BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme, karena itu kebutuhan

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

makalah KEK dalam kehamilan

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indoensia mencapai 359 per jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama mengenai gizi yang terjadi di Indonesia antara lain yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INFOKES, VOL. 3 NO. 3 November 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

Gambaran Karakteristik Ibu Hamil, Tingkat Pengetahuan serta Sikap terhadap Asupan Gizi Ibu Hamil di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asupan gizi yang baik selama kehamilan merupakan hal yang penting,

Lantin sulistyorini, Erti Ikhtiarini Program studi Ilmu Keperawatan Program studi Ilmu Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

3. plasebo, durasi 6 bln KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB I PENDAHULUAN. cukup makan, maka akan terjadi konsekuensi fungsional. Tiga konsekuensi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI. di Indonesia. 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam porsi yang dimakan tetapi harus ditentukan pada mutu zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. TB Paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh. Mycobacterium tuberculosis, yaitu kuman aerob yang mudah mati dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Eko Winarti, SST.,M.Kes

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi menimbulkan masalah pembangunan di masa yang akan

S PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang menerangkan derajat kesehatan didalam suatu negara.

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian target MDGs (Millenium

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. nutrisi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi

BAB I PENDAHULUAN. anemia.kekurangan zat besi dalam tubuh mengakibatkan pembentukan hemoglobin

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI. Hari Anak-Anak Balita 8 April SITUASI BALITA PENDEK

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. sangat pendek hingga melampaui defisit -2 SD dibawah median panjang atau

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam lima tahun pertama kehidupannya (Hadi, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEHAMILAN 1. Pengertian kehamilan Kehamilan adalah masa seorang wanita membawa embrio kedalam tubuhnya. Kehamilan merupakan suatu yang diharapkan oleh seorang ibu, Oleh sebab itu persiapan harus dilakukan sebaik-baiknya supaya kualitas bayi yang akan dilahirkan juga baik 2. Kualitas bayi lahir sangat tergantung pada asupan gizi ibu hamil. Gizi yang cukup merupakan salah satu faktor pendukung lahirnya bayi sehat dengan berat badan yang cukup. Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lama kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari pertama haid terakhir. 2 2. Manfaat Gizi bagi Ibu Hamil dan Bayi a. Manfaat bagi ibu hamil 1) Kesehatan ibu saat kehamilan 2) Proses persiapan persalinan 3) Memproduksi ASI b. Manfaat bagi bayi 1) Pertumbuhan janin 2) Kesehatan janin 3) Pembentukan sel otak. 1 3. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil a. Protein Kebutuhan tambahan protein tergantung kecepatan pertumbuhan janinnya. Trimester 1 kurang dari 6 gram tiap hari sampai Trimester II. Trimester III pada waktu pertumbuhan janin sangat cepat sampai 10 gram/hari. Bila bayi sudah dilahirkan protein dinaikkan menjadi 15 gram/hari. Pada Ibu yang menderita KEK penambahan proteinnya mencapai 0,9 1,0 gram/hari. 1 6

Energi merupakan salah satu hasil metabolisme karbohidarat, protein dan lemak, dan berfungsi dalam proses metabolisme, pertumbuhan, pengaturan suhu dan kegiatan fisik. 1 Sumber energi yang terdapat dalam bahan makanan berasal dari karbohidrat, lemak dan protein. Satu gram karbohidarat menghasilkan 4 kalori, 1 gram protein menghasilkan 4 kalori dan 1 garm lemak menghasilkan 9 kalori. 1 Berdasarkan perhitungan, diperkirakan kebutuhan tambahan energi sebesar 70.000-80.000 kalori pada satu masa kehamilan (± 40 minggu). Pertambahan kalori terutama diperlukan pada 20 minggu terakhir masa kehamilan, yaitu kurun waktu pertumbuhan janin pesat sekali. Untuk tambahan kalori dalam sehari yang dibutukan ± 285 kalori per hari. 4 80.000 kalori = ± 285 kalori per hari. 1 40 minggu Ibu yang menderita KEK tambahan energinya mencapai 85.000 Kkal per hari dengan kadar lemak 3,5%. b. Vitamin Bagi pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin dan mineral seperti vitamin C, asam folat, zat besi, kalsium, dan zink. Angka kecukupan yang dianjurkan menunjukkan presentase tambahan gizi ibu hamil sebgai berikut : energi 15%, protein 68%, vitamin A 25%, vitamin D 100%, vitamin c 33%, vitamin B kompleks 40%, Tiamin 25%, vitamin B6 19,9%, dan asam folat 35%. 1 Vitamin A dalam bentuk retinol berkontribusi terhadap penglihatan si kecil setelah lahir. Transfer aktif vitamin A ke fetus akan terjadi walaupun sang ibu memiliki vitamin A yang rendah dalam darahnya, bahkan trimester III kehamilan. 3 7

