BAB I PENDAHULUAN. alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, radio, televisi dan internet. Salah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pun mulai bebas mengemukakan pendapat. Salah satunya adalah kebebasan di bidang

BAB 1. Pendahuluan. Media massa adalah sebuah media yang sangat penting pada jaman ini, karena

Etika Jurnalistik dan UU Pers

KODE ETIK JURNALISTIK

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

Media Siber. Imam Wahyudi Anggota Dewan Pers

Kode Etik Jurnalistik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan pemaknaan dari berbagai kelompok akan mendapatkan perlakuan yang sama

BAB I PENDAHULUAN. media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. penting dalam peta perkembangan informasi bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menggabungkan information (informasi) dan infotainment (hiburan). Artinya

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) HUKUM DAN KODE ETIK JURNALISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. melalui media cetak tetapi juga media kominikasi elektronik. oleh masyarakat untuk mencari dan mengetahui informasi

Media dan Revolusi Mental. Nezar Patria Anggota Dewan

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata

I. PENDAHULUAN. beragam peristiwa baik yang bersifat lokal, nasional maupun internasional. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Ketika mendengar Berita Kriminal Sergap di RCTI, sekilas. dan penjelasan yang panjang sehingga membuat pendengar atau pemirsa

Penerapan Kode Etik Jurnalistik dalam Jurnalisme Online (Studi Deskriptif pada Detikcom) Wulan Widyasari, S.Sos, MA

Hukum dan Pers. Oleh Ade Armando. Seminar Nasional Mengurai Delik Pers Dalam RUU KUHP Hotel Sofyan Betawi, Kamis, 24 Agustus 2006

BAB I PENDAHULUAN. secara ideal. Namun dalam dunia globalisasi, masyarakat internasional telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat meliputi aspek sosial, politik, agama, budaya, dan moralitas

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dapat langsung tersampaikan kepada khalayak dalam waktu singkat.

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. kabar yang bersangkutan. Penyajian sebuah isi pesan dalam media (surat

BAB III PENYAJIAN DATA. tentang analisis kebijakan redaksi dalam penentuan headline (judul berita)

Etika Jurnalistik Dalam Media Komunitas

ETIKA JURNALISTIK IJTI JURNALISME POSITIF

BAB I PENDAHULUAN. Citizen Journalism atau JW (untuk selanjutnya akan disebut sebagai JW) dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis, dan mengevaluasi media massa. Pada dasarnya media literasi

Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

KODE ETIK JURNALISTIK

BAB I. Pendahuluan. Siaran pers memiliki fungsi penting bagi setiap organisasi ataupun perusahaan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, disajikan lewat bentuk, siaran, cetak, hingga ke media digital seperti website

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 32/PUU-VI/2008 Tentang Iklan Kampanye Dalam Pemilu

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 40 tahun 1999 Tentang Pers, telah ditetapkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, khususnya terhadap media massa semakin kritis dalam

BAB IV PENUTUP. peneliti menemukan makna-makna atas pelanggaran-pelanggaran kode etik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi informasi dan komunikasi, pers telah memberikan andil yang

BAB I PENDAHULUAN. menandakan proses komunikasi massa berlangsung dalam tingkat kerumitan yang relatif


Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, & Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan melalui media, baik media cetak maupun

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat

BAB I PENDAHULUAN. nilai berita (news value). Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna, atau yang

BAB I PENDAHULUAN. : Setiap orang berhak atas kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan. mengeluarkan pendapat. Serta ditegaskan dalam Pasal 28F, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perubahan ke era reformasi menjadi awal kebebesan pers karena

7. Hak Cipta Media siber wajib menghormati hak cipta sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian luhur bangsa, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha

PENULISAN BERITA TELEVISI

Oleh : Litbang Wartapala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

#! Beragam peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan penyajian dan inte

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan salah satu eksternal stakeholder perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

JURNALISME BERPERSPEKTIF GENDER DAN ETIKA JURNALISME DALAM JURNALISME ONLINE

KRIMINAL TELEVISI SKRIPSI DISUSUUN OLEH : DEVIE ANGGRAENI SETYOWATI ( )

