METODE 5W+1H UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS BERITA PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 S K R I P S I

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

I. PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi sehingga bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SEBAGAI KREATIVITAS MENGARANG SISWA: STUDI KASUS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BOYOLALI

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. (2005:3-4), Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk yang bersifat individu juga sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyampaikan pendapat, gagasan, atau ide yang sedang mereka. muka bumi ini harus diawali dengan bahasa.

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional siswa. Di samping itu, bahasa merupakan penunjang

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu negara, pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek keterampilan yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 11 KOTA JAMBI. Nia Budianti, Herman Budiyono, Imam Suwardi FKIP Universitas Jambi ABSTRAK

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai. hubungan yang erat satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

KENDALA DAN SOLUSI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN KTSP PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 SELOGIRI Tahun Ajaran 2009/2010

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (Listening Skill), Berbicara (Speaking Skill), Membaca (Reading Skill),

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI GEMOLONG 1 TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan sebagai alat

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK ALFA (EKSPERIMEN KUASI)

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan

Transkripsi:

METODE 5W+1H UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS BERITA PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 S K R I P S I Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun Oleh: SRI SURYATI A. 310 060 090 PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan kecerdasan, sosial, dan emosional siswa. Di samping itu, bahasa merupakan penunjang keberhasilan siswa dalam mempelajari semua mata pelajaran. Pembelajaran bahasa diharapkan mampu membantu siswa dalam mengenali dirinya sendiri, mengenali budayanya, dan membantu siswa dalam mengemukakan gagasan atau perasaannya. Bahasa merupakan media komunikasi yang paling efektif. Seseorang dapat menyampaikan keinginan, pendapat, atau isi hatinya kepada orang lain dengan menggunakan sarana bahasa. Melalui bahasa pula, seseorang dapat menerima, memahami, dan mengetahui tentang sesuatu yang disampaikan oleh orang lain melalui bahasa. Dengan demikian, bahasa sebagai sarana komunikasi memiliki berbagai fungsi. Fungsi itu antara lain sebagai penyalur sikap, perasaan, gagasan, emosi, dan penyalur informasi. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di SMP berdasarkan Kurikulum 2006 diarahkan agar siswa mampu dan terampil menggunakan bahasa Indonesia secara komunikatif. Keterampilan bahasa meliputi keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran bahasa Indonesia lebih ditekankan pada performasi berbahasa secara konkret atau berupa unjuk kerja penggunaan bahasa.

Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, maka sang penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Kemampuan menulis ini tidak akan datang secara tiba-tiba atau otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur. Menulis adalah mengkomunikasikan sesuatu melalui lambang-lambang tulisan. Dalam kegiatan menulis, ada dua permasalahan pokok, yaitu memilih atau menemukan gagasan dan memilih bahasa atau ungkapan untuk mengungkapkan gagasan itu (Sarumpaet, 2008:25) Kemampuan menulis bukanlah semata-mata milik golongan berbakat, melainkan dengan latihan yang sungguh-sungguh kemampuan itu dapat dimiliki oleh siapa saja. Akan tetapi, harus diketahui bahwa kemampuan menulis itu juga bukanlah suatu kemampuan yang sederhana, melainkan menuntut sejumlah keterampilan. Betapapun sederhananya tulisan yang dibuat, tulisan tetap dituntut memenuhi persyaratan, seperti yang dituntut bila menulis sebuah berita. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek penting, yaitu (1) keterampilan mendengar, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. Kemampuan berbahasa ini berhubungan erat dalam usaha seseorang memperoleh kemampuan berbahasa yang baik. Berbagai usaha dilakukan untuk membina dan mengembangkan

