BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia), Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999, hlm. 1. Pustaka Utama, hlm. 10

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakmampuan tersebut terutama dalam sisi

BAB IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPUNYAI DAMPAK PADA PENINGKATAN JUMLAH ANGGOTA PRODUK SI UMMAT PADA BMT MARHAMAH

BAB I PENDAHULUAN. 1 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h.5

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB I PENDAHULUAN. Namun demikian, upaya tersebut kiranya perlu dibarengi pula dengan upaya

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. h Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alfabet, cet. 4, 2006, h. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2005, h Edy wibowo& Untung hendi, Mengapa Memilih Bank Syariah, Bogor: Ghalia Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia yang berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN 66. Aksara, 2001, h.1. 1 Mansur, Ekonomi Islam, Salatiga :STAIN Salatiga Press, 2009, h.

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Lembaga keuangan Mikro Syariah BMT mempunyai dua sisi. membawa misi sosial pada masyarakat, keberadaan BMT ditengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan. jasa dalam lalu lintas pembayaran. 1

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan koperasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Baitul mal wa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bekasi Gramata Publising, 2014.hml 9. 1 Rahma Hidayat, Efesiensi Perbankan Syariah: Teori dan Prakteik,

1 Zainuddin Ali,Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sianar Grafiak, 2007, h.1

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia Bandung, Bandung, 2013, hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri dari Bank milik

BAB I PENDAHULUAN. of founds) dengan pihak yang mengalami kekurangan dana. Sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum terdiri dari bank. milik pemerintah maupun swasta, dan masih terbagi menjadi bank

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. dianggap riba merupakan salah satu tantangan yang di hadapi dunia Islam

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang merupakan jasa keuangan syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Priyono dan Teddy Candra, Esensi Ekonomi Makro, Surabaya: Zifatama Publisher,

BAB I PENDAHULUAN. syari ah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan hingga

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. muslim dihadapkan pada sutu pilihan, yaitu penyimpanan dananya di bank

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB II GAMBARAN UMUM BMT SYARIAH TAMBANG KABUPATEN KAMPAR. A. Sejarah singkat BMT Syariah Tambang Kabupaten Kampar

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,

BAB I PENDAHULUAN. muncul lembaga-lembaga keuangan syariah sebagai solusi atas kegelisahan tersebut.

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. muamalah Islam dalam suatu transaksi atau dalam suatu bisnis. 2

BAB I PENDAHULUAN. memicu perbankan untuk menjalankan dual banking system yaitu bank. konvensional yang juga menjalankan unit usaha syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri atas perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. memilih perbankan yang sesuai dengan kebutuhan, baik perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan. Perusahaan yang berada dalam lingkungan bisnis tertentu harus

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: UII Press, 2004, h.72 2 Makhalul ilmu, Teori dan Praktek Mikro Keuangan Syariah, Yogyakarta: UII Press,2002,h.49.

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi dengan meningkatnya perkembangan Lembaga Keuangan Jasa

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yang datanya ditemukan

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit pula hambatan yang harus dihadapi, terutama dalam hal. Adanya perkembangan dalam industri perbankan serta terbukanya

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Perbankan di Indonesia yang diatur dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Aziz A, Pedoman Pendirian BMT. Jakarta: Pinbuk Press, 2004, h. 6.

STAIN Ponorogo Press, 2010, h Agustina Wulansari, "Prosedur Pembiayaan Gadai Emas Syariah Pada PT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPUNYAI DAMPAK PADA PENINGKATAN JUMLAH ANGGOTA PRODUK SI UMMAT PADA BMT MARHAMAH CABANG KALIBAWANG WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap keberadaan sistem perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah mendapat respons positif dari pemerintah yang antara lain melalui dikeluarkannya UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang menetapkan bahwa perbankan di Indonesia menganut dual banking system, yaitu perbankan konvensional dan perbankan syariah. Perundang-undangan tersebut selanjutnya disempurnakan dengan UU No. 10 tahun 1998, guna memberikan landasan hukum yang lebih jelas bagi operasional perbankan syariah nasional. Perbankan syariah adalah salah satu unsur dari sistem keuangan syariah. Kesemarakan perkembangan perbankan syariah nasional juga diikuti dengan perkembangan lembagalembaga keuangan syariah dan kegiatan ekonomi yang diidentifikasikan sebagai sesuai dengan prinsip syariah. Perkembangan lembaga keuangan syariah di luar sektor perbankan yang layak kita catat adalah perkembangan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) yang di berbagai daerah menjadi 1

