 4. Apakah sarana dan prasarana sudah menunjang terlaksananya sistem Moving Class ini? 5. Apakah prestasi belajar siswa meningkat dengan diterapkannya Moving Class ini? C. Pembatasan Masalah Program Moving Class merupakan kebijakan baru dalam pendidikan, sehingga belum banyak referensi atau laporan hasil evaluasi yang mencoba mengukur efektifitas program tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini membatasi pada persoalan-persoalan yang esensial. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas maka penelitian ini dibatasi pada: Evaluasi menggunakan model CIPP, jadi yang akan dibuat adalah Context (I), Input (I), Process (P), dan Product (P). Model evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model perbandingan yang dikemukakan oleh Stufflebeam. Menurut Suharsimi Arikunto, model ini mengevaluasi suatu program program pemrosesan seperti halnya pelaksanaan pembelajaran, karena model ini mengarahkan pada obyek sasaran evaluasinya pada proses, masukan sampai hasil. 10 Model ini diambil untuk mendapat gambaran secara nilai (value) dan menyeluruh tentang pelaksanaan program moving class di sekolah ketegori mandiri. Model CIPP tidak dibuat dari program moving class tetapi hanya di deskripsikan 10 Suharsimi Arikunto. Evaluasi Program Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2004). h.37

8 unsur-unsur tersebut dan diajukan kepada para pengambil kebijakan. Evaluasi ini juga dibatasi pada proses pelaksanaan moving class di SMAN 59 Jakarta Timur sebagai salah satu sekolah Rintisan Sekolah Kategori Sekolah Mandiri yang dilengkapi dengan layanan pendukung serta pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana keterkaitan unsur-unsur yang terdapat dalam context sistem pembelajaran moving class terkait dengan tujuan yang akan dicapai? 2. Bagaimana input yang terdapat dalam sistem pembelajaran moving class dalam rangka pencapaian tujuan? 3. Bagaimana process yang terjadi dalam program sistem pembelajaran moving class terkait dengan pelaksanaan kegiatan menurut prosedur yang ditetapkan? 4. Bagaimana product dari sistem pembelajaran moving class terkait dengan penialain tehadap hasil yang dicapai dihubungkan dengan sasaran dan tujuan yang direncanakan? E. Kegunaan Penelitian Secara umum penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak baik secara teoritis maupun secara praktis:

9 1. Secara Teoretis Penelitian ini dapat diajukan acuan bagi sekolah yang akan menerapkan moving class maupun sekolah yang sudah menerapkan moving class guna meningkatkan kualitas pelaksanaan. Selain itu karena sistem ini baru diterapkan maka bisa menjadi wawasan tambahan bagi pembaca. 2. Secara Praktis Penelitian ini dapat digunakan untuk bahan acuan, masukan serta referensi sebagai instrumen pelaksanaan bagi tenaga pengajar dalam program moving class untuk perbaikan program, baik kesesuaian input, efektifitas proses, maupun ketercapaian dan kualitas output yang diperoleh.