IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS XI MIPA 1 SMA NEGERI 1 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2017/2018

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada Pasal 3 menetapkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. tadinya tidak terampil menjadi terampil (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang unggul. Banyak hal yang harus disempurnakan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat ditempuh melalui formal dan nonformal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pembaca dan hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimengerti adalah kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran, ada

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

dituntut untuk lebih produktif, kreatif, inovatif, dan afektif.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara terstruktur dan dalam jangka waktu tertentu. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK DENGAN BERBANTUAN MEDIA FILM SISWA KELAS XI SMAN 4 PADANG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB 1 PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berkualitas. Dalam menciptakan SDM yang berkualitas tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

Oleh Ummi Kalsum Lubis Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah dulce at utile. Menyenangkan dapat dikaitkan dengan aspek hiburan yang

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komunikasi yang penting dalam kehidupan sehari-hari.

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

Kata kunci : Literasi, Mahasiswa, Membaca Kritis dan Kreatif

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam aktivitas tersebut terdapat banyak penerapan komponen pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, gagasan atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas beberapa kata yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB I PENDAHULUAN. segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah, 1996:11). Pembelajaran adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan dijabarkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DESAIN DAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK PROBLEM SOLVING TEORI SEMIKONDUKTOR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. ini bisa didapat di mana saja. Contoh kecil yang ditemui ialah membaca di media masa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK PADA SISWA KELAS XI MIPA 1 SMA NEGERI 1 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2017/2018 ARTIKEL AGUNG TRI WIJAYA SAKTI NIM A1B114042 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI 2018

ABSTRAK Agung, Tri. W. S. 2018. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Menulis Cerita Pendek pada Siswa Kel;as XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Kota Jambi Tahun Ajaran 2017/2018: Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing (I) Dra. Hj. Yusra Dewi, M.Pd., (II) Dra. Hj. Irma Suryani, M.Pd. Kata kunci: Implementasi Pendekatan Saintifik, Menulis Cerita pendek. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran menulis cerita pendek pada siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Kota Jambi tahun ajaran 2017/ 2018 berdasarkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah guru bahasa Indonesia kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Kota Jambi. Teknik pengumpulan data berupa instrumen lembar observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi penilaian RPP guru, pelaksanaan pembelajaran yang dinilai oleh dua penilai, yaitu penilai I (peneliti) dan penilai II (guru bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Kota Jambi). Hasil penelitian menunjukan bahwa guru dalam pembuatan RPP berbasis saintifik secara keseluruhan memiliki kriteria sesuai. Beberapa komponen belum lengkap seperti kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, dan alokasi waktu pada kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, guru melaksanakan pembelajaran berbasis saintifik menunjukan kriteria sesuai. Pada kegiatan pendahuluan guru melaksanakan dengan baik. Kegiatan inti penerapan saintifik terlaksana, kecuali pada kegiatan menalar. Kegiatan penutup terlaksana. Berdasarkan hasil observasi guru melakukan evaluasi ranah pengetahuan dan keterampilan. Evaluasi pada ranah sikap tidak terlaksana. Dari hasil temuan peneliti dapat disimpulkan bahwa implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran menulis cerita pendek pada siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Kota Jambi sudah terlaksana sesuai dengan Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Kecuali pada kegiatan saintifik tahap menalar dan evaluasi pada ranah sikap.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang diterapkan dalam kurikulum 2013. Proses pembelajaran ini dapat disamakan dengan suatu proses ilmiah karena di dalamnya terdapat tahapan-tahapan terutama dalam kegiatan inti. Oleh Karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari informasi dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi informasi. Nuh (dalam Priyatni, 2014: 2) mengatakan kurikulum 2013 dikonsep untuk memperkukuh kompetensi siswa dalam tiga hal, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum 2013 disiapkan karena masih lemahnya pendidikan karakter sehingga terlihat gersang secara sosial akibat adanya lemah etika dalam interaksi sosial. Selain itu, proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 menekankan bertumbuhnya kreativitas. Di Indonesia, pengertian kurikulum terdapat dalam Pasal 1 butir 19 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Saat ini, perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan niatan untuk perbaikan sistem pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan tujuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sani, 2014:vii).

Salah satu ptensi yang akan dicapai dalam pembelajaran bahasa terdapat empat aspek keterampilan yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut harus dimiliki dan dikuasai oleh siswa dalam proses belajar mengajar bidang studi bahasa Indonesia di sekolah. Keterampilan menulis adalah salah satu aspek yang harus dikuasai oleh siswa karena dengan menulis informasi yang disampaikan lebih efektif karena sebelum menulis kita berpikir terlebih dahulu. Menurut (Nurgiantoro, 2012: 270) kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur diluar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 merupakan pembelajaran berbasis teks. Teks dapat berwujud teks tulis maupun teks lisan (Kemendikbud, 2013: 3). Salah satu kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI SMA adalah menulis cerita pendek dengan memperhatikan unsur pembangunnya. Pembelajaran menulis yang bermuara pada pembelajaran keterampilan berbahasa harus diajarkan dengan serius dimulai dari diri sendiri. Pembelajaran menulis telah diajarkan pada siswa sejak duduk di bangku sekolah dasar, namun mulai belajar lebih mendalam tentang keterampilan menulis pada saat memasuki sekolah menengah, seperti menulis teks misalnya teks cerita pendek, teks drama, ulasan, eksplanasi, hasil observasi, dan lain-lain. Selanjutnya pada jenjang pendidikan di SMA, siswa mulai dituntut untuk memahami lebih lanjut dalam keterampilan menulis berbagai jenis teks. Teks yang dipelajari oleh siswa di SMA dalam K13 antara lain menulis teks anekdot, fabel, cerita pendek, teks drama, ulasan, eksplanasi, hasil observasi, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran menulis cerita pendek. Hal ini disebabkan cerita pendek adalah tulisan yang sangat sering

