PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PELAYANAN AKTA CATATAN SIPIL

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN ANGKUTAN UMUM DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BUTON PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 4 TAHUN 2012 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

WALIKOTA LHOKSEUMAWE

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2009

BUPATI MUSI RAWAS, TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA PENCATATAN SIPIL

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

Peraturan...

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELABUHAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 6 TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KOTA BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 2 SERI C

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA KTP DAN AKTE CATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 12 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

WALIKOTA PARIAMAN PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 8 TAHUN 2012 T E N T A N G

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 16

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN BIDANG INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA PENCATATAN SIPIL

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 12TAHUN : 1999SERI: B.12.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANOKWARI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK DOKUMEN KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI KARTU KELUARGA, KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

1 of 6 02/09/09 10:52

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Re

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI GOWA PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN MEMBUKA DAN MEMANFAATKAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

BUPATI BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN RPERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 7 TAHUN 2008 SERI C.1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR : /O TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 17 TAHUN 2013 T E N T A N G RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SORONG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS

4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MIMIKA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MIMIKA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

BUPATI GOWA RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 18 Tahun : 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG

PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA METRO Tahun 2011 Nomor 06

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PELAYANAN AKTA CATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya optimalisasi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya di bidang pelayanan Akta Catatan Sipil di Kabupaten Penajam Paser Utara, dipandang perlu melakukan pungutan terhadap biaya administrasi atas pelayanan Catatan sipil; b. bahwa bahwa berdasarkan pertimbangan sbagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak pelayanan Akta Catatan Sipil. Mengingat : 1.Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 3 Tahun 1976 tentang perubahan pasal 18 UndangUndang Nomor 62 Tahun 1958 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 113, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1647); 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3019);

- 2-3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 4. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3437); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tenting Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan 9 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 6. Undang-undang Nomor 7 Tabun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Penajam. Paser Utara di Propinsi Kalimantan Timur (Lembaga Negara Tahun 2001 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4182); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4448); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaga Negara Tahun 1975 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3050); 10.Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1998 tentang Penyerahan sebagian Urusan Pemerintahan di bidang penyelenggaraan pendaftaran penduduk (Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3742); 11.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4513);

- 3-12.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor Tahun 2007 tentang Perubahan Kantor Kependudukan dan Tenaga Kerja Menjadi Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja Kabupaten Penajam Paser Utara; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 9 Tahun 2004 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (Lembaran Daerah Negara Tahun 2004 Nomor 4); Dengan Persetujuan Bersama: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA dan BUPATI PENAJAM PASER UTARA MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PELAYANAN AKTA CATATAN SIPIL BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Penajam Paser Utara. 2. Pemerintah Daerah adalah unsur lembaga pemerintahan daerah Kabupaten Penajam Paser Utara yang terdiri dari Bupati beserta perangkat daerah otonom yang lain, yang berfungsi sebagai Lembaga Eksekutif Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara.

- 4-3. Bupati adalah Bupati Penajam Paser Utara. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, selanjutnya disebut DPRD, adalah unsur lembaga pemerintahan daerah Kabupaten Penajam Paser Utara yang berfungsi sebagai lembaga legislatif Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara. 5. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara. 6. Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja adalah Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja Kabupaten Penajam Paser Utara. 7. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang retribusi daerah sesuai dengan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. 8. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara. 9. Retribusi Pelayanan Akta Catatan Sipil selanjutnya disebut Retribusi adalah pembayaran atas pembayaran atas pelayanan akta catatan sipil. 10. Golongan Retribusi adalah pengelompokan retribusi yang meliputi Retribusi Pelayanan Akta Kelahiran, Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Akta Kematian, Akta Pengakuan/Pen.gesahan Anak dan Akta Pengangkatan Anak. 11. Akta Kelahiran adalah salah satu peristiwa penting yang dialami oleh setiap orang yang harus dicatat dan dikukuhkan oleh Negara. 12. Akta Pencatatan Perkawinan adalah pencatatan perkawinan bagi penduduk yang beragama Islam dilakukan oleh Kantor Urusan Agama sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku, sedangkan untuk perkawinan bagi penduduk yang buka beragama Islam dilakukan oleh pemuka agama menurut agama dan kepercayaannya dan dicatat oleh Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja Kabupaten Penajam Paser Utara. 13. Akta Pencatatan Perceraian adalah Pencatatan perceraian dan pendataan hasil pencatatan perceraian bagi penduduk yang perkawinannya berdasarkan Agama sedangkan yang bukan agama Islam dilakukan oleh Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja. 14. Pencatatan Pengangkatan Anak adalah perbuatan hukum. untu.k mengalihkan hak anak dari lingkungan kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah, atau orang yang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut, dalam lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan Pengadilan. 15. Pencatatan Sipil adalah pencatatan. peristiwa penting yang dialami oleh seseorang pada register catatan sipil oleh Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja Kabupaten Penajam Paser Utara.