2 penggerak perekonomian masyarakat lapisan bawah. Bertumbuh sejalan dengan meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat untuk menjalankan nilai-nilai syariah secara menyeluruh. 1 Baitul Mal wa Tamwil (BMT) atau Balai Usaha Mandiri Terpadu, adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip syariah bagi hasil untuk menumbuhkembangkan derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin, ditumbuhkan atas prakarsa dan modal awal dari tokoh-tokoh masyarakat setempat dengan berlandaskan pada sistem ekonomi yang salaam. BMT berfungsi untuk menghimpun dan menyalurkan dana kepada anggotanya. 2 Peran BMT dalam memberikan kontribusi kepada bergeraknya roda ekonomi kecil, jelas riil. Prinsip penentuan sukarela yang tak memberatkan inilah, kehadiran BMT menjadi angin segar bagi para nasabahnya. Itu terlihat dari operasinya yang semula hanya terbatas di lingkungannya, kemudian menyebar ke daerah lainnya. 3 Keberadaan BMT dapat dipandang memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai media penyalur pendayagunaan 1 Luthfi Hamidi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah,( Jakarta : Senayan Abadi Publishing, 2003), hlm. VIII-IX. 2 Riza Kautsar Salman, Akuntansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK Syariah, (Jakarta : Akademia Permata, 2012), hlm. 10. 3 Hamidi, Jejak-jejak Ekonomi...,hlm. 84-87

3 harta ibadah seperti zakat, infak, sedekah dan wakaf, serta dapat pula berfungsi sebagai institusi yang bergerak dibidang investasi yang bersifat produktif sebagaimana layaknya bank. Pada fungsi kedua ini dapat dipahami bahwa selain berfungsi sebagai lembaga keuangan, BMT juga berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Sebagai lembaga keuangan BMT bertugas menghimpun dana dari masyarakat (anggota BMT) yang mempercayakan dananya disimpan di BMT dan menyalurkan dana kepada masyarakat (anggota BMT) yang diberikan pinjaman oleh BMT. Sedangkan sebagai lembaga ekonomi, BMT berhak melakukan kegiatan ekonomi, seperti mengelola kegiatan perdagangan, industri, dan pertanian. Tujuan BMT, yaitu meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Sifat BMT, yaitu memiliki usaha bisnis yang bersifat mandiri, ditumbuhkembangkan dengan swadaya dan dikelola secara profesional serta berorientasi untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat lingkungannya. 4 BMT Marhamah Wonosobo merupakan suatu lembaga keuangan syariah yang menerapkan prinsip syariah dalam kegiatannya. BMT ini merupakan lembaga yang berbasis syariah, serta memiliki beberapa produk tabungan 4 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2010)

4 unggulan diantaranya Simpanan Ummat, Simpanan Ukhuwah, Simpanan Ukhuwah Pendidikan, Simpanan Masa Depan, Simpanan Berjangka. Sedangkan dari segi pembiayaan BMT Marhamah Wonosobo siap membantu dalam keperluan oleh anggotanya seperti membeli mobil, motor, modal usaha dll. Akad yang dipakai sesuai syariah yaitu Rahn, Mudharobah, Musyarakah, Murabahah. Simpanan Ummat adalah simpanan yang diperuntukan bagi penyimpan perorangan maupun Lembaga/Organisasi/Badan Hukum. Dengan adanya simpanan ummat ini memudahkan bagi anggota karena sebelumnya sudah mempunyai tabungan atau simpanan yang bisa diambil sewaktu-waktu jika anggota membutuhkan dana. Tabungan ini juga ringan karena setoran awal hanya 10.000,00 dan merupakan saldo minimal. Tabel 1.1 Data peningkatan jumlah anggota di BMT Marhamah Cabang Kalibawang Wonosobo No Keterangan Tahun 2015 Tahun 2016 1 Simpanan Ummat 1.120 1.401 2 Simpanan Masa 27 34 Depan 5 th 3 Simpanan Masa 8 10

