BAB I PENDAHULUAN. manusia yang tinggi. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah. mempercepat pembangunan suatu bangsa yang nantinya akan berpengaruh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkembang ke arah positif. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-Undang No. 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. membangun peradaban manusia di era modern seperti saat ini. Pada hakikatnya. mengalami perubahan (Wayan Somayasa, 2013: 2).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi Sumber Daya Manusia sehingga tercipta generasi yang siap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

PEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Oleh karenanya, mengingat begitu pentingnya peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam usaha pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

EKSPERIMENTASI ALAT PERAGA SIMETRI LIPAT DAN SIMETRI PUTAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI RESPON SISWA

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi penting dalam menghadapi globalisasi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang penting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional abad XXI bertujuan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. sekolompok orang (kepala sekolah guru-guru, staf, dan siswa) untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia secara normative. Pendidikan tidak hanya diperoleh di lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang harus terpenuhi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Saat belajar siswa tidak lepas dari sumber belajar. Sumber belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hesty Marwani Siregar, 2015

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 DI SD NEGERI 1 SOPAI KABUPATEN TORAJA UTARA

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan dapat berlangsung dalam dua tahapan, yakni proses

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ferri Wiryawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dalam sistem pendidikan nasional termuat dalam UU Sisdiknas, yaitu

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keunggulan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Bangsa yang maju ditopang kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah komponen yang sangat mempengaruhi keunggulan kompetitif suatu bangsa. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi akan membantu mempercepat pembangunan suatu bangsa yang nantinya akan berpengaruh pada keunggulan suatu bangsa. Jumlah penduduk yang besar tidak akan membantu mempercepat pembangunan suatu bangsa jika tidak diikuti dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai. Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat besar, sehingga Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia yang sangat besar dari segi kuantitas. Kualitas sumber daya manusia di Indonesia rendah berdasarkan data dari Human Development Indeks Tahun 2015 yang menyatakan bahwa Indonesia berada pada peringkat 113 di dunia dari segi kualitas sumber daya manusia. Rendahnya kualitas pendidikan suatu bangsa menyebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu pendidikan merupakan syarat penting bagi keunggulan suatu bangsa. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana 1

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1). Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, kualitas pendidikan yang baik akan mempengaruhi kemandirian dan kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan mutu pendidikan dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi hak dan kewajiban warga negara. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 5 bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu adalah upaya terwujudnya generasi penerus yang terdidik dan memiliki akhlak mulia, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003). Tujuan pendidikan nasional diwujudkan dalam pembelajaran pada pendidikan formal tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, proses pembelajaran di dalam kelas harus 2

direncanakan dan dilakukan sebaik-baiknya. Pembelajaran tidak hanya memindahkan ilmu pengetahuan yang dimiliki guru kepada siswa. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Guru berpartisipasi dalam penyelanggaraan pendidikan, di mana guru akan mengatur dan merencanakan pembelajaran di dalam kelas. Hal tersebut dapat dilakukan guru dengan mengembangkan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran adalah bahan, alat, serta media yang digunakan dan dipersiapkan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas (Depdiknas, 2008:123). Contoh perangkat pembelajaran yang dimaksud adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siwa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi siswa. RPP 3

yang disusun dan digunakan oleh guru matematika di sekolah lebih sering menggunakan pendekatan ekspositori dan langkah-langkah pada kegiatan pembelajaran yang kurang detail. RPP tersebut mempermudah guru dalam menguasai keadaan di kelas karena pembelajaran berpusat pada guru, namun kegiatan pembelajaran kurang melibatkan siswa dan beberapa kegiatan pembelajaran tidak tersampaikan karena guru lebih mengejar penyampaian materi. Dari beberapa hal tersebut diperlukan adanya pengembangan RPP yang mengacu pada prinsip-prinsip pengembangan RPP. Menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1992 : 40) Lembar Kegiatan Siswa (LKS) adalah sarana pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam meningkatkan keterlibatan atau aktivitas siswa dalam proses belajar-mengajar. Pada umumnya, LKS berisi petunjuk praktikum, percobaan yang bisa dilakukan di rumah, materi untuk diskusi, soal-soal latihan, maupun segala bentuk petunjuk yang mampu mengajak siswa beraktivitas dalam proses pembelajaran. LKS yang baik adalah LKS yang mampu memfasilitasi siswa untuk memahami dan mengkontruksi pengetahuannya sendiri melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan observasi di lapangan, LKS yang saat ini digunakan di SMP Negeri 1 Kalibawang, Kabupaten Wonosobo diproduksi oleh penerbit. LKS tersebut berisi ringkasan materi pelajaran yang disertai dengan kumpulan soal. Kumpulan soal yang tersedia dalam LKS membantu siswa berlatih mengerjakan berbagai jenis soal dari materi yang 4

