Bisma, Vol 1, No. 12, April 2017 FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT ARTA BOGA CEMERLANG CABANG PONTIANAK

dokumen-dokumen yang mirip
Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT MALINDO PERSADA KHATULISTIWA KARANGAN ESTATE DI KARANGAN

ABSTRAK. Petrus Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA RESTORAN DAN ISTANA KUE CITA RASA DIPONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.

ABSTRAKSI. Pendahuluan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik

II. TINJAUAN PUSTAKA. dorongan untuk bekerja, kerjasama dan koordinasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang dapat menjadi landasan untuk penelitian yang sekarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, pastinya manusia

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan :

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF PADA HOTEL GARUDA DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. A. Penelitian Terdahulu Evi (2006) melakukan penelitian dengan judul Peran Struktur Organisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan nilai-nilai tinggi dari

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Disiplin Kerja. penguasaan diri dengan tujuan menahan impuls yang tidak diinginkan, atau untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 3. Penelitian Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor

PENGARUH DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN ROKAN HULU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengoptimalkan segenap sumber daya yang mereka miliki guna mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia. 1. Menurut Tulus dalam Suharyanto dan Hadna (2005:16);

I. PENDAHULUAN. Unsur terpenting dalam sebuah organisasi ialah manusia. Sumber daya manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Disiplin Kerja. Disiplin berasal dari bahasa latin "disciple" yang berarti pengikut, atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAMPAK PENGAWASAN DAN KEPUASAN KERJA DALAM MEMPENGARUHI DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

Adrianus Oyok Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan itu sendiri yang menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang dan beberapa sumberdaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut rivai (2004) bahwa Disiplin adalah suatu alat yang digunakan para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. karyawan dengan fungsi-fungsi organisasi lainnya. Komunikasi merupakan sarana

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK (KESBANGPOL) KABUPATEN SAROLANGUN

JURNAL KEWIRAUSAHAAN

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT FINNANTARA INTIGA DI SANGGAU

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BRI Cabang Limboto, samping kiri kantor Urusan Agama

PENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada PT Paser Tambang Harmonis Samarinda) Tahun 2010

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PD RAJAWALI SAKTI PONTIANAK

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Bagian ini akan membahas tinjauan pustaka (kinerja, sertifikasi, disiplin,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bisma, Vol 1, No. 12, April 2017 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE CABANG PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal bekerja. Konsep motivasi, merupakan sebuah konsep penting studi tentang

PENTINGNYA DISIPLIN PEGAWAI DALAM MENUNJANG AKTIVITAS KERJA PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MANADO TUGAS AKHIR.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Disiplin Kerja Pegawai. kehidupan kelompok atau organisasi, baik organisasi formal maupun non

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif yaitu mengukur berupa angka - angka. Jenis penelitian

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

ANALISIS DISIPLIN KERJA PADA PT. BARAT SEJAHTERA MEDAN. Sri Aprianti Tarigan, SE, ME Dosen Program Studi Manajemen STIE Informasi Teknologi dan Bisnis

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU

BAB I PENDAHULUAN. yang tersedia. Manajemen sumber daya manusia secara sederhana dapat diartikan. daya manusia secara optimal dalam suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. akan selalu berusaha meningkatkan kinerja karyawan dengan harapan apa yang

KARYA ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. daterwujudnya tujuan perusahaan, pegawai, dan masyarakat.