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengeluarkan pendapatnya secara bebas. Hal ini tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan

BAB IV PENUTUP. gambaran tentang bagaimana seharusnya pewarta komunitas membuat sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian Dewasa ini, media adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

OBJEKTIVITAS BERITA FILM DOKUMENTER COWBOYS IN PARADISE DI MEDIA ON LINE KOMPAS.COM

BAB I PENDAHULUAN. fase dimana mengalami pasang surut tentang kebebasan pers. Kehidupan pers

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern saat ini, televisi dapat memberikan nilai-nilai kehidupan

KAJIAN SERTIFIKASI PADA PROFESI JURNALIS. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan informasi pada setiap detiknya. masyarakat untuk mendapatkan gambaran dari realitas sosial. 1

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas, yaitu media baru atau yang lebih dikenal dengan media online.

BAB I PENDAHULUAN. penggunanya. Dengan munculnya internet, orang-orang semakin bebas berekspresi di

BAB I PENDAHULUAN. elemen yang saling membutuhkan. Dalam menjalankan kewajibannya sebagai

BAB IV PENUTUP. baik media cetak maupun elektronik. Demikian pula hal tersebut berlaku bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

2008, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Porno

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dan penyampaian yang missal dan serentak. penyajiannya kepada pembaca masyarakat luas. Perkembangan media

Kode Etik Jurnalistik

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup yang lainnya, manusia dalam usahanya memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan semakin banyaknya media massa yang beredar di tanah air

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

WARGA. Muhammadun Sanomae 1/2/2018. Praktik Media Cetak: Piala Dunia 2014 di Brasil SEA Games 2007 di Thailand

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masuknya informasi dari luar negeri melalui media massa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jurnalistik dalam bahasa Inggris disebut Journalistics yang secara harfiah

BAB IV PENUTUP. Penelitian ini berjudul Etika Jurnalisme dalam Pemberitaan Video Mirip

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran media massa dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting, karena media massa adalah alat atau sarana yang digunakan dalam penyampaiaan pesan dari sumber (komunikator) kepada khalayak (komunikan), dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, radio, televisi dan internet. Salah satu contoh media massa yang berkembang dan populer hingga saat ini adalah internet. Penggunaan internet atau media online sebagai sarana memperoleh informasi dikalangan masyarakat umum semakin menjamur. Hal ini karena media online mampu menyajikan informasi yang lebih cepat dibandingkan media massa lainnya, sehingga informasinya senantiasa up to date (terbaru). Assosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survey terakhir terkait statistik pengguna internet di Indonesia. Survey digelar pada Juni 2016 yang menunjukkan pengguna internet di Indonesia telah mencapai 132,7 juta. Angka ini lebih tinggi dari hasil survey 2014 yang saat itu berjumlah 88 juta. Jamalul Izza, Ketua Umum APJII mengatakan, dibanding hasil survey 2014, hasil survey terkini menunjukkan penetrasi internet sudah mencapai 51,8 juta persen dari total populasi penduduk Indonesia yang mencapai 256,2 juta jiwa. 1

