BAB I PENDAHULUAN. membangkitkan keinginan untuk mulai menangkal berbagai krisis yang terjadi di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam berbahasa. Terdapat empat keterampilan berbahasa yaitu membaca,

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya Kurikulum 2013 sebagai pengembangan berbagai kompetensi

BAB 1 PENDAHULUAN. sekali bagi kita semua untuk mempelajarinya. Setiap orang sering berbahasa, baik

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam berbahasa. Terdapat empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tentu diperlukan demi pembinaan manusia (siswa) yang cerdas, jujur, berdisiplin,

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bahasa dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai alat komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)

BAB I PENDAHULUAN. buruk pula perilakunya. Belajar berbahasa dengan baik dan benar sama halnya

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, seseorang perlu mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Kriteria untuk mengetahui apakah kegiatan belajar mengajar itu berhasil atau

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul. pentingnya proses pembelajaran dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pengertian yang diutarakan oleh Chaer (2008:32), bahwasanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengandung pikiran atau perasaan. Di dalam kegiatan komunikasi ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam hal apapun termasuk dalam dunia

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi ini disebut dengan bahasa. Bahasa memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan membaca yang tinggi agar dapat mengikuti laju perkembangan ilmu. dapat membuka pintu gerbang ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis ini tidak semua orang menyukai, apalagi menguasai

BAB I PENDAHULUAN. memahami dengan benar apa yang mereka baca. Salah satu kegiatan membaca adalah membaca pemahaman.

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan

BAB I PENDAHULUAN. garis besar kegiatan belajar-mengajar dikatakan berhasil dan sukses dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

sangat berpengaruh pada kemahiran berbahasa yang lain, yaitu mahir menyimak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

I. PENDAHULUAN. analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Fersil Viali, 2016 Penerapan Metode Copy The Master dalam Pembelajaran Menulis Petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diberlakukannya Kurikulum 2013 sebagai pengembangan berbagai kompetensi tentu diperlukan demi pembinaan manusia (siswa) yang cerdas, jujur, disiplin, dan berakhlak mulia, termasuk kompetensi membaca. Kenyataan yang sekarang terjadi bahwa bangsa Indonesia sedang mengalami berbagai krisis, termasuk krisis dalam dunia pendidikan. Dengan demikian, semoga saja hadirnya Kurikulum Nasional yang mengacu pada Kurikulum 2013 ini bisa membangkitkan keinginan untuk mulai menangkal berbagai krisis yang terjadi di dalam dunia pendidikan tersebut. Pada hakikatnya belajar adalah kodrat bagi manusia selama hidup di dunia. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia, ada empat keterampilan berbahasa yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Iqro yang artinya bacalah (QS Al-alaq:1). Sudah jelas agama pun memerintahkan kita semua kaum untuk belajar salah satunya adalah membaca. Tarigan (2008: 7), mengatakan Membaca adalah suatu proses yang biasa dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media katakata atau bahasa tulis. Dengan membaca kita akan mendapatkan berbagai informasi yang disampaikan penulis melalui media kata-kata. Maka dengan kegiatan membaca, kita akan mendapat dan memahami pesan secara langsung dari sang penulis. 1

2 Membaca merupakan proses memperoleh informasi melalui tulisan. Dengan membaca, seseorang akan menambah wawasannya. Pesan yang disampaikan penulis akan menjadi pertimbangan bagi pembaca karena dalam wacana tersebut terdapat informasi yang merangsang pembaca. Semakin sering membaca, seseorang akan semakin berpengetahuan. Hal senada juga dijelaskan Tarigan (2008:1), bahwa keterampilan berbahasa terbagi menjadi empat komponen yaitu, menyimak (listening skills), berbicara (speaking skills), membaca (reading skills), dan menulis (writing skills). Tarigan (2008:1) menjelaskan mengenai hubungan antara keempat aspek tersebut sebagai berikut. Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur, mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita peajari sebelum kita masuk sekolah. Keempat keterampilan tersebut merupakan suatu kesatuan, merupakan catur warga. Berdasarkan empat keterampilan berbahasa yang telah disebutkan, membaca merupakan salah satunya. Menurut Pearson yang dikutip dari situs (http://visiun-iversal.blogspot.com/2014/02/cara-meningkatkan-keterampilanmembaca.html), kemampuan membaca seseorang dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan luar diri seseorang. Faktor dalam diri meliputi: kompetensi linguistik, minat, motivasi, dan kemampuan membaca. Sedangkan faktor dari luar diri siswa yaitu: unsur dari bacaan itu sendiri yang berupa pesan yang tertulis dan faktor-