5 Depan 10 th 4 Simpanan Masa 4 5 Depan 20 th 5 Simpanan Haji 1 1 Sumber : BMT Marhamah Cabang Kalibawang Wonosobo Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa di setiap tahunnya selalu ada peningkatan jumlah anggota dan ada beberapa hal yang melatar belakanginya. Salah satunya yaitu bagaimana cara meningkatkan jumlah anggota supaya anggota tetap loyal terhadap BMT agar jumlah anggota tahun kedepannya meningkat lebih signifikan lagi. Anggota BMT adalah orang-orang yang secara resmi mendaftarkan diri sebagai anggota BMT dan dinyatakan diterima oleh badan pengelola. Selain hak untuk mendapatkan keuntungan atau menanggung kerugian yang diperoleh BMT, anggota juga memiliki hak untuk memilih dan dipilih sebagai anggota badan pengawas. Anggota BMT bisa terdiri dari para pendiri dan para anggota biasa yang mendaftarkan diri setelah BMT berdiri dan beroperasi. 5 Pertumbuhan lembaga keuangan BMT saat ini telah mengalami peningkatan yang luar biasa. Keberlangsungan kehidupan lembaga keuangan BMT sangat bergantung pada 5 Soemitra, Bank dan Lembaga..., hlm.

6 jumlah anggota yang dimilikinya. Semakin banyak anggota maka semakin kokoh kedudukan lembaga tersebut. Anggota lembaga keuangan merupakan pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa lembaga keuangan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa maju mundurnya sebuah BMT sangat ditentukan sekali dari para anggotanya. Berdasarkan pada pembahasan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan anggota di BMT Marhamah Cabang Kalibawang Wonosobo dalam tugas akhir ini dengan judul FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPUNYAI DAMPAK PADA PENINGKATAN JUMLAH ANGGOTA PRODUK SI UMMAT PADA BMT MARHAMAH CABANG KALIBAWANG WONOSOBO. B. Perumusan Masalah Untuk menghindari supaya dalam pembahasan Tugas Akhir tetap konsisten dengan judul yang diangkat oleh penulis, dan dapat menghasilkan pembahasan yang obyektif dan terarah, maka penulis memberikan batasan masalah sebagai berikut: 1. Apa saja faktor-faktor yang mempunyai dampak pada peningkatan jumlah anggota di BMT Marhamah Cabang Kalibawang Wonosobo?

7 2. Apa saja kendala atau hambatan dalam meningkatkan jumlah anggota di BMT Marhamah Cabang Kalibawang Wonosobo? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian: 1. Untuk mengetahui faktor yang mempunyai dampak meningkatkan jumlah anggota di BMT Marhamah Cabang Kalibawang Wonosobo. Manfaat Penelitian: 1. Bagi Penulis a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang operasional serta cara meningkatkan jumlah anggota di BMT Marhamah Cabang Kalibawang Wonosobo. b. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang dunia kerja di lembaga keuangan syariah. 2. Bagi BMT a. Memperkenalkan produk-produk yang ada di BMT Marhamah Cabang Kalibawang Wonosobo. 3. Bagi UIN Walisongo a. Memperkenalkan UIN Walisongo kepada masyarakat luar khususnya Program Studi D3 Perbankan Syariah.

8 b. Sebagai tambahan referensi literatur serta informasi khususnya bagi mahasiswa UIN Walisongo Program Studi D3 Perbankan syariah. D. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka adalah kegiatan mendalam, mencermati menelaah, dan mengidentifikasi pengetahuan. Tinjauan pustaka berisi uraian tentang penelitian-penelitian sebelumnya, tentang permasalahan yang sama dan serupa. Penelitian yang dilakukan penulis dengan mengambil tema faktor-faktor yang mempunyai dampak pada peningkatan jumlah anggota bukanlah penelitian yang pertama, melainkan ada penelitian yang serupa, namun berbeda dengan fokus penelitian dan tempat penelitian yang penulis lakukan. 1. Penelitian yang dilakukan oleh saudari Noor Khasanah dengan judul Analisis Faktor-faktor Yang Mempunyai Kepuasan Nasabah Pada BMT Walisongo Mijen Semarang yang berisi tentang cara untuk membangun sebuah kepercayaan kepada para nasabah. Pelayanan yang ada di BMT Walisongo ini sudah cukup baik kepada para anggotanya. 2. Penelitian yang dilakukan oleh saudari Dhinar Dwi Lestari dengan judul faktor-faktor Yang