2 Artinya, masih ada 48,2 persen penduduk yang belum memanfaatkan internet dalam kehidupan sehari-hari (Sumber: Pengguna Internet Capai 132,7 Juta, Surat Kabar Warta Kota dalam rubrik Warta Biz, Jakarta, 25 Oktober 2016). Dengan kehadiran internet, menjadi salah satu penyebab munculnya era baru dalam dunia ilmu komunikasi. Masyarakat menjadi berperan ganda, yakni bertindak sebagai komunikator dan komunikan. Melalui internet pula, siapapun dapat dengan mudah memberikan informasi dalam bentuk tulisan, video, gambar, maupun suara. Tidak hanya itu, dalam perkembangannya internet atau media online mengalami era konvergensi media. Dari sinilah muncul jurnalisme online yang produknya berupa berita namun dalam bentuk online. Sebuah studi pun menunjukkan (Allan 2006:3 dalam kompasiana.com diakses pada 4 Desember 2016) bahwa 44% responden memilih untuk menggunakan portal berita online paling tidak sekali dalam sehari untuk mencari berita, dan 19% yang menggunakan surat kabar untuk kebutuhan sehari-hari. Sebelumnya, data lain diungkapkan Suryawati (2012:47) bahwa media cetak terutama surat kabar menurun dari semula 5,1 juta eksemplar pada 1997 menjadi 4,7 eksemplar. Bedasarkan dari data yang ada, sejauh ini portal berita online membuat sebagian masyarakat lebih senang untuk mengaksesnya, karena informasi yang dicari dapat dengan mudah ditemukan dimana dan kapan saja selama didukung oleh fasilitas teknologi internet. Salah satu contoh portal berita online yang

3 menjadi wadah khalayak dalam mendapatkan informasi dengan cepat yakni SINDOnews.com. SINDOnews.com merupakan portal berita online yang menyampaikan informasi seputar berita nasional, metropolitan, daerah, ekonomi, bisnis, internasional, olahraga, otomotif, dan teknologi. Situs berita online ini resmi berdiri pada 4 Juli 2012 di bawah manajemen PT. Medika Nusantara Dinamis dengan tagline Sumber Informasi Terpercaya. Berita yang dikemas dalam portal berita ini lebih mengarah kepada khalayak yang ingin membaca berita secara cepat, akurat, dan efisien. SINDOnews.com memiliki beberapa kanal (kolom) utama seperti Nasional, Metrosindonews, Daerah, Ekonomi, Bisnis, Internasional, Sport, Soccer, Autotekno, dan Lifestyle. Selain itu terdapat kanal multimedia berbasis teknologi yakni Sindo Photo, Sindo Video, dan Live TV Streaming. Dengan kehadiran berita online di tengah masyarakat, tidak sedikit dari mereka lupa menerapkan Kode Etik Jurnalistik yang sudah ada. Masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh instansi pers itu sendiri, baik pelanggaran yang dilakukan si wartawan maupun isi dari pemberitaannya. Padahal sudah tertera jelas pasal per pasal dalam Kode Etik Jurnalistik dan tentu saja sudah disetujui oleh banyak kalangan. Karena masih banyaknya pelanggaran yang terjadi pada berita online, tak jarang mengakibatkan kualitas berita yang diberikan tidak sesuai dengan harapan. Masyarakat yang kurang peka mungkin tidak mengetahui bahwa berita tersebut memiliki kualitas yang buruk.

4 Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, Kode Etik Jurnalistik adalah himpunan etika profesi kewartawanan. Kode Etik Jurnalistik yang merupakan pengganti dari Kode Etik Wartawan Indonesia adalah landasan hukum bagi setiap wartawan. Artinya, Kode Etik Jurnalistik adalah standar norma-norma yang harus dijadikan acuan bagi wartawan dalam berbuat, bertindak, dan berperilaku ketika menjalankan profesinya sebagai wartawan. Secara sederhana dapat dipahami seorang wartawan yang tidak memahami Kode Etik profesinya dinilai tidak mempunyai tujuan dan acuan hidup kewartawanan. Sebaliknya, seseorang yang senantiasa tunduk kepada Kode Etik yang berlaku dapat dinilai sebagai orang yang menghormati hak dan kewajiban media pers, wartawan dan konsumen media. Menurut Daulay (2016:46) wartawan yang patuh pada standar profesi, yang berusaha menghasilkan pelaporan yanng akurat dengan cara etis, pasti memperoleh kepuasan profesional. Sehingga wartawan akan memperoleh kepercayaan dari pembaca dan konsumen media. Akhirnya, secara tidak langsung hal itu dapat meningkatkan reputasi keterandalan organisasi berita mereka. Kemudian kepercayaan dari masyarakat tersebut akan berdampak pada kemajuan surat kabar, stasiun radio, dan akan mempunyai peluang sangat besar untuk sukses secara komersial. Jadi, selain dorongan moral untuk mempraktikkan jurnalisme yang beretika, juga ada pendorong ekonomi. Dengan dibentuknya Kode Etik Jurnalistik sebagai pedoman bagi wartawan, bukan berarti tidak ada lagi pelanggaran yang terjadi pada media massa khususnya pada berita online. Maka, apabila seorang jurnallis melanggar Kode Etik Jurnalistik, Dewan Kehormatan PWI merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang menetapkan kesalahan dan sanksi bagi pelaku pelanggaran Kode Etik Jurnalistik di Indonesia. Keputusan Dewan kehormatan PWI tidak dapat diganggu