3 faktor di lingkungan membaca. Peranan guru dalam proses pembelajaran sangatlah penting untuk menumbuhkan minat dan motivasi siswa dalam membaca. Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator sepatutnya memotivasi siswa untuk gemar membaca. Sehubungan dengan membaca dalam kurikulum 2013, terdapat materi tentang mengidentifikasi teks eksposisi. Pada materi ini siswa dituntut untuk dapat mengklasifikasikan tentang unsur-unsur teks tersebut. Banyak hal yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam membaca. Aziz, dkk. (2012) dalam laman web yang diakses pada 1 Juni 2016 dari: http://jalboeghiz.blogspot.com/2012/12/problematika-dalam-pembelajaran.html menyatakan, motivasi siswa dalam membaca masih kurang, kemampuan siswa memahami wacana sangatlah rendah. Siswa masih kurang mampu menentukan informasi global, informasi selektif dan informasi rinci yang terdapat dalam wacana dan memaknai kosa kata dalam kalimat meskipun telah mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan alokasi waktu yang maksimal. Kusnadi (2013) dari laman web yang diakses pada tanggal 1 Juni 2016 dari: http://burahkencana.blogspot.com/2013/11/problematika-minat-baca-anakdidik-pada.html menyatakan, Hal yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan membaca siswa di sekolah antara lain, terbatasnya sarana dan prasarana seperti ketersediaan perpustakaan dan buku-buku bacaan yang kurang bervariasi. Situasi pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga belum bisa memotivasi siswa untuk mempelajari buku-buku tertentu diluar buku paket. Kurangnya metode, teknik dan model dari guru bagi siswa dalam hal membaca, beberapa guru belum menjadikan membaca sebagai kebutuhan pendidikan yang utama dan pertama. Siswa lebih sering melihat gurunya bersantai, bersenda gurau pada saat waktu luang. Se-hingga siswa tidakmemiliki tauladan dari guru dalam hal gemar membaca. Kurangnya kegiatankegiatan yang merangsang siswa untuk melakukan aktivitas me-mbaca

4 juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan membaca pada siswa. Dalam pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa, kesulitan membaca siswa dapat diakibatkan karena minimnya pemahaman siswa terhadap apa yang dibaca. Minimnya pemahaman inilah yang mengakibatkan kesulitan dan kegagalan dalam kegiatan meembaca siswa. Dalam pendidikan bahasa Indonesia, pendidikan semestinya menitikberatkan pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berkaitan dengan penjelasan tersebut, pada kegiatan membaca, siswa dituntut untuk mampu memahami suatu bacaan yang telah dibacanya. Tarigan (2008: 121) mengatakan, bahwa salah satu syarat bagi setiap pembaca yang baik adalah memahami benar-benar apa yang dibacanya. Oleh karena itu, membaca memiliki peranan yang sangat penting dalam pencapaian hasil belajar siswa. Agar dapat memahami dengan baik apa yang dibacanya, kegiatan membaca ini menuntut perhatian atau konsentrasi dan suatu keterampilan yang erat sekali berhubungan dengan maksud. Hal ini menuntut pengetahuan mengenai kata-kata dan keresponsifan terhadap organisasi bagian sebagai suatu keseluruhan. Sekaitan dengan keterampilan membaca, salah satu KD tercantum dalam kurikulum 2013, kompetensi yang harus dicapai oleh siswa salah satunya adalah keterampilan mengidentifikasi teks eksposisi. Berkaitan dengan hal tersebut, pernyataan pendapat (tesis) merupakan salah satu unsur pembentuk teks eksposisi, karena dari tesis yang disampaikan terdapat informasi yang disampaikan pada teks eksposisi.

