BAB I PENDAHULUAN. menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/ MI secara eksplisit dinyatakan. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk dapat mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari harinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama. sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berhenti. Usaha tersebut dilakukan untuk penyesuaian dan mengimbangi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I PENDAHULUAN. dua materi ajar, yakni materi bahasa dan materi sastra. Materi bahasa

BAB I PENDAHULUAN. serta dalam tingkah laku tertentu dan dalam kondisi-kondisi tertentu sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini dikarenakan, pendidikan

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Asep Resa Baehaki,2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II. Untuk membantu mengatasi berbagai persoalan tentang metode kependidikan

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan agar peserta didik memiliki keterampilan (1) berkomunikasi secara

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan perbaikan di sana sini, mulai dari kurikulum, sarana dan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam aktivitas sehari-hari, manusia tidak lepas dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, terutama keterampilan kebahasaan yang dimiliki.

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi bangsa Indonesia adalah diterbitkannya Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. (Perserikatan Bangsa-Bangsa). (Yusuf dan Anwar, 1997) dalam menjawab tantangan zaman di era globalisasi. Pembelajaran bahasa Arab

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, baik untuk bertutur maupun untuk memahami atau mengapresiasi

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan yang erat dengan ketrerampilan-keterampilan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah suatu sistem simbol berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua mata pelajaran. Pembelajaran bahasa diharapkan dapat membantu siswa untuk mengenal dirinya, budayanya dan juga budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa dapat membantu siswa hingga mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Dhieni (2008:123) menyatakan bahasa memiliki karakteristik yang menjadikannya sebagai bentuk khas komunikasi yaitu : (1) sistematis, bahwa bahasa bersifat teratur dan memiliki pola-pola yang relatif konsisten; (2) arbitrary, bahwa bahasa terdiri dari hubungan-hubungan yang arbitrary antara berbagai macam suara dan visual yang jelas, objek maupun gagasan; (3) fleksibel, bahwa bahasa dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman; (4) beragam, dalam hal pengucapan, bahasa memiliki berbagai variasi dan dialek atau cara; dan (5) kompleks, bahwa kemampuan berpikir dan bernalar dipengaruhi oleh kemampuan menggunakan bahasa yang menjelaskan berbagai konsep ide, maupun hubunganhubungan yang dapat dimanipulasikan saat berpikir dan bernalar. Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat keterampilan dasar berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Mendengarkan adalah

2 keterampilan memahami bahasa secara lisan yang bersifat reseptif, sedangkan berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis dan menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menurut Brooks dalam Tarigan (1994), berbicara dan mendengarkan merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung. Mendengarkan merupakan faktor penting dalam membaca secara efektif dan kemampuan membaca penting sekali bagi proses menulis. Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi dalam masyarakat dan dalam suatu peristiwa komunikasi seringkali beberapa jenis keterampilan bahasa digunakan secara bersama-sama guna mencapai tujuan komunikasi. Sejalan dengan perkembangan zaman, fungsi bahasa sebagai alat komunikasi semakin tinggi, karena komunikasi tidak akan terjadi tanpa bahasa. Menurut Sumantri (2005) bahasa adalah serangkaian bunyi yang digunakan sebagai alat komunikasi berupa kata-kata yang memiliki arti tertentu. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang digunakan sebagai bahasa pengantar disekolah juga dalam pergaulan. Keraf (2004) mendefinisikan bahwa bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Dengan kata lain bahasa sebagai alat komunikasi dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan untuk menyampaikan informasi, mengungkapkan pikiran dan perasaan serta berbagai sarana pengembangan budaya dan pengetahuan manusia. Keberadaan bahasa akan selalu ada selama manusia masih dapat berkomunikasi sehingga fungsi bahasa sangat diperlukan untuk menunjang

3 komunikasinya. Atas fungsi inilah bahasa telah mengalami perkembangan dan perubahan sehingga manusia selalu berusaha untuk mengembangkan bahasa. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, standar isi bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik memiliki kemampuan : (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara; (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial; (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Sebagai salah satu dari empat komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra, kemampuan mendengarkan merupakan hal yang sangat penting, karena untuk menguasai suatu bahasa dan memahaminya dimulai dari mendengarkan. Kemampuan mendengarkan dengan baik dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa yang lain. Keterampilan ini merupakan suatu indikator