9 Mempengaruhi Minat Nasabah Menabung IB Amanah di Bank Jateng Syariah yang berisi bagaimana prosedur produk tabungan ib Amanah dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah menabung ib Amanah di Bank Jateng Syariah Capem Kudus. Dengan demikian pembahasan Tugas Akhir yang diangkat dalam pembahasan ini berbeda dengan penelitianpenelitian ini yang telah ada. Penelitian ini fokus pada faktorfaktor yang mempunyai dampak pada peningkatan jumlah anggota. E. Metode Penelitian Dalam Tugas Akhir ini penulis akan memakai beberapa metode untuk mendukung penulisan atas masalah yang akan diangkat, diantaranya adalah: 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan model penelitian lapangan (field research). 6 Penelitian ini terjun langsung ke lapangan dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif dimana penulis 6 Masyuri Mahfud, Metodologi Penelitian Ekonomi, (Malang: Genius Media, 2014),hlm.59.

10 bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah, yang akan penulis lakukan penelitian di BMT Marhamah Cabang Kalibawang Wonosobo. 2. Sumber Data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian. 7 Dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi diperoleh dengan wawancara langsung manajer BMT atau bagian marketing dan mengamati kinerja marketing di BMT Marhamah Cabang Kalibawang Wonosobo. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data informasi yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian yang bersifat publik, yang terdiri atas struktur organisasi, data kearsipan, dokumen, laporan-laporan serta buku-buku dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian ini. 8 7 Wahyu Purhantara, Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2010),hlm. 79. 8 Purhantara, Metode Penelitian Kualitatif..., hlm.79.

11 c. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Adapun metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Metode Wawancara Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik. 9 Metode pengumpulan data ini dengan cara melakukan tanya jawab kepada bagian-bagian yang terkait dengan tema yang berkaitan dengan cara meningkatkan jumlah anggota di BMT Marhamah Cabang Kalibawang Wonosobo, hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan atau salah pengertian mengenai permasalahan yang diangkat. 2) Metode Observasi Metode observasi yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan 9 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2013),hlm.160.

12 penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis. 10 Metode ini dilakukan dengan cara peneliti ikut terjun langsung melakukan pengamatan ke tempat penelitian yaitu ke pasar-pasar sekitar lingkungan BMT Marhamah Cabang Kalibawang Wonosobo. 3) Metode Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. 11 Dalam hal ini, penulis mengumpulkan data berupa catatan wawancara dengan karyawan BMT Marhamah Cabang Kalibawang Wonosobo dan brosur-brosur. 4) Metode Analisis Data Dari data yang terkumpul, penulis berusaha menganalisis data tersebut. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis deskriptif analistis, yaitu data-data yang diperoleh kemudian 10 Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif..., hlm. 143. 11 Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif..., hlm. 176.

13 dituangkan dalam bentuk kata-kata maupun gambar, kemudian di deskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan kenyataan yang realistis. F. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui dan memahami gambaran secara umum isi dari Tugas Akhir ini, maka penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab, dimana masing-masing bab dibagi menjadi beberapa sub bab. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang menjadi dasar dalam pembahasan umum tentang topik atau pokok bahasan.

14 BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang sejarah KSPPS BMT Marhamah, Visi dan Misi KSPPS Marhamah, struktur organisasi KSPPS Marhamah, produk dan layanan KSPPS Marhamah. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini menjelaskan teori-teori yang menjadi dasar dalam pembahasan pokok masalah, terutama yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempunyai dampak pada peningkatan jumlah anggota di KSPPS Marhamah Cabang Kalibawang Wonosobo. BAB V : PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang diberikan penulis dari hasil penelitian yang dilakukan dan penutup tentang topik yang diangkat penulis. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN