BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pendidikan formal disekolah memiliki peranan penting dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan formal di sekolah memiliki peranan penting dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan dan sikap untuk menghasilkan lulusan yang kompeten.

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan mutu kehidupan setiap individu. Pendidikan

HUBUNGAN PENGETAHUAN KARAKTERISTIK KULIT DENGAN PEMILIHAN KOSMETIK FOUNDATION

BAB 1 PENDAHULUAN. wajah,mata,bibir,hidung,dagu dan alis diyakini sebagai cerminan pribadi dan hati seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional (Undang Undang RI No. 20, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam undang undang dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia seni peran mengalami perkembangan yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. bagi siswa secara optimal, sedangkan belajar merupakan suatu proses perubahan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. SMK Negeri 1 Beringin merupakan salah satu lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang diinginkan setiap orang. Hal ini harus melakukan berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia, pemerintah. pembangunan pendidikan, karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran adalah interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dalam keindahan dan keserasian berbusana, cara komunikasi, kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap professional (Peraturan Pemerintah. No.29 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecantikan merupakan bagian terpenting dari gaya hidup wanita. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. ingin menjaga kecantikannya baik dari dalam atau pun dari luar. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. Kecantikan identik dengan penampilan diri dan merupakan aset berharga

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. wajah bulat telur, mata bulat besar, kulit mulus dan rambut yang indah, gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan bagian bagian wajah yang kurang sempurna menjadi bentuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara sempurna sesuai kodrat kemanusiaanya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab II Pasal 3 yaitu :Pendidikan nasional

yang ada kearah yang lebih cantik dan sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas ditengah tengah kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. yang bertanggung jawab terhadap penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Dunia kecantikan saat ini sangat berkembang, baik kecantikan rambut

BAB I PENDAHULUAN. menengah sesuai dengan kompetensi dalam program studi yang dipilih.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kaum wanita. Salah satu faktor pendukung berkembangnya. Dengan semakin berkembangnya dunia mode rambut yang sangat maju

BAB I PENDAHULUAN. Cantik identik dengan wanita karena semua wanita ingin cantik, Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini telah berkembang pesat, dimana

untuk memperbaiki penampilan dari kekurangan kekurangan yang ada ke arah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan bangsa Indonesia yang termuat dalam Undang-Undang Dasar salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah: 1). Menyiapkan. mampu mengembangkan diri. 3). Menyiapkan tenaga kerja menengah untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nova Kristiana,2014

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media yang ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. di dunia usaha/industri (DU/DI). Hal ini dilatarbelakangi oleh Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi, dalam

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai individu maupun sebagai warga negara. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 MANFAAT HASIL KURSUS TATA RIAS WAJAH PENGANTIN MODEREN SEBAGAI KESIAPAN MENJADI PENATA RIAS PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan di dunia Internasional dan meningkatkan pengembanga

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

yang memiliki Visi dan Misi yang berisikan ; Visi : mewujudkan SMK Negeri 8

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Setiap jenjang pendidikan formal memiliki tujuan yang berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sebagai modal bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tata boga merupakan pengetahuan di bidang boga (seni mengolah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. ada tahapan didalam proses pendidikan itu. Sekolah merupakan suatu instansi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk berbudaya, karenanya manusia selalu berupaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha untuk meningkatkan sumberdaya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dari luar siswa atau faktor dari lingkungan (Sudjana, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain. Plautus, Filsuf dari Roma mengatakan wanita tanpa kosmetik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN. masa depan bangsa terletak sepenuhnya ditangan anak didik dengan. kemampuannya mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi.