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT ARTA BOGA CEMERLANG CABANG PONTIANAK ABSTRAKSI Yustina Email: yuzzz1992@gmail.co.id, yuz_snowy88@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Penelitian ini dilakukan karena sifat dan tingkah laku karyawan yang berbeda-beda. Untuk mempengaruhi disiplin karyawan, maka diberikan hukuman bagi pelanggar aturan. Karena itu, diperlukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan yang meliputi tujuan dan kemampuan, teladan pimpinan balas jasa, keadilan, pengawasan melekat, ancaman/sanksi, ketegasan dan hubungan kemanusiaan. Tujuannya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan perusahaan. Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT Arta Boga Cemerlang Cabang Pontianak dengan sampel sebanyak 57 orang. Teknik analisis data yang digunakan analisis kualitatif. Kesimpulannya adalah berdasarkan tanggapan responden bahwa pada keseluruhan variabel penelitian menunjukkan hasil yang baik. Artinya kebijakan disiplin yang diterapkan oleh PT Arta Boga Cemerlang Cabang Pontianak sudah baik. Sarannya adalah perusahaan sebaiknya meninjau kembali mengenai beberapa kebijakan yang dianggap masih kurang. Kata kunci: Disiplin Kerja Karyawan PENDAHULUAN Keberhasilan perusahaan dalam meraih tujuan tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain Sumber Daya Alam (SDA), modal, teknologi dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh perusaaan. SDA yang berkualitas maupun modal yang memadai dan teknologi yang canggih masih belum mampu menjamin keberhasilan perusahaan. Tanpa adanya SDM yang berkualitas, perusahaan tidak akan mampu memanfaatkan faktor-faktor tersebut secara optimal. Atas dasar pemikiran tersebut dewasa ini banyak perusahaan menginginkan kualitas karyawan yang dimilikinya memadai. Melihat hal di atas, kualitas SDM perusahaan cukup berperan penting dalam keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Kedisiplinan karyawan dapat menjadi alat ukur kinerja manajemen SDM perusahaan. Manajer yang baik akan mampu meningkatkan tingkat kedisiplinan karyawan secara signifikan. Tingkat kedisiplinan yang meningkat pada akhirnya akan membawa kemajuan dalam kinerja perusahaan tersebut secara keseluruhan dan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Sebaliknya, buruknya 2759

manajemen SDM di perusahaan akan menyebabkan buruknya tingkat kedisiplinan karyawan sehingga berdampak pada buruknya kinerja perusahaan. Disiplin merupakan suatu bentuk pengendalian diri karyawan untuk membuktikan tingkat kesungguhan dalam tim kerja sebuah organisasi. Oleh karena itu, tindakan disiplin menuntut suatu hukuman terhadap karyawan yang gagal dalam memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, tindakan disiplin harus dilakukan dengan benar dan bukan diterapkan secara sembarang, melainkan memerlukan suatu kebijakan yang baik dan benar. PT Arta Boga Cemerlang cabang Pontianak merupakan perusahaan distributor tunggal Orang Tua Group, Pihak PT Arta Boga Cemerlang cabang Pontianak sangat sadar akan pentingnya disiplin kerja yang tinggi bagi seluruh karyawan. Terdapat banyak indikasi yang di pakai untuk melihat adanya gejala karyawan yang tidak disiplin seperti tingkat jumlah tidak masuk kerja yang tinggi, meninggalkan pekerjaan tanpa izin, pembangkangan terhadap atasan. Untuk mengetahui lebih jelas, dapat dilihat dari rekap absensi karyawan dari tahun 2010 sampai tahun 2014, PT Arta Boga Cemerlang cabang Pontianak melakukan rekap absensi karyawan berhubung kedisiplinan kerja karyawan yaitu bertujuan untuk melihat persentase kehadiran tiap tahunnya. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor disiplin kerja karyawan pada PT Arta Boga Cemerlang Cabang Pontianak. KAJIAN TEORI Menurut Daft (2002: 8): Manajemen (management) adalah pencapaian sasaransasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi. Menurut Sedarmayanti (2001: 6): Manajemen sumber daya manusia adalah seni untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi kegiatan sumber daya manusia atau pegawai, dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Menurut Hasibuan (2011: 10): MSDM adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan. Menurut Fathoni (2006: 126): Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. 2760

Menurut Simamora (2006: 610): Disiplin (Discipline) adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur. Disiplin merupakan bentuk pengendalian karyawan dari karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja di dalam sebuah organisasi. Ada tiga bentuk disiplin yaitu: 1. Disiplin manajerial (managerial discipline) di mana segala sesuatu tergantung pada pimpinan, dari permulaan hingga akhir. Ada sekelompok orang yang akan mengarahkan apa yang harus mereka lakukan. Hanyak melalui arahan individuallah kelompok itu membuahkan kinerja yang berharga. Segala sesuatu tergantung pada pemimpin. 2. Disiplin tim (Team discipline) di mana kesempurnaan kinerja bermuara dari ketergantungan satu sama lain, dan ketergantungan ini berkecambah dari suatu komitmen setiap anggota terhadap seluruh organisasi. 3. Disiplin diri (Self discipline) di mana pelaksana tunggal sepenuhnya tergantung pada pelatihan, ketangkasan, dan kendali diri. Handoko (2001: 208): Disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Ada tiga tipe kegiatan pendisiplinan yaitu: 1. Disiplin Preventip Disiplin prepentip adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah. 2. Disiplin Korektip Disiplin korektip adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menhindari pelanggaranpelanggaran lebih lanjut. 3. Disiplin Progresip Perusahaan bisa menerapkan, suatu kebijaksanaan disiplin progresip, yang berarti memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaranpelanggaran yang berulang. Tujuannya adalah untuk memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menggambil indakan korektip sebelum hukumanhukuman yang lebih serius dilaksanakan. Gomes (2002: 232): Tindakan disiplin adalan pengurangan yang dipaksakan oleh majikan terhadap imbalan yang diberikan oleh organisasi karena adanya suatu kasus tertentu. Menurut Hasibuan (2011: 194): beberapa indikator yang mempengaruhi kedisiplinan karyawan yaitu: a. Tujuan dan kemampuan Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan. Tujuan yang dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti tujuan yang dibebankan 2761

