BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap musim hujan sering terjadi gangguan pada jaringan PLN yang mengakibatkan listrik padam dikarenakan faktor teknis atau non teknis. 1. Faktor teknis seperti halnya pada faktor usia material yang sudah waktunya untuk peremajaan dan material rusak atau sudah menunjukkan indikasi terjadinya gangguan. Faktor teknis di atas dapat di cegah dengan mengganti komponen tersebut. 2. Faktor non teknis diakibatkan dari faktor alam seperti halnya pohon tumbang menimpa jaringan PLN, angin serta petir yang menyambar ke jaringan PLN. Dalam keadaan operasi, suatu sistem tenaga sering mengalami gangguan yang dapat mengakibatkan terputusnya pelayanan daya ke pelanggan. Gangguan tersebut lebih sering terjadi pada jaringan distribusi. Terjadinya gangguan disebabkan oleh peningkatan tegangan pada hantaran distribusi, yang dikenal dengan tegangan lebih, yang besar tegangan itu melampaui tingkat ketahanan isolasi dari hantaran distribusi. Dengan demikian terjadi hubung singkat antar kawat-kawat fasa ke tanah yang dapat menyebabkan PMT ( Pemutus Tegangan ) membuka. Tegangan lebih ini antara lain ditimbulkan oleh: Sambaran petir pada hantaran distribusi, baik merupakan sambaran langsung atau tidak langsung. Surja hubung
Oleh sebab itu, kebutuhan tingkat ketahanan isolasi dari suatu sistem tenaga ditentukan oleh tegangan lebih akibat sambaran petir (tegangan lebih atmosfir). Tegangan lebih ini muncul pada jaringan tegangan menengah karena sambaran petir baik langsung (jarang terjadi) maupun sambaran tidak langsung (sering terjadi), misalnya petir menyambar pohon atau benda lain yang lebih tinggi dari jaringan lain menginduksi ke jaringan yang berada di sekitar lokasi sambaran petir. Pengaman saluran distribusi menurut metode yang lama adalah merupakan pengembangan dari metode yang digunakan pada saluran transmisi. Ketentuan-ketentuan Melaksanakan Konstruksi Saluran Udara Tegangan Menengah (sesuai PUIL 2000) 1. Penghantar udara telanjang yang dipasang, direntangkan di atas tiang penyangga dengan isolator penunjang. 2. Persilangan saluran udara dengan saluran telekomunikasi dengan jarak a. Penghantar telanjang berjarak 1 meter, bersilangan 1 meter. b. Penghantar berisolasi berjajar 1 meter, bersilangan 1 meter. 3. Pemasangan saluran udara TM dengan saluran telekomunikasi harus lebih besar dari jarak 2,5 meter. 4. Pemasangan pada satu tiang saluran udara TM dengan saluran udara TR (underbuilt) pada setiap 3 tiang harus di pasang penghantar pembumian yang dihubungkan dengan penghantar netral. 5. Jarak aman saluran udara terhadap bagian yang terhubung dengan bumi adalah minimum 5cm + 2/3 x kv sistem. Contoh : 5cm + 2/3 x 24 kv = 5cm + 16cm = 21cm.
Namun jarak aman saluran pada lingkungan umum ditentukan juga oleh pemerintah daerah. 6. Jarak minimum lendutan penghantar terhadap tanah adalah 6 meter. (menurut PUIL- 2000, cukup 5 meter). 1.2 Rumusan Masalah 1. Berapa jumlah sambaran petir terhadap kontruksi jaringan SUTM feeder BSB 4 GI BSB dalam satu tahun dengan menggunakan teori perhitungan sambaran petir induksi menurut Rusch? 2. Apakah analisa gangguan petir feeder BSB 4 GI BSB dengan menggunakan teori perhitungan gangguan petir itu sama dengan kondisi data lapangan gangguan PMT? 1.3 Tujuan dan Manfaat Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk membandingkan hasil dari perhitungan secara teoritis dengan data - data yang ada di lapangan dan data yang ada di PLN Rayon Boja di tahun 2011, supaya dapat menimbang dalam menerapkan sistem keandalan jaringan tegangan menengah terhadap gangguan sambaran petir atau surja petir. Dengan banyaknya kontruksi jaringan distribusi yang ada diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi acuan ataupun pertimbangan dalam menentukan kontruksi jaringan distribusi terhadap sambaran petir atau surja petir dari segi keandalan sesuai dengan kebutuhan dengan mempertimbangkan lokasi, tempat dan daerah sekitar. Walaupun gangguan terhadap petir sulit untuk diprediksi setidaknya dengan penelitian ini dapat meminimalkan kemungkinan terjadi gangguan yang diakibatkan oleh gangguan petir
sehingga dapat mengurangi kerusakan pada peralatan atau komponen pada jaringan terutama untuk menghindari terputusnya pelayanan daya ke pelanggan yang sering terjadi pada jaringan distribusi. Dengan demikian proses dan pelayanan pelanggan dapat lebih maksimal sehingga dapat memperkecil kerugian di semua pihak. 1.4 Batasan Masalah Penelitian ini untuk mengetahui jumlah gangguan petir dalam satu tahun dengan menghitung : a. Gangguan sambaran induksi ( N i ) b. Tanpa kawat tanah c. Feeder BSB 4 GI BSB 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini berisi latar belakang, perumusan dan batasan masalah, tujuan penelitian, metodologi yang digunakan, sistematika penulisan. BAB II : SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI Bab ini berisi tentang dasar teori yang digunakan dan menjadi ilmu penunjang bagi peneliti, berkenaan dengan masalah yang ingin diteliti yang berkaitan dengan gangguan di jaringan.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang dasar teori yang digunakan dan menjadi ilmu penunjang bagi peneliti, berkenaan dengan masalah yang ingin diteliti yang berkaitan dengan gangguan kilat akibat sambaran induksi dan gangguan kilat akibat sambaran langsung. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi perhitungan gangguan sambaran induksi, gangguan sambaran langsung, gangguan total terhadap petir dengan data-data di lapangan. BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari seluruh hasil penelitian dan juga berisi saran - saran yang berhubungan dengan gangguan kilat di jaringan tegangan menengah.