5 gugat. Hukuman dapat dijatuhkan oleh Dewan Kehormatan PWI kepada pelaku pelanggaran Kode Etik Jurnalistik seperti, peringatan biasa, peringatan keras, atau skorsing dari keanggotaan PWI paling lama dua tahun. Menurut pengamatan penulis, meskipun SINDOnews.com menjadi salah satu media informasi bagi khalayak, masih saja ada wartawan di media tersebut menulis berita tidak sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik. Pelanggaran etika yang sering kali dilakukan adalah persoalan mengenai opini yang menghakimi dan asas praduga tak bersalah. Meski adanya kebebasan pers, namun wartawan dalam menerbitkan atau menyiarkan pemberitaan di media massa harus menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah sebagai bagian dari penerapan Kode Etik Jurnalistik terutama pada media online. Kode Etik Jurnalistik pasal 3 berbunyi: Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah. Berita SINDOnews.com yang terbit pada 26 Oktober 2016 dengan judul Terpergok Curi Sepatu, Andika Habis Jadi Bulan-bulanan Warga ini, memperlihatkan langsung gambar pelaku yang telah babak belur dipukuli oleh warga. Menurut pengamatan penulis, karena gambar pelaku dimuat dalam keadaan berdarah-darah tanpa diberi efek blur, maka hal ini dikategorikan sebagai berita bersifat sadis dan tergolong belum menerapkan aturan Kode Etik Jurnalistik pasal 4. Salah satu point dalam pasal 4 yang dianggap belum menerapkan Kode

6 Etik Jurnalistik yakni tidak menyiarkan berita bersifat sadis. Tidak semua pembaca dapat menerimanya, misalnya pihak keluarga pelaku akan merasakan dampak traumatis ketika melihat beritanya. Pasal 4 berbunyi: Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul. Selain itu, berita dengan judul Berontak dan Teriak, Siswi SMP Terhindar dari Pemerkosaan (http://daerah.sindonews.com/read/1159759/23/berontak-danteriak-siswi-smp-terhindar-dari-pemerkosaan 1480601042&ei=h3zetS7v&lc=id- edisi 1 Desember 2016) ini memberitakan mengenai seorang preman yang juga residivis kasus pemerkosaan, RM, diringkus polisi saat menyekap dan mencoba memerkosa seorang siswi SMP di Jawa Timur. Namun aksi perkosaan itu berhasil dihindari karena korban berontak lalu berteriak, teriakan korban didengar oleh polisi yang berjaga di pos pertokoan tersebut. Dalam usahanya memerkosa korban, pelaku mengancam dengan sebilah pisau, memukuli korban, dan menjerat mulut korban dengan tali hingga berlumuran darah. Polisi menangkap pelaku dan mengamankan seragam SMP milik korban yang berlumuran darah, seutas tali plastik, serta sebilah pisau sebagai barang bukti. Akibat perbuatannya, pelaku diancam hukuman 15 tahun penjara. Berita tersebut tidak termasuk berita bohong, fitnah maupun cabul. Tetapi berita di atas tergolong berita sadis, karena terdapat kalimat yang menggambarkan dengan sadis bagaimana cara si pelaku untuk memerkosa korbannya. Kalimat tersebut tentu tidak sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik yang ada, berita ini dapat