- 5-16. Surat keterangan lainnya adalah surat yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja yang meliputi: Surat Kenal Lahir dan Surat Pengantar Pindah Nikah bagi yang bukan agama Islam. 17. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami oleh seseorang meliputi kelahiran, lahir mati, kematian, perkawinan, perceraian, pembatalan perkawinan, pengangkatan, pengakuan dan pengesahan anak, perubahan nama, perubahan kewarganegaraan dan peristiwa penting lainnya. 18. Pengakuan Anak adalah pengakuan secara hukum dari seorang bapak terhadap anaknya yang lahir di luar ikatan perkawinan yang sah atas persetujuan ibu kandung anak tersebut. 19. Pengesahan Anak adalah pengesahan status hukum seorang anak yang lahir di luar ikatan perkawinan yang sah, menjadi anak sah sepasang suami istri. 20. Pencatatan Akta Kematian adalah merupakan salah satu peristiwa penting yang dialami oleh setiap orang yang harus dicatat dan dikukuhkan oleh Negara dalam bentuk Akta Kematian. 21. Pencatatan perubahan nama adalah merupakan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang dan perlu dilaporkan pada Dinas Kependudukan dan Tenaga Kerja Kabupaten Penajam Paser Utara untuk dicatatkan yaitu dengan surat Menteri Kehakiman untuk perubahan nama keluarga/marga/keturunan dan dari Penetapan Pengadilan Negeri untuk perubahan nama kecil. 22. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi. 23. Jasa umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi. 24. Wajib Retribusi adalah orang pribadi yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu. 25. Masa retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa dari Pemerintah Daerah. 26. Surat Setoran Retribusi Daerah, selanjutnya disingkat SSRD adalah surat yang wajib oleh retribusi digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang tertuang ke Kas Daerah atau tempat pembayaran lain yang ditetapkan Bupati. 27. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, selanjutnya disingkat SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya pokok retribusi.

- 6-28. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, selanjutnya disingkat SKRDLB adalah Surat Ketetapan Retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang tertuang atau tidak seharusnya tertuang. 29. Surat Tagihan Retribusi Daerah, selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda. 30. Benda Berharga adalah dokumen lain yang dipersamakan dengan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang diperporasi dan dipergunakan sebagai alat pembayaran retribusi. 31. Pemeriksaan adalah serangkajan kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah. 32. Penyidikan Tindakan Pidana di Bidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disebut penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya. 33. Penyidik Pegawai Negeri Sipil, selanjutnya disingkat PPNS adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara. BAB II NAMA OBYEK DAN SUBYEK WAJIB RETRIBUSI Pasal 2 Dengan nama Retribusi Penggantian Biaya Cetak Pelayanan Akta Catatan Sipil dipungut retribusi sebagai pembayaran atas jasa pelayanan Catatan Sipil. Pasal 3 Obyek Retribusi adalah setiap jasa pelayanan yang meliputi: a.pelayanan Akta Kelahiran b.pelayanan Akta Perkawinan c.pelayanan Akta Perceraian d.pelayanan Akta Kematian e.pelayanan Akta Pengakuan/Pengesahan Anak f.pelayanan Akta Pengangkatan anak.

- 7 - Pasal 4 Subyek Retribusi adalah orang pribadi badan usaha atau yang mendapat jasa pelayan Catatan Sipil. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5 Retribusi Palayanan Catatan Sipil termasuk golongan retribusi jasa umum. BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6 Tingkat penggunaan jasa pelayanan Akta Catatan Sipil diukur berdasarkan tingkat pelayanan jasa Akta Catatan Sipil. BAB V PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 7 Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi didasarkan pada Kebijakan Daerah dengan mempertimbangkan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masvarakat dan aspek keadilan. Pasal 8 (1) Struktur tarif ditetapkan berdasaran jenis pelayanan Akta catatan Sipil.