kepada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. b. Teladan pimpinan Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberikan contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan pun ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang baik (kurang berdisiplin), para bawahan pun akan kurang disiplin. c. Balas jasa Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan/pekerjaannya. Jika kecinyaan karyawan semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula. d. Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. e. Waskat Pengawasan melekat adalah tindakan nyata dan efektif untuk mencegah/mengetahui kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan, menungkatkan prestasi kerja, mengaktifkan peranan atasan dan bawahan, menggali sistem-sistem kerja yang paling efektif, serta menciptakan sistem internal kontrol yang terbaik dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. f. Sanksi hukuman Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap, dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang. g. Ketegasan Ketegasan pimpinan menegur daan menghukum setiap karyawan yang indisipliner alan mewujudkan kedisiplinan yang baik pada perusahaan tersebut. h. Hubungan kemanusiaan Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Manajer harus berusaha menciptakan hubungan kemanusiaan yang serasi serat mengikat, vertikal maupun horizontal antara semua karyawannya. Terciptanya human relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasan kerja yang nyaman. Menurut Singodimejo yang dikutip oleh Sutrisno (2012: 89-92): Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin pegawai adalah: a. Besar kecilnya pemberian kompensasi Besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi tegaknya disiplin. Para karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku, bila ia merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpaldengan jerih payahnyayang telah dikontribusikan bagi perusahaan. 2762

b. Ada tindaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan Keteladanan pimpinan sangat penting sekali, karena dalam lingkungan perusahaan, semua karyawan akan selalu memperhatikan bagaimana pimpinan dapat menegakkan disiplin dirinya dan bagaimana ia dapat mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan, dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang sudah ditetapkan. c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan. Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam perusahaan, bila tidak ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan pegangan bersama. d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan Bila ada seseorang karyawan yang melanggar disiplin, maka perlu ada keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuatnya. e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan Dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan perlu ada pengawasan, yang akan mengarahkan para karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan yang telah ditetapkan. f. Ada tidaknya perhatian kepada karyawan Karyawan adalah manusia yang mempunyai perbedaan karakter antara yang satu dengan yang lain. Seorang karyawan tidak hanya dengan penerimaan kompensasi yang tinggi, pekerjaan yang menantang, tetapi juga mereka masih membutuhkan perhatian yang besar dari pimpinannya sendiri. g. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung teganya disiplin Kebiasaan-kebiasaan positif itu yakni, saling menghormati, bila ketemu di lingkungan pekerjaan, melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya, sehingga para karyawan akan turut merasa bangga dengan pujian tersebut, Sering mengikutsertakan karyawan alam pertemuan-pertemuan, apalagi pertemuan yang berkaitan dengan nasib dan pekerjaan mereka, memberi tahu bila ingin meninggalkan tempat kepada rekan skerja, dengan menginformasikan, ke mana dan untuk urusan apa, walaupun kepada bawahan sekalipun. Dari semua hal pasti memiliki tujuan, seperti halnya disiplin sendiri juga memiliki tujuan tersendiri. Menurut Dessler (2005: 53): Tujuan dari disiplin adalah untuk mendorong karyawan akan berkelakuan wajar saat kerja (di mana wajar didefinisikan sebagai taat kepada aturan dan peraturan). Terdapat beberapa hal yang turut mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan, yaitu motivasi: Menurut Gitosudarmo dan Sudita (2000: 28): Motivasi adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakan mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu. Untuk meningkatan motivasi dapat dilakukan dengan memberikan kompensasi yang cukup bagi karyawan. Kompensasi itu sendiri menurut Sedarmayanti (2001: 23): Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas jasa untuk kerja mereka. 2763

METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dipakai oleh penulis dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh karyawan yang bekerja pada PT Arta Boga Cemerlang cabang Pontianak yang berjumlah 57 orang dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan atau populasi sehingga menjadi penelitian populasi atau sensus. PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Objek penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada PT Arta Boga Cemerlang Cabang Pontianak yang berjumlah sebanyak 57 orang. Berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap karakteristik responden dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini adalah yang berusia 20-29 tahun (82,46 persen), 30-39 tahun (15,79 persen), 40-49 tahun (1,75 persen), jenis kelamin laki-laki (64,91 persen), jenis kelamin perempuan (35,09 persen), lama kerja 1-5 tahun (85,96 persen), 6-10 tahun (14,04 persen), status menikah (31,58 persen), status belum menikah (68,42 persen), jumlah tanggungan 0 orang (78,94 persen), 1-2 orang (10,53 persen), dan 3-4 orang (10,53 persen). 2. Analisis Faktor-Faktor Disiplin Kerja Karyawan Kedisiplinan karyawan PT Arta Boga Cemerlang cabang Pontianak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya, yaitu: balas jasa, keadilan, tujuan dan kemampuan, teladan pemimpin, ancaman/sanksi, pengawasan melekat, ketegasan, serta hubungan kemanusiaan dapat dilihat pada Tabel 3: 2764

TABEL 3 REKAPITULASI RATA-RATA TANGGAPAN RESPONDEN Bisma, Vol 1, No. 12, April 2017 No Variabel/Indikator Rata-rata A Balas Jasa A.1 3,26 A.2 3,77 A.3 3,47 Rata-rata dari Rata-rata Balas Jasa 3,50 B Keadilan B.1 3,74 B.2 3,75 B.3 3,65 Rata-rata dari Rata-rata Keadilan 3,71 C Tujuan dan Kemampuan C.1 3,91 C.2 3,93 C.3 3,95 Rata-rata dari Rata-rata Tujuan dan Kemampuan 3,93 D Teladan Pemimpin D.1 3,72 D.2 3,72 D.3 4,04 Rata-rata dari Rata-rata Teladan Pemimpin 3,83 E Ancaman/Sanksi E.1 4,09 E.2 3,68 E.3 3,75 Rata-rata dari Rata-rata Ancaman/Sanksi 3,84 F Pengawasan Melekat F.1 3,08 F.2 3,26 F.3 3,09 Rata-rata dari Rata-rata Pengawasan Melekat 3,14 G Ketegasan G.1 3,75 G.2 4,46 G.3 4,16 Rata-rata dari Rata-rata Ketegasan 4,12 H Hubungan Kemanusiaan H.1 4,53 H.2 4,30 H.3 4,32 Rata-rata dari Rata-rata Hubungan Kemanusiaan 4,38 Sumber: Data olahan, 2015 2765

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui tanggapan responden mengenai faktorfaktor disiplin kerja karyawan dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut: 1. Tanggapan responden mengenai disiplin kerja dengan indikator balas jasa pada PT Arta Boga Cemerlang Cabang Pontianak dengan nilai rata-rata 3,50. Angka ini berada pada rentang 3,40-4,19 yang artinya responden setuju bahwa balas jasa dapat menaikan disiplin kerja karyawan. 2. Tanggapan responden mengenai disiplin kerja dengan indikator keadilan pada PT Arta Boga Cemerlang Cabang Pontianak dengan nilai rata-rata 3,71. Angka ini berada pada rentang 3,40-4,19 yang artinya responden setuju bahwa keadilan dapat menaikan disiplin kerja karyawan. 3. Tanggapan responden mengenai disiplin kerja dengan indikator tujuan dan kemampuan pada PT Arta Boga Cemerlang Cabang Pontianak dengan nilai rata-rata 3,93. Angka ini berada pada rentang 3,40-4,19 yang artinya responden setuju bahwa tujuan dan kemampuan dapat dijadikan upaya mempengaruhi disiplin kerja karyawan. 4. Tanggapan responden mengenai disiplin kerja dengan indikator teladan pemimpin pada PT Arta Boga Cemerlang Cabang Pontianak dengan nilai rata-rata 3,83. Angka ini berada pada rentang 3,40-4,19 yang artinya responden setuju bahwa teladan pemimpin dapat menaikan disiplin kerja karyawan. 5. Tanggapan responden mengenai disiplin kerja dengan indikator ancaman/sanksi pada PT Arta Boga Cemerlang Cabang Pontianak dengan nilai rata-rata 3,84. Angka ini berada pada rentang 3,40-4,19 yang artinya responden setuju bahwa ancaman/sanksi dapat menaikan disiplin kerja karyawan. 6. Tanggapan responden mengenai disiplin kerja dengan indikator pengawasan melekat pada PT Arta Boga Cemerlang Cabang Pontianak dengan nilai rata-rata 3,14. Angka ini berada pada rentang 2,60-3,39 yang artinya responden kurang setuju bahwa pengawasan melekat dapat menaikan disiplin kerja karyawan. 2766