bahasa agar benar-benar memenuhi fungsinya. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah melalui program pendidikan di sekolah, khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia. Menurut Depdiknas (2003:6-7), mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan; (2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Penggunaan aspek kebahasaan dalam proses pembelajaran sering berhubungan satu sama lainnya. Menyimak dan membaca hubungannya erat satu sama lainnya dalam hal bahwa keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan menulis hubungannya erat satu sama lainnya dalam hal bahwa keduanya merupakan cara untuk mengekspresikan makna (Tarigan,1986:10). Menulis merupakan kegiatan mengekspresikan informasi yang diterima dari proses menyimak dan membaca. Jadi, semakin banyak seseorang menyimak atau membaca semakin banyak pula informasi yang

diterimanya untuk diekspresikan secara tertulis. Dalam kaitan ini, Crimmon (dalam Kurniawan, 2006:122) mengatakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis itu, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh para pembelajar yang dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Kejelasan yang dimaksud bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian dan pemilihan kata, dan struktur kalimat. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan penguasaan keterampilan menulis, diharapkan siswa dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam berbagai jenis tulisan, baik fiksi maupun nonfiksi. Asumsinya, pengungkapan tersebut merupakan peresapan, pemahaman, dan tanggapan siswa terhadap berbagai hal yang diperoleh dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, segala informasi, ilmu pengetahuan, dan berbagai kecakapan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran tidak akan hanya menjadi hafalan yang mudah dilupakan sesaat setelah siswa menjalani tes. Tujuan pembelajaran menulis belum dicapai secara maksimal oleh siswa. Menurut Trimantara (2005:1),

penyebab terhadap tidak tercapainya tujuan pembelajaran menulis meliputi 1) rendahnya tingkat penguasaan kosakata sebagai akibat rendahnya minat baca; 2) kurangnya penguasaan keterampilan mikrobahasa, seperti penggunaan tanda baca, kaidah-kaidah penulisan, diksi, penyusunan kalimat dengan struktur yang benar, sampai penyusunan paragraf; 3) kesulitan menemukan metode pembelajaran menulis yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan siswa; serta 4) ketiadaan atau keterbatasan media pembelajaran menulis yang efektif. Karena pentingnya keterampilan menulis, pengembangan pembelajaran menulis perlu ditingkatkan. Peningkatan pembelajaran menulis dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan. Purwo (1990:166-171) mengatakan kegiatan pengembangan pembelajaran menulis dapat dilakukan dengan kegiatan mengembangkan logika, melatih daya imajinasi, merangkai kata menjadi kalimat, dan merangkai kalimat menjadi paragraf. Hal itu dilakukan untuk mengaktifkan daya kreatif siswa dalam mengasah kecerdasan mareka. Tes kemampuan menulis dapat divariasikan dalam berbagai bentuk tulisan. Teknik sajian dapat berupa data verbal, gambar, tabel, teks, peta, dan bagan. Dari data-data itu siswa diminta untuk menulis sebuah karangan. Melalui kegiatan inilah kemampuan komunikatif siswa diukur secara terintegrasi (Mahmud, 2003:14). Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik, dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on line internet (Haris

Sumadirja, 2005:69). Nilai penting atau daya tarik suatu peristiwa menentukan bagaimana suatu berita ditulis. Sesuatu yang penting pada dasarnya perlu disampaikan secepat mungkin kepada pihak lain yang memandang sesuatu itu penting. Demikian pula halnya dengan berita tentang suat peristiwa. Jika suatu peristiwa penting, maka berita perlu segera ditulis dan disampaikan kepada pembaca (Ashadi Siregar, 1998: 153) Kemampuan menulis berita siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Boyolali masih rendah. Siswa belum mampu meningkatkan prestasinya di bidang menulis (mengarang), dan kalah bersaing dengan siswa dari sekolah-sekolah lain yang bukan merupakan sekolah unggulan atau SSN. Hal ini ditengarai rendahnya prestasi siswa khususnya kemampuan menulis berita dengan persentase daya serap siswa pada nilai kemampuan menulis dari mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIIIB masih rendah (rata-rata daya serap 67%). Data nilai yang peneliti peroleh dari kegiatan prapenelitian (dengan melakukan survei awal) pada bulan Nopember 2009 bahwa nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran bahasa Indonesia dari hasil penilaian guru bidang studi bahasa Indonesia pada waktu itu hanya mencapai angka 65 dengan persentase tuntas kelas sebesar 66,5%. Berdasarkan data tersebut, disimpulkan bahwa kemampuan menulis siswa kelas VIIIB belum optimal dan perlu dikembangkan melalui proses pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kemampuan menulis siswa.