7 menimbulkan dampak traumatis bagi khalayak yang membacanya. Penafsiran kata sadis sendiri memiliki arti kejam dan tidak mengenal belas kasihan (http://kbbi.web.id/sadis diakses pada 5 Desember 2016). Hal ini bisa dilihat pada kutipan berikut: Dalam usahanya memerkosa korban, pelaku mengancam dengan sebilah pisau, memukuli korban, dan menjerat mulut korban dengan tali hingga berlumuran darah. Bedasarkan persoalan yang ada timbul pertanyaan, sejauh mana wartawan dalam menulis berita kriminal dapat menerapkan Kode Etik Jurnalistik pasal 3 dan 4? Maka, hal ini pula yang menjadikan salah satu alasan penulis meneliti berita online SINDOnews.com sebagai media penelitian. Agar penelitian ini lebih terfokus, penulis memilih berita kriminal pada kanal Metrosindonews periode Oktober Desember 2016. Kanal ini menyajikan berita-berita peristiwa dan kejahatan atau tindak kriminal terkini dengan ruang lingkup di Jabodetabek. Selain itu juga menyajikan pemberitaan mengenai permasalahan, kebijakan, dan politik lokal Jabodetabek. 1.2 Rumusan Masalah Melalui persoalan yang timbul di atas, maka penulis merumuskan masalah pokok yang ada, yaitu Bagaimana penerapan Kode Etik Jurnalistik pasal 3 dan 4 point c d pada berita kriminal SINDOnews.com dalam kanal Metrosindonews periode Oktober - Desember 2016?

8 Berdasarkan uraian di atas, penulis mengambil judul penelitian Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pasal 3 dan 4 Point c d pada Berita Kriminal SINDOnews.com dalam Kanal Metrosindonews Periode Oktober - Desember 2016. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui akurasi media online SINDOnews.com terkait Kode Etik Jurnalistik pasal 3 point c dan d. 2. Untuk mengetahui akurasi media online SINDOnews.com terkait Kode Etik Jurnalistik pasal 4 point c dan d. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis, berikut penjabarannya. 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Untuk pengembangan ilmu komunikasi khususnya dalam penulisan suatu berita. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan yang bermanfaat bagi pembaca dan kalangan mahasiswa di masa yang akan datang, serta dapat dijadikan referensi sebagai pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut yang terkait pasal 3 dan 4 point c d Kode Etik Jurnalistik maupun pemahaman wartawan mengenai pasal tersebut.

9 3. Peneliti juga berharap penelitian ini dapat menghubungkan relevansi antara teori dengan hasil prektek penelitian. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi jajaran redaksi media online SINDOnews.com, diharapkan penerapan Kode Etik Jurnalistik pasal 3 dan 4 point c d dapat dijadikan saran atau masukkan yang positif, sebagai pegangan atau landasan dalam proses penerapan dan juga sebagai pegangan para wartawan dalam menjalankan profesinya. 2. Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sama dengan penelitian yang telah ada. 1.5 Sistematika Penelitian Berikut penjabaran lengkap tentang sistematika penulisan penelitian yang diuraikan secara kuantitatif, yaitu: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang permasalahan, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematis penulisan yang menjabarkan secara singkat kerangka laporan penelitian yang penulis buat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan teori-teori yang mendukung penulisan laporan penelitian penulis. Beberapa teori umum yang penulis lampirkan di sini adalah Jurnalistik,

10 Jurnalistik Media Online, Jurnalis, Kode Etik Jurnalistik, Berita Kriminal, dan Kanal Berita. Dari kumpulan teori-teori yang ada, dapat penulis jadikan kategori, sehingga penulis mendapatkan kategorisasi dari penelitian dan menggambarkannya dalam kerangka pemikiran. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan metode dan desain penelitian yang digunakan oleh penulis, unit analisis, kategori dan definisi kategori, serta analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian. BAB IV PEMBAHASAN Bab ini berisikan hasil penelitian yang memuat subyek penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dan saran penelitian.