4 terpenting bagi keberhasilan siswa dalam belajar bahasa Indonesia. Dengan Keterampilan mendengarkan yang baik, siswa dapat mengkomunikasi pesanpesan yang didengarnya, ide-ide atau pendapatnya bahkan mampu melakukan tindakan dari pesan yang diterimanya. Keterampilan ini sangat terkait Keterampilan berbicara dan menulis. Untuk mencapai kemampuan dari standar kompetensi semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran di sekolah harus turut memberika dukungan melalui upaya peningkatan keefektifan dan efesiensi proses pembelajaran di kelas sesuai dengan karakteristik masing-masing kelas. Menurut Hamalik (1993) pembelajaran adalah suatu proses terjadinya interkasi antara siswa dengan guru dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang berlangsung dalam suatu lokasi dan jangka waktu tertentu. Proses pembelajaran berlangsung melalui tahap-tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi dalam upaya mencapai tujuan kompetensi yang selanjutnya dirumuskan dalam bentuk tujuan pembelajaran. Pembelajaran ini dilakukan sejalan dengan kurikulum yang ada dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa terhadap pemerolehan ilmu dan kecakapan berbahasa. Tyler (dalam Miller dan Saller, 1985) menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum untuk bidang studi apapun harus didasarkan atas empat hal, yaitu: (1) apa tujuan yang hendak dicapai; (2) pengalaman apa yang perlu diberikan untuk mencapai tujuan tersebut; (3) bagaimana mengatur pemberian pengalaman tersebut secara efektif; dan (4) bagaimana mengetahui apakah tujuan tersebut telah dicapai. Tarigan (1991:5) menyatakan bahwa didalam kurikulum yang ideal sedikitnya mencakup lima hal penting berikut : (a) tujuan; (b)

5 metodologi; (c) pendekatan; (d) urutan; dan (e) bobot. Dengan kata lain dalam setiap pembelajaran perlu ditentukan tujuan, isi, metode dan evaluasi. Mengacu pada kurikulum, maka idealnya pembelajaran yang berlangsung diharapkan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Namun pada kenyataannya kompetensi atau penguasaan siswa terhadap bidang studi bahasa Indonesia belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal sehingga hasil yang diharapkan pada pembelajaran bahasa Indonesia belum tercapai. Banyak faktor yang mempengaruhi kompetensi atau hasil belajar siswa. Suryabrata (1982 : 27) mengemukakan dua faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar, yaitu faktor internal dan eksternal. Yang termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif), sedangkan faktor eksternalnya adalah lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan strategi pembelajaran). Sementara Bloom (1982:11) mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Seperti dimaklumi bahwa sudah sejak lama praktek pembelajaran di Indonesia pada umumnya cenderung dilakukan secara konvensional yaitu melalui teknik komunikasi oral. Selain itu siswa yang cerdas cenderung tidak mengalami peningkatan pembelajaran dalam hal berprestasi padahal keinginan untuk bisa banyak berbuat dan berprestasi ada dalam benaknya. Namun hal tersebut tertahan dengan kondisi pembelajaran dalam kelas dimana siswa yang kurang memiliki motivasi belajar dan siswa yang memiliki intelegensi yang kurang menjadi penghambat bagi siswa yang lain, yaitu siswa yang ingin memiliki motivasi berprestasi. Padahal hal ini seharusnya bisa sejalan

6 dengan baik jika guru benar-benar mengetahui karakteristik dan mau untuk mengadakan inovasi pembelajaran khususnya dalam strategi pembelajaran maka hasil yang ingin di capai dapat terpenuhi. Guru yang menguasai materi suatu subjek dengan baik tetapi tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik sebagai contoh dari penyebab yang dipaparkan sebelumnya karena dalam proses pembelajaran guru tidak memilih secara tepat strategi yang akan diterapkan dalam pembelajaran dikelas. Masalah-masalah diatas yang akhirnya berdampak kepada hasil belajar siswa yang rendah. Sebaliknya banyak terdapat siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan sebagian lagi memiliki motivasi berprestasi rendah-sedang. Tetapi tingkat keberhasilan belajar yang diperoleh hampir sama. Untuk itu diperlukan suatu strategi yang dapat menampung kompetensi siswa yang tinggi dengan motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah. Berikut ini data nilai rata-rata ujian akhir sekolah siswa pada tiga tahun terakhir mata pelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai berikut : Tabel 1 Data Hasil Ujian Akhir Semester Bahasa Indonesia SD Negeri 106162 dan SDIT Al-Hijrah 2 Lau Dendang No SD NEGERI No. 106162 SDIT AL-HIJRAH 2 Tahun Nilai Nilai Pelajaran KKM KKM Rata-rata Rata-rata 1. 2009/2010 63 70 70 75 2. 2010/2011 64 70 71 75 3. 2011/2012 65 70 72 75 Sumber: SD Negeri 106162 Medan Estate & SDIT Al-Hijrah 2 Lau Dendang Jika dilihat dari nilai rata-rata perolehan hasil ujian akhir semester di atas, maka nilai tersebut masih belum mencapai standar nilai ketuntasan belajar yang yang diharapkan. Dari hasil pengamatan di kelas serta diskusi dengan guru, dalam