Rendahnya kemampuan menulis ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor guru dan faktor siswa. Faktor dari guru, yaitu (1) bimbingan guru dalam proses pembelajaran sulit dipahami oleh siswa, (2) teknik mengajar yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang menarik dan membosankan. Faktor dari siswa, yaitu (1) siswa kurang berminat untuk mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia, (2) siswa tidak memahami hakikat berita yang sebenarnya, (3) kurangnya latihan menulis, dan (4) siswa bingung untuk memulai menulis. Faktor dari guru yang pertama yang menyebabkan siswa kurang mampu menulis berita adalah bimbingan guru dalam proses pembelajaran sulit untuk dipahami. Untuk memecahkan masalah ini, guru selayaknya mengubah metode pembelajaran yang selama ini digunakan. Apabila selama ini guru hanya menerangkan apa yang sedang diajarkan tanpa melihat dan memperhatikan kebutuhan siswa, maka untuk memperbaikinya guru perlu lebih banyak berkomunikasi dengan siswa, menanyakan hal-hal yang belum dipahami oleh siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Faktor guru yang kedua adalah teknik mengajar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran kurang menarik dan membosankan. Untuk dapat menarik perhatian siswa, maka guru perlu mengubah teknik mengajarnya. Teknik yang digunakan selama ini adalah teknik ceramah, maka guru layak pula menggunakan teknik-teknik lain yang bervariasi. Salah satu teknik yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah teknik 5W+1H; dengan 5W+1H siswa akan lebih efektif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Faktor dari siswa yang pertama adalah siswa tidak berminat mengikuti pelajaran bahasa Indonesia. Sebagian besar dari siswa beranggapan bahwa pelajaran bahasa Indonesia adalah pelajaran yang membosankan karena tanpa mengikuti pelajaran bahasa Indonesia mereka sudah dapat berbahasa Indonesia. Untuk mengubah anggapan ini maka seorang guru sudah selayaknya berupaya sungguh-sungguh memberikan pengertian kepada siswa tentang pentingnya pelajaran bahasa Indonesia dalam kehidupan mereka sehari-hari. Faktor siswa yang kedua yang menyebabkan rendahnya kemampuan menulis berita adalah siswa tidak memahami hakikat menulis berita. Mereka masih bingung membedakan antara menulis berita dengan karangan yang lain misalnya karangan eksposisi, narasi, maupun argumentasi. Untuk mengatasi hal itu guru perlu lebih memberikan banyak penjelasan kepada siswa dengan memberikan contoh-contoh karangan. Faktor siswa yang ketiga adalah siswa kurang berlatih menulis berita. Mereka menganggap pembelajaran menulis adalah pembelajaran yang sangat membosankan. Untuk itu, dalam meningkatkan kemampuan menulis, siswa sangat perlu diberi latihan. Latihan itu diberikan secara bertahap dengan teknik pembelajaran yang bervariasi. Dengan cara itu, siswa diharap akan lebih tertarik mengikuti pembelajaran menulis. Faktor siswa yang keempat yang menyebabkan rendahnya kemampuan menulis berita adalah siswa bingung untuk menulis. Mereka tidak tahu apa yang harus ditulis terlebih dahulu. Untuk mengatasi hal itu, guru mutlak perlu