PENGARUH JENIS FOUNDATION TERHADAP HASIL TATA RIAS WAJAH PENGANTIN BARAT PADA KULIT WAJAH BERMINYAK

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan sebuah negara dapat meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. keserasian berbusana, cara komunikasi dan kecantikan wajah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia mempunyai potensi yang dapat dibina dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup yang lebih baik. Agar dapat memiliki kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Banyak perhatian khusus diarahkan kepada perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. menata rambut terkhusus pada waktu waktu tertentu, dan dengan model-model

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini menuntut

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB 1 PENDAHULUAN. jurusan tata kecantikan yang termasuk dalam mata pelajaran produktif salah satunya

dikelola oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Mengengah Kejuruan.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang berkembang Indonesia sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. depan bangsa terletak sepenuhnya pada kemampuan anak didik dalam mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. yang lain mempunyai tingkatan dan nilai yang berbeda-beda. Kecantikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara kompetitif dalam mengembangkan pembangunan suatu negara. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan sangat penting dalam proses peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa

BAB I PENDAHULUAN. kerja pada umumnya relatif rendah dikarenakan rendahnya pendidikan dan latihan. setiap tahunnya tidak dapat terserap sepenuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu pendidikan formal disekolah memiliki peranan penting dalam mencapai berbagai tujuan dalam rangka memenuhi berbagai standart kompetensi yang harus dicapai peserta didik. Setiap jenjang pendidikan formal memiliki tujuan yang berbeda-beda berdasarkan kemampuan yang akan dikembangkan, sesuai dengan ketentuan umum UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa : Jenjang Pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan menengah diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi atau siap memasuki lapangan pekerjaan. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah kejuruan (SMK) mengutamakan persiapan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional dalam bidang tertentu. Salah satu pendidikan yang termasuk dalam pendidikan formal adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Program studi Tata Kecantikan merupakan salah satu bagian dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tujuan program keahlian tata kecantikan secara umum mengacu pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan 1

2 pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Dimana didalam SMK siswa dituntut untuk mampu dan ahli bekerja dalam bidang tertentu sesuai dengan tujuan Sekolah Menengah Kejuruannya itu mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja sehingga mampu mengembangkan diri secara professional dan menghasilkan tamatan berstandart Nasional dan Internasional. Lebih lanjut Sutrisno (2008) mengemukakan bahwa SMK merupakan alternative untuk membekali siswa dengan keahlian (skill) yang diharapkan akan menjadi modal awal para lulusan SMK untuk memasuki dunia kerja. Pada Jurusan Tata Kecantikan kulit di SMK Negeri 8 Medan terdapat beberapa program bidang studi produktif. Salah satunya adalah bidang studi merias wajah sehari-hari. untuk mendapatkan hasil riasan wajah yang baik, maka siswa harus mempunyai kemampuan untuk memiliih kosmetik foundation sesuai dengan jenis dan warna kulit wajah. Didalam merias wajah sehari-hari siswa harus menguasai kosmetik rias wajah. Menurut Kusumawardhani (2008) Kosmetik Foundation merupakan salah satu kosmetik terpenting untuk menunjang kesempurnaan hasil riasan. Menurut Oktavianty (2015) Pemilihan kosmetik foundation yang baik harus sesuai dengan jenis dan warna kulit wajah, jika tidak sesuai dengan jenis kulit wajah akan dapat merusak kulit wajah, seperti pada kulit wajah berminyak diberikan kosmetik foundation yang mengandung minyak akan membuat minyak diwajah semakin berlebih dan mengakibatkan make up cepat luntur. Sangat baik bila sebelum melakukan riasan harus mempunyai pengetahuan tentang kulit wajah dalam pemilihan kosmetik foundation.

3 Rias wajah sehari-hari adalah salah satu kompetensi dasar yang terdapat dalam mata pelajaran dasar kecantikan kulit (DKK). Rias wajah sehari-hari merupakan pengenalan tahap awal teori tentang rias wajah. Rias wajah sehari-hari adalah rias wajah yang sangat ringan dan tidak menggunakan warna-warna yang mengkilap dan menyolok dan memiliki fungsi untuk mengubah (make over), kearah lebih cantik dan sempurna.untuk menghasilkan rias wajah yang sempurna hal yang utama dilakukan koreksi pada wajah (Andiyanto, 2005). Untuk itu dalam rias wajah sehari-hari pemilihan kosmetik foundation sangat menentukan hasil riasan. Hasil riasan yang alami dan natural dipengaruhi oleh warna kulit yang sama dengan warna kosmetik foundation. Berdasarkan hasil observasi bulan 5 September 2015 pada siswa kelas X Dasar Kecantikan Kulit, banyak dari siswa yang tidak menguasai bagaimana mengkoreksi warna kulit yang sama dengan warna kosmetik foundation. Terlihat dari pelaksanaan pada saat proses belajar mengajar berlangsung, penulis melihat banyak siswa tidak memahami bagaimana pemilihan kosmetik foundation yang tepat dengan warna kulit pada rias wajah sehari-hari. Siswa dalam pemilihan warna kosmetik foundation satu tingkat bahkan dua tingkat diatas warna kulit dalam rias wajah sehari-hari. Dalam kesempatan rias wajah sehari-hari membutuhkan warna kosmetik foundation yang sama dengan warna kulit (Gusnaldi, 2009). Selain kesesuaian warna kulit terhadap warna kosmetik foundation, jenis kulit dengan jenis kosmetik foundation juga mempengaruhi hasil riasan wajah. Menurut Suryawan (2006), jenis kulit yang sesuai dengan jenis kosmetik foundation sangat mempengaruhi tekstur kehalusan dalam rias wajah. Untuk itu, kesesuaian jenis kulit dengan jenis kosmetik

4 foundation perlu diperhatikan agar hasil riasan menyatu dengan kulit. Hal seperti ini yang sering terjadi dilapangan banyak riasan yang terlihat pucat dan seperti mengenakan topeng, luntur, tekstur tidak halus dan tidak rata karena pemilihan warna kosmetik foundation yang tidak tepat dengan warna kulit dan pemilihan jenis kosmetik foundation yang tidak tepat dengan jenis kulit serta hasil penggunaan kosmetik foundation atau alas bedak yang tidak merata, tidak rapi dan halus menyebabkan kosmetik foundation tidak menyatu dengan kulit. Karena itu, hasil praktek rias wajah sehari-hari kurang maksimal. Hal ini diduga karena siswa tidak memahami tentang warna kosmetik foundation yang sesuai dengan warna kulit dan jenis kosmetik foundation yang sesuai dengan jenis kulit. Pengetahuan siswa yang tidak maksimal tentu sangat mempengaruhi pemilihan kosmetik foundation yang tepat dalam rias wajah sehari-hari. Siswa yang tidak memahami kesesuaian warna kulit terhadap warna kosmetik foundation diduga karena kurang lengkapnya alat dan bahan kosmetika yang sangat menunjang dalam proses belajar mengajar berlangsung, serta siswa kurang mendapat perhatian khusus tentang materi pelajaran yang berlangsung, baik teori maupun praktek. Dari hasil pengamatan praktek pada tanggal 5 September 2015, dapat dilihat pemilihankosmetikfoundation belum memenuhi kriteria yang tepat, hal ini dapat dilihat pada gambar hasil praktek siswa.

5 Gambar 1.Hasil praktek pemilihan kosmetik foundation pada siswa. Sumber : Dokumentasi Pribadi Pada gambar diatas dapat dilihat pemilihan warna pada kosmetik foundation lebih terang dari warna kulit, dan jerawat pada kulit belum tertutupi. Hal ini dapat dikuatkan dengan hasil wawancara penulis pada guru bidang studi rias wajah sehari-hari di SMK Negeri 8 Medan, data yang diperoleh dari daftar kumpulan nilai (DKN) siswa pada kompetensi ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan di sekolah untuk kompetensi rias wajah adalah 75. Selanjutnya dari 35 jumlah siswa terdapat 14,28 % memperoleh nilai B (80) dan 85,71% yang memperoleh nilai C (75). Dari data nilai tersebut, dapat dilihat hanya beberapa siswa yang memperoleh nilai baik. Masih banyak siswa yang berada pada nilai cukup. Hasil observasi dan wawancara penulis menduga nilai siswa yang tidak mencapai nilai KKM disebabkan oleh siswa yang tidak penguasai pengetahuan karakteristik kulit, kurang teliti dalam memilih kosmetik foundation dan kelengkapan kosmetik yang masih kurang sehingga hasil yang diharapkan kurang maksimal, serta siswa kurang mendapat perhatian khusus tentang materi pelajaran yang berlangsung, baik teori maupun praktek. karena terlalu luasnya permasalahan maka penulis membatasi penelitian tentang pengetahuan karakteristik kulit dengan pemilihan kosmetik foundation.