7 proses belajar terdapat beberapa kelemahan yang mempengaruhi hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 106162 Medan Estate dan berdasarkan hasil diagnosa, ditemukan beberapa kelemahan diantaranya: (1) partisipasi siswa rendah dalam kegiatan pembelajaran; (2) dominasi siswa tertentu dalam proses pembelajaran; (3) siswa kurang tertarik dengan cara guru menyampaikan materi (metode tidak bervariasi); (4) sebagian besar siswa kurang termotivasi untuk belajar. Faktor lainnya adalah yang situasi atau kondisi belajar yang menimbulkan ketegangan dan membosankan sehingga mempengaruhi pemerolehan bahasa yang dipelajari. Sedangkan siswa kelas V di SDIT Al Hijrah 2 Lau Dendang tidak tercapainya nilai KKM adalah (a) partisipasi siswa yang tinggi tidak diiringi strategi pembelajaran yang tepat; (b) motivasi untuk bersaing dan meraih prestasi tidak dirirngi dengan rancangan pembelajaran yang memuat kegiatan untuk siswa berkompetisi. Untuk itu dalam pengajaran bahasa pendidik perlu memperhatikan strategi apa yang paling sesuai untuk diberikan pada kegiatan pembelajaran karena lemahnya pembelajaran bahasa Indonesia dan belum optimalnya guru dalam merancang dan menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang relevan dan sesuai dengan karakteristik peserta didik menjadi salah satu penyebabnya. Tentunya dibutuhkan peran aktif dan perhatian yang lebih serius oleh berbagai pihak terkait untuk dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia seperti yang diharapkan. Dalam hal ini, guru mempunyai tugas yang sangat berat guna mengatasi persoalan tersebut, karena guru memiliki peran yang strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Peran strategis ini adalah mentransformasikan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai kepada peserta didik. Banyak faktor

8 yang diduga menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan, khususnya hasil belajar bahasa Indonesia yang relatif masih rendah. Satu diantaranya adalah rendahnya kualitas pembelajaran. Bila pembelajaran itu dilihat sebagai suatu sistem, maka faktor yang turut mempengaruhi kualitas pembelajaran tersebut harus dipenuhi. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagaimana dikemukakan Hamalik (1993), yakni mencakup : (1) input mentah atau siswa; (2) lingkungan intruksional; (3) proses pembelajaran; (4) keluaran pembelajaran. Hamalik memandang pembelajaran sebagai suatu sistem, sedangkan Reigeluth (1983) mengemukakan tiga komponen utama dalam pembelajaran yaitu metode, kondisi dan hasil. Hubungan metode, kondisi dan hasil dalam pembelajaran dari sisi variabel satu sama lain berpengaruh. Variabel kondisi dan metode merupakan variabel bebas dan kedua variabel ini berinteraksi sehingga menghasilkan efek pada hasil belajar sebagai variabel terikat. Oleh karena itu strategi pembelajaran memiliki kaitan yang sangat erat terhadap hasil belajar, karena kesesuaian dan keefektifan strategi pembelajaran mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil belajar. Jika hal ini karena faktor pendekatan atau metode, maka guru harus segera memperbaiki bentuk pengajaran yang diberikan. Memang tidak ada satu pun bentuk pendekatan atau metode yang cocok untuk satu materi pembelajaran. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Guru dapat mengkombinasikan metode yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan proses belajar mengajar. Penggunaan metode yang tepat akan menghasilkan pembelajaran yang efektif, efisien dan memiliki daya tarik bagi siswa. (Miarso, 2004).