membantu siswa dalam memberikan penjelasan dari hal-hal yang sederhana atau yang paling mudah ke hal-hal yang komplek atau yang sulit sehingga siswa tidak merasa bingung atau tidak kesulitan lagi. Salah satu upaya untuk menyelesaian kesulitan-kesulitan yang masih dialami oleh para siswa sekolah dan untuk meningkatkan kemampuan menulis berita, secara rasional dibutuhkan metode yang efektif dan efisien yang memiliki pola pikir baru yang diharapkan dapat mengatasi problem yang selama ini terjadi. Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang akan dipelajarinya, bukan mengetahui -nya. Siswa diajak untuk berperan aktif dengan mengalami sendiri materi yang diberikan olah guru, sehingga siswa akan lebih memahami meteri yang dipelajarinya sesuai dengan tingkat pemikirannya. Pembelajaran yang berorentasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Untuk itu diperlukan sebuah strategi pembelajaran yang baru yang lebih memberdayakan siswa. Strategi pembelajaran itu adalah 5W+1H. Pembelajaran 5W+1H (What, Who, When, Where, Why + How) adalah konsep belajar yang membantu siswa untuk mengetahui dengan tepat apa yang hendak disampaikan atau disiarkan dalam bentuk menulis berita.

Dengan pendekatan itu, materi pembelajaran menulis dikaitkan dengan keadaan, situasi yang sering dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cara itu, siswa diharapkan lebih mudah menuangkan ide-idenya berdasarkan hal-hal yang konkret yang mereka alami. Proses dan hasil menulis para siswa, dapat ditingkatkan dengan menerapkan strategi yang mendukung penerapan pendekatan tersebut sehingga memberikan lingkungan untuk berpikir logis dan kritis. Kondisi ini diharapkan relevan dengan kondisi siswa pada era pasar global ini. Dengan penggunaan metode 5W+1H diharapkan dapat menarik, memotivasi, dan mengenalkan serta menunjukkan kepada siswa menulis berita dapat mudah sehingga pada akhirnya kemampuan menulis berita siswa kelas VIIIB SMP Negeri 3 Boyolali akan meningkat atau lebih baik. B. Identifikasi Masalah Atas dasar uraian pada latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut. 1. Kemampuan menulis berita siswa kelas VIIIB di SMP Negeri 3 Boyolali masih rendah. Hal ini disebabkan bimbingan guru dalam proses pembelajaran sulit untuk dipahami. 2. Bimbingan guru dalam proses pembelajaran sulit dipahami siswa, karena teknik mengajar yang digunakan guru kurang menarik dan membosankan. 3. Siswa kurang berminat untuk mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia, disebabkan siswa tidak memahami hakikat berita yang sebenarnya, kurangnya latihan menulis, dan siswa bingung untuk memulai menulis.

C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, maka masalah yang muncul sangatlah komplek sehingga perlu dibatasi. Pembatasan masalah ini dimaksudkan untuk memberikan batasan pada permasalahan tentang kemampuan menulis berita siswa kelas VIIIB yang masih rendah. Model pembelajaran dengan menggunakan metode 5W+1H. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, dapat disajikan rumusan masalah dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kemampuan menulis berita siswa kelas VIIIB SMP Negeri 3 Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun 2009/2010? 2. Bagaimana penerapan metode 5W+1H dalam meningkatkan kemampuan menulis berita siswa kelas VIIIB SMP Negeri 3 Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun 2009/2010? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan kemampuan menulis berita siswa kelas VIIIB SMP Negeri 3 Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun 2009/2010. 2. Memaparkan penerapan metode 5W+1H dalam meningkatkan kemampuan menulis berita siswa kelas VIIIB SMP Negeri 3 Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun 2009/2010.

F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut. 1. Bagi Guru Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang cara mengupayakan peningkatan kompetensi menulis berita dengan metode 5W+1H. Di samping itu, juga memberikan informasi berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari upaya peningkatan tersebut. 2. Bagi Sekolah Penelitian ini akan bermanfaat sebagai acuan yang dapat dipertimbangkan di lingkungan SMP Negeri 3 Boyolali.