7. Tanggapan responden mengenai disiplin kerja dengan indikator ketegasan pada PT Arta Boga Cemerlang Cabang Pontianak dengan nilai rata-rata 4,12. Angka ini berada pada rentang 3,40-4,19 yang artinya responden setuju bahwa ketegasan dapat menaikan disiplin kerja karyawan. 8. Tanggapan responden mengenai disiplin kerja dengan indikator hubungan kemanusiaan pada PT Arta Boga Cemerlang Cabang Pontianak dengan nilai rata-rata 4,38. Angka ini berada pada rentang 4,20-5,00 yang artinya responden sangat setuju bahwa hubungan kemanusiaan dapat menaikkan disiplin kerja karyawan. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan dari penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Balas Jasa Balas jasa yang diterima karyawan masih belum dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh sebab itu perusahaan memberikan insentif di luar gaji karyawan berupa bonus. 2. Keadilan Pemimpin memperlakukan karyawan secara adil tanpa menyalahi aturan yang ada. 3. Tujuan dan Kemampuan Pekerjaan yang dijabat sudah sesuai dengan tingkat pendidikan/kemampuan yang dimiliki dan tujuan pekerjaan yang akan dicapai sudah jelas karena selalu diberikan pengarahan oleh atasan. 4. Teladan Pemimpin Pemimpin sudah dan sering memberikan teladan dan contoh sikap yang baik bagi karyawan sesuai dengan perbuatannya. 5. Ancaman/Sanksi Perusahaan memberikan sanksi berupa teguran, peringatan dan pemecatan kepada karyawan yang melakukan pelanggaran dan dengan adanya sanksi tersebut akan membawa dampak positif bagi karyawan untuk bekerja lebih 2767

efektif dan efisien serta akan meningkatkan kedisiplinan dalam lingkungan kerja. 6. Pengawasan Melekat Pimpinan memberikan pengarahan dan pengawasan langsung terhadap karyawan yang sedang bekerja karena berguna untuk memacu prestasi kerja dan menghindari kesalahan dalam pekerjaan 7. Ketegasan Pimpinan tegas dalam memberikan sanksi dan teguran kepada karyawan yang melakukan kesalahan serta pimpinan memberikan perhatian agar karyawan memiliki loyalitas terhadap perusahaan. 8. Hubungan Kemanusiaan Dengan adanya hubungan baik dengan pimpinan, sesama karyawan dan masyarakat sekitar perusahaan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. 2. Saran-saran Berdasarkan kesimpualan yang diuraikan, maka saran-saran penulis yang dapat diusulkan pada PT Arta Boga Cemerlang Cabang Pontianak adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan sebaiknya meninjau kembali mengenai balas jasa yang diterima karyawan karena penghasilan yang diterima karyawan masih belum mencukupi kebutuhan sehari-hari. 2. Penerapan pengawasan melekat sebaiknya pimpinan lebih sering melakukan pengawasan secara langsung agar kinerja karyawan dapat meningkat dan disiplin. 3. Penerapan disiplin kerja karyawan diupayakan terus berlanjut dan berkesinambungan, sehingga dapat meningkatkan sumber daya manusia yang patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku di perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Daft, Richard L. Manajemen (judul asli: Management), edisi kelima, jilid 1. Penerjemah Emil Salim. Jakarta: Erlangga, 2002. Sedarmayanti. Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Jakarta: Mandar Maju, 2001. Hasibuan, H. Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi revisi. Jakarta: Bumi Angsara, 2011. 2768

Fathoni, H. Abdurrahmat. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Simamora, Hendry. Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi ketiga. Yogyakarta: Aditya Media, 2006. Handoko, T. Hani. Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, edisi kedua. Yogyakarta: BPFE, 2001. Gitosudarmo, Indriyo, dan I Nyoman Sudita. Manajemen Perilaku Keorganisasian, edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE, 2000. 2769