5 Menurut Hidayati (2011: 72), tesis disusun hendaknya bersandar pada sesuatu hal yang membuat kita tertarik ke dalam pokok permasalahan. Permasalahan lain yang muncul adalah metode yang dipakai guru dalam penyampaian materi pun masih dalam proses penyesuaian dengan kurikulum 2013. Hal tersebut tentu saja membuat proses belajar yang dilakukan guru dengan siswa belum maksimal, untuk itu perlu dilakukan penelitian terkait dengan penerapan metode dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Mengidentifikasi Struktur Teks Eksposisi dalam Kaitannya Dengan Tuntutan Pernyataan Pendapat (Tesis) dengan Menggunakan Metode Inkuiri pada Siswa Kelas VII SMPN 3 Pagaden Subang. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini yang menyebabkan keterampilan mengidentifikasi struktur teks eksposisi dalam kaitannya dengan tuntutan tesis masih rendah, yaitu: a. rendahnya kemampuan membaca siswa, karena terbatasnya sarana dan prasarana seperti ketersediaan perpustakaan dan buku-buku bacaan yang kurang bervariasi; b. minimnya pemahaman siswa terhadap apa yang dibaca; c. model pembelajaran yang kurang menarik menyebabkan kurangnya minat siswa dalam membaca.

6 1.3 Perumusan Masalah dan Batasan Masalah 1.3.1 Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin dicari jawabannya. Perumusan masalah dijadikan penuntun bagi langkah-langkah yang akan dilakukan penulis dalam penelitian ini. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut. a. Apakah penulis mampu melaksanakan pembelajaran mengidentifikasi struktur teks eksposisi dalam kaitannya dengan tuntutan tesis melalui metode inkuiri pada siswa kelas VII SMPN 3 Pagaden Subang? b. Apakah siswa kelas VII SMPN Pagaden Subang mampu melakukan pembelajaran mengidentifikasi struktur teks eksposisi dalam kaitannya dengan tuntutan tesis melalui metode inkuiri metode inkuiri? c. Seberapa efektif metode inkuiri diterapkan dalam pembelajaran mengidentifikasi struktur teks eksposisi dalam kaitanya dengan tuntutan tesis pada siswa kelas VII SMPN 3 Pagaden Subang? 1.3.2 Batasan Masalah Batasan masalah diperlukan agar penelitian tidak terlalu luas dan hasil yang diperoleh menjadi lebih terarah. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis membuat batasan masalah sebagai berikut. a. Kemampuan penulis yang diteliti terbatas pada merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan pembelajaran mengidentifikasi struktur teks eksposisi

7 dalam kaitan-nya dengan tuntutan tesis melalui metode inkuiri pada siswa kelas VII SMPN 3 Pagaden Subang. b. Kemampuan siswa kelas VII SMPN 3 Pagaden Subang yang diteliti terbatas pada kemampuan mengidentifikasi unsur struktur teks eksposisi dalam kaitannya dengan tuntutan tesis dengan tepat. c. Keefektifan metode inkuiri dalam pembelajaran mengidentifikasi struktur teks eksposisi pada siswa kelas VII SMPN 3 Pagaden Subang terbatas pada ada tidaknya peningkatan siswa dari pretest ke postest. 1.4 Tujuan Penelitian Setiap kegiatan mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan penelitian merupakan rumusan dari tujuan yang akan dicapai dalam penelitian. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini akan diuraikan dalam penjelasan sebagai berikut: a. untuk mengetahui keberhasilan penulis dalam melaksanakan pembelajaran mengidentifikasi struktur teks eksposisi dalam kaitannya dengan tuntutan tesis melalui metode inkuiri pada siswa kelas VII SMPN 3 Pagaden Subang; b. untuk mengetahui kemampuan siswa kelas VII SMPN 3 Pagaden Subang dalam mengidentifikasi struktur teks eksposisi dalam kaitannya dengan tuntutan tesis melalui metode inkuir; c. untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran mengidentifikasi struktur teks eksposisi dalam kaitannya dengan tuntutan tesis melalui metode inkuiri pada siswa kelas VII SMPN 3 Pagaden Subang.