dijumpai, misalnya pada buku pelajaran, buku fiksi, dan majalah. Selain itu, melalui kegiatan menulis cerita pendek siswa dapat mengkomunikasikan ide kreatif atau gagasan dan pengalamannya. Siswa juga dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuannya melalui tulisan-tulisannya. Teks cerita pendek atau yang lebih popular dengan akronim cerpen, merupakan salah satu jenis fiksi yang paling banyak ditulis orang. Pengajaran tentang menulis cerita pendek sangat bermanfaat karena akan memperkaya pengetahuan peserta didik tentang nilai-nilai kehidupan yang ada di dalamnya. Hal ini terjadi karena teks cerpen memuat pesan moral dari suatu peristiwa. Pembelajaran menulis cerita pendek merupakan salah satu materi yang terdapat dalam silabus kurikulum 2013 khususnya kelas XI semester ganjil. Cerita pendek tergolong karya sastra yang berbentuk prosa, cerita pendek adalah sebuah materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru di setiap sekolah jenjang menengah pertama dan atas. Suyanto (2013: 46) mengartikan cerita pendek sebagai cerita berbentuk prosa yang pendek. Ukuran pendek di sini bersifat relatif atau habis dibaca sekali duduk. Menulis cerita pendek sebagai salah satu aktivitas menulis memiliki banyak tujuan yang bermanfaat bagi pengembangan sikap, pengetahuan, dan psikomotorik siswa. Dengan mempelajari materi menulis cerita pendek, maka guru secara terintegrasi akan menunut siswa agara berfikir kreatif untuk menulis, menghargai lingkungan sekitarnya, sekaligus meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Selama ini, kualitas pembelajaran menulis cerita pendek pada peserta didik masih rendah. Hal ini disebabkan karena dua faktor, yakni faktor yang berasal dari guru dan faktor yang berasal dari peserta didik. Pembelajaran menulis cerita pendek diketahui bahwa guru belum menerapkan metode yang inovatif dalam kegiatan pembelajaran. Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran lebih banyak menggunakan metode ceramah. Hal

tersebut menyebabkan tidak ada interaksi antara guru dan peserta didik, sehingga peserta didik tidak antusias dalam mengikuti pembelajaran menulis cerita pendek. Sementara itu, faktor yang berasal dari peserta didik meliputi kurangnya minat dan motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menulis cerita pendek. Dalam proses pembelajaran menulis cerita pendek, peserta didik belum dapat menulis cerita pendek secara detail, peserta didik merasa kebingungan harus menulis apa dan harus mulai dari apa. Peserta didik belum dapat menyusun kalimat dengan struktur kalimat yang baik dan benar. Peserta didik belum memerhatikan kaidah kebahasaan dalam menulis cerita pendek. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap Pak Irwansyah., M.Pd.I. selaku guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI di SMA Negeri 1 Kota Jambi diketahui dalam memulai menulis siswa sering terjebak oleh aturan-aturan kebakuan bahasa yang membatasi siswa dalam menyampaikan ungkapan pikiran perasaan mereka dengan apa adanya. Begitu pula dengan menulis cerita pendek, siswa kesulitan dalam mencari ide atau kreatifitas untuk memulai menulis padahal pembelajaran menulis teks cerpen dapat dijadikan pembelajaran praktis yang menyenangkan. Menurut observasi yang dilakukan yang bersamaan dengan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) pada awal bulan Februari sampai dengan Mei 2017 di SMA Negeri 1 Kota Jambi, sekolah tersebut sudah menerapkan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014 termasuk untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. Namun pada kenyataanya, masih terdapat berbagai macam kendala yang dihadapi meski para pendidik telah sering mengikuti berbagai arahan mengenai pendekatan saintifik dan kurikulum 2013. Sehingga dengan diterapkannya pendekatan saintifik diharapkan siswa dapat lebih kritis dan kreatif dalam menulis cerita pendek. Sejalan dengan uraian di atas, maka peneliti akan meneliti bagaimana implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran menulis cerita pendek pada siswa kelas XI SMA

Negeri 11 Kota Jambi Tahun Ajaran 2017/2018? Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Kota Jambi didasarkan atas pertimbangan SMA Negeri 1 Kota Jambi adalah salah satu sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014. Sekolah ini termasuk rintisan penerapan Kurikulum 2013 di Jambi dengan kultur sekolah yang kondusif diharapkan dapat mengimplementasikan tujuan lahirnya Kurikulum 2013. Sasaran yang menjadi objek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Kota Jambi 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana implementasi pendekatan saintifik dalam menulis cerita pendek pada siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Kota Jambi Tahun Ajaran 2017/2018? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran menulis cerita pendek pada siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Kota Jambi Tahun Ajaran 2017/2018. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini memberikan deskripsi tentang implementasi pendekatan saintifik dalam pembelajran menulis cerita pendek pada siswa kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Kota Jambi. 1.4.2 Manfaat praktis Secara praktis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi guru dan mahasiswa FKIP sebagai calon guru untuk lebih mengetahui keunggulan dan kelemahan dalam pengimplementasian pendekatan saintifik dalam menulis cerita pendek pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Di samping itu, dengan penelitian ini, guru akan terbiasa melakukan penelitian kecil sangat bermanfaat untuk meningkatkan profesional sebagai seorang guru dan demi perbaikan pembelajaran.