PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 12 TAHUN 2018 TENTANG BRIGADE ALAT MESIN PERTANIAN KABUPATEN BIREUEN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN BRIGADE ALSINTAN

MEMUTUSKAN : : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN BANTUAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO.

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PROVINSI PAPUA BUPATI JAYAPURA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 09 TAHUN 2010 TENTANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

PENGANTAR. Ir. Bambang Santosa, M.Sc

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI KABUPATEN BIREUEN

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

2018, No Peraturan Menteri Pertanian Nomor 06/PERMENTAN/ OT.140/2/2012 tentang Pedoman Kerja Sama Penelitian dan Pengembangan Pertanian, perlu

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/Permentan/SR.230/7/2015 TENTANG FASILITASI ASURANSI PERTANIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG. KEWENANGAN PERIKATAN PINJAMAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr.

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/Permentan/PD.200/6/2014 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN USAHA BUDIDAYA HORTIKULTURA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

2018, No.8-2- Negara Republik Indonesia Nomor 3478); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Repu

PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN BAB I PENDAHULUAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL KEPADA BUMD PT PERDANA MULTIGUNA SARANA BANDUNG BARAT

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

IKU TAHUN 2017 SUB BAGIAN UMUM, KEPEGAWAIAN, KEUANGAN DAN ASET DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG INDIKATOR KINERJA TARGET

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG BESARAN TARIF RETRIBUSI DAN HARGA PENGGANTIAN BAHAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4377); 3. Undang-Un

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN KOMODITAS PERKEBUNAN KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

2017, No Kementerian Kesehatan dalam Pelaksanaan Kerja Sama Operasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Pengertian dan Definisi...

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105/Permentan/PD.300/8/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 08/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Republik Indonesia Nomor 5492); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2015 tentang Izin Usaha Industri (Lembaran Negara Republik In

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/PERMENTAN/PK.240/5/2017 TENTANG KEMITRAAN USAHA PETERNAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

KEPALA DESA KALENSARI KABUPATEN INDRAMAYU PERATURAN DESA KALENSARI NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA BERKAH MANDIRI

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1992 Nomor

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 117 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 42 TAHUN 2012 T E N TA N G

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN IRIGASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG USAHA BUDIDAYA TANAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 34 TAHUN 2013 TENTANG

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG IRIGASI

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 08 TAHUN 2016 TENTANG PENYEDIAAN BENIH PADI VARIETAS UNGGUL BERSERTIFIKAT

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

-3- BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 14 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG USAHA BUDIDAYA TANAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PEMBERDAYAAN HIMPUNAN PETANI PEMAKAI AIR

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTANIAN. Budidaya. Izin Usaha.

-1- BUPATI MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 175 /KUM 2012 TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 2 TAHUN 2010 SERI : E NOMOR : 2

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG USAHA BUDIDAYA TANAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2010

Transkripsi:

Menimbang PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 12 TAHUN 2018 TENTANG BRIGADE ALAT MESIN PERTANIAN KABUPATEN BIREUEN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, : a. bahwa dalam upaya menunjang pembangunan di bidang pertanian melalui pemanfaatan teknologi alat dan mesin pertanian dengan cara pendayagunaan dan pemanfaatan alat tersebut di tingkat petani guna peningkatan produksi dan mutu usaha; b. bahwa melalui sistem kelembagaan maka pendayagunaan dan pengelolaan alat dan mesin pertanian milik pemerintah dapat termanfaatkan secara optimal serta dapat menunjang pembangunan pertanian yang berkelanjutan di Kabupaten Bireuen; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan dalam suatu Peraturan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Simeulue (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3897), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3963); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633); 3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5433);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah; 6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/ OT.140/12/2006 tentang Pedoman Pengawasan, Pengadaan, Peredaran dan Penggunaan Alat dan Mesin Pertanian; 7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 25/Permentan/ PL.130/5/2008 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI BIREUEN TENTANG BRIGADE ALAT MESIN PERTANIAN KABUPATEN BIREUEN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bireuen. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Bireuen. 4. Kabupaten adalah Kabupaten Bireuen. 5. Dinas adalah Dinas Pertanian Kabupaten Bireuen atau menangani Alsintan Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan. 6. Brigade adalah satuan mobilisasi sarana/alat mesin pertanian prapanen dan pascapanen yang dikelola dalam struktur organisasi yang jelas dan berfungsi mengkoordinir kegiatan prapanen dan pascapanen di wilayahnya. 7. Kas Daerah adalah tempat penyimpanan Uang Daerah yang ditentukan oleh gubernur/bupati/walikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah.