- 8 - (2) Besarnya Tarif Retribusi Penggantian Biaya Cetak Pelayanan Akta Catatan Sipil adalah sebagai berikut: NO JENIS PELAYANAN WNI WNA 1 2 3 4 1 AKTA KELAHIRAN : 0 0 2 3 AKTA PERKAWINAN : a) Biaya Pencatatan Perkawinan: 1. Dalam Kantor. 2. Di luar Kantor. b) Biaya Kutipan Akta Perkawinan. c) Biaya Pencatatan Perkawinan yang melebihi jangka waktu satu bulan sejak tanggal pengesahan menurut Agama. d) Biaya Kutipan Akta Perkawinan kedua dan seterusnya. e) Biaya Salinan Akta Perkawinan. f) Biaya Pelaporan dan Penerbitan Tanda Bukti Pelaporan WNI mengenai perkawinan yang terjadi di Luar Negeri. g) Mutasi data karena perkawinan. h) Pengumuman Perkawinan. i) Izin Dispensasi Perkawinan. j) Surat Pengantar untuk Pencatatan Perkawinan di Luar Daerah/Luar Negeri k) Surat Pengantar ke Pengadilan Negeri/untuk mendapat pengesahan/keputusan tentang keterlambatan pendaftaran perkawinan yang dilaksanakan di luar Indonesia. AKTA PERCERAIAN : a) Biaya Pencatatan dan Penerbitan Kutipan Akta Perceraian. b) Biaya Pencatatan Perceraian yang melebihi jangka waktu satu bulan sejak tanggal Keputusan Pengadilan Negeri. c) Biaya Kutipan Akta Perceraian kedua dan seterusnya. d) Biaya Salinan Akta Perceraian. e) Biaya Mutasi Data karena Perceraian. f) Biaya Surat Pengantar ke Pengadilan Negeri/untuk mendapat pengesahan/ keputusan tentang keterlambatan pendaftaran perceraian yang dilaksanakan di luar Indonesia. o 20.000,- 35.000,- 7.500,- 15.000,- 5.000,- 2.500,- 5.000,- 2.500,- 50.000,- 75.000,- 50.000,- 5.000,- 5.000,- 50.000,- 75.000,- 75.000,- 50.000,- 15.000,- 25.0001-100.000,- 150.000,- 50.000,- 100.000,- 15.000,-

- 9-4 5 6 AKTA KEMATIAN : a) Biaya Pencatatan dan Penerbitan Kutipan Akta Kematian. b) Biaya Kutipan Akta Kematian kedua dan seterusnya c) Biaya Salinan Akta Kematian. d) Biaya Pelaporan dan Penerbitan Tanda Bukti Pelaporan WNI mengenai kematian yang terjadi di luar negeri. e) Biaya Mutasi Data karena Kematian. f) Biaya Surat Pengantar ke Pengadilan Negeri/untuk mendapat pengesahan/ keputusan tentang keterlambatan pendaftaran perceraian yang dilaksanakan di luar Indonesia. AKTA PENGAKUAN DAN PENERBITAN KUTIPAN AKTA PENGAKUAN ANAK : a) Biaya Pencatatan dan Penerbitan Kutipan Akta Pengakuan Anak. b) Biaya Pencatatan Pengesahan Anak. c) Biaya Kutipan Akta Pengakuan Anak kedua dan seterusnya. d) Biaya Salinan Akta Pengakuan Anak. e) Biaya Mutasi Data karena Pengakuan Anak. f) Biaya Mutasi karena Pengakuan Pengesahan Anak. g) Akta Ganti Nama bagi Warga Negara Asing Mutasi Data karena Ganti Nama. h) Biaya Pencatatan dan Penerbitan Mutasi Data karena Pengangkatan Anak. i) Biaya Pencatatan Pengangkatan Anak j) Biaya Pencatatan Pengangkatan Anak yang melebihi jangka waktu 1 bulan sejak tanggal keputusan dari Pengadilan Negeri. k) Biaya Pencatatan Perubahan Nama SURAT KETERANGAN LAINNYA. - 2.500,- 3.000,- 3.000,- 2.000,- 2.500,- 20.000,- 2.500,- 5.000,- 30.000,- 75.000,- 20.000,- 4.000,- - 5.000,- 50.000,- 75.000,- 100.000,- 100.000,- 15.000,- 50.000,- 100.000,- 50.000,- 150.000,- 20.000,- 4.000,-

- 10 - (3) Penyesuaian tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati atas persetujuan DPRD. BAB VI MASA RETRIBUSI Pasal 9 Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun takwim atau ditentukan lain dengan Peraturan Bupati. BAB VII WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 10 Retribusi yang terutang dipungut di Wilayah Daerah. BAB VIII PENETAPAN DAN TATA CARA PEMUNGUTAN RETRIBUSI Pasal 11 (1) Penetapan retribusi berdasarkan STRD dengan menerbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (2) Dalam hal STRD tidak dipenuhi oleh wajib retribusi sebagaimana mestinya, diterbitkan SKRD secara jabatan. (3) Bentuk dan isi SKRD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

- 11 - Pasal 12 (1) Pemungutan retribusi harus dilakukan sekaligus atau lunas. (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (3) Hasil pungutan retribusi disetor ke Kas Daerah melalui Bendahara Khusus Penerima Dinas Pendapatan Daerah. BAB IX SANKSI ADMINISTRASI Pasal 13 Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. BAB X TATA CARA PEMBAYARAN RETRIBUSI Pasal 14 (1) Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Bupati sesuai waktu yang ditentukan dalam SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (2) Apa bila pembayaran retribusi dilakukan ditempat lain, hasil penerimaan retribusi harus disetor ke Kas Daerah. (3) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dilakukan dengan menggunakan SSRD. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 15 (1) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 diberikan tanda bukti pembayaran. (2) Setiap pembayaran retribusi dicatat dalam bukti penerimaan.