dipelajari. Pembelajaran menjadi kurang bermakna karena LKS hanya digunakan oleh siswa untuk menggunakan rumus yang sudah dituliskan dalam LKS. Kegiatan pembelajaran yang seharusnya dimuat dalam LKS untuk memaksimalkan pemahaman siswa menjadi tidak terpenuhi. Hal ini menunjukan bahwa perlu adanya pengembangan LKS yang dapat membantu siswa lebih aktif mengkontruksi konsep melalui kegiatankegiatan dalam LKS. Hal ini bertujuan agar siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan efektif untuk meningkatkan prestasi siswa. Selain perangkat pembelajaran, pendekatan pembelajaran juga merupakan hal penting dalam perencanaan pembelajaran. Pembelajaran harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari, mengolah, mengkonstruksi dan menggunakan pengetahuan dalam proses kognitifnya (Permendikbud, 2013). Guru harus membimbing siswa untuk secara aktif mencari, mengolah, dan mengkonstruksi pengetahuan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi hal tersebut adalah pembelajaran dengan pendekatan saintifik (scientific approcah) yang terdiri dari lima langkah diantaranya adalah mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Pembelajaran ini akan melibatkan siswa dalam kegiatan memecahkan masalah yang kompleks melalui kegiatan curah gagasan, berpikir kreatif, melakukan aktivitas penelitian (Hosnan, 2014:37). Penelitian ini menggunakan pendekatan saintifik karena pendekatan tersebut berpusat pada siswa dan bertujuan 5

untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik. Materi bangun ruang sisi datar merupakan salah satu materi yang harus dipelajari siswa. Berdasarkan Standar Kompetensi pada KTSP, kompetensi yang harus dikuasai siswa adalah memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya. Dari hasil wawancara dengan guru matematika di SMP Negeri 1 Kalibawang, diperoleh informasi bahwa pemahaman siswa terhadap materi bangun ruang sisi datar masih rendah. Beberapa siswa belum menguasai konsep dan mengalami kesulitan terkait dengan penggunaan rumus dan penyelesaian permasalahan matematika. Siswa juga mengalami kesulitan untuk menyelesaikan soal yang dimodifikasi atau sedikit berbeda dari contoh yang diberikan. Hal ini dikarenakan siswa berorientasi pada menghafal rumus, bukan memahami dan memaknai proses pembelajaran. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data (Sani, 2014:50). Melalui proses pengamatan tersebut siswa akan lebih memaknai konsep materi yang akan dipelajari. Oleh karena itu, siswa tidak hanya terpaku dengan rumus ketika mempelajari materi bangun ruang sisi datar. Beberapa penelitian terkait pengembangan perangkat pembelajaran pendekatan saintifik sudah ada, salah satunya adalah penelitian dari Annisa Rara Tyas berjudul "Pengembangan Perangkat Pembelajaran 6

Berbasis Pendekatan Saintifik pada Materi Trigonometri untuk Peserta Didik Kelas XI SMA". Penelitian tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian tersebut masih terbatas pada materi trigonometri untuk siswa SMA. Penelitian dengan pendekatan saintifik untuk siswa SMP terutama materi bangun ruang sisi datar belum dikembangkan. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik pada materi bangun ruang sisi datar untuk siswa kelas VIII di Kecamatan Kalibawang. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut : 1. RPP yang disusun dan dipergunakan oleh guru matematika di sekolah lebih sering menggunakan pendekatan ekspositori dan langkahlangkah pembelajaran yang kurang detail. 2. LKS yang digunakan tidak dapat memaksimalkan pemahaman siswa karena hanya berisi rangkuman materi dan kumpulan soal. C. Pembatasan Masalah Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pengembangan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan pendekatan saintifik pada 7

materi bangun ruang sisi datar yaitu prisma dan limas untuk siswa kelas VIII di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Wonosobo. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada materi bangun ruang sisi datar untuk siswa kelas VIII? 2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan? E. Tujuan Peneletian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengembangkan perangkat pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada materi bangun ruang sisi datar untuk siswa kelas VIII. 2. Mengetahui kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. F. Manfaat Peneltian 1. Bagi Guru Perangkat pembelajaran yang dikembangkan menjadi referensi guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. 2. Bagi Siswa 8

a. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat memfasilitasi siswa dalam mempelajari materi bangun ruang sisi datar yaitu prisma dan limas. b. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dapat memfasilitasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran 3. Bagi Sekolah Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan perangkat pembelajaran guna meningkat kualitas pembelajaran di sekolah. 4. Bagi Peneliti a. Mendapatkan pengalaman menulis tugas akhir dan mengembangkan keterampilan dalam penelitian bidang kependidikan matematika. b. Dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian berikutnya. 9