1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting untuk kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung pada cara kebudayaan tersebut menggali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya, kepada peserta didiknya. Dalam dunia pendidikan, kurikulum sangat berperan penting untuk membangun kualitas pendidikan suatu bangsa. Bangsa yang maju merupakan cerminan dari sumber daya manusia yang baik. Langkah utama untuk mencetak peserta didik yang berkualitas maka diperlukan peningkatan dalam mutu pendidikan. Salah satu ilmu yang perlu ditingkatkan dalam pendidikan adalah matematika. Salah satu ilmu dasar yang dapat mengambangkan kemampuan berpikir kreatif siswa adalah matematika. Hal ini tertera di dalam peraturan Menteri No 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mata pelajaran matematika, yang menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak yang memiliki peranan penting dalam kehidupan, baik dalam bidang pendidikan formal maupun non 1
2 formal. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal pada kenyataannya menunjukkan bahwa pelajaran matematika terdapat didalamnya, mulai dari pendidikan dasar hingga menengah. Hal ini diharapkan agar pelajaran matematika yang diberikan di semua jenjang pendidikan sekolah mampu memberikan kontribusi berarti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejalan dengan itu, matematika juga digunakan sebagai alat ukur menentukan kemajuan pendidikan di suatu negara, juga matematika merupakan mata pelajaran yang membutuhkan proses berpikir yang serius. Berpikir merupakan suatu proses untuk menentukan suatu gagasan yang baru sebagai jawaban dari persoalan yang dihadapi. Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan untuk magsud tertentu. Proses berpikir adalah upaya untuk memecahkan persoalan yang dihadapi yang tentunya memerlukan kemampuan. Salah satu kemampuan berpikir yang sering diabaikan dalam pendidikan formal adalah kemampuan berpikir kreatif. Hal ini senada dengan pendapat Guilford (Munandar, 2009) dalam pidatonya yang terkenal pada tahun 1950 memberikan perhatian terhadap masalah kreativitas dalam pendidikan, menyatakan bahwa pengembangan kreativitas ditelantarkan dalam pendidikan formal, padahal amat bermakna bagi pengembangan potensi anak secara utuh. Hal ini disebabkan karena kemampuan mental yang dilatih pada umumnya terfokus pada tercapainya satu jawaban yang paling tepat terhadap suatu masalah. Dengan kata lain, pendidikan formal lebih menghargai cara berpikir konvergen daripada cara berpikir divergen. Kemampuan berpikir kreatif perlu dipupuk sejak dini dalam diri peserta didik.
3 Mengingat sumber daya manusia yang baik dalam suatu negara merupakan cerminan dari kemajuan suatu negara tersebut. Menurut Munandar (2009) berpikir kreatif adalah kemampuan untuk mengungkapkan hubungan-hubungan baru, melihat sesuatu dari sudut pandang baru, dan membentuk kombinasi baru dari dua konsep atau lebih yang telah dikuasai sebelumnya. Artinya seseorang yang kreatif akan mampu mengolah pikiran dan perilakunya yang akan menghasilkan sesuatu yang baru yang beda dengan yang lain yang inovatif. Perilaku yang dimaksud disini adalah perilaku yang positif dalam pembelajaran disekolah, khususnya dalam pembelajaran matematika. Dengan pentingnya kemampuan berpikir kreatif dalam pembelajaran matematika, maka siswa juga harus berusaha lebih baik untuk menguasai kemampuan berpikir kreatif. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam menguasai kemampuan berpikir kreatif yaitu dengan memahami karakteristik siswa. Salah satu karakteristik siswa yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran yaitu berkenaan dengan self confidence siswa. Menurut Rohayati, I (2011) percaya diri yang merupakan salah satu modal dalam kehidupan yang harus ditumbuhkan pada diri setiap siswa agar kelak mereka dapat menjadi manusia yang mampu mengontrol berbagai aspek yang ada pada dirinya, dengan kemampuan tersebut siswa akan lebih jernih dalam mengatur tujuan dan sasaran pribadi yang jelas, maka akan lebih mampu dalam mengarahkan perilaku menuju keberhasilan. Percaya
4 diri dan kemampuan berpikir kreatif merupakan dua faktor penting dalam kehidupan dan pergaulan umat manusia Kurangnya rasa percaya diri dapat menyebabkan siswa tidak berani untuk memunculkan gagasan yang dibutuhkan untuk memunculkan hasil pemikiran mereka kepada orang lain secara lisan maupun tulisan, menjelaskan dan meyakinkan orang lain. Hal ini didukung oleh fakta yang dikemukakan oleh Rohayati I (2011) bahwa masih banyak siswa di Indonesia kurang memiliki rasa percaya diri. Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam proses pembelajaran akan berakibat kepada lemahnya kemampuan matematika. Akibat self confidence siswa yang kurang tersebut berdampak pula kepada kemampuan siswa untuk mengkomunikasikan gagasan, hasil pemikiran mereka kepada orang lain secara lisan atau tulisan. Charter, P (2005) percaya diri adalah kepastian dan kemandirian dalam diri seseorang dalam kemampuan sendiri. Sehingga dengan self confidence siswa diduga akan mampu memberikan gagasan-gagasan atau ide-ide baru yang berbeda dengan yang lain sehingga bisa melibatkan dirinya sendiri dalam proses belajar. Siswa yang aktif dan kreatif dalam pembelajaran matematika mampu memberikan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan yang lain sehingga bisa melibatkan dirinya sendiri dalam proses belajar. Berdasarkan hal tersebut maka perlu diteliti gambaran kemampuan berpikir kreatif matematis siswa SMP Negeri 1 Bobotsari dan self confidence, untuk itu peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul
5 Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Self confidence Siswa SMP Negeri 1 Bobotsari B. Fokus Penelitian Agar penelitian ini dapat terarah dan mendalam serta tidak terlalu luas jangkauannya, maka penelitian ini terbatas pada bagaimana deskripsi kemampuan berpikir kreatif matematis dan self confidence siswa kelas VIII A SMP Negeri 1 Bobotsari. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan kemampuan berpikir kreatif matematis dan self confidence siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Bobotsari pada materi sistem persamaan linier dua variabel. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberi masukan bagi dunia pendidikan matematika. Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi siswa Siswa mendapatkan pengalaman tes kemampuan berpikir kreatif matematis dengan memperluas pengetahuan dalam pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel dan meningkatkan daya pikir kreatif melalui tes kemampuan berpikir kreatif matematis.
6 2. Bagi Guru Guru dapat mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswanya dalam menyelesaikan masalah matematika dan self confidence siswanya serta dapat memberikan informasi kepada guru lain mengenai kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. 3. Bagi Peneliti Kegunaan bagi penulis yaitu sebagai bahan pemikiran yang lebih intensif akan pentingnya kemampuan berpikir kreatif matematis dalam belajar matematika maupun dalam kehidupan, karena tuntutan pada masa ini tidak hanya sekedar ilmu, tetapi juga kemampuan berpikir kreatif matematis sangat diperlukan untuk menjadi individu yang kompeten.