9 Penggunaan setiap strategi pembelajaran haruslah sebagai upaya untuk menghantarkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang tepat sehingga memberi kemudahan pada siswa dalam belajar. Fungsi strategi pembelajaran akan optimal apabila dalam penggunaannya mampu memberikan kesenangan atau kegembiraan pada siswa. Hal ini dapat dicapai apabila setiap guru dapat memilih metode yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran, peserta didik dan materi pelajaran (Suparman,1997). Tarigan (1991) menyatakan pembelajaran tidak dilihat sebagai sarana pengumpulan pengetahuan tetapi sebagai sarana pencetak pembelajar yang lebih cakap dan pandai dalam segala hal yang diharapkan diperoleh seseorang di dalamnya. Beberapa strategi dan metode, memiliki fokus pada keterampilan komunikasi dan memberikan prioritas yang lebih besar kepada kemampuan mengekspresikan secara bermakna dipada ketepatan gramatikal atau ucapan yang sempurna. Sebaliknya, ada strategi yang lebih fokus terhadap pengajaran bahasa dan menempatkan kemampuan komunikasi yang dapat dikuasai setelah pebelajar memahami tata bahasa dengan kata lain, setiap strategi yang digunakan mempunyai tujuan masing-masing.. Strategi berbasis Accelerated Learning adalah salah satu strategi yang dapat diterapkan. Proses pembelajaran dalam strategi berbasis Acceleretaed Learning di dominasi oleh siswa (student center) karena siswa aktif dalam berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnnya menyimpulkan. Dilihat dari segi umpan balik dan pengujian strategi pembelajaran berbasis Accelerated Learning mengakomodasi teori kecerdasan ganda karena latihan yang diberikan lebih bervariasi dan tidak hanya mengandalkan

10 kemampuan siswa menghapal dan merangkai kalimat tetapi juga membuat catatan pribadi, membuat kesimpulan, membuat peta pikiran dan sebagainya. Jika strategi pembelajaran berbasis Accelerated Learning membutuhkan kelompok belajar dan terjadi proses saling ketergantungan positif, maka salah satu strategi pembelajaran lain yang bersifat lebih mengandalkan kemampuan sendiri, dimana masing-masing siswa secara individual diaktifkan untuk menguasai, memahami sejumlah tujuan pembelajaran tertentu secara optimal adalah strategi pembelajaran Direct Intructional adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada pengembangan konsep diri setiap individu. Hal ini meliputi pengembangan proses langsung dan membangun serta mengorganisasikan dirinya sendiri. Pada strategi pembelajaran Direct Intructional, guru memberikan bantuan belajar kepada masing-masing pribadi peserta didik sesuai mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan. Prilaku pembelajaran langsung ini guru akan memberikan kesempatan dan keleluasaan masing-masing langsung untuk dapat belajar sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Disamping pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, untuk memperoleh hasil belajar suatu kegiatan pembelajaran juga dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengenal dan memahami karakteristik siswa. Dick & Carey (2006) mengatakan bahwa seorang guru hendaknya mampu mengenal dan mengetahui karakteristik siswa, sebab pemahaman yang baik terhadap karakteristik siswa akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar siswa. Karena jika seorang guru dapat mengetahui karakteristik siswanya, maka selanjutnya guru dapat menyesuaikannya dengan metode pembelajaran yang hendak digunakan.

11 Salah satu unsur yang ada dalam karakterisitik siswa adalah motivasi siswa. Motivasi sebagai faktor internal sangat perlu diperhatikan dan dipertimbangkan, karena akan mempengaruhi hasil belajar bahasa Indonesia. Motivasi siswa sangat dibutuhkan agar pembelajaran bahasa Indonesia menjadi berkualitas. Motivasi belajar siswa yang rendah dalam pembelajaran membuat siswa setengah hati dalam belajar sehingga kompetensi yang diperoleh tidak sesuai tujuan yang ingin dicapai, bahkan untuk memiliki suatu prestasi tidak pernah terlintas dibenak siswa. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi dalam belajar menjadi tertahan dengan kondisi yang ada, sehingga peluang mengukir prestasi dalam belajar terhambat. Motivasi yang dimaksud motivasi untuk berprestasi (Achievement Motivation). Winkel (1992) menyatakan Achievement Motivation adalah daya penggerak dalam diri siswa untuk mencapai taraf prestasi belajar yang setinggi mungkin demi penghargaan pada dirinya sendiri. Selanjutnya Meclelland yang dikutip oleh Ratumanan (2002) menyatakan bahwa seseorang mempunyai motivasi untuk belajar atau bekerja karena adanya kebutuhan berprestasi. Motivasi disini merupakan fungsi dari tiga Variabel, yaitu harapan untuk melakukan tugas dengan berhasil, persepsi tentang nilai tugas, dan kebutuhan untuk keberhasilan atau sukses. Apabila seorang siswa memiliki motivasi berprestasi berarti dalam dirinya telah ada motivasi untuk belajar. Motivasi untuk berprestasi merupakan salah satu faktor pendukung dalam keberhasilan belajar. Seorang siswa yang memiliki motivasi prestasi akan lebih menguasai Keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan atau menyimak, membaca, menulis maupun berbicara. Strategi pembelajaran yang berbeda akan