B. STATUS GIZI IBU HAMIL 1. Pengertian Status Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan dari organ organ, serta menghasilkan energi. 3 Status gizi yaitu merupakan keadaan fisik seseorang atau kelompok orang tertentu yang ditentukan dengan salah satu kombinasi dari ukuran gizi tertentu. Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator yang dapat dipakai untuk menunjukkan kualitas hidup satu masyarakat dan juga memberikan intervensi. Sehingga akibat lebih buruk dapat dicegah dan perencanaan lebih baik dapat dilaksanakan. 5 2. Pengukuran status gizi Pengukuran status gizi ibu hamil dilakukan dengan cara pengukuran Lingkar lengan (LILA) yaitu suatu cara untuk mengetahui risiko kekurangan energi kronik (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS). Kategori KEK apabila LILA kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA. 8 Tujuan pengukuran LILA adalah untuk mengetahui terjadinya KEK pada wanita usia subur (WUS) baik ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral, yaitu : a) Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu untuk mengetahui wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR) b) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK c) Mengembangkan gagasan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak d) Meningkatkan peran petugas lintas sektor dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK. 8

e) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK. 8 3. Batas ambang Batas ambang LILA pada WUS dengan risiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm dan apabila kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). 8 4. Cara pengukuran Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter dengan batas ambang 23,5 cm (batas ambang merah dan putih). Pengukuran LILA dilakukan melalui urut-urutan yang telah diterapkan. Ada 7 urutan pengukuran LILA, yaitu: a. Tetapkan posisi bahu dan siku b. Letakkan pita antara bahu dan siku c. Tentukan titik tengah lengan d. Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan e. Pita jangan terlalu ketat f. Pita jangan terlalu longgar g. Cara pembaca skala yang benar. 8 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah: a. Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri. b. Lengan harus dalam posisi bebas lengan baju dan lengan dalam keadaan tidak tegang dan kencang. c. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat, sehingga permukaannya sudah tidak rata. 5. Kekurangan Energi Kronik ( KEK ) a. Definisi KEK Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. 3 Penderita 9

tubuh. 3 Akibat KEK saat kehamilan dapat berakibat pada ibu maupun KEK mempunyai risiko untuk melahirkan Bayi Berat Badan Rendah (BBLR) lebih tinggi dibandingkan dengan WUS normal, dan (50,9%) ibu hamil KEK menderita anemia gizi sebagai salah satu faktor penyebab tingginya kematian ibu. b. Etiologi Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis zat gizi yang dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi antara lain: jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah atau keduanya. Zat gizi yang dikonsumsi juga mungkin gagal untuk diserap dan digunakan untuk janin yang dikandungnya yaitu meliputi: a. Akibat KEK pada ibu hamil yaitu : 1) terus menerus merasa letih 2) kesemutan 3) muka tampak pucat 4) kesulitan sewaktu melahirkan 5) air susu yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, sehingga bayi akan kekurangan air susu ibu pada waktu menyusui. b. Akibat KEK saat kehamilan terhadap janin yang dikandung antara lain 1) Keguguran 2) pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) 3) perkembangan otak janin terlambat, hingga kemungkinan nantinya kecerdasaan anak kurang, bayi lahir sebelum waktunya (Prematur) 4) kematian bayi. 7 10

C. Faktor Yang Berhubungan Dengan KEK Pada Kehamilan 1. Asupan Asupan makanan adalah jenis makanan dan hidangan yang dapat dikonsumsi atau dimakan seseorang yang dapat diukur dengan jumlah bahan makanan atau energi dan zat gizi. 12 Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi yaitu kualitas hidangan yang mengandung semua kebutuhan tubuh. Akibat dari kesehatan gizi yang tidak baik maka akan timbul penyakit gizi. Salah satu faktor penting yang utama timbulnya masalah gizi kurang adalah adanya perilaku asupan makanan. 7 Asupan makanan seseorang dipengaruhi oleh kebiasaan makan dan ketersediaan pangan dalam keluarga. Kebiasaan makan adalah kegiatan yang berkaitan dengan makanan menurut tradisi setempat. Kegiatan itu meliputi hal-hal seperti : bagaimana pangan diperoleh, apa yang dipilih, bagaimana menyiapkannya, siapa yang memakan, dan berapa banyak yang dimakannya. 4 Pola Asupan dipengaruhi oleh : a. Pola makan Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan ini dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain adalah kebiasaan makanan, kesenangan, budaya, agama dan taraf ekonomi. b. Ketersediaan pangan keluarga Ketersediaan pangan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup, baik jumlah maupun mutu gizinya. Tahapan pangan keluarga dipengaruhi oleh: a. ketersediaan pangan ( baik dari hasil produksi sendiri, dari pasar, atau sumber lain ). b. harga pangan 11

c. daya beli keluarga d. pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan e. Pengolahan 3 Pengolahan makanan baik untuk keluarga maupun masyarakat perlu mengetahui proses pengolahan makanan yang dapat meningkatkan mutu makanan yang dikonsumsi misalnya lebih baik dan mudah dicerna. Namun juga dapat terjadi hal yang merugikan yaitu bahwa selama proses pengolahan beberapa zat gizi yang ada pada bahan makanan dapat rusak atau hilangsehingga perlu diperhatikan tahap-tahap dalam prosess penyiapan makanan yaitu pencucian, pemotongan bahan makanan dan pengolahannya. 1 Tahap-tahap dalam proses penyiapan makanan adalah: 1. Pencucian Pencucian bahan makanan sebelum dimasak dapat dilakukan sebelum dipotong dan dirajang atau setelahnya dan pencuciannya dilakukan dengan air yang mengalir supaya kotoran tidak mengendap dan langsung hilang. 4 2. Pemotongan Pemotongan dan merajng bahan makanan mempunyai tujuan utama agar ukuran yang dikonsumsicukup kecil sehingga mudah dimasukkan kedalam rongga mulut untuk dikunyah lebih lanjut. terutamam bahan makanan yang agak keras dan akan lebih mudah dikunyah. 12 3. Pengolahan Pada pengolahan sebaiknya jangan terlalu matang karena kalau terlalu matang isi kandungan zat gizinya akan hilang dan rusak sehingga makanan yang dikonsumsi tidak ada kandungannya dan dapat menyaebabkan terjadinya kekurangan energi kronik (KEK). 4 2. Infeksi Defisiensi gizi sering berhubungan dengan infeksi. Infeksi bisa berhubungan dengan gizi melalui beberapa cara yaitu mempengaruhi nafsu 12

makan, dapat juga dapat menyebabkan kehilangan bahan makanan karena mempengaruhi metabolisme makanan. 12 Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungannya. Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan menyebabkan BBLR. Disamping itu akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan otak janin, bayi baru lahir mudah terinfeksi dan abortus. 12 Kejadian infeksi terjadi oleh beberapa hal antara lain: a. Pendapatan Pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan nilai aset dari suatu penyelesaian kewajiban dari pelaksanaan kegiatan. Keadaan sosial ekonomi keluarga dikatakan mempunyai pendapatan yang tinggi maka pendapatan tersebut harus mencapai batas lebih atau normal. Pendapatan adalah jumlah uang seseorang hasil dari aktivitasnya. Misalnya pendapatan keluarga yang tinggi juga berpengaruh pada faktor pembelian jajan makanan apa yang akan dibeli ibu, sedangkan bagi mereka yang memiliki pendapatan keluarga yang rendah si ibu harus berpikir ulang untuk keesokannya. Dengan meningkatkan pendapatan perorangan, terjadilah perubahan dalam susunan makanan. Masalah gizi selain dipengaruhi oleh asupan zat gizi, keadaan kesehatan individu, terdapat infeksi dan juga berkaitan erat dengan keadan sosial ekonomi masyarakat. Pada umumnya kekurangan gizi berkaitan erat dengan masalah kemiskinan. b. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia terhadap obyek diluarnya melalui indera indera yang dimilikinya ( pendengar, penglihatan, penciuman, dan sebagianya ). 17 Pengetahuan dapat diukur atau diobservasi melalui apa yang diketahui tentang obyek ( masalah kesehatan ). Tingkat pengetahuan akan berpengaruh pada perilaku sebagai hasil jarak menengah dari pendidikan kesehatan selanjutnya. Perilaku 13

kesehatan akan berpengaruh keadaan menungkatnya indikator kesehatan masyarat sebagai keluaran pendidikan kesehatan. Indikator indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap tingkat kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 1. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi a) Penyebab penyakit b) Gejala atau tanda tanda penyakit c) Bagaimana cara pengobatannya d) Cara pencegahannya 2. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat meliputi : a) Jenis makan yang bergizi b) Manfaat makanan yang bergizi bagi kesehatan c) Pentingnya istirahat yang cukup 3. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan a) Manfaat air bersih b) Cara cara pembuangan limbah yang sehat, termasuk pembuangan kotoran yang sehat dan sampah. Pengetahuan yang baik tentang gizi pada seseorang membuat orang tersebut akan semakin memperhitungkan jumlah dan jenis makan yang dipilihnya untuk di konsumsi. Orang yang pengetahuan gizinya rendah akan berperilaku memilah makanan yang menarik panca indera dan tidak mengadakan pilihan berdasarkan nilai gizi makanan tersebut. Sebaliknya mereka yang memiliki pengetahuan gizi tinggi cenderung lebih banyak menggunakan pertimbangan rasioanl dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan tersebut. 7 Pengetahuan gizi memegang peranan yang sangat penting di dalam penggunaan pangan yang baik sehingga dapat mencapai kedaan gizi yang cukup. 7 Tingkat pengetahuan gizi ibu sebagai pengelola rumah tangga akan berpengaruh pada makanan yang dikonsumsi dalam keluarga sehari hari. 14

c. Pendidikan Pendidikan ibu memberikan pengaruh terhadap perilaku anak khususnya tanggung jawab dalam memilih makanan. Ibu yang berperilaku tinggi tidak akan membiasakan diri untuk berpantang atau tabu terhadap bahan makan yang ada. 14 Tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi penerimaan informasi, sehingga pengetahuan akan terbatas. Pada masyarakat dengan pendidikan rendah akan lebih kuat mempertahankan tradisi-tradisi yang berhubungan dengan makanan, sehingga sulit untuk menerima pembaharuan di bidang gizi. Dalam arti sederhana pendidikan gizi merupakan suatu proses belaar tentang pangan, bagaimana tubuh dapat menggunakannya dan mengapa diperlukan untuk kesehatan. Pendidikan gizi mengarah pada perubahan perilaku perbaikan konsumsi pangan dan status gizi. Perilaku konsumsi memilih dan menggunakan pangan. Perilaku kosumsi pangan berasal dari proses sosialisasi dalam sistem keluarga melalui proses pendidikan maupun sebagai dampak dari peyebaran informasi. Ketersediaan pangan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup, baik jumlah maupun mutu gizinya. 7 Tahapan pangan keluarga dipengaruhi oleh: 1) ketersediaan pangan ( baik dari hasil produksi sendiri, dari pasar, atau sumber lain ). 2) harga pangan 3) daya beli keluarga d. Sanitasi lingkungan dan sarana Kesehatan Sanitasi lingkungan dan pelayanan kesehatan adalah tersedianya air bersih dan sarana kesehatan yang terjangkau dan setiap keluarga yang membutuhkan. 15