8 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran kepada berbagai pihak terkait. Adapun manfaat yang diharapkan bisa diperoleh sebagai berikut. a. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan serta keterampilan penulis di dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran mengidentifikasi struktur teks eksposisi dalam kaitannya dengan tuntutan tesis melalui metode inkuiri. b. Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam memilih metode pembelajaran bahasa Indonesia, terutama dalam pembelajaran mengidentifikasi struktur teks eksposisi dalam kaitannya dengan tuntutan tesis melalui metode inkuiri c. Bagi Penulis Lain Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar dan rujukan teori penelitian selanjutnya yang akan dilakukan oleh peneliti berikutnya yang berpedoman pada peneliti ini. 1.6 Definisi Operasional Definisi operasional perlu dijabarkan untuk menghindarkan kekeliruan dalam menafsirkan judul dan masalah penelitian. Definisi Operasional adalah mengungkapkan suatu makna tertentu, dengan maksud untuk memperoleh, mengetahui,

9 dan memperinci suatu hal agar lebih memahami mengenai sifat-sifat yang didefinisikan. Memahami pengertian dari judul penelitian ini, penulis akan menjelaskan pengertian istilah yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut. a. Pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang di dalamnya terjadi interaksi antara siswa dengan guru dalam rangka mencapai tujuan belajar. b. Mengidentifikasi adalah suatu proses menemukan sesuatu dalam sebuah objek atau menemukan suatu jenis yang terdapat dalam tulisan dengan cara mengamati, mencerna, mengereti, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan. c. Teks eksposisi adalah teks yang bertujuan untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. d. Pernyataan pendapat (Tesis) adalah pernyataan yang terdapat diawal paragraf teks eksposisi sebagai bagian yang menyatakan gambaran umum suatu teks yang bersifat informatis serta menyertakan fakta-fakta sebagai upaya untuk menjelaskan tentang informasi yang hendak disampaikan. e. Metode Inquiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Penerapan strategi ini merupakan upaya untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Pembelajaran mengidentifikasi struktur teks eksposisi dalam kaitannya

10 dengan tuntutan tesis melalui metode Inkuiri adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar untuk mengetahui kemampuan keterampilan membaca dalam mengidentifikasi struktur dalam kaitannya dengan tesis dalam teks eksposisi dilakukan dengan konsentrasi yang tinggi, daya membaca yang baik, agar semua isi informasi dapat ditangkap. Pembelajaran ini lebih mengedepankan kepada aktifitas dan berfikir siswa. 1.7 Struktur Organisasi Struktur organisasi skripsi merupakan gambaran keseluruhan isi skripsi. Berikut ini akan dijelaskan struktur organisasi skripsi, sebagai berikut. a. Bab I Pendahulauan Bagian pendahuluan membahas mengenai latar belakang melakukan penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran atau diagram/skema paradigm penelitian yang di dalamnya juga terdapat asumsi juga hipotesis penelitian, definisi operasional, dan struktur organisasi skripsi. b. Bab II Kajian Teoritis Bagian kajian teoritis membahas mengenai kajian teori yang mencakup variabel penelitian yang diteliti, dan analisis pengembangan materi pelajaran yang akan diteliti meliputi keluasan dan kedalaman materi, karakteristik materi, bahan dan media, strategi pembelajaran, dan sistem evaluasi. c. Bab III Metode Penelitian

11 Bagian metode penelitian membahas mengenai metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan rancangan analisis data. d. Bab IV Hasil Penelitian Bagian ini membahas mengenai deskripsi hasil dan temuan penelitian. Pembahasan penelitian membahas mengenai hasil dan temuan penelitian yang hasilnya sudah disajikan pada bagian kajian teori sesuai dengan teori yang sudah dikemukakan di Bab II. e. Bab V Simpulan dan Saran Bagian ini membahas mengenai simpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran terhadap penelitian tersebut.