12 berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar, sedangkan motivasi berprestasi dalam diri siswa akan menggerakkan perilaku belajar. Untuk itu, pemahaman guru terhadap karakteristik motivasi siswa dalam berprestasi bertujuan pada kegiatan merancang pembelajaran yang relevan untuk membantu dan mengarahkan siswa untuk menerima materi pelajaran. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dibutuhkan dan disesuaikan dengan motivasi untuk berprestasi. Oleh karena itu, motivasi berprestasi siswa adalah salah satu komponen yang harus diperhatikan dengan seksama oleh guru dalam mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki peserta didiknya yang akan membantu dalam menentukan materi, strategi dan media yang tepat untuk digunakan. Hal ini perlu dilakukan agar pembelajaran yang disampaikan dapat menarik perhatian siswa dan setiap detik yang berlangsung dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan akan bermakna dan tidak membosankan bagi siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian guna mengetahui pengaruh strategi pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V di SD Negeri 106162 Medan Estate dan SDIT Al-Hijrah 2 Lau Dendang. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka dapat didentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut : Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar bahasa Indonesia siswa? Apakah guru telah merencanakan pembelajaran dengan baik? Bagaimana strategi pembelajaran yang diterapkan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia? Apakah penggunaan

13 strategi pembelajaran yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar bahasa Indonesia? Strategi pembelajaran yang bagaimanakah yang paling efektif dan efisien dalam mengajarkan mata pelajaran bahasa Indonesia? Apakah guru telah memperhatikan karakteristik siswa pada waktu pelaksanaan pembelajaran? Apakah karakteristik siswa mempengaruhi hasil belajar? Apakah strategi pembelajaran berbasis berbasis Accelerated Learning dapat memotivasi siswa untuk berprestasi? Apakah dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis Accelerated Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa? Apakah hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran berbasis Accelerated Learning lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Direct Intructional? Apakah motivasi berprestasi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa? Apakah siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan memperoleh hasil belajar yang tinggi dari siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah? Apakah siswa mengalami perubahan tingkah laku dengan perlakuan strategi pembelajaran yang berbeda dalam pembelajaran bahasa Indonesia? Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan motivasi berprestasi dalam hasil belajar siswa? C. Pembatasan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah diidentififkasi menunjukkan banyak masalah yang dapat dikaji sehubungan dengan hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 106162 Medan Estate dan SDIT Al-Hijrah 2 Lau

14 Dendang. Mengingat keterbatasan waktu dan dana maka penelitian ini difokuskan pada kajian sebagai berikut : 1. Hasil belajar Bahasa Indonesia dibatasi pada hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 106162 Medan Estate dan SDIT Al-Hijrah 2 Lau Dendang semester 1 tahun pelajaran 2012/2013 dengan kompetensi dasar mendengarkan yaitu: (a) menanggapi penjelasan narasumber dengan memperhatikan santun berbahasa; (b) mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat didengar 2. Strategi pembelajaran dibatasi pada strategi pembelajaran berbasis berbasis Accelerated Learning dan strategi pembelajaran Direct Intructional. 3. Sedangkan motivasi siswa dibatasi pada motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi rendah. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dirumuskan rumusan masalahnya sebagai berikut : 1. Apakah hasil belajar Bahasa Indonesia siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis berbasis Accelerated Learning lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar bahasa Indonesia yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Direct Intructional? 2. Apakah hasil belajar Bahasa Indonesia yang memiliki motivasi berprestasi tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang memiliki motivasi rendah? 3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar bahasa Indonesia?

15 E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah : 1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis Accelareted Learning dengan hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Direct Intructional. 2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. 3. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar bahasa Indonesia. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang dilaksanakan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis. Secara Teoretis 1. Untuk menambah dan mengembangkan khazanah pengetahuan tentang strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, materi pembelajaran, karakteristik siswa dan media yang tersedia. 2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan strategi pembelajaran yang berbeda yang sesuai dengan mata pelajaran bahasa Indonesia.

16 Secara Praktis 1. Sebagai bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru tentang strategi pembelajaran, sehingga guru dapat merancang sebuah pembelajaran yang menyenangkanbagi siswa. 2. Memberi gambaran bagi guru tentang efektifitas dan efisiensi aplikasi strategi pembelajaran berbasis berbasis Accelerated Learning dan Direct Intructional berdasarkan motivasi berprestasi pada pembelajaran bahasa Indonesia untuk memperoleh hasil belajar bahasa Indonesia yang lebih maksimal. Serta dapat pula dijadikan bahan pertimbangan bagi lembaga pendidikan dalam menentukan pengembangan dan pengajaran bahasa Indonesia yang sesuai dengan karakteristik siswa.