Makin dekat jangkauan keluarga terhadap pelayanan dan sarana kesehatan, ditambah dengan pemahaman ibu tentang kesehatan, maka makin kecil risiko anak terkena penyakit dan kekurangan gizi. Semakin tinggi pengetahuan masyarakat tentang pentingnya sanitasi lingkungan, akan semakin meningkatkan usaha masyarakat untuk menjaga kesehatan individu, keluarga, dan lingkungan. Apabila sanitasi lingkungan terjaga dengan baik, maka kemungkinan timbulnya penyakit infeksi dapat dikurangi. Pelayanan kesehatan adalah akses atau keterjangkauan anak dan keluarga terhadap upaya pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan seperti imunisasi, pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, penimbangan anak, penyuluhan kesehatan dan gizi serta sarana kesehatan yang bai seperti Posyandu, Puskesmas, Praktek Bidan atau Dokter, RS dan persediaan air bersih. Ketidakjangkuan pelayanan kesehatan disebabkan oleh jarak yang jauh dan atau ketidakmampuan membayar, kurangnya pendidikan dan juga kurangnya pengetahuan yang merupakan kendala bagi keluarga dan masyarakat dalam memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang tersedia. e. Budaya Banyak sekali penemuan para peneliti yang menyatakan bahwa faktor budaya sangat berperan dalam proses terjadinya masalah gizi di berbagai masyarakat dan negara. Unsur unsur budaya mampu menciptakan suatu kebiasaan makan produk yang kadang kadang bertentangan dengan prinsip prinsip ilmu gizi. 14 Dalam hal pangan ada sementara budaya yang memprioritaskan anggota keluarga tertentu untuk mengkonsumsi hidangan keluarga yang telah disiapkan yaitu umumnya kepala keluarga. Anggota keluarga lainnya menempati urutan prioritas berikutnya, dan yang paling mendapatkan prioritas terbawah adalah ibu ibu rumah tangga. 16

f. Paritas Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup maupun lahir mati. Jumlah anak yang banyak pada keluarga dengan keadaan sosial ekonominya kurang akan mengakibatkan kekurangan perhatian pada kehamilannya, sedangkan pada keluarga dengan sosial ekonominya mampu dengan jumlah anak yang banyak tidak akan mengakibatkan kebutuhan primer terutama pangan tidak atau kurang terpenuhi untuk masa kehamilannya, Keadaan ini akan mempengaruhi bayi yang akan dilahirkannya kekurangan gizi sehingga mengakibatkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). D. Kerangka Teori Kekurangan energi kronik (KEK) Asupan Infeksi Pengolahan Pola makan Paritas Ketersediaan pangan Sanitasi lingk. Dan sarana kesehatan Umur kehamilan Umur ibu Pendapatan Pengetahuan Pendidikan Budaya Gambar 2.1 Kerangka Teori. 3,11 17

E. Kerangka Konsep Karakteristik ibu hamil : Umur, umur kehamilan dan pendidikan Pendapatan Kekurangan Energi Kronik (KEK) Pengetahuan tentang gizi Paritas Gambar 2.2 Kerangka Konsep F. Hipotesis 1. Ada hubungan antara umur dengan kejadian KEK. 2. Ada hubungan antara umur kehamilan dengan kejadian KEK. 3. Ada hubungan antara pendidikan dengan kejadian KEK. 4. Ada hubungan antara pendapatan dengan kejadian KEK. 5. Ada hubungan antara pengetahuan tentang gizi dengan kejadian KEK. 6. Ada hubungan antara paritas dengan kejadian KEK. 18