6 Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat disimpulkan nilai praktek dasar kecantikan kulit pada rias wajah sehari-hari hanya memperoleh nilai yang dikatakan cukup (75) dan tidak terdapat siswa yang mencapai kategori nilai yang sangat baik (85) yang sesuai dengan KKM yaitu 75. Untuk melihat sejauh mana siswa memahami pengetahuan karakteristik kulit dengan pemilihan kosmetik foundation pada kesempatan sehari-hari, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan KarakteristikKulit Dengan Pemilihan Kometik Foundation Pada Mata Pelajaran Dasar Kecantikan Kulit Siswa Kelas X SMK Negeri 8 Medan Tahun Pembelajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah upaya untuk mengumpulkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi beberapa masalah penelitian yakni sebagai berikut. 1. Kosmetik foundation yang dimiliki siswa terbatas. 2. Orang Tua siswa kurang mendukung untuk melengkapi kosmetik foundation. 3. Siswabelum mampu menguasai teori tentang warna dan jenis kulitwajah dengan baik 4. Pengetahuan siswa tentang jenis-jenis kosmetik foundation masih rendah. 5. Waktu pembelajaran teori tentang pemilihan kosmetik foundation terbatas.

7 6. Siswa belum mengetahui dengan baik hubungan pengetahuan karakteristikkulit dengan pemilihan kosmetik foundationpada mata pelajaran dasar kecantikan kulit masih rendah. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah maka peneliti membatasi masalah yang dikaji, karena jika masalah tidak dibatasi maka masalah akan dibahas semakin luas. Masalah yang dikaji adalah : 1. Pengetahuan tentang karakteristik kulit (struktur, jenis dan warna kulit) pada siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan. 2. Pemilihan kosmetik foundation pada mata pelajaran dasar kecantikan kulit siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan. 3. Hubungan pengetahuan karakteristik kulit dengan pemilihan kosmetik foundation pada mata pelajaran dasar kecantikan kulit siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka permasalahan penelitian ini akan dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimana pengetahuan tentang karakteristik kulit (struktur, jenis dan warna kulit) pada siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan? 2. Bagaimana pemilihan kosmetik foundation pada mata pelajaran dasar kecantikan kulit siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan?

8 3. Bagaimana hubungan pengetahuan karakteristik kulit dengan pemilihan kosmetik foundation pada rias wajah sehari-hari siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan diatas maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengetahuan tentang struktur, jenis dan warna kulit pada siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan. 2. Untuk mengetahui pemilihan kosmetik foundation pada mata pelajaran dasar kecantikan kulit siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan. 3. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan karakteristik kulit dengan pemilihan kosmetik foundation pada mata pelajaran dasar kecantikan kulit siswa kelas X SMK Negeri 8 Medan. F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat proposal ini yang diharapkan dalam proposal ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai bahan masukan bagi sekolah SMK tentang perlunya pengetahuan tentang karakteristk kulit wajah dengan pemilihan kosmetik foundation. 2. Sebagai bahan masukan pada peneliti yang relevan dengan permasalahan pengetahuan memilih alas bedak (foundation) sesuai dengan jenis kulit wajah dalam merias wajah di sekolah. 3. Sebagai bahan bacaan di Universitas Negeri Medan (UNIMED)

9 4. Sebagai syarat menyelesaikan program Sarjana Pendidikan di Jurusan PKK Prodi Tata Rias Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.