- 12 - (3) Bentuk, jenis, isi, ukuran tanda bukti pembayaran dan bukti penerimaan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB XI TATA CARA PENAGIHAN RETRIBUSI Pasal 16 (1) Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan 7 (tujiih) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran. (2) Dalam jangka waktu. 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat lain yang sejenis, Wajib Retribusi harus melunasi retribusi terutang. (3) Surat Teguran dan Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Pejabat yang ditunjuk oleh Bupati. Pasal 17 (1) Apabila jumlah retribusi yang masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat lain yuag sejenis, jumlah retribusi yang harus dibayar ditagih dengan Surat Paksa. (2) Pejabat menerbitkan Surat Paksa segera setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis. (3) Bentuk, jenis dan isi formulir yang dipergunakan untuk melaksanakan penagihan ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB XII TATA CARA PENAGIHAN PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBAHASAN RETRIBUSI Pasal 18 (1) Bupati atau pejabat yang ditunjuk berdasarkan permohonan Wajib Retribusi dapat

- 13 - memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara pemberian pengurangan, keringanan dan pembahasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. BAB XIII INSTANSI PEMUNGUT Pasal 19 Instansi Pemungut sebagaimana dimaksud Peraturan Daerah ini ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB XIV KEBERATAN Pasal 20 (1) Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (2) Permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan yang jelas dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak Tanggal SKRD diterima oleh Wajib Retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya. (3) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterima harus sudah memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan. (4) Peraturan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya retribusi yang tertuang. (5) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat setelah lewat dan Bupati atau pejabat yang ditunjuk tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan dianggap dikabulkan. (6) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi.

- 14 - BAB XV PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN RETRIBUSI Pasal 21 (1) Wajib Retribusi dapat, menjajukan permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Retribusi kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk secara tertulis dengan menyebut sekurang-kurangnya: a.nama dan alamat Wajib Retribusi; b.masa retribusi; c.besarnya kelebihan pembayaran retribusi; d.alasan yang jelas. (2) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan Kelebihan Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memberikan keputusan. (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah lewat dan Bupati atau Pejabat yang ditunjuk tidak memberikan suatu keputusan, permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. (4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut. (5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pembayaran Retribusi. (6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Bupati atau Pejabat yang ditunjuk memberikan imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan atas keterlambatan Pembayaran Bunga Retribusi untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan. BAB XVI PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN RETRIBUSI Pasal 22 Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan utang retribusi lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 ayat (4), pembayaran dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan bukti pemindahbukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.

- 15 - BAB XVII KEDALUWARSA PENAGIHAN Pasal 23 (1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat tertuangnya retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindakan pidana dibidang retribusi. (2) Kadaluwarsa Penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila : a. Diterbitkan Surat Teguran, atau; b. Ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung. BAB XVIII PEMERIKSAAN Pasal 24 (1) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepkuhan. pemenuhan kewajiban retribusi dalam rangka mela-ksanakan peraturan perundang-undangan retribusi. (2) Wajib Retribusi yang diperiksa wajib: a. Memperhatikan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek retribusi yang tertuang. b.memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan. c. Memberikan keterangan yang diperlukan. BAB XIX KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 25 (1) Selain penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, Penyidik tindak pidana

- 16 - dibidang retribusi, juga dilakukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di lingkungan Pemerintah Daerah. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas; b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi; c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau Badan Hukum sehubungan dengan tindak pidana di bidan retribusi; d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang retribusi; g. Menyuruh berhenti, dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedangg berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB XX KETENTUAN PIDANA Pasal 26 Wajib Retribusi yang ticlak melaksanakan kewajibannya, sehingga merupkan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi yang terutang.

- 17 - BAB XXI PENUTUP Pasal 27 Paraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara. Ditetapkan di Penajam pada tanggal 14 Desember 2007 Plt. BUPATI PENAJAM PASER UTARA, H. IHWAN DATU ADAM Diundangkan di Penajam pada tanggal 14 Desember 2007 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA H. SUTIMAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA TAHUN 2007 NOMOR