8. Pendapatan Asli Daerah selanjutnya disebut PAD adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 9. Petani adalah orang perseorangan atau korperasi, baik yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum yang melakukan usaha pertanian. 10. Kelompok Tani yang selanjutnya disebut poktan adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya, kesamaan komoditas dan keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota. 11. Gabungan Kelompok Tani yang selanjutnya disebut gapoktan adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. 12. Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian yang selanjutnya disebut UPJA adalah suatu lembaga ekonomi perdesaan yang bergerak dibidang pelayanan jasa dalam rangka optimalisasi penggunaan alat dan mesin pertanian untuk mendapatkan keuntungan usaha baik di dalam maupun di luar poktan/gapoktan. 13. Alat dan/atau mesin budidaya tanaman/alat dan mesin pertanian yang selanjutnya disebut Alsintan adalah peralatan yang dioperasikan dengan motor penggerak maupun tanpa motor penggerak untuk kegiatan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan. 14. Kerja Sama Operasional yang selanjutnya disingkat KSO adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang tiap pihak sepakat untuk melakukan usaha bersama dengan menggunakan aset dan/atau hak usaha yang dimiliki dan secara bersama-sama menanggung risiko usaha tersebut. 15. Pelayanan adalah kepuasan pelanggan/konsumen. 16. Pengguna adalah anggota kelompok tani atau siapa saja yang bergerak di sektor Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan yang memerlukan jasa pelayanan Alsintan. Pasal 2 Maksud dan tujuan ditetapkan peraturan ini adalah untuk : a. mendukung pengembangan mekanisasi pertanian terpadu dengan penerapan teknologi tepat guna yang berkelanjutan; b. mengoptimalkan pemanfaatan bantuan Alsintan baik untuk kegiatan prapanen (pengairan, olah tanah, tanam dan pemeliharaan) maupun panen dan pascapanen; c. sebagai upaya meningkatkan umur ekonomis Alsintan; d. mendorong percepatan pendampingan kegiatan olah tanah, tanam dan panen secara serempak; e. meningkatkan PAD.

BAB II BRIGADE ALSINTAN Pasal 3 (1) Dalam rangka pendayagunaan dan pemanfaatan Alsintan di tingkat petani dibentuk Brigade Alsintan sebagai pengelola; (2) Brigade Alsintan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pengorganisasianya terdiri dari pembina, penanggungjawab, koordinator lapangan dan divisi-divisi; (3) Struktur kepengurusan Brigade Alsintan terdiri dari : a. Pembina Brigade Alsintan adalah Kepala Dinas Pertanian. b. Penanggung jawab Brigade Alsintan adalah Kepala Bidang yang menangani Alsintan. c. Koordinator lapangan adalah Kepala Seksi yang menangani Alsintan. d. Divisi-divisi dan Bendahara diangkat dari unsur pelaksana Dinas Pertanian. (4) Kepengurusan Brigade Alsintan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, huruf b, dan huruf c ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (5) Divisi dan bendahara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Pertanian. Pasal 4 (1) Brigade Alsintan mempunyai tugas mengoptimalkan pemanfaatan Alsintan bantuan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sehingga dapat berdayaguna dan berhasilguna untuk mendorong peningkatan produksi pertanian. (2) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Brigade Alsintan mempunyai fungsi : a. sebagai satuan tugas pelayanan penyedia alsintan kepada masyarakat, petani, peternak, pekebun yang membutuhkan Alsintan untuk proses budidaya dan pascapanen melalui mekanisme yang berlaku; b. sebagai fasilitator untuk mempercepat proses budidaya dan pasca panen; c. sebagai koordinator pelayanan jasa Alsintan di tingkat petani.

Pasal 5 (1) Pemanfaatan Alsintan dilakukan dengan pola KSO antara Brigade Alsintan sebagai pengelola dengan mitra kerja sama yaitu Petani, Poktan, Gapoktan dan/atau UPJA sebagai pengguna yang diketahui oleh Kepala Dinas Pertanian. (2) Setiap masyarakat dan/atau petani, poktan, gapoktan, dan UPJA yang akan memanfaatkan layanan Brigade Alsintan harus mengajukan permohonan penggunaan Alsintan kepada pengelola Brigade Alsintan. (3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit memuat waktu penggunaan, jenis dan jumlah Alsintan, luas lahan dan wilayah penggunaan Alsintan. (4) Pemanfaatan Alsintan diprioritaskan penggunaannya untuk kebutuhan daerah dan/atau kebutuhan luar daerah dalam wilayah Provinsi Aceh. (5) Penggunaan kebutuhan luar daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat dilakukan apabila kebutuhan di daerah telah terpenuhi dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Bupati. Pasal 6 KSO antara Brigade Alsintan dengan pengguna Alsintan sekurangkurangnya memuat : a. indentitas para pihak; b. maksud dan tujuan; c. objek yang diperjanjikan; d. hak dan kewajiban para pihak; e. jangka waktu perjanjian; f. biaya-biaya; g. sanksi; h. hal lainnya yang dianggap perlu; i. penutup. BAB III TARIF DAN BIAYA Pasal 7 (1) Setiap pemanfaatan Alsintan dikenakan tarif/biaya untuk operasional dan pemeliharaan serta PAD dengan pembagian 50% (lima puluh persen) untuk operasional dan pemeliharaan serta 50% (lima puluh persen) untuk PAD.

(2) Besaran tarif/biaya penggunanaan Alsintan berdasarkan hasil rekomendasi tim teknis perhitungan tarif dan biaya sewa Alsintan. (3) Tim teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Dinas Pertanian. (4) Penetapan besaran tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (5) Tarif/biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat ditinjau kembali dan disesuaikan dengan kondisi Alsintan dan/atau kondisi dilapangan. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 8 Peraturan Bupati ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bireuen. Ditetapkan di Bireuen pada tanggal 5 Maret 2018 BUPATI BIREUEN, ttd SAIFANNUR Diundangkan di Bireuen pada tanggal 6 Maret 2018 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BIREUEN, ttd ZULKIFLI BERITA DAERAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2018 NOMOR 377